Anda di halaman 1dari 24

PEMBENTUKAN DAN

OPERASI PERSEKUTUAN
TRI ASTUTI HENDRAYANI, SE., M.Ak
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
PERSEKUTUAN
• DEFINISI PERSEKUTUAN
✔ Menurut KUHPPer Bab VIII Bagian 1, Pasal 1618, Persekutuan/Perseroan
adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan
sesuatu ke dalam usaha agar memperoleh keuntungan dari persekutuan itu dibagi
diantara mereka.
✔ Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor yang beebeda:
1. Asosiasi dua orang atau lebih
2. Untuk menginvestasikan sesuatu
3. Usaha untuk mencari keuntungan
LANJUTAN…..
• KARAKTERISTIK PERSEKUTUAN
✔ Berdasarkan konsep mutual agency,
Setiap sekutu merupakan seorang agen untuk seluruh kegiatan persekutuan, dengan
kemampuan untuk mengikat sekutu lainnya dengan aktivitasnya di dalam persekutuan.
Bila mengalami insolvensi, setiap sekutu memiliki kewajiban untuk melunasi kewajiban
persekutuan, termasuk menggunakan harta pribadinya.
Kewajiban sekutu pada persekutuan bersifat tidak terbatas
✔ Persekutuan dapat dibentuk dengan hanya melakukan perjanjian secara lisan di antara dua
atau lebih orang, tetapi dalam praktiknya setiap persekutuan memiliki perjanjian secara
tertulis untuk menjalankan bisnisnya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di
masa depan
LANJUTAN….
▪ PADA FIRMA
✔ Semua sekutu (disebut juga firman) bertanggung jawab renteng dan menanggung kerugian
firma sampai ke harta pribadi.
✔ Jika firma menderita kerugian, semua sekutu harus menanggung kerugian tersebut.
✔ Di samping itu, harta pribadi masing-masing sekutu juga ikut digunakan untuk menanggung
kerugian tersebut apabila harta firma tidak cukup untuk menyelesaikan kerugian tersebut.
▪ PADA PERSEKUTUAN KOMANDITER
✔ Semua sekutu juga bertanggung jawab renteng sebagaimana pada firma.
✔ Namun, terdapat sekutu yang tanggung jawabnya terbatas pada harta yang telah
disetorkannya ke persekutuan komanditer.
✔ Sekutu tersebut sering dinamai sekutu diam, pasif, atau silent partner.
✔ Selain sekutu diam disebut sekutu aktif yang tanggung jawabnya terhadap kerugian cv
sampai kepada harta pribadinya
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
• Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah dalam pembentukannya.
• Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal seperti orang
yang berjabatan tangan atau bisa bersifat formal seperti perikatan antara dua pihak di
atas kertas yang disebut akta pendirian persekutuan.
• Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian pendirian, dan para sekutu sangat disarankan
untuk memiliki perjanjian tertulis secara formal untuk menghindari potensi konflik yang
mungkin timbul selama pengoperasian usaha.
• Biasanya jika para sekutu tidak setuju dengan beberapa aspek operasi sebelum
dibentuknya persekutuan, maka banyak permasalahan muncul di kemudian hari yang
dapat menimbulkan permasalahan manajemen serius yang dapat membahayakan
operasional persekutuan.
PERJANJIAN PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
• PERJANJIAN PERSEKUTUAN HARUS MENCAKUP HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT.
1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan.
3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode yang digunakan untuk
menghitung kontribusi modal di masa depan.
4. Spesifikasi lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji, bunga atas
saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba, dan persentase
yangdigunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian.
5. Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti penambahan sekutu baru
dan berhentinya sebuah sekutu.
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh para sekutu, seperti hak manajemen
darimasing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara, dan metode akuntansi.
AKUNTANSI UNTUK PEMBENTUKAN
PERSEKUTUAN
• Pada saat pembentukan persekutuan, diperlukan untuk melakukan penilaian yang tepat
terhadap aset nonkas dan liabilitas yang dikontribusikan oleh masing-masing sekutu.
• Item yang dikontribusikan oleh sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan, persekutuan
harus membedakan secara jelas antara kontribusi modal dan pinjaman yang diberikan
oleh sekutu kepada persekutuan.
• Pengaturan pinjaman harus memiliki bukti tertulis atau dokumen lain yang secara legal
dapat membuktikan bahwa terdapat pinjaman dari salah satu sekutu kepada persekutuan.
• Penting juga untuk membedakan antara aset berwujud yang dimiliki oleh persekutuan
dengan aset tertentu yang dimiliki oleh sekutu individu, tetapi aset tersebut digunakan
oleh persekutuan.
LANJUTAN….

• Pencatatan yang akurat atas aset berwujud persekutuan harus dikelola dengan
baik.
• Aset yang dikontribusikan harus dinilai pada nilai wajarnya, yang mungkin
membutuhkan jasa penilai atau teknik penilaian lainnya.
• Liabilitas yang diasumsikan oleh persekutuan harus dinilai sebesar nilai
sekarang dari sisa arus kas.
• Setiap sekutu harus setuju atas persentase ekuitas yang akan dimiliki dalam aset
nete persekutuan.
• Secara umum, saldo modal ditentukan berdasarkan bagian proporsional dari
kontribus modal masing-masing sekutu.
INVESTASI AWAL PERSEKUTUAN
• Pada bulan januari 2019, Koko dan Dedi sepakat untuk melakukan usaha bersama dengan
membentuk persekutuan.
• Investasi awal yang akan dilakukan oleh Koko dan Dedi akan dicatat pada akun modal.
• Koko dan Dedi sepakat untuk mengeluarkan modal awal dalam bentuk kas sebesar Rp 8.000.000.
• Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
• 1 Jan 2019
• Kas Rp. 8.000.000
• Modal Koko (untuk mencatat investasi awal Koko) Rp. 8.000.000
• 1 Jan 2019
• Kas Rp. 8.0000.000
• Modal Dedi (untuk mencatat investasi awal Dedi) Rp. 8000.000
LANJUTAN…..
• Investasi awal pada persekutuan tidak hanya dapat dilakukan dengan penyetoran modal dalam
bentuk kas, tetapi juga dengan jenis aset lainnya.
• Untuk mencatat penyetoran aset selain kas sebagai modal awal persekutuan, akan menggunakan
nilai wajar aset tersebut.
• Contohnya sebagai berikut. Koko dan Dedi sepakat untuk membentuk suatu persekutuan, tetapi
setoran awal modal tidak dalam bentuk kas.
• Berikut penjabaran masing-masing aset yang disetorkan sebagai investasi awal.

Aset yang disetorkan Koko Nilai Buku Nilai Wajar


Tanah 100.000.000 150.000.000
Bangunan 90.000.000 85.000.000
Persediaan 20.000.000 25.000.000
Total 210.000.000 260.000.000
LANJUTAN….
• Jurnal untuk mencatat setoran modal awal Koko adalah

• 1 Jan 2019
• Debet
• Tanah Rp. 150.000.000
• Bangunan Rp. 85.000.000
• Persediaan Rp. 25.000.000

• Kredit
• Modal Koko (untuk mencatat setoran modal awal Koko pada nilai wajar) Rp. 260.000.00
LANJUTAN…..
Aset yang disetorkan Dedi Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 75.000.000 75.000.000
Bangunan 100.000.000 125.000.000
Tanah 40.000.000 50.000.000
Total 215.000.000 250.000.000

• Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:


• 1 Jan 2019
• Debet
• Kas Rp. 75.000.000
• Bangunan Rp. 125.000.000
• Tanah Rp. 50.000.000

• Kredit
• Modal Dedi (untuk mencatat setoran modal awal Dedi pada nilai wajar) Rp 250.000.000
INVESTASI TAMBAHAN

• Investasi tambahan dan penarikan (withdrawals) modal dalam persekutuan


biasanya akan dikreditkan atau didebit langsung ke rekening modal sekutu.
• Misalnya pada suatu persekutuan, sekutu Jamal melakukan investasi tambahan
ke dalam persekutuan sebesar Rp 20.000.000 juta kas.
• Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah
• Kas Rp. 20.000.000
• Modal Jamal (untuk mencatat modal tambahan Jamal) Rp. 20.000.000
PENARIKAN MODAL
• Pengambilan atau penarikan modal dalam jumlah besar dan tidak sering dilakukan, biasanya
pencatatan dilakukan langsung dengan mendebit akun modal.
• Sebagai contoh, Jamal mengambil kas dari persekutuan sebesar Rp 40.000.000.
• Jurnal untuk mencatat transaksi ini sebagai berikut:
• Modal Jamal Rp. 40.000.000
• Kas (untuk mencatat penarikan kas oleh Jamal) Rp. 40.000.000
• Sekutu pada umumnya melakukan penarikan sejumlah modal dalam bentuk kas pada jumlah
tertentu dan pada periode waktu tertentu secara periodik.
• Hal ini dilakukan sebagai kompensasi penghargaan kepada sekutu atau juga untuk keperluan
pribadi dari sekutu.
• Penarikan seperti ini biasanya disebut prive (drawings, salary allowance).
AKUNTANSI UNTUK OPERASI PERSEKUTUAN
• Operasi persekutuan pada umumnya sama dengan operasi dari organisasi bisnis lainnya.
• Untuk biaya yang sifatnya pribadi dari seorang sekutu, harus dipisahkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
biaya operasi persekutuan.
• Bila ada sekutu yang melakukan pembayaran biaya yang sifatnya untuk kepentingan pribadi dengan
menggunakan aset persekutuan maka pembayaran ini akan dibebankan kepada akun modal dari sekutu yang
bersangkutan.
• Sebagai contoh, pada tahun 2017 Ara dan Riri setuju untuk membentuk persekutuan, dan sepakat
menjalankannya dengan rasio pembagian laba sebesar 70:30.
• Data yang berkaitan dengan persekutuan sebagai berikut.
1. Laba persekutuan tahun 2017 Rp. 100.000.000
2. Modal Ara, 1 Januari 2017 Rp. 150.000.000
3. Tambahan investasi Ara tahun 2017 Rp. 10. 000.000
4. Prive Ara Rp. 10.000.000
5. Modal Riri 1 januari 2017 Rp. 100.000.000
6. Pengambilan Riri Rp. 20.000.000
7. Penarikan modal (withdrawals) Riri 2017 Rp. 5.000.000
LANJUTAN…
• Berdasarkan informasi yang berkaitan dengan persekutuan di atas, dibuatlah laporan modal
persekutuan dengan format sebagai berikut.
• Tabel 1.1 laporan modal persekutuan Ara dan Riri untuk tahun yang berakhir pada 31 desember
2017
R Ara (70%) Riri (30%) Total
Saldo modal pada 1Januari 2017 Rp. 150.000.000 Rp. 100.000.000 Rp. 250.000.000

(+) Investasi tambahan 10.000.000 - 10.000.000

(-) Prive - 5.000.000 5.000.000


(-) Pengambilan Modal 20.000.000 20.000.000 40.000.000

Jumlah bersih kontribusi modal 140.000.000 75.000.000 215.000.000

(+) laba bersih 70.000.000 30.000.000 100.000.000


Saldo Modal 31 Desember 2017 Rp. 210.000.000 Rp. 105.000.000 Rp. 315.000.000
LANJUTAN…..
• Dari laporan modal persekutuan di atas, dapat dilihat perubahan jumlah modal masing-masing
sekutu serta pembagian laba bersih persekutuan berdasarkan rasio kesepakatan awal.
• Harus diingat bahwa akun pengambilan sekutu harus dilakukan penutupan tiap akhir tahun.
Jurnalnya sebagai berikut.
• 31 Des 2017
• Ikhtisar Laba Rugi Rp. 100.000.000
• Modal Ara Rp. 70.000.000
• Modal Riri Rp. 30.000.000
• (untuk mencatat pembagian laba bersih ke Ara dan Riri)
LANJUTAN…..
• 31des 2017
• Modal Ara Rp. 20.000.000
• Modal Riri Rp. 20.000.000
• Pengambilan Ara Rp.20.000.000
• Pengambilan Riri Rp. 20.000.000
• (untuk menutup akun pengambilan sekutu ke modalnya masing-masing)
PERJANJIAN PEMBAGIAN LABA DAN RUGI
• Di dalam suatu persekutuan, pasti ada perjanjian pembagian laba yang diperoleh
untuk masing-masing sekutu dengan jumlah tertentu.
• Biasanya pada awal pembentukan persekutuan sudah disepakati jumlah pembagian
laba untuk masing-masing sekutu.
• Pada praktiknya, jumlah pembagian laba didasarkan pada rasio tertentu, biasanya
rasio kepemilikan modal, seperti contoh sebelumnya pada persekutuan Ara dan Riri,
rasio pembagian labanya adalah sebesar 70:30.
• Begitu juga bila persekutuan mengalami kerugian maka kerugian tersebut akan
dialokasikan ke saldo modal masing-masing sekutu berdasarkan rasio yang telah
disepakati.
LANJUTAN….

• Masalah pembagian laba dan rugi akan semakin kompleks bila terdapat
perjanjian atau kondisi tertentu.
• Misalnya, bila seorang sekutu bertindak sebagai koordinator atau manajer dari
persekutuan maka dia juga berhak atas gaji sebagai manajer dari persekutuan
tersebut, di luar pembagian laba yang menjadi haknya.
• Atau seorang sekutu berinvestasi dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan
sekutu yang lainnya, pada perjanjian awal biasanya mereka meminta bunga atas
investasinya yang lebih tersebut, di luar pembagian laba yang menjadi haknya.
LANJUTAN…..
• Seorang sekutu yang bertindak sebagai manajer dari persekutuan biasanya lebih
menghabiskan waktunya untuk mengelola persekutuan dibandingkan dengan
sekutu yang lainnya.
• Jadi, sangat wajar bila sekutu tersebut menerima gaji sebagai kompensasinya
dalam mengelola persekutuan.
• Biasanya sekutu yang bekerja mengelola persekutuan disebut dengan sekutu
aktif, dan sekutu yang hanya menanamkan modalnya, tetapi tidak terlibat
langsung dalam operasi persekutuan disebut sekutu pasif.
• Sekutu aktif ini yang biasanya akan mendapatkan gaji atau bonus sebagai
kompensasi dalam pengelolaan persekutuan.
MENGALOKASIKAN LABA ATAU RUGI KE PARA
SEKUTU
• Laba atau rugi dialokasikan ke para sekutu pada setiap akhir periode bersangkutan dengan
perjanjian persekutuan.
• Jika tidak ada dalam perjanjian, bab VIII, bagian II, pasal 1633 KUHper menyatakan bahwa
sekutu berhak memperoleh bagian laba atau rugi secara proporsional sesuai dengan jumlah yang
dikontribusikan ke persekutuan.
• Hampir semua persekutuan memiliki perjanjian alokasi laba atau rugi.
• Perjanjian tersebut harus diikuti secara benar, dan jika ada yang tidak jelas, maka akuntan harus
memastikan bahwa semua sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi.
• Ada berbagai macam rencana distribusi laba (profit distribution plans) di dunia usaha. Beberapa
persekutuan memiliki rencana distribusi yang sederhana, sedangkan rencana distribusi lainnya
sangat kompleks.
LANJUTAN…..
• Distribusi laba serupa dengan dividen untuk korporasi: distribusi ini tidak harus
dimasukkan dalam laporan laba rugi persekutuan terlepas bagaimana laba tersebut
didistribusikan.
• Distribusi laba akan dicatatlangsung kepada akun modal, tidak dicatat sebagai pos
beban.
• Sebagian besar persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi sebagai
berikut.
1. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (preselected ratio).
2. Bunga atas saldo modal (interest on capital balance).
3. Gaji kepada sekutu.
4. Bonus kepada sekutu.
LANJUTAN……
• Rasio yang ditetapkan sebelumnya biasanya adalah hasil negosiasi di antara para sekutu.
• Rasio untuk distribusi laba bisa berdasarkan pada persentase jumlah modal persekutuan, waktu
dan yang dicurahkan kepada persekutuan, atau berbagai faktor lainnya.
• Distribusi laba persekutuan berdasarkan pada bunga atas saldo modal mengakui kontribusi dari
investasi modal sekutu terhadap kemampuan dalam menghasilkan laba bagi persekutuan.
• Bunga atas saldo modal ini umumnya bukan merupakan beban bagi persekutuan; ini merupakan
distribusi laba Jika satu atau lebih jasa dari sekutu tersebut penting bagi persekutuan, perjanjian
distribusi laba bisa memberikan gaji atau bonus.
• Gaji yang dibayarkan ke sekutu ini adalah bentuk distribusi laba dan tidak merupakan beban bagi
persekutuan.
• Distribusi laba atau rugi dicatat dengan jurnal penutup pada setiap akhir periode.
• Pendapatan dan beban akan ditutup ke dalam ikhtisar laba rugi atau langsung ke dalam akun
modal sekutu.

Anda mungkin juga menyukai