Anda di halaman 1dari 22

RANGKUMAN MATERI KULIAH

SAP 1
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“PERSEKUTUAN”

Nama Dosen Pengampu: Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si.,Ak.

Oleh :

KELOMPOK 1

Nama Anggota Kelompok :

I Gusti Ayu Putri Suniantari (1607531042) ( 9 )

Ni Komang Ita Monika (1607531045) ( 10 )

Ni Wayan Pitriyani (1607531047) ( 12 )

Ni Nengah Witri Astiti (1607531049) ( 13 )

Putu Ayu Pramesti (1607531050) ( 14 )

Ni Kadek Indah Permata Sari (1607531053) ( 15 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017/2018

0
1.1 Definisi dan Sifat – Sifat Persekutuan
1. Definisi Persekutuan
Persekutuan (partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang (badan)
atau lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna
mendapatkan keuntungan atau laba.
Dalam persekutuan pemisahan pemilik dan manajemen hampir tidak ada, namun
demikian penyelenggaraan akuntansi harus berpedoman pada ketentuan–ketentuan
yang diatur oleh prinsip–prinsip yang lazim. Dari segi akuntansinya, persekutuan
sebagai suatu unit usaha harus dianggap mempunyai kedudukan terpisah dengan para
pemiliknya. 

2. Sifat – Sifat Persekutuan


Secara umum ada 5 yang menjadi karakteristik persekutuan yaitu :
1) Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency)
Setiap anggota merupakan agen dari pada persekutuan untuk mencapai tujuan
usahanya.

2) Jangka waktu terbatas (Limited life)


Persekutuan tetap ada selama orang–orang (badan–badan) yang mengadakan
persekutuan itu ada dan masing–masing masih tetap menghendakinya. Setiap
perubahan yang berhubungan dengan maksud mengkahiri penjanjian dari para
anggota berarti membubarkan persekutuan. Penarikan modal atau kaitan seorang
anggota otomatis membubarkan persekutuan.

3) Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited Liability)


Tangung jawab seorang anggota terbatas pada jumlah yang ditanam di dalam
usaha persekutuan. Apabila di dalam keadaan tertentu persekutuan tidak dapat
membayar hutang-hutangnya karena jumlah kekayaan tidak cukup, maka kreditur
berhak menagih pada salah satu seorang dari anggota persekutuan tersebut.

4) Memiliki suatu bagian/hak di dalam persekutuan (Ownership of an Interest in a


Partnership)
Kekayaan yang ditanam di dalam perusahaan tidak lebih dari hak milik
yang  terpisah dari anggota  yang menjadi kekayaan persekutuan. Anggota yang
menanamkan kekayaan ke dalam persekutuan berarti menyerahkan haknya untuk
mengusahakan dan menggunakan kekayaannya itu, dan sepenuhnya rela untuk dipakai

1
guna mencapai tujuan-tujuan persekutuan. Hak yang diberikan kepada persekutuan ini
memberikan hak yang sama dengan anggota lainnya untuk memimpin dan
menjalankan usaha persekutuan.

5)  Pengembalian bagian keuntungan persekutuan


Setiap anggota mendapat bagian dari  keuntungan persekutuan. Suatu persetujuan
yang dibuat untuk membagi keuntungan  itu sendiri, tidak merupakan suatu bentuk
persekutuan.

1.2 Investasi Awal dalam Persekutuan

Seorang sekutu baru dapat mengakuisisi kepemilikan dengan cara melakukan


investasi ke dalam persekutuan. Dalam kasus ini persekutuan menerima kas tau asset lain.
Tiga kondisi dapat terjadi jika sekutu baru melakukan investasi persekutuan yaitu :

Kasus 1. Invetasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru terhdapat nilai buku
persekutuan.
Kasus 2. Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekutu baru terhadap nilai
buku persekutuan. Hal ini mengindentifikasikan bahwa nilai aset neto persekutuan
sebelumnya dicatat terlalu rendah di pembukuan atau adanya goodwill yang belum
dicatat
Kasus 3. Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru terhadap nilai
buku persekutuan. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai aset neto persekutuan
sebelumnya terlalu tinggi di pembukuan atau sekutu baru memberikan kontribusi
goodwill sebagai tambahan aset lain.

Langkah pertama untuk menentukan bagaimana menghitung bagaimana menghitung


masuknya sekutu baru adalah dengan menghitung proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan (new partner’s proportion of the partnership’s book value) sebagai berikut :

Modal Invetasi Persentase


Proporsi sekutu Baru terhadap
sekutu + Sekutu Modal atas
Nilai buku Persekutuan = Sekutu baru
sebelumnya Baru

Proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan dibandingkan dengan jumlah
investasi yang dibuat sekutu baru untuk menentukan prosedur akuntansi yang harus
dilakukan dalam penerimaannya sebagai sekutu baru.

2
Rangkuman dari tiga kasus di atas :
Langkah 1 : adalah membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsinya
terhadap nilai buku persekutuan .
Langkah 2 : adalah menentukan metode penerimaan. Tiga metode yang berbeda
tersedia untuk penerimaan sekutu baru ketika terjadi perbedaan antara
investasi sekutu baru dengan proporsinya terhadap nilai buku persekutuan.
Ketiga metode adalah : (1) revaluasi aset neto, (2) pengakuan goodwill, (3)
menggunakan metode bonus (bonus method). Dengan menggunakan revaluasi
aset neto dan pengakuan goodwill, biaya historis yang mendasari aset neto
disesuaikan selama proses penerimaan sekutu baru.
Terdapat beberapa kesamaan antara akuntansi untuk penerimaan sekutu baru dengan
akuntansi atas investasi pada saham di korporasi. Jika sekutu baru membayar lebih dari
nilai buku, kelebihan biaya perolehan atas nilai buku, yaitu diferensial bernilai positif,
mungkin adalah goodwill yang tidak diakui atau karena aset yang nilainya terlalu rendah-
kasus yang sama seperti akuntansi untuk diferensial pada investasi saham. Jika nilai buku
sama dengan biaya perolehan investasi , maka tidak ada diferensial, indikasi bahwa nilai
buku dari aset neto sama dengan nilai wajarnya.

Kasus 1. Nilai investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku Persekutuan
Besarnya investasi sekutu sering kali merupakan hasil negosiasi antara sekutu lama
dengan calon sekutu baru.

Gambaran Umum Akuntansi Penerimaan Sekutu Baru

Langkah 1: Membandingkan proporsi Nilai Langkah 2: Metode Alternatif untuk


Buku dan Investasi sekutu Baru Mencatat Penerimaan Sekutu Baru Obeservasi Kunci
Biaya Perolehan Investasi > Nilai buku 1. Revaluasi aset neto menuju nilai pasar - sekutu lama
menerima
(Kasusn2) dan alokasikan kepada sekutu lama nilai aset, goodwill,
2. Catat goodwill yang belum diakui bonus biaya investasi
Dan alokasikan kepada sekutu lama - mencatat peningkatan
3. Alokasikan bonus kepada sekutu lama. goodwill
persekutuan
Biaya Perolehan investasi = Nilai buku 1. Tidak ada revaluasi, banus, atau - tidak ada alokasi
lanjut
(Kasus 1) goodwill karena sekutu baru

3
Akan modal investasinya

Biaya perolehan investasi < Nilai buku 1. Revaluasi aset neto menuju nilai pasar - sekutu mendaptkan
(Kasus 3) dan alokasikan kepada sekutu lama goodwill atau bonus
2. mengakui goodwill yang dibawa sebagai insentif
Sekutu baru - mencatat goodwill
3. Alokasikan bonus kepada sekutu baru peningkatan modal

Setelah nilai investasi disetujui, barulah mungkin untuk menghitung proporsi nilai buku sekutu baru.
Untuk investasi Rp10.000.000, Citra akan mendapatkan seperempat kepemilikan pada pesekutuan,
sebagai berikut :

Investasi pada persekutuan Rp10.000.000


Proporsi nilai buku sekutu baru :
(Rp30.000.000 + Rp10.000.000) x 0,25 (10.000.000)
Selisih (investasi = nilai buku) Rp

Jurnal yang dicatat dalam pembukuan persekutuan adalah :

1 januari 20X3
(10) Kas 10.000.000
Modal, Citra 10.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan atas
Investasinya sebesar Rp10.000.000

Kasus 2. Nilai investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan

Dalam beberapa kasus, seseorang sekutu dapat melakukan investasi lebih besar dari porsi
kepemilikannya atas nilai buku persekutuan.
Misalnya, diasumsikan Citra menginvestasikan Rp11.000.000 untuk seperempat
kepemilikan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah membandingkan
investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya, sebagai berikut :

Investasi pada persekutuan Rp11.000.000

4
Proprosi nilai buku sekutu baru
(Rp30.000.000 + Rp11.000.000) x 0,25 (10.250.000)
Selisih (investasi= nilai buku Rp 750.000

Citra telah menginvestasikan Rp11.000.000 untuk kepemilikan dengan nilai buku


Rp10.200.000, sehingga membayar lebih tinggi Rp750.000 atas nilai buku saat ini.
Tiga alternatif perlakuan akuntansi dalam kasus ini adalah :
1. Revaluasi nilai aset. Pada alternatif ini adalah:
a. Nilai buku aset dinaikan ke nilai pasarnya
b. Modal sekutu lama dinaikan sebanding dengan kenaikan peningkatan nilai
buku aset.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal
ditambah nilai revaluasi aset tambah investasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang tidak tercatat. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill yang tidak tercatat diakui
b. Modal sekutu lama dinaikan sebanding dengan nilai goodwill
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal
ditambah nilai goodwill ditambah investasi sekutu baru.
3. Menggunakan metode bonus. Pada dasarnya, metode bonus adalah
perpindahan saldo modal antara sesame sekutu. Metode ini digunakan ketika
sekutu tidak menginginkan penyelesaian pada nilai aset atau mengakui
goodwill. Dengan metode ini adalah:
a. Modal sekutu lama dinaikan sebanding dengan nilai bonus yang dibayarkan
sekutu baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal
ditambah investasi sekutu baru.

Ilustrasi pendekatan atas Revaluasi Aset


Misalkan Citra membayar kelebihan sejumlah Rp750.000 (Rp11.000.000 –
Rp10.250.000) terhadap proporsi nilai buku karena persekutuan memiliki tanah dengan
nilai buku Rp4.000.000 tetapi penilaian terkini mengidentifikasikan tanah tersebut
memiliki nilai pasar Rp7.000.000.
Peningkatan nilai tanah dialokasikan kepada saldo modal para sekutu baru ini sebagai
pengakuan peningkatan nilai tanag dialokasikan kepada saldo modal para sekutu dengan
5
menggunakan rasio laba dan rugi yang ada pada saat terjadinya peningkatan. Modal Aldi
meningkat sebesar Rp1.800.000 (60 persen dari kenaikan sebesar Rp3.000.000), dan
modal Bayu meningkat sebesar Rp1.200.000 (40 persen dari Rp3.000.000) persekutuan
akan mencatat jurnal berikut untuk revaluasi tanah.

(11) Tanah Rp3.000.000


Modal,Aldi
Rp1.800.000
Modal, Bayu
Rp1.200.000
Revaluasi tanah persekutuan menjadi nilai pasar.

Investasi Citra sebesar Rp11.000.000 menjadikan modal persekutuan bernilai


Rp44.000.000 sebagai berikut :

Modal persekutuan AB sebelumnya


Rp30.000.000
Revaluasi tanah menjadi nilai pasar
3.000.000
Investasi Citra
11.000.000
Modal Persekutuan ABC Rp44.000.000

Bagian sekutu baru atas Modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp3.000.000 +


Rp11.000.000) x 0,025 =
Rp11.000.000
Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra ke dalam persekutuan adalah :
(12) Kas 11.000.000
Modal,Citra 11.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan moda di persekutuan.

Cara lain untuk melihat penciptaan goodwill pada saat penerimaan sekutu baru adalah
menggunakan akun T untuk menggambarkan neraca persekutuan. Jika ada tambahan aset

6
neto, seperti pengakuan goodwill, harus diseimbangkan dengan penambahan modal,
sebagai berikut.

Sebelum penerimaan Citra


Aset neto Rp30.000.000 Modalsekutu Rp30.000.000
Sebagai sekutu baru
Investasi sekutu baru berupa kas
Kas 11.000.000 Modal baru 11.000.000
Modal sebelum pengakuan
Rp41.000.000 Rp41.000.000
Goodwill
Estimasi goowill baru
Goodwill 3.000.000 Modal goodwill 3.000.000
Total modal dihasilkan
Aset neto Rp44.000.000 Total dihasilkan Rp44.000.000

(13) Goodwill 3.000.000


Modal,Aldi 1.800.000
Modal,Bayu 1.200.000
Mengakui goodwill yang belum di catat
(14) Kas 11.000.000
Modal,Citra 11.000.000
Menerima Citra sebagai sekutu baru untuk seperempat bagian
Modal :
Rp44.000.000 x 0,25

Yang perlu dicatat adalah Rp11.000.000 yang dikredit ke modal Citra adalah seperempat
dari Rp44.000.000 modal yang dihasilkan Persekutuan ABC, sebagai berikut :

Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp3.000.000 +
Rp11.000.000) x 0,25 =
Rp11.000.000

Persekutuan ABC menghasilkan saldo modal senilai Rp30.000.000 di awal, ditambah


Rp11.000.000 investasi dari Citra.
Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp11.000.000) x
0,25
= Rp10.250.000

7
Jurnal yang dicatat dalam rangka penerimaan Citra sebagai sekutu adalah :
(15) kas 11.000.000
Modal,Aldi 450.000
Modal,Bayu 300.000
Modal,Citra 10.250.000
Penerimaan Citra dengan bonus kepada Aldi dan Bayu

Kasus 3. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih kecil dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Ada kemungkinan bahwa seorang sekutu baru membayar lebih kecil dari proporsi
kepemilikannya atas nilai buku persekutuan. Misalnya, Citra melakukan investasi
Rp8.000.000 untuk seperempat kepemilikan modal di perusahaan ABC.

Investasi pada persekutuan Rp8.000.000


Proporsi nilai buku sekutu baru :
(Rp30.000.000 + Rp8.000.000) x 0,25 (9.500.000)
Selisih (investasi < Nilai buku) Rp(1.500.000)

Tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika investasi lebih rendah dari
nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendekatan tersebut ialah :
1. Revaluasi nilai aset yang menurun, pada alternatif ini adalah :
a. Nilai buku aset diturunkan untuk mencatat penurunan nilainya
b. Modal sekutu lama diturunkan sebanding dengan kenaikan penurunan nilai
buku aset
c. Modal persekutuan yang dihasilkan lebih rendah dari saldo modal awal
ditambah nilai aset yang diturunkan ditambah investasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang dibawa sekutu baru. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill dan keunggulan lain yang dibawa sekutu baru dicatat dan
dimasukan ke dalam saldo modal sekutu baru.
b. Modal sekutu lama dibiarkan tidak berubah.

8
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
nilai goodwill yang dibawa sekutu baru ditambah investasi sekutu.
3. Menggunakan metode bonus. Dengan metode ini adalah:
a. Sekutu baru mendapatkan bonus dari modal sekutu lama, yang akan
menurunkan bagian bonus mereka yang nantinya dibayarkan kepada sekutu
baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
investasi sekutu baru.
c.
Ilustrasi Pendekatan Revaluasi Aset
Asumsikan Citra hanya membayar Rp8.000.000 untuk seperempat kepemilikan pada
persekutuan. Persediaan yang saat ini dicatat pada nilai buku sebesar Rp14.000.000
memiliki nilai wajar hanya Rp8.000.000 karena beberapa mengalami
kerusakan.Penurunan nilai dialokasikan kepada sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi
pada saat terjadinya penurunan nilai yaitu 60 persen kepada Aldi dan 40 persen kepada
Bayu. Penurunan dicatat sebagai berikut :

(16) Modal,Aldi 3.600.000


Modal,Bayu 2.400.000
Persediaan 6.000.000
Revaluasi persediaan menjadi nilai wajar

Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (24.000.000 + Rp8.000.000) x 0.25
= Rp8.000.000

Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra sebagai sekutu baru dalam persekutuan ABC
adalah :
(17) Kas 8.000.000
Modal,Citra 8.000.000
Penerimaan Citra ke dalam persekutuan

Nilai kredit modal tercatat milik Citra sama dengan investasinya karena jumlah nilai
modal persekutuan adalah Rp32.000.000 (Rp24.000.000 + Rp8.000.000) yang sekarang
mencerminkan nilai wajar persekutuan.

9
Ilustrasi Pencatatan Goodwill untuk Sekutu Baru
Misalnya, Aldi Bayu, dan Citra setuju bahwa kemampuan Citra akan menghasilkan
laba. Mereka setuju Citra layak mendapatkan Rp2.000.000 goodwill ketika bergabung
sebagai antisipasi laba yang akan dihasilkan Citra di kemudian hari.
Alternatif lain, nilai goodwill yang dibawa oleh sekutu baru bisa diperkirakan dari
jumlah modal yang ditahan oleh sekutu lama. dalam kasus ini, sekutu lama menahan 75
persen kepemilikan pada persekutuan dan memberikan 25 persen kepada sekutu baru.
Nilai 75 persen kepemilikan sekutu lama adalah Rp30.000.000 investasi Citra sebesar
Rp8.000.000 ditambah goodwill setara dengan 25 persen sisanya. Nilai goodwill yang
dibawa oleh Citra dapat dihitung sebagai berikut :

Langkah 1
75% dari estimasi modal yang dihasilkan Rp30.000.000
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan (Rp30.000.000/0.75) Rp40.000.000
Langkah 2
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp40.000.000
Jumlah aset neto tidak termasuk goodwill
(30.000.000 ditambah Rp8.000.000 investasi dari Citra (38.000.000)
Estimasi goodwill Rp2.000.000

10
Jurnal yang dicatat untuk penerimaan Citra sebagai sekutu baru di persekutuan ABC
adalah :
(18) Kas 8.000.000
Goodwill 2.000.000
Modal,Citra 10.000.000
Penerimaan Citra sebagai sekutu baru

Jumlah modal yang dihasilkan dari pembentukan persekutuan ABC adalah Rp 40.000.000
dengan Aldi dan Bayu bersama-sama memiliki 75 persen dan Citra sebesar 25 persen.

Ilustrasi metode bonus


Penerimaan Citra sebagai sekutu baru dengan seperempat kepemilkian pada persekutuan
ABC dengan investasi hanya Rp8.000.000 dapat juga diperlakukan sebagai bonus kepada
Citra dari sekutu lama.
Bonus senilai Rp1.500.000 adalah selisih antara nilai buku sekutu baru senilai
Rp9.500.000 dengan investasinya senilai Rp8.000.000 modal sekutu lama berkurang
Rp1.500.000 secara proporsional berdasarkan rasio laba atau rugi yaitu 60 persen dari Aldi
dan 40 persen dari Bayu, dan akun modal Citra akan dikredit senilai Rp9.500.000 sebagai
berikut:

(19) Kas 8.000.000


Modal Aldi 900.000
Modal,Bayu 600.000
Modal, Citra 9.500.000
Penerimaan Citra dalam persekutuan

Jumlah yang dikredit kepada sekutu baru adalah bagian kepemilikannya terhadap total
modal yang dihasilkan, yaitu : Bagian seekutu baru atas total modal yang dihasilkan =
(Rp30.000.000 + 8.000.000) + 0,25 = Rp9.500.000

1.3 Tambahan Investasi dan Pengambilan


Perjanjian persekutuan harus memuat pedoman untuk investasi tambahan dan
penarikanyang dilakukan setelah kegiatan usaha persekutuan dimulai. Investasi tambahan
dikreditkan padaakun modal sekutu yang sudah ada, pada nilai wajar saat investasi.

11
Penarikan dalam jumlah yangbesar dan tidak biasa (irregular) umumnya dibebankan pada
akun modal sekutu yang melakukanpenarikan. Jurnal untuk penarikan yang demikian
adalah :
1. Penarikan Dana
Laba persekutuan adalah imbalan usaha bagi para sekutu, karena itu sekutu tidak
perludigaji seperti halnya karyawan persekutuan. Sebaliknya, sekutu yang aktif biasanya
menarikdana yang jumlahnya tetap secara mingguan atau bulanan untuk mengambil
bagian merekadalam laba persekutuan. Contohnya , apabila Townsend dan Lee menarik
Rp 1.000 daripersekutuan setiap bulan mereka akan mencatat penarikan bulan tersebut
sebagai berikut :
Penarikan Townsed (-E) Rp. 1.000
Kas (-A) Rp. 1.000
(untuk mencatat tunjangan pengambilan)

Penarikan Lee (-E) Rp. 1.000


Kas (-A) Rp. 1.000
Akun penarikan harus ditutup kea kun modal pada akhir tiap periode akuntansi.
Efek akhir dariayat jurnal sama saja seolah-olah penarikan dibebankan langsung kea
kun modal. ApabilaTownsend mengambil Rp. 1.000 tiap bulan sepanjang tahun , saldo
akun penarikannya pada akhirtahun berjumlah Rp. 12.000, dan akun penarikannya akan
ditutup dengan jurnal berikut :
Modal Twinsend (-E) Rp. 12.000
Penarikan Twosend (+E) Rp. 12.000
(Untuk menutup akun penarikan Twonsend)
2. Pinjaman dan Uang Muka
Seorang sekutu bias saja memberikan pinjaman pribadi kepada persekutuannya. Ini
dimuatdalam pasal 18 C dari undang-undang yang menyatakan bahwa “seorang sekutu,
yang dalamrangka menolong persekutuan dengan melakukan pembayaran atau
memberikan uang muka diluar jumlah modal yang telah disepakati untuk diberikan, akan
menerima bunga terhitungtersebut dan utang bunganya dianggap sebagai kewajiban
persekutuan. Demikian pula halnyadengan pinjaman dan uang muka persekutuan kepada
sekutu individual, akan dianggap sebagaiaktiva persekutuan.

1.4 Kegiatan Usaha Persekutuan


Bentuk persekutuan (partnership) diantaranya :
12
1. Persekutuan perdagangan (trading partnership), usaha pokoknya adalah pembuatan,
pembelian, dan penjualan barang-barang
2. Persekutuan jasa-jasa (non trading partnership), tujuan untuk memberikan jasa-jasa
karena keahliannya.

3. Persekutuan Firma (general partnership), adalah suatu bentuk persekutuan dimana


semua anggota dapat bertindak atas nama perusahaan dan kepadanya dapat diminta
pertanggung jawaban terhadap kewajiban-kewajiban persekutuan. Masing-masing
anggota disebut sekutu umum.

4. Persekutuan terbatas (limited partnership) adalah suatu persekutuan dimana aktivitas


anggota tertentu dibatasi dan sebaliknya tanggung –jawab masing-masing anggota ini
dibatasi sampai jumlah tertentu, yang mungkin sejumlah investasi yang telah
diberikannya. Anggota tersebut disebut sekutu terbatas.

5.  Joint stock companies adalah bentuk persekutuan di mana struktur modalnya berupa
saham-saham yang dapat dipindah tangankan. Perpindahan hak atas saham-saham
tersebut tidak boleh mengganggu kontinuitas usaha persekutuan. Tanggung jawab
setiap anggota joint stock companies tidak terbatas seperti halnya pada persekutuan
umum.

1.5 Perjanjian Pembagian Laba dan Rugi

1. Perjanjian Persekutuan Akuntansi Dasar Persekutuan


Dalam persekutuan tentu harus ada perjanjian sebagai dasar pijakan pembentukan
persekutuan tersebut. Pada perjanjian persektuan berisi tentang, nama persekutuan,
anggota, tanggal berdiri, sifat serta bidang usaha, dan beberapa hal yang harus ada yaitu ;
1) Besarnya investasi dari masing-masing anggota
2) Hak dan kewajiban anggota
3) Buku-buku catatan dan laporan keuangan
4) Pembagian keuntungan
5) Hal-hal khusus yang  menyangkut masalah pembebanan dan penerimaan imbalan
jasa tertentu diantara para anggota.
6) Penarikan kembali modal yang disetor
7) Asuransi jiwa kematian salah satu anggota

13
8) Penyelesaian apabila ada perselisihan diantara para anggota dan lain-lain.

2. Pembagian Laba Bersih atau Rugi Bersih


Para anggota persekutuan dapat membuat persetujuan pembagian laba bersih (rugi
bersih) yang dianggap sesuai dengan kontribusi masing-masing anggota di dalam
persekutuan. Terdapat berbagai cara yang dapat dipakai sebagai dasar pembagian laba
bersih (rugi bersih) di dalam persekutuan. Dasar pembagian laba bersih (rugi bersih) yang
dipilih harus dinyatakan di dalam perjanjian persekutuan. Adapun berbagai cara
pembagian laba bersih (rugi bersih) yang akan dikemukakan disini adalah:
1) Dibagi sama.
2) Dengan perbandingan atas dasar perjanjian.
3) Dengan perbandingan penyertaan modal.
4) Mula-mula ditentukan bunga modal dari masing-masing anggota, selebihnya
dibagi atas dasar perjanjian.
5) Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang aktif
bekerja, sisanya dibagi atas dasar perjanjian.
6) Mula-mula diterapkan bunga untuk modal dari anggota, kemudian gaji sebagai
pemilik dan bonus untuk anggota-anggota yang dianggap berjasa dan sisanya
dibagi atas dasar perjanjian bersama.

Contoh :
Tuan Feri, Tuan Muliadi dan Tuan Haris telah mendirikan sebuah persekutuan dan
pada tahun 1980 mendapatkan keuntungan sebesar Rp 150.000,00. Pada akhir tahun1980,
diketahui posisi rekening pribadi (prive/personal/current account) dan rekening “modal”
masing-masing anggota adalah sebagai berikut :
1) Apabila disetujui laba (rugi) yang diperoleh dibagi sama :
Rugi & Laba               Rp 150.000,00
            Pribadi, Ferri                           Rp 50.000,00
            Pribadi, Muliadi                      Rp 50.000,00 
            Pribadi, Haris                          Rp 50.000,00

2) Apabila  pembagian laba/rugi  dengan  perbandingan 


Tuan Feri : Tuan Muliadi : Tuan Haris = 3 : 5 :7
Rugi & Laba            Rp 150.000,00
14
Pribadi, Feri                                Rp 30.000,00
Pribadi, Muliadi                          Rp 50.000,00 
Pribadi, Haris                              Rp 70.000,00

Perhitungan:  
Bagian laba Tuan Feri = 3/15 x 150.000       =  Rp  30.000,00
Bagian laba Tuan Muliadi = 5/15 x 150.00  =  Rp   50.000,00
Bagian laba Tuan Haris = 7/15 x 150.000    =  Rp   70.000,00
                           Total                                       Rp 150.000,00

3) Apabila  pembagian laba (rugi) sesuai perbandingan penyertaan modal dari masing-
masing anggota
Dalam hal ini ada 3 kemungkinan yang bias ditempuh, yaitu :
1) Sesuai dengan perbandingan modal awal.
 Rugi & Laba                    Rp 150.000,00
            Pribadi, Feri                                    Rp 37.500,00
            Pribadi, Muliadi                              Rp 50.000,00 
            Pribadi, Haaris                                Rp 62.500,00
2) Sesuai dengan perbandingan modal akhir.
Rugi & Laba                    Rp 150.000,00
Pribadi, Feri                                    Rp 40.000,00
Pribadi, Muliadi                             Rp 50.000,00 
Pribadi, Haris                                 Rp 60.000,00
3) Sesuai dengan perbandingan modal rata-rata tahunan
Rugi & Laba                  Rp 150.000,00
Pribadi, Feri                                    Rp 33.750,00
Pribadi, Muliadi                              Rp 41.250,00 
Pribadi, Haris                                  Rp 75.000,00

3. Masalah Gaji Pemilik, dan Bunga Modal


Di dalam akuntansi gaji pemilik dan bunga modal (sendiri) tidak diakui sebagai biaya
(usaha) bagi perusahaan, karena pada umumnya ditentukan sepihak (oleh pemilik sendiri)
dan bukan atas transaksi yang obyektif. Namun jika dapat diidentifikasikan dengan jasa
dan bunga modal maka harus diperlukan sebagai biaya yang sebenarnya.
15
Bagi manajemen lebih bermanfaat untuk memperlakukan gaji pemilik dan bunga
modal (sendiri) sama halnya dengan biaya usaha. Untuk itu informasi laba (rugi)
periodiknya lebih menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
sebenarnya.

4. Gaji Pemilik dan atau Bunga Modal Di Atas Jumlah Laba Bersih
Gaji pemilik dan bunga modal dari masing-masing anggota harus diperhitungkan lebih dahulu
dalam pembagian laba baik perusahaan itu memperoleh keuntungan maupun mengalami kerugian.

5. Koreksi Atas Laba / Rugi Tahun-Tahun Yang Lalu


Di dalam persekutuan, masalah yang dihadapi dalam koreksi laba (rugi) ialah
pengaruhnya terhadap hak pemilikan dan bagian atas laba (rugi) kepada masing-masing
pribadi anggota (pemilik). Hal ini menyangkut masalah koreksi dan penyesuaian terhadap
alokasi laba (rugi) kepada msing-masing anggota pemilik.
Pada umumnya tiga alternatif berikut ini dapat dipakai untuk menyelesaikan
penyesuaian alokasi atas laba (rugi) tahun-thaun yang lalu :
1) Jumlah koreksi laba (rugi) yang relatif kecil, cukup ditutup atau dibebebankan kepada
laba (rugi) tahun yang berjalan, asal tidak mempengaruhi secara material terhadap
hak-hak pemilikan (saldo modal) dari masing-masing anggota pemilik.
2) Apabila jumlah koreksi cukup besar,dan sulit diidentifikasikan,dapat dibebankan
kepada laba (rugi) tahun yang berjalan atau dialokasikan sebagian kepada laba (rugi)
tahun-tahun yang lalu sesuai dengan kehendak para anggota pemilik.
3) Apabila koreksi laba (rugi) cukup besar,dan dapat diidentifikasikan.Misalnya ada
kesalahan perhitungan beban penyusutan aktiva tetap,  maka perhitungan dan alokasi
kembali laba (rugi) kepada masing-masing pemilik harus dilakukan.

6. Laporan Keuangan Pada Persekutuan


Pada perusahan-perusahan umumnya laporan keuangan biasanya disusun untuk badan
usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari antara lain :
1) Laporan perhitungan rugi laba, bunga atas pinjaman dan gaji karyawan merupakan
biaya bagi perusahaan dan harus dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan
besarnya laba rugi periodik. Sedangkan bunga atas modal yang ditanamkan dari gaji
pemilik diperlukan sebagai perhitungan pembagian laba rugi.

16
2) Laporan perubahan modal , laporan perubahan modal didalam persekutuan identik
dengan laporan perubahan laba ditahan laporan perubahan modal merupakan ikhtisar
semua transaksi baik transaksi usaha maupun transaksi modal yang mengakibatkan
kenaikan dan berkurangnya saldo modal masing-masing pemilik selama satu periode
tahun buku.

3) Neraca, sebagian besar ketentuan di dalam penyusunan neraca pesekutuan tidak


berbeda dengan neraca perusahaan pada umumnya. Kecuali penyajian pada sisi
passive di dalam neraca persekutuan menggunakan dasar “konsep pemilik
(proprietary concept)”, dengan menonjolkan hak pemilikan tiap-tiap anggota melalui
rekening modalnya secara terpisah.

7. Perubahan Ratio Pembagian Laba (Rugi)


Apabila para anggota pemilik bersepakat untuk mengadakan perubahan ketentuan
pembagian laba (rugi) perusahaan, maka terlebih dahulu harus diadakan penilaian kembali
terhadap aktiva perusahaan sebelum ketentuan yang baru mulai berlaku. Hal ini dianggap
penting agar perimbangan hak-hak pemlikan setelah berlakunya ketentuan yang baru tetap
dapat dipertahankan. Peubahan ketentuan pembagian laba (rugi) tanpa diikuti penilaian
kembali aktiva, kemungkinan akan mengakibatkan keuntungan pada sebagian pemilik dan
kerugian bagi sebagian pemilik lainya dari posisi aktiva sebelum ketentuan baru itu mulai
berlaku. Dengan kata lain perubahan ketentuan pembagian laba, kemungkinan berlaku
surut.

17
SOAL DAN JAWABAN

Soal 15-2

Perjanjian Persekutuan antara Anita dan Danu memiliki ketentuan sebagai berikut.
1. Masing-masing sekutu akan mendapatkan 10 persen dari modal rata-rata.
2. Anita dan Danu akan mendapatkan gaji masing-masing Rp 25.000.000 dan Rp
15.000.000
3. Sisal laba rugi akan dibagi antara Anita dan Danu dengan rasio 70:30.
4. Modal rata-rata Anita adalah Rp 50.000.000 dan Danu Rp 30.000.000

Diminta:
Buatlah skedul pembagian laba dengan mengasumsikan laba persekutuan adalah (a) Rp
80.000.000 dan (b) Rp 20.000.000

Jawaban :
a).
Keterangan Anita Danu Total

18
Perentase Keuntungan 70% 30% 100%
Modal rata-rata Rp 50,000,000 Rp 30,000,000
Laba bersih Rp 80,000,000
Bunga atas Modal Rata-Rata
Rp 5,000,000 Rp 3,000,000 (Rp 8,000,000)
(10%)
Gaji Rp 25,000,000 Rp 15,000,000 (Rp 40,000,000)
Sisa Pendapatan - - Rp 32,000,000
Alokasi 70%:30% Rp 22,400,000 Rp 9,600,000 (Rp 32,000,000)
Total Rp 52,400,000 Rp 27,600,000 Rp -

b).
Keterangan Anita Danu Total
Perentase Keuntungan 70% 30% 100%
Modal rata-rata Rp 50,000,000 Rp 30,000,000

Laba bersih Rp 20,000,000


Bunga atas Modal Rata-Rata
Rp 5,000,000 Rp 3,000,000 (Rp 8,000,000)
(10%)
Gaji Rp 25,000,000 Rp 15,000,000 (Rp 40,000,000)
Sisa Pendapatan (defisit) - - (Rp 28,000,000)
Alokasi 70%:30% (Rp 19,600,000) (Rp 8,400,000) Rp 28,000,000
Total Rp 10,400,000 Rp 9,600,000 Rp -

Soal P 15 – 9
Apakah jika ada sekutu yang keluar, persekutua harus dibubarkan atau diakhiri usahanya ?
Jelaskan bagaimana persekutuan dapat membeli kepentingan sekutu yang yang
mengundurkan diri dari persekutuan ?

Jawaban :

Dengan masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu kerja atau
meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan persekutuan bersama persekutuan.
Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para sekutu untuk menjalankan
usaha bersama – sama dilanggar dan tidak berlaku lagi. Misalnya, pengunduran diri salah
seorang sekutu atau lebih lewat penjualan kepentingannya dapat membubarkan persekutuan.

Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para sekutu untuk menjalankan
perusahaannya juga berakhir. Walaupun pembubaran ini mengakhiri asosiasi perorangan –
perorangan untuk tujuan awal mereka, namun hal ini tidak berarti pembubaran perusahaan

19
atau bahkan hambatan dalam kelangsungan hidupnya. Jika seorang sekutu meninggal atau
mengundurkan diri, maka perusahaan dapat dilanjutkan sebagai persekutuan firma baru, yang
terdiri dari sekutu – sekutu yang ada ataupun sekutu – sekutu yang ada ditambah dengan
masuknya seorang sekutu baru.

Seorang dapat memperoleh kepentingan dalam persekutuan firma lewat :

a. Masuknya sekutu baru dengan membeli kepentingan sekutu lama. Jika semua
sekutu setuju untuk menerima seorang pembeli kepentingan sebagai sekutu, maka
hal ini akan membubarkan persekutuan firma yang lana dan menciptakan
persekutuan firma baru.
b. Perolehan kepentingan lewat investasi. Apabila seseorang memperoleh kepentingan
dengan melakukan investasi, maka aktiva dan modal persekutuan firma akan
bertambah.

20
REFRENSI

Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia)/Richrad E Baker, Valdean C.


Lembake, Thomas E. King, Cynthia G. Jerffrey, Amir Abadi Jusuf, Sylvia Veronica
NPS, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martani.Jakarta : Salemba Empat, 2014
Https://hanggaryudha.wordpress.com/2012/11/06/akuntansi-lanjut-teori-
persekutuan/.Diakses pada 12 Februari 2018
Http://kolakalicom.blogspot.co.id/2016/03/akuntansi-untuk-persekutuan.html.Diakses
pada 12 Februari 2018
https://www.coursehero.com/file/p3m9dmu/1-3-TAMBAHAN-INVESTASI-DAN-
PENGAMBILAN-Perjanjian-persekutuan-harus-memuat/

21

Anda mungkin juga menyukai