Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANALISIS KONSINYASI UNTUK

MAKANAN DAERAH YANG DIMODIFIKASI

Ahmad Reyhan Palakka


12 MIPA 7
Absen 1

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu metode pemasaran produk adalah konsinyasi. Saat ini
penjualan konsinyasi merupakan salah satu jenis penjualan yang digunakan
oleh perusahaan-perusahaan maupun perorangan dalam kegiatannya
untuk memperluas daerah pemasaran, dan penerapannya makin ramai di
era digital mengingat publisitas adalah segalanya dalam berjualan online.
Penjualan konsinyasi merupakan pengiriman atau penitipan barang dari
pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan. Pemilik
barang disebut dengan pengamanat (konsinyor) dan pihak yang dititipkan
barang disebut dengan komisioner (konsinyi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penjualan konsinyasi?
2. Apa saja karakteristik penjualan konsinyasi beserta sebab-sebab
diadakan perjanjian konsinyasi?
3. Apa saja hak dan kewajiban komisioner dalam perjanjian konsinyasi?
4. Bagaimana perlakuan akuntansi dalam penjualan konsinyasi?
5. Bagaimana penerapan metode konsinyasi dapat digunakan untuk
menjual makanan khas daerah yang dimodifikasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian penjualan konsinyasi.
2. Mengetahui karakteristik penjualan konsinyasi dan sebeb-sebab
diadakan penjualan konsinyasi.
3. Mengetahui hak-hak dan kewajiban komisioner dalam perjanjian
konsinyasi.
4. Mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi dalam penjualan
konsinyasi.

2
5. Mengetahui cara penerapan metode konsinyasi untuk menjual produk
makanan daerah modifikasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian Penjualan Konsinyasi
Penjualan konsinyasi disebut juga dengan penjualan titipan, pihak yang
menyerahkan barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau
pengamat, sedang pihak yang menerima titipan barang tersebut disebut
consignee, factor, commission merchant atau komisioner. Adapun
pengertian penjualan menurut Hadori Yunus Harnanto adalah:
“Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana pihak yang memiliki
barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk
dijualkan dengan memberikan komisi”.1
Dari segi pengamat transaksi pengiriman barang-barang kepada
komisioner biasa disebut “Barang-barang konsinyasi”,sedangkan dari segi
komisioner dari barang-barang yang diterimanya disebut sebagai “Barang-
barang komisi”.
B. Karakteristik Penjualan Konsinyasi
Terdapat 4 hal yang pada umumnya merupakan karakteristik dari
transaksi konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan
akuntansinya dengan transaksi penjualan, yaitu :
1. Karena hak milik atas barang-barang masih berada pada pengamat,
maka barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan
oleh pengamat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan
sebagai persediaan oleh pihak komisioner.
2. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya
pendapatan sampai saat barang dapat dijual kepada pihak ketiga.
3. Pihak pengamat sebagai pemilik tetap bertanggungjawab sepenuhnya
terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang

1
Hadori Yunus Harnanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, (Yogyakarta : BPFE Yogyakarta,2009),
hlm.141

4
konsinyasi sejak pengiriman sampai penjualan kepada pihak ketiga
kecuali ada perjanjian sebelumnya.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk
menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang
diterima.
C. Sebab-Sebab Diadakan Perjanjian Konsinyasi
Adapun alasan-alasan pihak pengamat mengadakan perjanjian
konsinyasi yaitu:
1. Cara untuk memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang
produsen, pabrikan atau distributor.
2. Meminimalkan resiko.
3. Untuk mendapatkan penjual khusus (specialist) dalam perdagangan
barang-barangnya.
4. Harga eceran barang, jumlah dan stock barang tetap dapat dikontrol
oleh pengamat.
Sedangkan alasan-alasan komisioner menerima perjanjian konsinyasi,
antara lain:
1. Komisioner terlindungi dari resiko kerugian.
2. Resiko rusaknya barang dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan.
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi.
D. Hak Dan Kewajiban Komisioner
Ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan
secara tertulis antara kedua belah pihak, biasanya meliputi : komisi
penjualan, syarat-syarat pembayaran dan penyerahan barang,
pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang
tak dapat ditagih, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner dalam
rangka penerimaan, penyimpangan dan penjualan barang, penyelesaan
kepada pengamat dan bentuk serta jangka waktu laporan-laporan yang
harus disajikan kepada pengamat. Selain itu di dalam transaksi konsinyasi

5
juga berlaku ketentuan-ketentuan umum yang di atur oleh Undang-Undang
yang berlaku dalam dunia perdagangan, antara lain:
1. Tentang Hak-Hak Komisioner
a) Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan pengantian biaya
yang dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai
dengan jumlah yang diatur dalam perjanjian diantara kedua pihak.
Komisi dan biaya-biaya yang mendapatkan penggantian biasanya
dikurangkan langsung dari hasil penjualan sebelum penyelesaian
keuangan dengan pengamat dilaksanakan.
b) Dalam batas-batas tertentu biasanya kepada komisioner diberikan
hak untuk memberikan jaminan (garansi) terhadap kualitas barang
yang dijualnya.
c) Untuk menjamin pemasaran barang yang berasangkutan komisioner
berhak memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan
seperti yang berlaku pada umumnya untuk barang-barang yang
sejenis, meskipun pengamat dapat mengadakan pembatasan-
pembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian.
2. Tentang Kewajiban-kewajiban Komisioner
a) Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima
dari pihak pengamat.
b) Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang-
barang milik pengamat sesua dengan ketentuan –ketentuan yang
diatur dalam perjanjian.
c) Mengelola secara terpisah dari segi phisik maupun administratip
terhadap barang-barang milik pengamat, sehingga identitas barang-
barang tersebut tetap diketahui setiap saat.
d) Membuat laporan secara periodik tentang barang-barang yang
diterima, barang-barang yang berhasil dijual dan barang-barang yang

6
masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian keuangan
seperti dinyatakan dalam perjanjian.
E. Penerapan metode konsinyasi untuk pemasaran produk makanan daerah
yang dimodifikasi
Misal penulis berniat untuk menitipkan produk makanan daerah dimodifikasi
mentai rendang seharga Rp 50.000,00 per porsi, dengan biaya produksi,
tetap dan tidak tetap, serta pengiriman total Rp 25.000,00. Komisi untuk
yang dititipkan sebesar 10% dari harga jual (Rp 5000,00 per porsi). 500 porsi
yang dititipkan habis terjual di hari yang sama dari penitipan. Maka berapa
laba yang diperoleh oleh penulis sebagai konsinyor dan yang diperoleh oleh
konsinyi?
Ada 2 metode untuk mencatat pelaksanaan konsinyasi ini, yaitu transaksi
penjualan dicatat secara terpisah dan tidak terpisah.
1. Transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah
Pertama hitung hasil penjualan:

Barang-barang Konsinyasi
(ongkos angkut) Rp 0,00
Komisi Penjualan Rp 2.500.000,00
Penjualan Konsinyasi Rp 25.000.000,00

Lalu dengan harga pokok penjualan konsinyasi Rp 50.000,00


dibukukan (dari mata konsinyi):
Uraian Debit Kredit Saldo
Harga pokok 500
mentai rendang
12.500.000,00
ongkos Angkut 0,00
Biaya Pengepakan 0,00

7
Biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh 12.500.000,00
0,00
komisioner (ongkos
angkut lokal)

Harga pokok dan biaya


penjualan untuk 500
0,00
porsi yang terjual 12.500.000,00

2. Transaksi penjualan konsinyasi dicatat tidak secara terpisah

Metode Perpetual
Pengiriman Barang :
Barang-barang Konsinyasi –
Mentai Rendang Rp 12.500.000,00
Persediaan Produk
Jadi Rp 12.500.000,00
Ongkos Angkut :
Ongkos Angkut Penjualan Rp 0,00
Biaya Pengepakan :
Biaya Pengepakan Rp 0,00
Penjualan dan Penerimaan Kas :
Kas Rp 0,00
Ongkos Angkut Rp 0,00
Penjualan Rp 25.000.000,00
Komisi Penjualan Rp 2.500.000,00
Hasil Penjualan Rp 12.500.000,00
Harga Pokok Penjualan :
Harga Pokok Penjualan Rp 50.000,00
Barang-barang
Konsinyasi Rp 50.000,00
Menutup rekening Pengiriman Barang-barang Konsinyasi yang telah

8
terjual

Dan perhitungan laba untuk penitip barang sebagai berikut:


MENTAI RENDANG
Laporan perhitungan Rugi-Laba
Hasil penjualan Rp 25.000.000
Harga pokok penjualan Rp 12.500.000
Laba kotor penjualan Rp 12.500.000

Biaya usaha:
Biaya penjualan Rp 0,00
Komisi Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
Jumlah biaya usaha Rp 2.500.000
Laba usaha Rp 10.000.000

9
BAB III
KESIMPULAN

Penjualan konsinyasi disebut juga dengan penjualan titipan, pihak yang


menyarahkan barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau pengamat,
sedang pihak yang menerima titipan barang tersebut disebut consignee, factor,
commission merchant atau komisioner.
Karakter penjualan kosinyasi ada empat, yaitu barang konsinyasi dilaporkan
sebagai persediaan oleh pengamat, pengiriman barang konsinyasi tidak
mengakibatkan timbulnya pendapatan, pihak pengamat bertanggung jawab
penuh terhadap biaya yang timbul dari penjualan konsinyasi, komisioner
bertanggungjawab atas barang komisi yang diterimanya.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10081124/penjualan_konsiyasi

https://www.slideshare.net/tarymarthen/makalah-akuntansi-keuangan-lanjutan-i-
konsinyasi-kel-4

11

Anda mungkin juga menyukai