Kelompok 1 [Kelas K] :
Ni Made Dita Puspitayanti (03) / 1602622010634
Ni Komang Dwi Mirandani (07) / 1602622010638
I Gede Agus Okayana (16) / 1602622010647
Ni Luh Eka Sari (26) / 1602622010657
I Made Dwipayana (27) / 1602622010658
Ni Nyoman Putu Manarawisa (30) / 1602622010661
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018/2019
9.1. Sifat Konsinyasi
Menurut Allan R. Drebin, dalam bukunya “Advanced Accounting, edisi kelima
(1999:158) mengatakan bahwa : “Berkaitan dengan penyerahan fisik barang-barang oleh pihak
pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual, secara hukum dapat dinyatakan
bahwa hak atas barang-barang ini tetap berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual
oleh pihak agen penjual. Penyerahan ini disebut konsinyasi. Pihak yang memiliki barang disebut
konsinyor (consignor), sedangkan pihak yang mengusahakan penjualan barang ini disebut
konsinyi (consignee), faktor (factor), atau pedagang komisi (commission merchant).”
Menurut Hadori Yunus-Harnanto konsinyasi (consignment) adalah suatu perjanjian
dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak
tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu. Dari dua pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada
pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian.
Dalam transaksi konsinyasi, penyerahan barang dari pengamanat kepada komisioner tidak
diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan. Meskipun diakui bahwa
dalam transaksi konsinyasi itu telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan barang
kepada komisioner, namun demikian “hak milik” atas barang yang bersangkutan tetap berada
pada pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner
telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.
Karakteristik Penjualan Konsinyasi
a) Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak
milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Jadi barang-barang
konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee).
b) Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak
boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat
maupun bagi komisioner sampai barang dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.
c) Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat
pengiriman sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak
ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak.
d) Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan
dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh karena itu komisioner
perlu menyelenggarakan administrasi yang baik dan tertib.
Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara pengamanat dan
komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari :
- Beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat,
- Kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit,
- Komisi bagi komisioner serta laporan pertanggungjawaban oleh komisoner kepada
pengamanat (account sale) yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah
terjual dan,
- Pengiriman uang hasil penjualan tersebut.
Pendebitan Pengkreditan
Jadi, rekening barang konsinyasi (consigment out) dicatat baik didebit maupun dikredit.
Didebit saat barang dikirim ke pengamanat dan dikredit saat barang yang dititipkan
tersebut benar-benar sudah terjual berdasarkan laporan dari pihak komisioner (consignee)
2) Akuntansi oleh Komisioner (Consignee)
Bagi komisioner, setiap transaksi pendapatan yang berhubungan dengan penjualan
konsinyasi dimasukkan ke dalam rekening barang komisi (consignment in). Komisioner
hanya membuat jurnal saat:
a. Menjual barang konsinyasi
b. Mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
c. Mencatat pendapatan komisi
d. Pengiriman uang ke pengamanat (consignor)
Sesaat sebelum melaporkan ke pengamanat (consignor), komisioner terlebih dahulu
menghitung pendapatan komisi. Kemungkinan-kemungkinan yang berhubungan laporan
konsinyasi:
a) Komisioner dapat hanya mengirim laporan konsinyasi saja ke pengamanat, sedangkan
uangnya dikirim beberapa waktu kemudian. Jadi saat mengirim laporan pada
komisioner timbul utang pengamanat.
b) Komisioner bisa langsung mengirim laporan konsinyasi beserta uang ke pengamanat.
Adapun pendebitan dan pengkreditan oleh komisioner terhadap rekening “Barang
Komisi” yaitu saat:
Pendebitan Pengkreditan
Jadi, rekening barang komisi (consigment in) dicatat baik didebit maupun dikredit.
Didebit saat barang komisi diterima dari pengamanat dan dikredit saat barang komisi
terjual kepada pihak lain.
2. Metode Tidak Terpisah
Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
1) Akuntansi oleh Pengamanat
Karena pencatatannya tidak dipisahkan dengan penjualan biasa atau penjualan lainnya
maka tidak ada perbedaan dalam membuat jurnalnya. Dengan demikian pendapatan dan
biaya dari penjualan konsinyasi dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang
diperoleh dari penjualan biasa atau penjualan lainnya. Pengamanat membuat jurnal saat:
a. Mengeluarkan biaya pengiriman ke komisioner,
b. Menerima laporan konsinyasi
c. Menerima uang dari komisioner.
2) Akuntansi oleh Komisioner
Seperti halnya pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat, pada buku komisioner bila
penjualan barang komisi tidak dipisahkan dengan penjualan biasa dan penjualan lainnya,
jurnal yang dibuat juga sama caranya sehingga tidak ada keistimewaan. Pendapatan dan
biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya pendapatan
dan biaya yang berhubungan dengan penjualan biasa atau penjualan lainnya.
Komisioner membuat jurnal:
a. Saat mengeluarkan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner.
b. Saat penjualan barang komisi.
c. Saat mengirimkan uang kepada pengamanat.
Contoh:
Pada awal tahun 2016 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan Toko XYZ. Isi
perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada Toko XYZ,
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan,
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC,
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan Januari 2016
adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang ke toko XYZ. Harga pokok barang tersebut Rp.
300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan sebesar Rp. 500.000,00
PT ABC mencatat transaksi ini dengan jurnal:
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC, dengan rincian sebagai
berikut :
- Penjualan : 100 x Rp 500.000 Rp 50.000.000
- Komisi 15% Rp 7.500.000
- Biaya Rp 200.000 +
Rp 7.700.000 -
Kas yang dikirim Rp 42.300.000
1. https://dokumen.tips/documents/sifat-dan-karakteristik-dari-penjualan-konsinyasi.html
2. http://aangkuro.blogspot.com/2013/12/akuntansi-keuangan-lanjutan-1-konsinyasi.html
3. https://afifahandini14.wordpress.com/2016/11/22/akuntansi-keuangan-lanjutan-penjualan-
konsinyasi/