Anda di halaman 1dari 41

AKUNTANSI

UNTUK
PERSEKUTUAN
KELOMPOK 6

Ahmad azril fikri r 220211100105

anggota Nuril fitria 220211100107

Risalatul ummah 220211100114

Diyana syafitri 220211100133


Pengertian Persekutuan

Persekutuan adalah suatu kerjasama atau asosiasi


dari dua orang atau lebih yang dimana bertujuan
untuk memperoleh laba. Bentuk kejasama
persekutuan banyak ditemukan ditengah masyarakat.
Bentuk perusahaan persekutuan ini relatif lebih baik dari
pada perusahaan perseorangan disebabkan lebih
memungkinkan untuk melakukan penggabungan modal,
keahlian serta keahlian pengalaman dua orang atau lebih.
Karakteristik Persekutuan
01.Jangka Waktu 02.Tanggung Jawab Tidak
Terbatas Terbatas
Perusahaan dibatasi oleh umur atau waktu, karena jika salah Jika perusahaan bangkrut maka anggota
satu pemegang saham (mitra bisnis) pergi atau meninggal dunia, sekutu yang membayar hutang sekutu
maka persekutuan yang ada dengan sendirinya bubar. tersebut.

03.Pemilikan Harta 04.Partisipasi Dalam Pembagian


Bersama Laba
Dana yang disetorkan dalam kemitraan, seperti tanah, bangunan, Keuntungan atau kerugian tersebut dibagi atau diambil
barang, atau uang tunai, secara otomatis menjadi kilometer bersama di antara para anggota yang bersangkutan sesuai
dengan mitra. Meskipun properti tersebut secara hukum masih dengan kesepakatan yang berlaku.
menjadi milik satu pemegang saham.
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Ada 2 cara dalam pembentukan persekutuan:
1.Mendirikan perusahaan baru
Setiap sekutu menginvestasikan modal untuk memulai usaha baru. Kontribusi modal
dapat berupa kas.

 Setoran Modal Berupa Kas


Dalam bentuk setoran ini masing masing sekutu akan menyetorkan modal dan akan
diakui sebesar setoran modal sekutu yang sudah diberikan
ex : pada awal tahun 2012 Tuan Dodo dan Tuan Aldi sepakat untuk mendirikan
persekutuan dengan nama firma “DODI”. Sebagai setoran modal awal masing masing
sekutu menyetor as sebesar:
- Tuan Dodo Rp 135.000.000,00
- Tuan Aldi Rp 115.000.000,00
Penyusutan aset juga harus ditentukan bersama bila terdapat
kemampuan lebih dari sekutu maka perlakuan terhadap
:
kemampuanlebih yang dimiliki sekutu ada 2 metode pengakuan modal
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
a.Metode Bonus
pada awal tahun 2012 Tuan Rendy, Dodo dan Tuan Aldi sepakat untuk mendirikan
persekutuan dengan nama firma “REDODI”. Sebagai setoran modal awal masing
masing sekutu menyetor kas sebesar:
- Tuan Rendi Rp 30.000.000,00
- Tuan Dodo Rp 30.000.000,00
- Tuan Aldi Rp 15.000.000,00
Jumlah : Rp 75.000.000,00
:
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
b.Metode Goodwill
ex : pada awal tahun 2012 Tuan Rendy, Dodo dan Tuan Aldi sepakat untuk mendirikan
persekutuan dengan nama firma “REDODI”. Sebagai setoran modal awal masing
masing sekutu menyetor kas sebesar:
- Tuan Rendi Rp 30.000.000,00
- Tuan Dodo Rp 30.000.000,00
- Tuan Aldi Rp 15.000.000,00
Jumlah : Rp 75.000.000,00
Modal masing-masing sekutu diakui sama. Apabila dipakai metode goodwill maka
besarnya modal masing-masing sekutu adalah = Rp30.000.000,00.
Jumlah : Rp 75.000.000,00
:
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Ada 2 cara dalam pembentukan persekutuan:

 Setoran Berupa Ativa Nonkas


Modal yang disetor sebagai setoran yang berupa aktiva nonkas tersebut yaitu aset
berwujud Tanah,Bangunan,Gudang,Dll.
Ex: Pada awal tahun 2013 Tuan Rafi dan Nona Ayu mendirikan persekutuan
dengan nama Persekutuan Rayu. Sebagai setoran modal masing-masing
menyerahkan aktiva:

- Nona Tina menyerahkan kas sebesar Rp100.000.000,00.

- Tuan Wawan menyerahkan tanah dan gedung dengan nilai buku dan nilai pasar:

Tanah: - Nilai buku Rp 40.000.000,00

- Nilai Tanah Rp 60.000.000,00

Gedung: - Nilai buku : Harga perolehan Rp 50.000.000,00

Akumulasi penyusutan Rp 20.000.000,00

Nilai buku Rp 30.000.000,00

- Nilai pasar Rp 40.000.000,00


:
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Ada 2 cara dalam pembentukan persekutuan:

2. Mengubah pemilikan perusahaan perseorangan yang sudah ada


Mendirikan persekutuan dengan mengubah pemilikan perusahaan perseorangan terjadi
apabila satu atau lebih dari sekutu yang mendiri. kan persekutuan tersebut sudah memiliki
perusahaan perseorangan.

Ex: Pada awal tahun 2014 Tuan Tino dan Tuan Tomo sepakat untuk mendirikan
Persekutuan Tito. Tuan Tino sudah mempunyai perusahaan perseorangan dan akan
menggunakan aktiva bersih perusahaan perseorangan tersebut sebagai setoran modal. Tuan
Tomo akan menyetor modal berupa kas sebesar Rp150.000.000,00. Neraca perusahaan
perseorangan Tuan Tino pada saat itu adalah
:
● 1. Cadangan kerugian piutang diakui sebesar 10% dari saldo
piutang dagang.

● 2. Persediaan dinilai berdasarkan nilai pasarnya, yaitu


Rp40.000.000,00.

● 3. Diakui adanya goodwill sebesar Rp10.000.000,00.

● 4. Nilai tanah disepakati sebesar Rp40.000.000,00.

● 5. Diakui adanya utang biaya sebesar Rp4.000.000,00.


:
PEMBAGIAN LABA BERSIH ATAU RUGI

Metode pembagian laba atau rugi persekutuan harus


dibagi kepada para sekutu secara adil. Disebut adil
karena besarnya bagian masing-masing sekutu sesuai
dengan besarnya kontribusi masing-masing sekutu di
dalam menghasilkan laba dan perbedaan bagian masing-
masing sekutu tidak mencolok
PEMBAGIAN LABA BERSIH ATAU RUGI
a. Laba Dibagi dengan Mempertimbangkan Jasa Sekutu

Misalnya, undang-undang menyatakan anggota kemitraan AMAN


membayar santunan gaji Rp 350.000,00 per bulan kepada sekutu
Amir dan Rp 200.000,00 per bulan kepada mitra Anton. Jika ternyata
masih ada sisa laba bersih, maka sisa laba tersebut dibagi rata.
Misalnya, laba bersih perusahaan tahun ini Rp 12.000.000,00.
Ikhtisar distribusi laba dapat disiapkan secara terpisah, kemudian
ditambahkan ke laporan keuangan tahunan atau disajikan di bawah
laporan laba rugi.Laba .
Keterangan : tunjangan gaji

*Amir : 12bln . Rp350.000 = Rp4.200.000

*Anto : 12bln . Rp200.000 = Rp2.400.000


:
:
PEMBAGIAN LABA BERSIH ATAU
RUGI
b. Pembagian Laba dengan Mempertimbangkan Jasa dan Investasi Sekutu

Misalnya, dalam kasus di atas, Amir dan Anto, selain mendapat santunan
gaji, juga mendapat jasa investasi sebesar 20% dari saldo modal awal, jika
tetap dibagi rata. Jika diketahui modal awal Amir adalah Rp.
10.000.000,00 dan modal Anton Rp 15.000.000,00, sehingga pembagian
laba bersih dapat diringkas sebagai berikut.
Keterangan : jasa investasi

* Amir : 20% dari Rp10.000.000

* Anto : 20% dari Rp15.000.000

:
Pada contoh di atas, laba bersih lebih besar dari bonus dan bunga yang dibayarkan kepada mitra.
Kenyataannya, bisa terjadi bahwa hasil bersih kurang dari jumlah kompensasi gaji dan bunga.
Jika ini terjadi, berarti sisa laba negatif. Sisa keuntungan negatif juga dibagikan kepada para mitra
sesuai dengan kesepakatan saat ini. Untuk lebih jelasnya contoh di atas menunjukkan bahwa
perusahaan hanya memperoleh keuntungan sebesar Rp 9.000.000,00 pada tahun ini. Kompensasi
gaji dan bunga selama tahun berjalan adalah Rp. 11.600.000,00, sehingga “sisa laba bersih”
menjadi negatif Rp. 2.600.000,00. Rp. 2.600.000,00 akan dibagi rata antara Amir dan Anto yang
:
masing-masing harus membayar Rp1.300.000.
:
Likuidasi Persekutuan
Likuidasi Persekutuan adalah suatu keadaan dimana persekutuan bisnis antar
para anggotanya diberhentikan aktivitasnya,sehingga kegiatan usahanya juga
dihentikann.

CONTOH:

Misalnya, kemitraan MNO dengan anggota Mono, Nuri dan Otong akan
berbagi keuntungan atau kerugian dengan rasio 5:3:2. Pada tanggal 29 September
20x1, mereka sepakat untuk menghentikan bisnis tersebut. Setelah menyesuaikan
dan menutup tempat, ringkasan neraca perusahaan adalah sebagai berikut.
:
:
Likuidasi Persekutuan
a) laba atas realisasi
Misalnya, kemitraan dapat menjual semua aset nonmoneter
seharga Rp145.000.000, menghasilkan Rp17.000.000
(Rp145.000.000,00 Rp128.000.000,00). Laba ini dibagikan
kepada para sekutu dengan perbandingan 5:3:2, kemudian
utangnya dibayar lunas dan sisanya dibagi (dibagikan) kepada
para sekutu menurut saldo modalnya. Prosesnya dapat
ditabulasikan sebagai berikut (angka dalam ribuan).
:
Likuidasi Persekutuan
Perhitungan modal :

• Modal mono : 5/10 . Rp17.000.000 = 8.500.000

• Modal nuri : 3/10 . Rp17.000.000 = 1.500.000

• Modal otong : 2/10 . Rp17.000.000 = 3.400.000

:
:
Likuidasi Persekutuan
b) Rugi Atas Realisasi (Tanpa Ada Modal yang Defisit)

Nilai-nilai tunai Rp 78.000.000, sehingga perusahaan menderita


Misalnya, pada contoh di atas, kemitraan operator seluler menjual
untung Rp 50.000.000 (128.000.000,00 Rp 78.000.000,00). Pemegang
saham membayar kerugian ini dengan perbandingan 5:3:2. Langkah-
langkah proses billing dapat dijelaskan pada tabel berikut.

:
Perhitungan modal :

- Modal mono : 5/10 . Rp50.000.000 = 15.000.000

- Modal nuri : 3/10 . Rp50.000.000 = 15.000.000

- Modal otong : 2/10 . Rp50.000.000 = 10.000.000

:
:
Likuidasi Persekutuan
c) Rugi Atas Realisasi Ada Modal yang Defisit

contoh, masih menggunakan kasus sebelumnya, kemitraan MNO misalnya dapat menjual aset
berwujud hanya dengan Rp10.000.000,00, mengakibatkan kerugian sebesar Rp118.000.000,00
(Rp128.000.000,00 Rp10.000.000,00 Rp10.000.000,00). Di sini terlihat bahwa kerugian yang
dibebankan pada Uang adalah Rp59.000.000 (50% Rp118.000.000,00) yang melebihi jumlah
ekuitasnya sebesar Rp44.000.000,00. Oleh karena itu, ada kemungkinan perusahaan mengalami
kerugian sebesar Rp. 15.000.000 (Rp.59.000.000,00 Rp.44.000.000,00) jika Uang tidak dapat
menyetor tambahan modal ini. Potensi kerugian ini harus dibayar oleh mitra lainnya yaitu Nuri dan
Otong dengan perbandingan 3 : 2. Setelah dibebankan atas potensi kerugian ini, akun modal yang
ada akan mencerminkan distribusi kas yang sudah ada. Untuk informasi lebih rinci, perhitungan
tersebut dapat
:
disajikan dalam bentuk ringkasan berikut
- Modal mono : 5/10 . Rp118.000.000 = 59.000.000

- Modal nuri : 3/10 . Rp118.000.000 = 35.400.000

- Modal otong : 2/10 . Rp118.000.000 = 23.600.000

:
:
Likuidasi Persekutuan

a.Misalkan Mono hanya mampu membayar Rp10.000.000,00


dengan demikian persekutuan mengalami kerugian sebesar
Rp5.000.000,00 yang dibebankan kepada Nuri dan Otong
masing-masing Rp3.000.000,00 dan Rp2.000.000,00.
Perhitungan distribusi kas dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

:
:
Likuidasi Persekutuan
b. Misalkan Mono tidak mampu membayarkan utangnya sama sekali Dengan
demikian potensi kerugian yang diperkirakan betul-betul terjad sehingga
kerugian sebesar Rp15.000.000,00 akan dibebankan kepada Nuri dan Otong
masing-masing dengan Rp9.000.000,00 dan Rp6.000.000,00. Hal ini akan
mengakibatkan modal Nuri bersaldo debet Rp400.000,00 yang berarti Nuri
harus menyetorkan tambahan modal sebesar Rp400.000,00 yang langsung
diberikan kepada Otong. Bila Nuri tidak mampu membayar seluruh atau
sebagian utangnya maka kerugian akan dibebankan kepada Otong
seluruhnya: Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut
:
Likuidasi Persekutuan

:
Thank You

Anda mungkin juga menyukai