Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

BISNIS PARIWISATA
ANALISIS OBYEK WISATA JATILUWIH, TABANAN, BALI

Oleh :
NAMA : Ni Komang Dwi Mirandani
NIM : 1602622010638

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018/2019
A. Pendahuluan
Subak Jatiluwih adalah salah satu subak yang terletak di Desa Jatiluwih Kecamatan Penebel
Kabupaten Tabanan. Subak Jatiluwih terkenal dengan keindahan panorama alam pegunungan
dan pemandangan persawahan yang indah. Selain itu kondisi alam di Subak Jatiluwih yang
masih asri dan alami karena jauh dari polusi udara serta kondisi udara yang sangat sejuk sangat
cocok untuk pengembangan wisata alam. Air pegunungan dan mata air yang ada digunakan
untuk sumber air minum dan sumber air pertanian. Selain itu, cara pengolahan lahan pertanian
yang masih tradisonal yakni menggunakan sapi atau kerbau untuk membajak sawah serta alat
bajak tradisional menarik para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk
datang berkunjung.

Konon ceritanya nama JATILUWIH berasal dari kata JATON dan LUWIH. "JATON" artinya
adalah Jimat, sedangkan "LUWIH" berarti bagus, dari arti kata tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Jatiluwih mempunyai arti adalah sebuah desa yang mempunyai Jimat yang benar-benar
bagus/ampuh atau berwasiat. Dari sumber lain diceritakan bahwa konon di tengah Desa ada
sebuah kuburan binatang purba yakni seekor burung Jatayu. Dari kata Jatayu ini lama kelamaan
mengalami perubahan bunyi menjadi JATON AYU yang berarti Luwih atau Bagus. Jadi JATON
AYU sama dengan Jatiluwih. Demikianlah pada akhirnya kata Jatiluwih sejak dulu ditetapkan
menjadi nama Desa dan sampai hari ini belum pernah mengalami perubahan.

Dari segi geografis, Jatiluwih memiliki luas wilayah sekitar 33,22 km2, dengan ketinggian
kurang lebih 1,059 meter atau 3,476 kaki diatas permukaan laut. Jatiluwih memiliki iklim tropis
pada hampir sepanjang sebagian besar bulan dalam setahun, terdapat curah hujan signifikan di
daerah ini, suhu tahunan adalah rata-rata 19.0° C.

Selain itu, pada saat ini di dalam masyarakat Jatiluwih juga telah terbentuk kelompok-kelompok
tani yang kemudian akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti kelompok tani ikan,
kelompok ternak, dll. Organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan
(irigasi) sawah yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Jatiluwih dan di pulau Bali pada
umumnya disebut dengan istilah Subak.

Desa Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) sejak 29
Juni 2012 karena mempunyai keunikan dan ciri khas pada sistem pertaniannya yaitu dengan
menggunakan konsep filosofi Tri Hita Karana (filosofi tentang keseimbangan antara manusia
dengan sesamanya, manusia dengan alam, serta manusia dengan Sang Pencipta).

Jatiluwih termasuk didalam kawasan Lanskap Subak dari Catur Angga Batukaru yang
merupakan salah satu dari 5 kawasan di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan
budaya dunia. Secara sosio-kultural manajemen organisasi subak Desa Jatiluwih adalah
berdasarkan prinsip dari filsafat Tri Hita Karana yang bertujuan agar tercapai dan terbinanya
keselarasan dan keharmonisan antara warga subak dengan sesamanya, warga subak dengan
lingkungan/alam, dan warga subak dengan Sang Pencipta/Tuhan sebagai unsur parahyangan.

Daya tarik utama objek wisata di Desa Jatiluwih ialah pemandangan alamnya. Alamnya masih
sangat asri begitu pula objek wisata alamnya yang mampu menyihir bagi siapapun yang
berkunjung. Berikut objek wisata yang terdapat di Desa Jatiluwih.
1. Sawah Terasering Jatiluwih
Wilayah geografisnya merupakan areal persawahan dengan luas area hingga 53.000 hektar.
Areal persawahan terasering di Jatiluwih bahkan ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan
budaya dunia. Lokasi sawah terasering Jatiluwih berada di atas ketinggian 700 meter di atas
permukaan air laut dan dekat dengan Gunung Batu Karu.
2. Air Terjun Yeh Ho
Air terjun Yeh Ho terletak di Jalan Batu Lueih Kanan, Banjar Gunung Sari Umah Kayu,
Desa Jatiluwih Tabanan, Penebel, Tabanan Bali. Untuk mencapai lokasi, kita akan melalui
jalan setapak dan beriliku sehingga cukup ekstrim. Tetapi, ketika sampai di air terjun, kita tak
akan kecewa sebab pemandangan yang ditawarkan sangat indah dan alami.
3. PuraTaksu Agung
Ada pura di Jatiluwih yang paling menarik banyak perhatian dan banyak dikunjungi yaitu
Pura Taksu Agung. Sebab di pura ini digunakan sebagai tempat untuk memohon taksu atau
charisma dan kewibawaan kepada Ida Betara.

Kendala pengembangan obyek wisata di Jatiluwih umumnya dikarenakan ketidakjelasan


keterlibatan stakeholder, keterbatasan pengetahuan dalam mengelola sumber daya, keterbatasan
akses, kendala air dan saluran irigasi, kendala parkir, kendala pencemaran dari peternakan ayam,
kendala longsor dan sarana tranportasi ke Jatiluwih juga berimplikasi pada keberlangsungan dan
pengembangan potensi ekowisata di Jatiluwih.

B. Analisis SWOT Obyek Wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali


Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan alat (tool) yang dapat dipakai untuk menganalisis
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi kebijakan yang akan digunakan.
Analisis SWOT didasarkan pada logika untuk memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan
ancaman (Threats).
1. Kekuatan (Strenghts)
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kekuatan dari suatu obyek wisata
pada saat ini. Adapun kekuatan (strengths) dari obyek wisata Jatiluwih, antara lain :
a. Adanya awig-awig yang berwawasan limgkungan.
b. Memiliki lahan persawahan bertingkat yang indah.
c. Memiliki sumber mata air alami dan air terjun.
d. Memiliki varietas beras merah unggulan yang sudah terkenal.
e. Sudah memiliki lembaga pengelola.
f. Terdapat jalur trecking dan cycling yang cukup memadai.
g. Aktifitas anggota subak yang sarat akan budaya dan berwawasan lingkungan.
2. Kelemahan (Weaknesses)
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kelemahan dari suatu obyek wisata
pada saat ini. Weaknesses merupakan cara untuk menganalisis kelemahan yang ada pada
sebuah obyek wisata. Yang mana kelemahan tersebut dapat menjadi kendala yang serius
dalam kemajuan suatu pariwisata. Adapun kelemahan (weaknesses) dari obyek wisata
Jatiluwih, antara lain :
a. Kerusakan saluran irigasi dan berkurangnya debit sumber air menyebabkan lahan
persawahan rentan mengalami kekeringan.
b. Topografi wilayah dengan tingkat kemiringan yang cukup tinggi dan kondisi curah hujan
yang tinggi berpotensi menyebabkan longsor.
c. Minimnya kualitas SDM terutama dalam penguasaan bahasa asing.
d. Kurangnya fasilitas penunjang pariwisata seperti parkir dan toilet umum.
e. Pengelolaan potensi subak belum maksimal (kebanyakan wisatawan hanya melihat
pemandangan sawah dari pinggir jalan utama)
f. Kondisi jalan menuju Subak Jatiluwih yang kurang mamdai.
g. Konflik penggunaan air baik antar sesama anggota subak, dengan pemerintah dan swasta.
3. Peluang (Opportunities)
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran peluang yang ada dari sisi luar obyek
wisata dan gambaran tersebut dapat memberikan peluang berkembangnya suatu obyek wisata
dimasa depan. Opportunity merupakan analisis yang digunakan untuk mencari peluang
ataupun terobosan yang memungkinkan suatu obyek wisata untuk bisa berkembang. Baik
dimasa kini ataupun masa yang akan datang. Adapun peluang (opportunities) dari obyek
wisata Jatiluwih, antara lain :
a. Status Subak Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia dari UNESCO.
b. Perubahan paradigma terhadap kegiatan wisata berbasis lingkungan yang cenderung
meningkat.
c. Merupakan pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan budaya.
d. Kebijakan pemerintah pusat untuk swasembada pangan.
e. Perubahan paradigma terhadap bahan makanan organik terutama beras dan beras merah
yang cenderung meningkat.
f. Banyak sumber dana yang secara tidak langsung mengarah pada pengembangan
kepariwisataan seperti perbaikan lingkungan.
g. Harga paket ekowisata yang ditawarkan berpeluang terus meningkat karena berhubungan
dengan kepuasan wisatawan dan kelengkapan fasilitas penunjang.
4. Ancaman (Threats)
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran ancaman dari suatu obyek wisata.
Theart merupakan cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu
perusahaan ataupun organisasi dalam menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan. Yang mana ancaman tersebut dapat menyebabkan kemunduran suatu
obyek wisata. Jika tidak segera di atasi, maka ancaman tersebut akan menjadi penghalang
bagi pariwisata yang dijalankan. Adapun ancaman (threats) dari obyek wisata Jatiluwih,
antara lain :
1. Adanya persaingan antar daerah tujuan wisata yang memiliki kesamaan potensi.
2. Perubahan dan ketidakpastian musim yang dapat menyebabkan kekeringan dan musim
hujan berkepanjangan.
3. Banyaknya peternakan ayam di sekitar subak yang dapat menyebabkan pencemaran.
4. Meningkatnya kunjungan wisatawan akan meningkatkan alih fungsi lahan.
5. Kebijakan pemerintah yang belum jelas.
6. Minimnya pendapatan petani dari mengelola sawah.
7. Serangan hama seperti wereng dan tikus yang dapat merusak tanaman padi.

C. Program Pengembangan Obyek Wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali


1. Memaksimalkan kinerja lembaga pengelola dan menjalin kerjasama dengan instansi atau
stakeholder terkait. Program-program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Audit kinerja badan pengelola dan manajemen operasional
b. Pengawasan penggunaan anggaran.
c. Pemberian pelatihan kepada manajemen operasional badan pengelola.
2. Meningkatkan partisipasi anggota subak dalam pengawasan pelaksanaan awig-awig dan
peraturan perundang undangan. Program-program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Pengawasan pelaksanaan awig-awig dan peraturan perundang undangan.
b. Evaluasi pelaksanaan awig-awig dan peraturan perundang undangan
3. Memperkenalkan keunikan potensi alam Subak Jatiluwih dan beras merah. Program-program
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Promosi keunikan potensi ekowisata di Subak Jatiluwih.
b. Penyelenggaraan Festival Subak. Event merupakan salah satu jenis dan bentuk promosi.
Salah satu bentuk event yang dapat dilakukan untuk mempromosikan keunikan
c. Pembuatan website Subak Jatiluwih.
4. Memperkuat awig-awig tentang pengelolaan lingkungan atau perda RT/RW. Program-
program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Pengkajian awig-awig yang sudah ada disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini
terutama penguatan lingkungan dan masyarakat lokal.
b. Pengolahan awig-awig ke dalam bahasa Indonesia.
c. Sinkronisasi awig-awig subak dan awig-awig Desa Adat.
5. Pemberdayaan anggota subak dalam pengelolaan potensi. Program-program yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Pelatihan Pemandu Wisata (guide) bagi anggota subak dan pelibatan anggota subak
sebagai pemandu wisata.
b. Pembentukan Pokdarling. Pokdarling atau Kelompok Sadar Lingkungan adalah
kelompok anggota masyarakat yang memiliki kepedulian dan tangggung jawab sebagai
motor penggerak dalam mendukung kelestarian lingkungan
c. Pemberian bantuan modal bagi anggota subak
6. Pengendalian dan penanggulangan hama secara terpadu. Program-program yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Penanggulangan hama secara alami atau biologis. Penanggulangan hama secara alami
atau biologis dapat dilakukan memanfaatkan mahluk hidup (biofektor) untuk
mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
b. Penggunaan varietas tahan hama
c. Pengurangan penggunaan pestisida dan insektisida
d. Penyelenggaraan upacara Nangluk Mrana danNgaben Tikus.
7. Peningkatan kualitas lingkungan, sarana prasana pertanian, saluran irigasi dan fasilitas
penunjang pariwisata. Program-program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Perbaikan saluran irigasi
b. Penambahan fasilitas penunjang pariwisata seperti parkir dan toliet umum
8. Peningkatan ketrampilan dan kualitas SDM. Program-program yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
a. Pelatihan Kewirausahaan
b. Pelatihan produk olahan beras merah
9. Menjalin kerjasama antara pengusaha peternakan ayam dan anggota subak. Program-program
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Pemanfaatan limbah kotoran ayam
b. Penggunaan jerami dan sekam sebagai bahan pakan alternatif
c. Pemanfaatan sekam padi untuk peternakan ayam.
Dari hasil pembahasan dan simpulan dari strategi pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak
Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan terdapat beberapa saran yang dapat
membantu merealisasikan strategi dan program yang telah dirumuskan sebagi berikut :

1. Saran Bagi Pemerintah


- Mengkaji ulang besaran prosentase pembagian hasil retribusi, agar memberikan porsi
yang lebih besar terhadap subak, anggota subak dan masyarakat setempat.
- Pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih membutuhkan kelengkapan sarana
dan prasana penunjang seperti perbaikan kondisi jalan, selokan, saluran irigasi, parkir
dan toliet.
- Memberikan insentif danpenghapusan pajak bumi dan bangunan pada petani pemilik
sawah yang masih bertani.
- Melakukan sosialisasi peraturan tentang tata ruang dan jalur hijau.
2. Saran Bagi Badan Pengelola dan Manajemen Operasional
- Pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih hendaknya mengurangi tenaga
kerja pendatang dan melibatkan masyakat lokal terutama anggota subak.
- Melakukan evaluasi kinerja dan penggunaan anggaran agar anggaran yang ada dapat
dimanfaatkan untuk program-program yang berguna bagi kelestarian budaya dan
lingkungan di Subak Jatiluwih.
- Melakukan pengelolaan berbasis pertanian, budaya dan alam, dengan membatasi jumlah
kunjungan wisatawan jika dirasa melampaui daya dukung.
3. Saran Bagi Anggota Subak
- Membentuk koperasi untuk menjual hasil subak dan memenuhi kebutuhan petani.
- Menjalin kerjasama dengan pengusaha peternakan ayam di sekitar Subak Jatiluwih.
- Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya wirausaha, bahasa asing dan
pemenuhan kebutuhan wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai