Anda di halaman 1dari 13

MEMAHAMI PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI BESERTA

PERHITUNGAN KONSIYANSI BAGI PIHAK PENGAMANAT DAN


PIHAK KOMISIONER DENGAN METODE LABA TIDAK TERPISAH

Disusun Oleh Kelompok 13 :

1. Yakobus P. W. D. C Nahak (2019110198)


2. Atrisila Hoar (2019110002)
3. Erna Talo (2019110018)
4. Maria Asriana Butet (2019110119)
5. Yuliana Muda Bota (2019110039)
6. Agnes Surtiayu Rambu Eti (2019110050)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

2021
PEMBAHASAN MATERI :

1. Pengertian Penjualan Konsinyansi


Konsinyasi adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pemilik
barang (consignor) kepada penjual (consignee). Tentunya, barang konsinyasi
harus dibedakan dengan barang lainnya sebab konsinyasi tidak memerlukan
harga modal, dengan kata lain penjual bisa menjual barang secara gratis
yang.dititipkan dari pemilik barang. Namun, penjual tidak bisa menaikkan
harga sebab komisi mereka diberikan oleh pemilik barang itu sendiri.

Konsinyasi (consignment) adalah suatu perjanjian dimana salah satu


pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak
tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.

Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut


pengamanat (consignor), sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut
komisioner (consignee). Bagi pengamanat barang yang dititipkan kepada
pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu biasa
disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi
pihak penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi
(consignment in).

Transaksi konsinyasi diakui jika telah terjadi perpindahan pengelolaan


dan penyimpanan barang kepada komisioner, namun hak milik atas barang
yang bersangkutan tetap berada pada pengamanat (consignor). Hak milik
akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah berhasil menjual
barang tersebut kepada pihak ketiga.

2. Karakteristik Penjualan Konsinyansi

Karakteristik Penjualan Konyinyansi, sebagai berikut :


a. Barang – barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh
pengamanat karena hak milik atas barang-barang konsinyasi masih berada
ditangan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui
sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee).

1
b. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya
pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui
timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner
sampai barang dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.
c. Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan
barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat
komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak.
d. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk
menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang
diterimanya itu. Oleh karena itu komisioner perlu menyelenggarakan
administrasi yang baik dan tertib.
3. Perbedaan consignor, dan consignee
Perbedaan Consignor dan Consignee :
a. Consignor atau pengamanat adalah orang – orang atau perusahaan atau
lembaga yang memproduksi barang tertentu yang akan dijual ke
konsumen, demi mempeluas penjualan, maka seorang consignor harus
lah melakukan penjualan konsinnyasi demi meraih laba yang lebih
banyak, dan dapat lebih mudah mencapai konsumen.
b. Consignee atau komisioner adalah orang atau lembaga atau kelompok
yang menerima tawaran dari consignor atau pengamanat untuk menjual
barang atau produk dari consignor dengan memberi komisi atas
penjualan atau laba yang didapat dari penjualan produk yang diberikan
consignor atau pengamanat.
4. Alasan Pengamanat (Consignor) dan Komisioner (Consignee) melakukan
penjualan konsinyansi
A. Pengamanat (Consignor)
a. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran
yang dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan, atau distributor.
b. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada
pihak komisioner sehingga risiko kerugian dapat ditekan.

2
c. Mungkin pengamat ingin mendapatkan penjualan khusus dalam
perdagangan barang.
d. Harga eceran barang – barang yang bersangkutan tetap dapat
dikontrol oleh pengamat, demikian pula terhadap jumlah barang-
barang yang siap dipasarkan dan stock barang-barang tersebut.
B. Komisioner (Congsinee)
a. Komisioner dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk
memasarkan barang – barang atau keharusan menjual dengan rugi.
b. Risiko rusaknya barang dan adanya flutuasi harga dapat
dihindarkan.
c. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang
– barang, konsinyasi yang diterima atau dititipkan oleh pengamat.
5. Hak dan Kewajiban Komisioner
A. Hak Komisioner
a. Komisioner berhak mendapatkan komisi dan penggantian biaya
yang dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai
dengan jumnlah yang diatur dalam perjanjian diantara dua pihak.
b. Dalam batasan-batasan tertentu biasanya kepada kuosioner
diberikan hak untuk memberikan jaminan terhadap kualitas barang
yang dijualnya.
c. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner
berhak memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan
seperti yang berlaku pada umumnya untuk barang-barang yang
sejenis, mskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasn-
pembatasn yang harus dinyatakan dalam perjanjian.
B. Kewajiban Komisoner
a. Melindungi keamanan, dan keselamatan barang – barang yang
diterima dari pihak pengamat.
b. Mematuhi, dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual
barang – barang milik pengamat sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang diatur dalam perjanjian.

3
c. Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administratip
terhadap barang-barang milik pengamat, sehingga identitas barang
– barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat.
d. Membuat laporan secara periodik tentang barang yang diterima,
barang – barang yang berhasil dijual dan barang – barang yang
masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian keuangan
seperti dinyatakan dalam perjanjian.
6. Prosedur akuntansi penjualan konsinyansi untuk komisioner dengan metode
tidak terpisah
A. Metode Tidak Terpisah
Di dalam metode laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi tidak
dipisahkan dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena
itu, biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan
konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan biaya yang reguler.

Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat di dalam


metode ini hanya mencakup 3 transaksi, yaitu:

a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi


b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
c. Menerima pembayaran dari komisioner
B. Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Biaya transport xxx
Kas xxx

b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner


Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut
pengamanat akan mengetahui 3 hal, yaitu:
1) Penjualan barang konsinyasi
2) Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
3) Pembayaran yang akan diterima dari komisioner

4
Transaksi ini akan dicatat:

Piutang- komisioner xxx

Biaya xxx

Penjualan xxx

Apabila perusahaan menggunakan sistem perpetual pengamanat


harus mencatat juga harga pokok penjualan.

c. Menerima pembayaran dari komisioner


Transaksi ini akan dicatat:

Kas xxx

Piutang – komisioner xxx

7. Contoh Jurnal atau Pencatatanya


A. Membayar Biaya Angkut / Perakitan
Transaksi ini akan di catat:

Tanggal Nama rek No Jumlah


dan rekening Debit kredit
keterangan
Kas xxx
Piutang- xxx
komiaioner

B. Penerima Laporan Pertanggungjawaban dari Komisioner


Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat
akan mengetahui tiga hal, yaitu:
a. Penjualan barang konsinyasi
b. Biaya yang berhubungan dngan konsinyasi
c. Pembayaran yang akan di terima dari komisioner

5
C. Menggunakan metode perpetual
Jurnal untuk mencatatat laporan dari komisioner
transaksi ini akan di catat:

Tanggal Nama rekening dan No.Reg Jumlah


keterangan
Piutang-komisioner Debit Kredit
Biaya penjualan xxx
xxx

D. Jurnal untuk mencatat harga pokok penjualan barang konsinyasi yang


terjual

Tanggal Nama No Jumlah


rekening rekenin Debit kredit
dan g
keterangan
HPP xxx
Perediaan xxx
barang

H. Jurnal mencatat laporan penjualan dari komisioner

Tanggal Nama No Jumlah


rekening rekenin Debit kredit
dan g
keterangan
Piutang Xxx
komisioner Xxx
Biaya xxx
penjualan
penjualan

6
L.   Menerima pembayaran dari komisioner

Tanggal Nama No Jumlah


rekening rekenin Debit kredit
dan g
keterangan
Kas xxx
Piutang xxx
komisioner

8. Kelebihan dan Kekurangan Penjualan Konsinyansi


A. Kelebihan Penjualan Konsinyansi
a. Bagi Pemilik Produk atau Consignor
1) Memperluas Pasar dan Menghemat Biaya Promosi
Dengan melakukan perjanjian penjualan konsinyasi, pihak
consignor akan memperoleh keuntungan seperti memperluas pasar
dan menghemat biaya promosi.
Produk consignor dapat dipasarkan sesuai keinginannya di toko
atau tempat yang sudah memiliki pelanggan sehingga consignor
tidak perlu mengeluarkan biaya promosi di tempat tersebut.
2) Menghemat SDM dan Biaya Pelayanan
Ketika produk diserahkan dari consignor kepada consignee, maka
secara otomatis produk tersebut dijual oleh consignee, sehingga
consignor tidak perlu melayani langsung konsumen, hal ini akan
menghemat SDM dan biaya pelayanan.
3) Fokus terhadap Produk
Consignor dapat lebih fokus terhadap kualitas produk yang akan
diproduksinya, dan consignor dapat melakukan inovasi-inovasi
agar produk lebih unggul.
Pemasaran produk dan penjualan telah diatasi oleh consignee,
dengan begitu pastinya consignor lebih bisa menghemat waktu
untuk mengembangkan produk lagi.

7
b. Manfaat Penjualan kKnsinyansi bagi Consignee
1) Mendapatkan keuntungan tanpa mengeluarkan modal
Seperti yang kita ketahui bahwa consignor memberikan barangnya
kepada consignee, untuk dipasarkan dengan memberikan komisi
kepada consignee, dan consignee biasanya menambah harga jual
terhadap barang yang diterima dari consignor
2) Resiko kecil
Hal yang dimaksud disini adalah jika barang yang di berikan
consignor kepada consignee, rusak atau tidak laku, maka consignee
tidak memiliki tanggung jawab untuk menganti barang tersebut,
tetapi consignee hanya akan mengalami kekurangan terhadap
pendapat dari produk yang dijual, dalam hal ini adalah uang.
3) Display produk bertambah
Adanya penitipan – penitipan barang kepada consignee yang
berasal dari consignor, dapat menambah display atau banyaknya
barang atau jenis barang bagi consignee, serta barang tersebut
didapat dengan tidak harus mengeluarkan modalnya, hal ini akan
menguntungkan consignee.
B. Kekurangan Penjualan Konsinyansi
a. Bagi Pemilik Produk atau Consignor
1) Resiko Kerugian
Consignor disini dapat mengalami resiko kerugian yang mana,
jika consignor salah memilik consignee yang akan menimbulkan
produk yang di jual lama terbeli oleh konsumen, maka consignor
akan mengalami kerugian, hal ini dapat terjadi karena, consignee
tidak bertanggung jawab atas tidak lakunya dan rusaknya barang
atau produk yang berasal dari consignor.
2) Promosi Tidak Sesuai
Hal ini dapat menjadi kerugian bagi consignor, apabila consignor
menitipkan kepada consignee yang hanya mempunyai toko
kelontong, maka barang tersebut tidak akan dipromosikan, hal ini

8
akan membuat barang consignor menjadi tidak laku, maka
consignor harus mencari solusi terhadap hal tersebut dengan cara
menawarkan bonus atau SPG untuk mempromosikan barang
tersebut.
3) Uang Tidak Dapat Langsung Diterima
Kelemahan atau kekurangan terakhir adalah uang atas penjualan
produk tidak dapat langsung diterima oleh consignor, mengenai
penyerahan uang oleh consignee kepada consignor harus lah
melalui sistem yang telah disepakati antara consignor dan
consignee, biasanya penyerahan uang oleh consignee dilakukan
seminggu atau sebulan sekali, tergantung kesepakatan antara
consignor dan consignee.

9
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Penjualan konsiyansi adalah penitipan atau pemberian produk atau
barang oleh pengamanat (consignor), kepada komisioner (consignee) yang
akan diberikan komisi atau fee yang dihitung melalui barang yang laku atau
yang telah berhasil dijual oleh komisioner (consignee).

Tujuan dari pengamanat (consignor) melakukan penjualan konsiyansi


adalah untuk memperluas kawasan penjualan produknya kepada konsumen,
dan dengan harapan dapat lebih laku atau dapat memberikan laba yang lebih,

Penjualan konsiyansi memiliki karakteristik yang sangat menguntungkan


kepada komisioner (consignee) hal ini dikarenakan barang atau produk yang
dititipkan oleh pengamanat (consignor), hanya akan dijaga, dan dijual sesuai
kemampuan komisioner (consignee), jika pada proses penjualan barang atau
produk yang dilakukan komisioner (consignee) terjadi kerusakan, atau tidak
laku, maka komisoner (consignee) tidak bertanggung jawab atas hal tersebut,
dan juga semakin banyak barang yang terjual, maka keuntungan komisioner
(consignee), akan bertambah juga dikarenakan komisioner (consignee)
biasanya menambah harga barang atau produk tersebut sebelum dijual kepada
konsumen hal ini merupakan keuntungan diluar komisi yang didapat dari
pengamanat.

Dalam penjualan konsiyansi menggunakan perhitungan dengan metode


tidak terpisah biasanya hanya akan menimbulkan tiga transaksi dalam
pencatatannya, yaitu pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang
konsinyasi, menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner,
menerima pembayaran dari komisioner.

Penjualan konsinyansi memiliki kelebihan, kekurangan, dan manfaatnya


bagi pengamanat (consignor), dan komisioner (consignee), kelebihannya bagi
pengamanat (consignor) yaitu, memperluas pasar dan menghemat biaya
promosi, menghemat SDM dan biaya pelayanan, fokus terhadap produk,

10
sedangkan kekurangan dari penjualan konsiyansi bagi pengamanat
(consignor) adalah resiko kerugian, promosi yang tidak sesuai oleh
komisioner (consignee), dan uang yang tidak langsung diterima atas
penjualan barang oleh komisioner (consignee)

2. Saran

Diharapkan kepada semua pembaca dapat lebih memahami mengenai


pengertian penjualan konsiyansi, karakteristik penjualan konsiyansi, hak dan
kewajiban komisoner (consignee) dalam penjualan konsiyansi, perhitungan
atau pencatatatan penjualan konsiyansi dengan menggunakan metode tidak
terpisah, serta kelebihan dan kekurangan penjualan konsiyansi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hadori, Yunus Hartanto. 1981. Akuntansi Keuangan Lanjutan,Edisi pertama.


Cetakan pertama (hal 141). Yogjakarta : BPFE.

Jubelio.com. 2020. pernah-mendengar-istilah-sistem-penjualan-konsinyasi.


(online) https://jubelio.com/2020/pernah-mendengar-istilah-sistem-penjualan-
konsinyasi/ (diakses pada 02 Oktober 2021)

Aangkuro.blogspot.com. 2013. akuntansi-keuangan-lanjutan-1-konsinyasi.


(online) http://aangkuro.blogspot.com/2013/12/akuntansi-keuangan-lanjutan-1-
konsinyasi.html (diakses pada 02 Oktober 2021)

Jutrnal.id. 2021. kelebihan-sistem-penjualan-konsinyasi. (online)


https://www.jurnal.id/id/blog/kelebihan-sistem-penjualan-konsinyasi/ (diakses
pada 02 oktober 2021)

12

Anda mungkin juga menyukai