Konsinyasi (consignment) merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki
barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan
memberikan komisi tertentu.
Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor),
sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee).
Barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu
biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak
penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).
Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada komisioner tidak diikuti
dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan atau secara singkat disebut
“menitipkan”. Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah berhasil
menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.
Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara pengamanat dan
komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari beban-beban yang
dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat, kebijaksanaan harga jual dan
syarat kredit, komisi bagi komisioner dan laporan pertanggungjawaban oleh komisoner kepada
pengamanat (account sale) yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual
dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut.
Piutang komisioner
Penjualan
HPP
Barang konsinyasi
Beban komisi
kas
atau
Piutang-komisioner
Penjualan
Beban komisi
Kas
HPP
persediaan
Apabila perusahaan menggunakan sistem perpetual pengamanat harus mencatat juga harga
pokok penjualan.
Saldo rekening “barang komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi. Pada
akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “ikhtisar laba rugi”
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 2023
adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang ke toko XYZ. Harga pokok barang tersebut Rp.
300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00 ditalangin dulu
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan
sebesar Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
Komisi 15% = (Rp. 7.500.000,00)
Biaya 200.000,00 + 500.000 = (Rp 700.000,00)
Kas yang dikirim = Rp. 42.300.000,00