Anda di halaman 1dari 4

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

Nama : Kurnia Sari


NIM : 1703101076
Kelas : 5D Akuntansi

BAB VII
PENJUALAN KONSINYASI

Pengertian

Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang
(consignor atau pengamanat) menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu
(consignee, factor, commission merchant atau komisioner) untuk dijualkan dengan
memberikan komisi. Dari segi pengamanat (consignor) transaksi pengiriman barang-barang
kepada komisioner, biasa disebut sebagai “Barang-barang Konsinyasi” (Consignment Out).
Sedangkan bagi komisioner untuk barang-barang yang diterimanya itu disebut sebagai
“Barang-barang Komisi” (Consignment In). Dalam transaksi penjualan, “hak milik” atas
barang berpindah kepada pembeli pada saat penyerahan barang, dan keadaan itu di dalam
akuntansi dipakai sebagai dasar pengakuan terhadap timbulnya pendapatan.

Karakteristik dari transaksi konsinyasi, yang juga merupakan perbedaan perlakuan


akuntansinya dengan transaksi penjualan, yaitu:

1. Karena hak milik atas barang-barang masih berada pada pengamanat, maka barang-
barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat. Barang-
barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak
komisioner.
2. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan
tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi
pengamanat maupun bagi komisioner sampai dengan saat barang dapat dijual kepada
pihak ketiga.
3. Pihak pengamanat sebagai pemilik, tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat
pengiriman sampai dengan saat komisioner menjualnya kepada pihak ketiga. Kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak yang bersangkutan.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga
keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh sebab
itu administrasi yang tertib harus diselenggarakan sampai dengan saat ia berhasil
menjual barang tersebut kapada pihak ketiga.

Dalam pembahasan penjualan konsinyasi ini, terdapat beberapa isitilah yang berkaitan
dengan penjualan konsinyasi yaitu :
1. Pengamanat (Consignor), yaitu pihak yang memiliki barang yang dititipkan kepada
pihak lain untuk dijual.
2. Komisioner (Consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dari pengamanat
untuk dijual.
3. Konsinyasi keluar (Consignment-Out), yaitu rekening yang digunakan oleh
pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-
barang yang dititipkan kepada komisioner.
4. Konsinyasi masuk (Consignment-In), yaitu rekening yang digunakan oleh komisioner
untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang milik
pengamanat yang dititipkan kepadanya.

Alasan-Alasan Bagi Pengamanat Dan Komisioner Dalam Perjanjian Konsinyasi

1. Alasan-alasan bagi pengamanat (consignor) untuk mengadakan perjanjian konsinyasi :


a) Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin
oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor.
b) Risiko-risiko tertentu dapat dihindarkan oleh pengamanat. Barangbarang konsinyasi tidak
ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner.
c) Mungkin pengamanat ingin mendapatkan penjual khusus (specialist) dalam perdagangan
barang-barangnya.
d) Harga eceran barang-barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat.
Demikian pula terhadap jumlah barang-barang yang siap dipasarkan dan stock barang-
barang tersebut.

2. Alasan-alasan bagi komisioner


a) Komisioner dilindungi dari kemungkinan risiko gagal untuk memasarkan barang-barang
tersebut atau keharusan menjual dengan rugi.
b) Risiko rusaknya barang dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan.
c) Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barangbarang konsinyasi
yang diterima atau dititipkan oleh pengamanat.

Hak-Hak Dan Kewajiban-Kewajiban Yang Berhubungan Dengan Perjanjian


Konsinyasi

Hak-hak komisioner
a. Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan
untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai dengan jumlah yang diatur dalam perjanjian
diantara kedua pihak. Komisi dan biaya-biaya yang mendapatkan penggantian biasanya
dikurangkan langsung dari hasil penjualan sebelum penyelesaian keuangan dengan
pengamanat dilaksanakan.
b. Dalam batas-batas tertentu biasanya kepada komisioner diberkan hak untuk memberikan
jaminan (garansi) terhadap kualitas barang yang dijualnya.
c. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak memberikan
syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk
barang-barang yang sejenis, meskipun pengamanat dapat mengadakan
pembatasanpembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian.

Kewajiban-kewajiban komisioner
a. Melindungi keamanan dam keselamatan barang-barang yang diterima dari pihak
pengamanat.
b. Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barangbarang milik
pengamanat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
c. Mengelola secara terpisah baik dari segi phisik maupun administratif terhadap barang-
barang milik pengamanat, sehingga identitas barang-barang tersebut tetap dapat diketahui
setiap saat.
d. Membuat laporan secara periodik tentang barang-barang yang diterima, barang-barang
yang berhasil dijual dan barang-barang yang masih dalam persediaan serta mengadakan
penyelesaian keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.

Masalah Akuntansi Bagi Komisioner

1. Transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah dengan penjualan regular. Dalam transaksi
konsinyasi yang dicatat secara terpisah dengan penjualan regular, komisioner harus
membentuk rekening “Barang Komisi”. Rekening ini di debit untuk semua biaya yang
menjadi tanggung jawab pengamanat, dan di kredit untuk seluruh hasil penjualan barang-
barang konsinyasi. Saldo kredit di dalam rekening barang komisi berarti menunjukkan
hutang komisioner kepada pengamanat. Sebaliknya saldo debit dalam rekening ini berarti
merupakan adanya piutang dari komisioner kepada pihak pengamanat.
2. Transaksi konsinyasi tidak dicatat secara terpisah dengan penjualan regular. Dalam
transaksi yang pencatatannya digabung dengan penjualan regular, penjualan barang
titipan dibukukan dalam rekening “Hasil Penjualan”. Akan tetapi sebagai konsekuensinya
pengakuan terhadap “Pembelian atau Harga Pokok Penjualan” harus segera dilakukan
setiap komisioner berhasil menjual barang-barang konsinyasi tersebut.

Masalah Akuntansi Bagi Pengamanat (Consignor)

Prosedur akuntansi yang akan diikuti oleh pihak pengamat tergantung pada:
1. Rekening-rekening pembukuan atas transaksi konsinyasi, dalam hal ini terdapat dua
alternatif sebagai berikut:
a. Diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler.
b. Tidak diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler

2. Metode administrasi barang-barang dagangan, dalam hal ini juga terdapat dua alternatif
sebagai berikut:
a. Metode perpetual
b. Metode phisik
Masalah Akuntansi Untuk Perjanjian Penjualan Konsinyasi Yang Belum Selesai

Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui akhir periode
akuntansi, sedang belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual konsioner maka
diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terikat pada
produk yang belum terjual (inventoriable cost).

Barang-Barang Konsinyasi Yang Dikembalikan

Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat, maka rekening barang-


barang konsinyasi harus dikredit dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos
angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan, dan biaya pengiriman kembali), harus dibebankan
kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya yang terjadi itu tidak
dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang-barang yang dikembalikan atau tidak perlu
ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberikan manfaatnya di masa yang akan
datang. Dalam hal barang-barang dikembaikan karena rusak sehingga manfaatnya tidak lagi
sebanding dengan harga pokoknya , maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian.
Jika biaya-biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka
biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.

Uang Muka Dari Komisioner

Perjanjian konsinyasi kemungkinan disertai dengan persyaratan akan adanya uang muka yang
harus dibayar oleh komisioner untuk barang-barang komisi (titipan) yang diterimanya.
Apabila hal ini terjadi maka terhadap uang muka yang diterimanya itu harus dicatat sebagai
“Uang Muka dari Komisioner”. Jumlah uang muka yang diterima oleh pengamanat tidak
boleh dikredit pada rekening barang-barang konsinyasi. Uang muka yang diterima dari
komisioner harus disajikan sebagai hutang di dalam neraca sampai dengan perhitungan
penyelesaian atas barang-barang yang telah laku dijual dibuat oleh komisioner yang
bersangkutan.

Penyajian Laba (Rugi) Penjualan Konsinyasi Di Dalam Laporan Perhitungan Rugi –


Laba

Laba (rugi) penjualan konsinyasi dapat disajikan di dalam Laporan Perhitungan Rugi – Laba
bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan
dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi
penjualan regular. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang
cukup penting dalam kegiatan distribusinya, maka data hasil penjualan, harga pokok
penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan
sejajar dengan data penjualan regular.

Anda mungkin juga menyukai