Anda di halaman 1dari 21

MODUL AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

(EBA 511)

MODUL SESI KE 14
Penjualan Konsinyasi 2

DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


AGUSTUS 2020
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 0 / 21
Penjualan Konsinyasi 2

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


Menjelaskan dan menganalisis:

B. Concept

Definisi konsinyasi adalah penyerahan harta tetap tanpa pemindahan hak milik dengan
kontrak perjanjian penjualan yang telah disepakati. Penitip barang dagangan =
consignor atau sering disebut sebagai pengamanat. Agen bagi Consignor untuk menjual
barang disebut sebagai consignee atau komisioner (yang berhak atas pembayaran
kembali biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perjanjian ini komisi)

Alasan Memilih Konsinyasi


Alasan dari sisi Pengamanat/ Consignor:
1. Daerah pemasaran samakin luas sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan
meningkatkan penjualan.
2. Harga jual dan syarat penjualan dapat dikendalikan.
3. Barang lebih terjamin untuk kembali.
4. Menghemat biaya pemasaran, seperti sewa tempat, gaji wiraniaga dan lain-lain.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 21
Alasan dari sisi Consignee Komisioner: .
1. Terhindar dari resiko kerugian secara fiiansial bila barang tidak laku maupun
kerusakan fisik barang
2. Barang dagangan bisa lebih bervariasi, apalagi kalau consignornya lebih dari satu
perusahaan
3. Ada kepastian persediaan barang dagangan.
4. Mendapat komisi dari penjualan tanpa meneluarkan modal kerja sendiri berupa
persediaan barang dagangan.

Tujuan Dan Manfaat Konsinyasi:


1. Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan produsen atau
distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas.
2. Consignor dapat memperoleh spesialis penjualan, terutama untuk penjualan gandum,
ternak dan hasil bumi.
3. Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak consignor yang
masih menjadi pemilik barang ini. Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin
dilakukan apabila barang ini dijual kepada agen penjual.

Operasi Konsinyasi
Dalam penyerahan barang-barang atas dasar konsinyasi harus disusun kontrak yang
menunjukkan sifat hubungan antara pihak yang menyerahkan dan pihak yang menerima
barang hal-hal yng mencakup :
1. Syarat kredit yang harus diberikan oleh pihak consignee kepada para pelanggan.
2. Beban yang dikeluarkan oleh pihak consignee/ komisioner harus diganti oleh pihak
consignor. Namun hal ini juga tergantung oleh kesepakatan karena ada beberapa biaya
yang memang harus ditanggung oleh consignee/ komisioner misalnya seperti: biaya
penyimpanan, biaya sewa tempat, furniture untuk memamerkan barang, biaya
wiraniaga dan lain-lain. Atau bisa juga biaya perakitan yang melebihi harga wajarnya
maka consignor berhak untuk tidak mengganti.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 2 / 21
3. Pengiriman uang dan penyelesaian keuangan oleh pihak consignee
4. Laporan harus dikirimkan oleh pihak consignee.
Hak dan kewajiban pihak consignee ditetapkan dan ditentukan oleh Undang-undang
penitipan dan keagenan yang dimodifikasi oleh Uniform Commercial Code.

Hal-hal yang terpenting bagi consignee (hak consignee) adalah :


1. Pihak consignee berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran yang dibutuhkan
berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas
penjualan barang konsinyasi
2. Pihak consignee berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual
dan sementara itu pihak consignor terikat pada syarat pemverian garansi seperti ini.

Kewajiban Pihak consignee :


1. Pihak consignor harus melindungi barang-barang pihak pemilik dengan cara yang baik
dan sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi. Jika pihak consignee telah
menerima instruksi khusus, maka ia harus melaksanakannya dengan baik untuk
menghindari kewajiban.
2. Pihak consignee harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan
atau jika ada ketentuan mengenai harga, ia harus menjualnya dengan harga yang
memuaskan kepentingan pihak pemilik.
3. Pihak consignee harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangannya yang
lainnya.
4. Pihak consignee harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan
barang konsinyasi.

Akuntansi Untuk Transaksi Konsinyasi


Faktor-faktor yang membedakan konsinyasi dari penjualn biasa harus ditetapkan dalam
mencatat penyerahan barang konsinyasi dan trasaksinya yang timbul kemudian. Prosedur
akutansi yang biasanya diikuti oleh pihak consignor tergantung pada apakah :
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3 / 21
 Transaksi konsinyasi harus diikhtisarkan terpisah dan laba atas masing-masing
konsinyasi harus dihitung terpisah dari laba atas penjualan biasa, ataukah
 transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain pihak consignee, tanpa
pemisahan antara laba atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa.

Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor)


Pada dasarnya akuntansi consignor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu metode terpisah dan
metode tidak terpisah.
Metode Terpisah Metode tidak terpisah
Metode terpisah akan memisahkan antara Metode tidak terpisah tidak
laba-rugi dari kegiatan konsinyasi dengan memisahkan antara laba-rugi dari
laba- rugi dari kegiatan usaha biasa. Oleh kegiatan konsinyasi dengan laba- rugi
karena itu pendapatan dan biaya dari dari kegiatan usaha biasa. Oleh karena
kegiatan konsinyasi juga dipisahkan. Pada itu pendapatan dan biaya dari kegiatan
umumnya kegiatan konsinyasi akan konsinyasi juga tidak dipisahkan
berengaruh pada debet-kreditnya rekening dengan kegiatan biasa.
“Barang konsinyasi”.
 Barang konsinyasi –Debet bila terkait
dengan biaya-biaya.
 Barang konsinyasi –Kredit bila terkait
dengan pendapatan.
Pencatatan di pihak consignor dengan Pencatatan di pihak consignor dengan
metode terpisah meliputi transaksi sbb: metode tidak terpisah meliputi
transaksi sbb:
Metode Terpisah Metode Tidak Terpisah
a) Pengiriman barang konsinyasi, a) Pengiriman barang jurnalnya
jurnalnya: tidak dicatat.
Barang konsinyasi xxx ---
Persediaan
xxx b) Pembayaran biaya angkut,
b) Pembayaran biaya angkut, jurnalnya: jurnalnya:
Barang konsinyasi xxx Biaya transpot xxx
Kas Kas xxx
xxx
Pada dasarnya biaya-biaya pada c) Menerima lap.
metode terpisah dicatat sebagai debet Pertanggungjawaban dari
barang konsinyasi. komisioner, jurnalnya:
c) Menerima laporan Pertanggung- Piutang-komisioner xxx
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 4 / 21
jawaban dari komisioner, jurnalnya: Biaya xxx
Piutang-komisioner xxx Penjualan xxx
Barang konsinyasi xxx d) Menerima pembayaran dari
Barang konsinyasi komisioner, jurnalnya:
xxx Kas xxx
Piutang komisioner xxx

d) Menerima pembayaran dari


komisioner, jurnalnya:
Kas xxx
Piutang komisioner xxx

1. Akuntansi oleh komisioner (consignee)


Pada dasarnya akuntansi consignee juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu metode
terpisah dan metode tidak terpisah. Sistem pencatatan keduanya adalah sebagai berikut:

Metode Terpisah Metode tidak terpisah

Pencatatan di pihak komisioner dengan metode Pencatatan di pihak komisioner dengan metode
terpisah meliputi transaksi sbb: tidak terpisah meliputi transaksi sbb:

a) Pembayaran biaya angkut/perakitan, a) Pembayaran biaya angkut/perakitan


jurnalnya: jurnalnya:
Barang komisi xxx Utang pengamanat xxx
Kas xxx Kas xxx

b) Menjual barang komisi, jurnalnya: b) Menjual barang komisi, jurnalnya:


Kas xxx Kas xxx
Barang komisi xxx Penjualan xxx
Harga Pokok Penj. xxx
c) Mengirim laporan pertanggungjawaban Utang pengamanat xxx
kepada pengamanat (consignor), jurnalnya:
Barang komisi xxx c) Laporan pertanggungjawaban tidak
Utang pengamanat xxx dicatat.

d) Mengirim pembayaran kepada pengamanat


(consignor), jurnalnya: d) Mengirim pembayaran kepada
Utang pengamanat xxx pengamanat (consignor), jurnalnya:
Kas xxx Utang pengamanat xxx
Kas xxx

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 21
Akuntansi Untuk Konsinyasi Yang Telah Selesai
Catatan Pihak Consignee- Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri.
1. Penyerahan barang kepada Pihak Consignee. Di pihak consignee mencatat
barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau
dalam buku tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini.
2. Beban Pihak Consignor Ditetepkan Pada Konsinyasi. Pihak Consignee tidak
dipengaruhi oleh transaksi pihak consignor.
3. Beban Pihak Consignee ditetapkan Pada Konsinyasi .
4. Penjualan oleh Pihak Consignee.
5. Komisi atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi consignee.
6. Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak
Consignee.

Catatan Pihak Consignee- Jika Laba Konsinyasi tidak Ditetapkan Tersendiri.


Pengiriman barang Kepada Pihak Consignee. Pihak consignee mencatat barang konsinyasi
dengan ayat jurnal memorandum.
1. Beban pihak Consignor Ditetapkan Pada Konsinyasi.
2. Penjualan Oleh Pihak Consignee.
3. Komisi atau laba yang masih diterima bagi pihak consignee tidak membuat
ayat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi.
4. Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak
Consignee. Pihak consignee mencatat pembayaran kepada pihak consignor
dengan mendebet perkiraan pihak consignor dan menkredit perkiraan Kas.

Catatan Pihak Consignor- Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri.


1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Consignee. Pihak consignor mencatat penyerahan
barang kepada pihak consignee dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-Keluar dan
mengkredit perkiraan persediaan, jika untuk saldo persediaan diselenggarakan dengan
system persediaan perpetual.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 6 / 21
2. Beban Pihak Consignor Yng Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak consignor mencatat
beban yang berkaitan dengan konsinyasi dengan mendebet perkiraan konsinyasi-
keluar dan mengkredit Kas atau perkiraan Kewajiban.
3. 4 dan 5 Beban Pihak Consignee Yang DiTetapkan Pada Konsinyasi-Penjualn oleh
Pihak Consignee – Pembebanan komisi oleh Pihak Consignee
4. Pengiriman Uang kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Consignee.

Catatan Pihak Consignor- Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersedia.


1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Consignee
2. Beban Pihak Consignor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi. Perkiraan bisanya
dibebani dengan beban konsinyasi, tanpa pemisahan antara beban konsinyasi dab
beban yang berkaitan dengan penjualan biasa.
3. 4, dan 5 Beban Pihak Consignee yang Ditetapkan Pada Konsinyasi-Penjualan Oleh
Pihak Consignee-Pembebanan Komisi oleh Pihak Consignor tidak menyusun ayat-
ayat jurnal untuk transaksi yang diselesaikan olek pihak consignee sampai pihak
consignor menerima laporan dari pihak consignee.
4. Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi oleh pihak Consignee

Akuntansi Untuk Konsinyasi Ya Ng Tidak Diselesaikan Tuntas.

1. Catatan Pihak Consignee-Jika laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri


Laba atas penjualan konsinyasi sebelum laporan keuangan disusun pada tiap akhir periode,
dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-Masuk dan mengkredit perkiraan pendapatan untuk
komisi atas penjualan konsinyasi sampai dengan tanggal itu. Jika laba Konsinyasi tidak
Ditetapkan Tersendiri, maka tidak membutuhkan penyusunan jurnal pada akhir periode jika
jurnal telah dibuat pada waktu barang konsinyasi dijual, yang menetapkan pembelian atau
harga pokok penjualan dan kewajiban kepada pihak consignor.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 21
2. Catatan Pihak Consignor- Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri.
Pihak consignor membutuhkan laporan penjualan komisinya pada akhir periode fiskalnya
sendiri, agar ia dapat mencatat laba atau rugi sampai dengan tanggal itu. Jika laba konsinyasi
tidak ditetapkan tersendiri, maka beban yang dikeluarkan oleh pihak consignee dan yang
dibebankan pada hasil penjualan konsinyasi akan ditetapkan dalam buku pihak consignor
dengan mendebet perkiraan beban yang bersangkutan.

Barang-Barang Konsinyasi yang Dikembalikan

Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat, maka rekening barang-


barang konsinyasi harus dikredit dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos
angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan, dan biaya pengiriman kembali), harus dibebankan
kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya yang terjadi itu tidak
dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang-barang yang dikembalikan atau tidak perlu
ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberikan manfaatnya di masa yang akan
datang. Dalam hal barang-barang dikembaikan karena rusak sehingga manfaatnyatidak lagi
sebanding dengan harga pokoknya , maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian.
Jika biaya-biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka
biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.

Uang Muka dari Komisioner

Perjanjian konsinyasi kemungkina disertai dengan persyaratan akan adanya uang muka yang
harus dibayar oleh komisioner untuk barang-barang komisi (titipan) yang diterimanya.
Apabila hal ini terjadi maka terhadap uang muka yang diterimanya itu harus dicatat sebagai
“Uang Muka dari Komisioner”. Jumlah uang muka yang diterima oleh pengamanat tidak
boleh dikredit pada rekening barang-barang konsinyasi. Uang muka yang diterima dari
komisioner harus disajikan sebagai hutang di dalam neraca sampai dengan perhitungan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 8 / 21
penyelesaian atas barangbarang yang telah laku dijual dibuat oleh komisioner yang
bersangkutan.

Penyajian Laba (Rugi) Penjualan Konsinyasi di dalam Laporan Perhitungan Rugi –


Laba

Laba (rugi) penjualan konsinyasi dapat disajikan di dalam Laporan Perhitungan Rugi – Laba
bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan
dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi
penjualan regular. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang
cukup penting dalam kegiatan distribusinya, maka data hasil penjualan, harga pokok
penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan
sejajar dengan data penjualan regular.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 21
Kemungkinan lain untuk menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi di dalam Laporan
Perhitungan Rugi – Laba adalah meaporkan sebesar laba (rugi) penjualan konsinyasi tanpa
menyajikan data penjualan dan biaya-biaya yang bersangkutan. Apabila cara ini ditempuh
pada umumnya laba (rugi) penjualan konsinyasi ditambahkan (dikurangkan) dari Laba Kotor
penjualan regular sebagai berikut :

Metode Penjualan Konsinyasi


Metode pencatatan atas transaksi penjualan konsinayasi terdapat prosedurprosedur
pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Pada prinsipnya
pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap barang-barang konsinyasi
dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika konsinyor membutuhkan laporan penjualan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 21
dan untuk mengetahui laba atau rugi penjualan barang-barang konsinyasi, maka
pencatatannyaharus diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler.

Ada dua metode penentuan laba rugi barang konsinyasi, yaitu :

1. Laba Ditentukan Tersediri


Di sini pencatatan konsinyasi dilakukan dengan buku-buku tersendiri, terpisah dari pencatatan
pembelian dan penjualan lainnya. Konsinyi mengakui laba penjualan konsinyasi sebelum
menyusun laporan keuangan pada akhir periode dengan mendebet konsinyasi-masuk dan
mengkredit pendapatan komisi atau laba penjualan konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada
konsinyor dicatat dengan menggunakan akun ‘konsinyi-masuk’. Konsinyor harus menerima
akun penjualan pada akhir tahun buku untuk mencatat laba atau rugi penjualan barang
konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyi dicatat dengan menggunakan akun
‘konsinyi-keluar’.

2. Laba Tidak Ditentukan Tersendiri


Di sini pencatatn konsinyasi tidak dipisahkan dari pembelian dan penjualan lainnya. Jika
jurnal pada saat barang konsinyasi dijual mengakui pembelian atau harga pokok barang yag
dijual dan kewajiban kepada konsinyor, konsinyi tidak perlu menjurnal diakhir periode.
Konsinyor mencatat potongan hasil penjualan oleh konsinyi ke akun beban yang
bersangkutan. Jika barang konsinyi tidak semua terjual sampai akhir periode maka beban juga
ditangguhkan pada barang konsinyasi yang belum terjual. Kas di debet atas kiriman uang dari
konsinyi atau piutang di debet untuk jumlah yang tunai dari konsinyi, akun beban di debet
untuk pembebanan oleh konsinyi atas barang yang telah terjual, barang dalam konsinyasi di
debet untuk pembebanan konsinyi atas barang yang belum terjual, dan penjualan di kredit
untuk total penjualan konsinyasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 21
Bagaimana kalau barang yang dititipkan (barang konsinyasi) masih tersisa?

Contoh yang diberikan di bagian sebelumnya adalah apabila komisioner berhasil menjual
semua barang konsinyasi. Dalam praktik, hal ini jarang terjadi. Pada akhir periode tertentu,
sering kali masih terdapat barang konsinyasi yang tersisa. Bila hal ini terjadi maka hal-hal
yang perlu diperhatikan:
a. hanya barang yang terjual saja yang dilaporkan oleh komisioner ke pihak pengamanat.
Selama barang konsinyasi tetap berada di pihak komisioner, maka tidak ada pencatatan yang
perlu dibuat, baik oleh pengamanat maupun komisioner. Bila barang konsinyasi ditarik, maka
pengamanat akan menambah nilai persediaannya sebesar harga pokok barang konsinyasi yang
ditarik tersebut dan di lain pihak komisioner akan membuat memo atas barang yang ditarik
tersebut.

b. Ongkos angkut dibebankan secara proporsional ke barang konsinyasi

c. Pengamanat harus mencatat berapa harga pokok yang melekat pada barang konsinyasi yang
belum terjual 345

Berikut ini adalah contoh apabila barang konsinyasi tidak semuanya laku terjual. Toko
elektronik ”CC” di Surabaya pada tanggal 15 Maret 2006 menitipkan 5 buah kulkas dan 10
buah Tape Compo ke toko elektronik ”DD” di Malang untuk dijualkan. Harga pokok Kulkas
Rp4.000.000,00/ buah sedangkan Tape Compo berharga pokok Rp2.000.000,00/buah. Komisi
penjualan sesuai kesepakatan sebesar 10% dan barang konsinyasi dijual dengan harga
masing-masing Rp5.000.000,00 untuk kulkas dan Rp2.500.000,00 untuk Tape Compo. Jurnal
yang dibuat komisioner (Toko ”DD”) dan Pengamanat (Toko ”CC”) adalah sebagai berikut:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 21
Metode Terpisah

Pencatatan lainnya adalah sebagai berikut :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 21
Kas yang diterima/dikirim = Rp35.000.000–Rp1.100.000–Rp3.500.000 = Rp30.400.000

Metode Tidak Terpisah :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 21
Berikut ini adalah alokasi Beban pokok penjualan dan biaya-biayanya lainnya ke barang yang
terjual dan barang yang masih berada di komisioner.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 21
Saldo rekening barang konsinyasi pada tanggal 1 Agustus 2007, 31 Oktober 2007 dan 1
November 2007 adalah sebagai berikut:

Bentuk laporan yang dikirim oleh komisioner kepada pengamanat adalah sebagai berikut:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 21
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 17 / 21
Latihan
Berikut ini adalah laporan dari komisioner kepada pengamanat:

Harga pokok televisi per buah adalah Rp1.100.000,00


Diminta: Buat jurnal yang ada di komisioner dan pengamanat, apabila menggunakan metode:
a) Terpisah; dan b) Tidak terpisah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 / 21
Jawaban :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 / 21
Daftar Pustaka

1. Debra C. Jeter, Paul K. Chaney, Advanced Accounting, international student version,


5th ed., John Wiley and Sons, 2012 (Jet)
2. Baker, Lembke, Advanced Accounting, Advanced Financial Accounting An
Indonesian Perpective, 7th ed., Salemba Empat dan Mc GrawHill, 2009. (Bak)
3. Hamizar, Suhajar Wiyoto, Advanced Accounting, Suatu Aplikasi Perusahaan
Indonesia berbasis PSAK & IFRS, Lentera Ilmu, 2011. (Suh)
4. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba, PSAK revisi 2017

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 20 / 21

Anda mungkin juga menyukai