Didalam persekutuan pemisahan pemilik dan manajemen hampir tidak ada, namun demikian
penyelenggaraan akuntansi harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang
diatur oleh prinsip-prinsip yang lazim. Dari segi akuntansinya, persekutuan sebagai suatu unit usaha
harus dianggap mempunyai kedudukan terpisah dengan para pemiliknya
B. Bentuk-Bentuk Persekutuan
Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam :
a. Persekutuan Perdagangan adalah persekutuan yang usaha pokoknya adalah pembuatan, pembelian,
dan penjualan barang dagangan.
b. Persekutuan Jasa-jasa adalah persekutuan yang bertujuan untuk memberikan jasa-jasa karena
keahliannya, misalnya persekutuan antara akuntan, advokat dll.
a. Persekutuan Umum
Adalah suatu bentuk persekutuan dimana semua anggotanya dapat bertindak atas nama perusahaan
dan kepadanya dapat diminta pertanggung jawaban atas kewajiban-kewajiban persekutuan. Masing-
masing anggota disebut sekutu umum.
b. Persekutuan Terbatas
Suatu persekutuan dimana aktivitas angota tertentu dibatasi dan sebaliknya tanggung jawab masing-
masing anggota akan dibatasi samapi jumlah tertentu, yang mungkin sejumlah investasi yag telah
diberikannya. Angota tersebut disebut sekutu terbatas.
Adalah bentuk persekutuan dimana struktur modalnya berupansaham-saham yang dapat dipindah
tangankan. Perpindahan hak atas saham-saham tersebut tidak boleh mengganggu kontinuitas usaha
persekutuan. Tanggung jawab para anggota tidak terbatas seperti halnya pada persekutuan umum.
· Pembagian keuntungan
· Hal-hal khusus yang menyangkut masalah pembebanan dan penerimaan imbalan jasa tertentu
diantara para anggota.
Masalah akuntansi yang spesifik pada persekutuan ialah masalah yang berhubungan dengan
pengukuran milik atau penyertaan (hak) masing-masing anggota di dalam perusahaan.
Hak-hak dari para anggota diikhtisarkan di dalam rekening modal masing-masing yang terdiri
dari penanaman mula-mula, penanaman tambahan dan prive, serta bagian dari keuntungan atau
kerugian usaha. Para anggota boleh membuat persetujuan dalam membagi keuntungan atau
kerugian dalam berbagai macam cara yang sesuai dengan hak penyertaan mereka. Apabila tidak ada
suatu persetujuan tertentu, maka keuntungan atau kerugian dibagi sama di antara para anggota.
Contoh :
2. Apabila persekutuan tersebut (no.1), menderita kerugian sebanyak Rp 90.000,00 maka rekening
modal untuk masing-masing anggota akan menjadi sebagai berikut :
Modal “B” menjadi defisit sebesar Rp 5.000,00. Apabila pada saat itu diadakan pembubaran
likuidasi, maka tuan B harus menyetorkan kepada persekutuan sebesar defisit saldo modalnya yaitu
Rp 5.000,00. Penerimaan dari tuan B ini akan menjadi hak dari tuan A dan C. Penerimaan tersebut
ditambah dengansaldo kekayaan yang ada, dibagi dalam imbangan seperti posisi rekening modal
masing-masing tersebut diatas, yaitu :
Pembentukan persekutuan di antara dua orang atau lebih yang masing-masing hanya
menyerahkan setoran modalnya dalam bentuk uang atau barang kepada persekutuan yang
membuat pembukuan tersendiri, tidak banyak mengalami kesulitan. Tetapi apabila persekutuan
didirikan dengan menggabungkan beberapa perusahaan yang sudah berjalan, maka biasanya timbul
beberapa persoalan, antara lain :
· Apakah perubahan atau pernilaian tertentu terhadap posisi aktiva, hutang dan modal dari masing-
masing perusahaan yang akan digabungkan perlu diadakan atau tidak perlu diadakan.
Contoh :
Naura, Ahmad, dan Zaky bersepakat untuk mendirikan sebuah persekutuan dengan nama Firma
„NAZ“. Tn. Zaky telah memiliki perusahaan perseorangan yang telah berjalan, sedangkan Sdri. Naura
menyerahkan uang tunai sebesar Rp 50.000.000. Tn. Ahmad menyerahkan bangunan seharga Rp
50.000.000, penilaian kembali telah dilakukan dan disetujui dengan nilai wajar sebesar Rp
65.000.000.
U.D. Zaky
Neraca
Per 31 Desember 2009
Piutang usaha 45.000.000
Tak tertagih ( 3.000.000)
Persediaan B.Dagang 42.000.000
116.000.000
Modal Zaky 90.000.000
Aktiva Tetap
Kendaraan 40.000.000
26.000.000
Total Aktiva 142.000.000 Total Kewjiban & Modal 142.000.000
Perjanjian yang disepakati oleh masing-masing sekutu sehubungan dengan penilaian kembali asset
1. Piutang usaha sebesar Rp 2.500.000 dihapuskan dan disisihkan piutang tak tertagih sebesar 5% dari
Berdasarkan data diatas, maka pencatatan akuntansi dengan menggunakan kedua metode tersebut
adalah :
Kas Rp 50.000.000
Bangunan Rp 65.000.000
Kas Rp 32.000.000
Kendaraan Rp 35.000.000
Kas Rp 50.000.000
Bangunan Rp 65.000.000
Persediaan BD Rp 2.000.000
Kendaraan Rp 35.000.000
Setelah dibuat jurnal seperti diatas, kedua metode tersebut akan menghasilkan Neraca awal
Per 2 Januari 2010
Piutang usaha 42.500.000
Tak tertagih ( 2,125.000)
Persediaan BD 40.000.000
162.375.000 Modal
Modal Naura 50.000.000
Aktiva Tetap Modal Ahmad 65.000.000
Bangunan 65.000.000 Modal Zaky 95.375.000
Kendaraan 35.000.000 210.375.000
100.000.000
Total Aktiva 262.375.000
Total Kewajiban & Modal 262.375.000
Tuan Petruk, Gareng dan Semar sepakat mendirikan sebuah persekutuan dengan investasi masing-
masing sebesar Rp. 7.500.000, Rp. 6.000.000 dan Rp. 8.000.000. dalam persekutuan tersebut
mereka sepakat untuk melakuka pembagian keuntungan dengan perbandingan yang sama. Pada
tahun pertama persekutuan mendapat keuntungan sebesar Rp. 3.000.000,-. Pencatatan atas modal
dan keuntungan masing-masing sekutu adalah sebagai berikut :
Uraian D K
Kas 21.500.000
Modal Gareng 7.500.000
Modal Petruk 6.000.000
Apabila persekutuan tersebut menderita kerugian kerugian sebesar Rp. 18.000.000, dengan porsi
pembagian rugi di bagi dengan perbandingan yang sama, maka :
Pada saat persekutuan akan dilkuidasi, maka Gareng tidak akan mendapatkan pengembalian modal
karena modal tersebut sudah habis untuk membayar kerugian persekutuan, sedangkan Petruk dan
Semar akan mendapatkan pengembalian sebesar sisa masing-masing modal setelah di potong
dengan kerugian persekutuan.
Dalam kasus ini ada dua permasalahan yang bisa timbul yaitu yaitu :
1. Apabila persekutuan akan melanjutkan pembukuan dari salah satu perusahan yang sudah ada atau
membentuk pembukuan tersendiri.
2. Apakah perubahan atau penilaian tertentu terhadap posisi aktiva, hutang dari masing-masing
perusahaan yang akan digabungkanperlu diadakan atau tidak perlu diadakan.
Contoh :
Tuan Petruk, dan Gareng masing-masing sepakat untuk membentuk persekutuan. Petruk
telah memiliki perusahaan yang sudah berjalan, dimana Gareng bermaksud akan menggabungkan
diri ke dalam perusahaan tersebut dengan setoran modal Gareng sebesar Rp. 10.000.000,-.
PETRUK
URAIAN D K
Kas 4,500,000
Piutang Dagang