Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Maintenance


Maintenance atau perawatan adalah serangkaian aktivitas yang
dilakukan untuk menjaga, merawat dan memelihara dalam jangka waktu
tertentu agar senantiasa dalam keadaan siap pakai berdasarkan standar.
Maintenance berasal dari kata ”to maintain” yang memiliki arti ”merawat”.
Dan memiliki padanan kata yaitu ”to repair” yang berarti memperbaiki.
Sehingga maintenance (perawatan) adalah sebuah kegiatan merawat
atau memperbaiki suatu komponen agar dapat digunakan kembali sampai
berumur panjang.
Menurut Supandi (1990), istilah perawatan dapat diartikan sebagai
pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas
sesuai standar yang dapat diterima. Dari definisi di atas disebutkan
penggabungan dua istilah yaitu “perawatan” dan “perbaikan”, dimana
terdapat perbedaan maksud dari kedua istilah tersebut. Perawatan adalah
suatu aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan perbaikan adalah
suatu tindakan untuk memperbaiki kerusakan.

2.2 Tujuan Maintenance


Maintenance dilakukan pada mesin/peralatan sebuah perusahaan
dengan maksud agar tujuan komersil perusahaan tersebut tercapai, dan
juga kegiatan maintenance yang dilakukan adalah untuk mencegah hal-
hal yang tak diinginkan seperti terjadinya kerusakan yang terlalu cepat
dimana kerusakan tersebut bisa saja berasal dari keausan dan ketuaan
akibat pengoperasian yang salah. Karena maintenance adalah kegiatan
pendukung bagi tujuan komersial, maka seperti kegiatan lainnya,
maintenance harus efektif, efisien dan berbiaya rendah. Dengan adanya
kegiatan maintenance ini, maka mesin/peralatan produksi dapat
digunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan
selama mesin/peralatan tersebut dipergunakan atau sebelum jangka
waktu yang telah direncanakan tercapai.
Beberapah tujuan maintenance yang utama diantaranya adalah:
a. Menjaga agar setiap mesin/peralatan dalam sistem produksi
berada dalam kondisi baik dan dalam keadaan berfungsi dengan
baik.
b. Untuk memperpanjang umur manfaat dari mesin/peralatan.
c. Memaksimumkan ketersediaan semua mesin/peralatan yang
dipasang untuk produksi (mengurangi downtime).
d. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang
untuk produksi.
e. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktunya.
f. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana
tersebut.

Menurut Corder (1992), tujuan maintenance yang utama dapat


didefinisikan dengan jelas sebagai berikut.
a. Memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu
tempat kerja, bangunan, dan isinya).
b. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi (atau jasa).
c. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit
cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan
sebagainya.
d. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

2.3 Jenis-jenis Maintenance


Kegiatan maintenance (pemeliharaan) yang dilakukan dalam suatu
perusahaan pabrik dapat dibedakan atas dua macam yaitu planned
maintenance (pemeliharaan terencana) dan unplanned maintenance
(pemeliharaaan tak terencana).
1. Maintenance (Pemeliharaan Terencana)
Planned maintenance (pemeliharaan terencana) adalah
pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan
pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Oleh karena itu program maintenance yang akan dilakukan
harus dinamis dan memerlukan pengawasan dan pengendalian
secara aktif dari bagian maintenance melalui informasi dari
catatan riwayat mesin/peralatan. Konsep planned
maintenanceditujukan untuk dapat mengatasi masalah yang
dihadapi manajer dengan pelaksanaan kegiatan maintenance.
Komunikasi dapat diperbaiki dengan informasi yang dapat
memberi data yang lengkap untuk mengambil keputusan.
Adapun data yang penting dalam kegiatan maintenance
antara lain laporan permintaan pemeliharaan, laporan
pemeriksaan, laporan perbaikan, dan lain-lain.
a. Keuntungan dilakukannya planned maintenance antara lain :
1. Mengurangi downtime,corrective maintenance, dan
menaikkan uptime.
2. Memperpanjang interval waktu overhaul dan umur
mesin/peralatan.
3. Meningkatkan efisiensi mesin/peralatan serta
penjadwalan tenaga kerja yang lebih efektif.
4. Mengurangi jumlah mesin untuk stand by dan jumlah
persediaan suku cadang.
5. Distribusi pekerjaan antara tenaga kerja secara
seimbang.
6. Mengurangi jam lembur.
7. Dapat menstandarkan prosedur kerja, biaya dan
waktu menyelesaikan pekerjaan.
8. Dapat meningkatkan produksi dan penghematan
biaya.
b. Kerugian dilaksanakan planned maintenance antara lain
adalah :
1. Biaya awal untuk pembentukan preventive
maintenance yang tinggi.
2. Dengan planned maintenance mesin/peralatan akan
lebih sering diperiksa/ditangani dan jika salah
penanganan justru dapat menimbulkan kerugian.
3. Pemakaian suku cadang ternyata lebih baik, karena
komponen yang kondisinya menurun tidak ditunggu
sampai betul-betul rusak.
Pemeliharaan terencana (planned maintenance) terdiri dari tiga
bentuk pelaksanaan, yaitu :
a. Preventive Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan)
Preventive maintenance (pemeliharaan pencegahan) adalah
tindakantindakan maintenance yang dilakukan ketika dan selama
mesin/peralatan sedang beroperasi dengan baik, sebelum
mesin/peralatan tersebut rusak yang bertujuan untuk menjaga agar
mesin/peralatan tidak rusak dan mendeteksi gejala akanterjadinya
kerusakan secara dini, sehingga dapat bertindak untuk mengadakan
perbaikan sebelum mesin/peralatan mengalami breakdown. Gambaran
yang diperoleh dari pengertian di atas adalah bahwa kegiatan
pemeliharaan pencegahan yang paling penting adalah pemeriksaan
(inspection), yang meliputi pemeriksaan terhadap semua mesin/peralatan
produksi yang sesuai dengan rencana dan pembuatan laporan-laporan
dari hasil pemeriksaan. Dengan demikian semua fasilitas produksi yang
dikenai preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan
selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan
untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat. Sehingga
dapatlah dimungkinkan pembuatan suatu rencana dan jadwal
pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi
yang lebih tepat.
Secara umum tujuan dari preventive maintenance adalah :
1. Meminimumkan downtime serta meningkatkan kehandalan
mesin/peralatan dan agar menjaga mesin/peralatan dapat
berfungsi tanpa gangguan.
2. Meningkatkan efisiensi dan umur ekonomis mesin/peralatan.
Menurut The Japan Institute of Plan Maintenance (dalam Roy U
Manurung, 2014), Kegiatan utama yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan dan tetap menjaga agar mesin berfungsi dengan
baik meliputi tiga hal :
1. Pemeliharaan harian untuk mencegah terjadinya pemburukan
(deterioration) mesin meliputi kegiatan membersihkan (cleaning),
memeriksa (checking, pelumasan (lubricating) dan pengencangan
baut/mur mesin (tightening).
2. Pemeliharaan berkala (periodic inspection) untuk mencari gejala
memburuknya kondisi mesin yang mungkin terjadi.
3. Melaksanakan perbaikan (restorations) jika terdapat kerusakan
pada mesin ataupun melakukan perbaikan untuk mencegah
kerusakan yang mungkin timbul sebelum terjadi.
Kegiatan preventive maintenance sangat penting bagi
mesin/peralatan produksi yang bersipat kritis (critical unit). Sebuah
mesin/peralatan produksi termasuk dalam critical unit apabila :
a. Kerusakan mesin/peralatan akan mempengaruhi kualitas dari
produk yang dihasilkan dan akan dapat menyebabkan kemacetan
proses produksi.
b. Kerusakan mesin/peralatan akan membahayakan keselamatan
atau kesehatan para pekerja.
c. Modal yang ditanamkan pada mesin/peralatan tersebut atau harga
dari mesin/peralatan tersebut mahal.

2.3.1 Ciri-Ciri Preventive Maintenance Antara Lain :


1. Maintenance dilakukan ini terencana dan terjadwal.
2. Mesin/peralatan yang akan dirawat telah teridentifikasi dan telah
diuraikan menjadi komponen-komponennya (tertulis dalam
daftar).
3. Untuk setiap komponen dilakukan tindakan-tindakan
maintenance yang telah ditetapkan secara rutin pada
intervalinterval waktu tertentu.
4. Sebagian besar kegiatan maintenance dilakukan pada
komponen mesin pada keadaan mesin masih bekerja, dan
sebagian pada keadaan masih berhenti.
Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakukan
dibedakan dua bagian, yaitu :
1. Routine Maintenance (Pemeliharaan Rutin)
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan secara rutin, setiap hari yang dapat
berupa penyetelan (setting),pelumasan mesin selama
beberapa menit sebelum digunakan setiap hari.
2. Periodic Maintenance (Pemeliharaan Periodik)
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka
waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali,
setahun sekali, dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau
fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal pelaksanaannya,
misalnya setiap seratus jam kerja mesin, dan seterusnya.
Periodic maintenance ini dapat berupa pemeriksaan sistem
kerja komponen mesin/peralatan, atau dapat berupa penyetelan
dan pemeriksaan katup-katup pemasukan/pengeluaran minyak.

b. Corrective Maintenance (Pemeliharaan Perbaikan)


Corrective maintenance (pemeliharaan perbaikan) adalah suatu kegiatan
maintenance yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau
kelainan pada mesin/peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan
baik. Corrective maintenance menuntut para operator yang
mengoperasikan mesin/peralatan untuk melaksanakan dua hal yang
mencakup :
1. Mencatat hasil yang diperoleh dari inspeksi harian mencakup
semua kerusakan-kerusakan yang timbul secara detil dan
terperinci.
2. Secara aktif ikut berperan untuk memberikan ide-ide yang
membangun bertujuan pencegahan terjadinya kerusakan
mesin/peralatan dan mengantisipasi kondisi yang
memungkinkan akan mengakibatkan kerusakan
mesin/peralatan.

c. Predictive Maintenance (Pemeliharaan Perbaikan)


Predictive maintenance adalah tingkatan-tingkatan maintenance yang
dilakukan pada tanggal yang telah ditetapkan berdasarkan prediksi hasil
analisa dan evaluasi data operasi yang diambil pada interval-interval
waktu tertentu. Data rekaman yang untuk melakukan predictive
maintenace itu dapat berupa data getaran, temperatur, vibrasi, flow rate
dan lain-lainnya. Perencanaan predictive maintenance dapat dilakukan
berdasarkan laporan oleh operator lapangan yang diajukan melalui work
order ke departemen maintenance untuk dilakukan tindakan yang tepat
sehingga tidak akan merugikan perusahaan.
Govil (1983: 103) menjabarkan bahwa terdapat 2 tipe tindakan
dalam maintenance:
a. Perawatan terencana (Planned maintenance) Perawatan
terencana adalah serangkaian kegiatan perawatan yang
dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah ditentukan.
Perawatan terencana terdiri dari perawatan pencegahan
(prenventive maintenance) dan perawatan perbaikan (corrective
maintenance).
 Perawatan pencegahan (preventive maintenance)
Perawatan pencegahan adalah suatu kegiatan
memelihara dan merawat dengan tujuan mencegah
kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada fasilitas,
baik mesin maupun peralatan. Yang termasuk dalam
ruang lingkup preventive maintenance yaitu inspeksi atau
pengecekan secara berkala, perbaikan kecil, pelumasan
dan penyetelan. Kegiatan perawatan pencegahan ini
biasanya sudah direncanakan dan terjadwal.
 Perawatan perbaikan (corrective maintenance)
Perawatan perbaikan merupakan kegiatan yang
dilakukan apabila mesin atau peralatan mengalami
kerusakan dengan kata lain tidak dapat berfungsi
sehingga tidak mencapai standar. Perbaikan dapat
dilakukan dengan peningkatan-peningkatan sedemikian
rupa, seperti perubahan atau memodifikasi agar mesin
atau peralatan dapat digunakan kembali. Perbaikan ini
juga sering disebut kegiatan reparasi (repair
maintenance), biasanya terjadi akibat tidak dilakukannya
perawatan pencegahan dan kerusakan yang tidak bisa
diprediksi.
b. Perawatan tidak terencana (Unplanned maintenance)
c. Perawatan tidak terencana merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk adanya
kerusakan namun tidak bisa ditentukan dan direncakan
sebelumnya. Perawatan ini dikenal sebagai jenis pemeliharaan
yang paling tua sehingga pemeliharaan ini mudah untuk
dipahami semua orang. Hanya ada satu jenis perawatan tidak
terencana yaitu pemeliharaan darurat (emergency) atau
breakdown.

2.1.4 Tugas dan Pelaksanaan Kegiatan Maintenance


Maintenance adalah untuk dapat memelihara reliabilitas
sistem pengoperasian pada tingkat yang dapat diterima dan
tetap memaksimumkan laba dan meminimumkan biaya.
Maintenance yang cenderung untuk memperbaiki reliabilitas
sistem, termasuk pada kategori kebijaksanaan pokok yang dapat
diperinci sebagai berikut :
a. Kebijaksanaan yang cenderung untuk mengurangi frekuensi
kerusakan peralatan produksi.
b. Kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk kegiatan pemeliharaan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan dua hal yaitu
penggantian mesin/peralatan dan pelaksanaan reperasi serta
didukung oleh keahlian dan keterampilan teknikal.
c. Penggantian peralatan tersebut harus berdasarkan pada :
1. Terhadap semua faktor biaya.
2. Analisa nilai ekonomis mesin/peralatan lama dan
mesin/peralatan baru.
3. Cadangan mesin/peralatan yang harus segera
dimanfaatkan.
Seluruh kegiatan maintenance dapat digolongkan ke dalam salah
satu dari lima tugas pokok berikut, yaitu :
a. Inspeksi (Inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau
pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) terhadap
mesin/peralatan sesuai dengan rencana yang bertujuan untuk
mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai fasilitas
mesin/peralatan yang baik untuk menjamin kelancaran proses
produksi.
b. Kegiatan Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan
yang baru dibeli, dan kegiatan pengembangan komponen atau
peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-
penelitian terhadap kemungkinan pengembangan komponen
atau peralatan, juga berusaha untuk mencegah timbulnya
seminimal mungkin terjadinya kerusakan.
c. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang
sebenarnya, yaitu memperbaiki mesin/peralatan produksi.
d. Kegiatan Administrasi
Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang
terjadi dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, penyusunan
planning dan schedulling, yaitu rencana kapan suatu
mesin/peralatan tersebut harus diperiksa, diservis dan
diperbaiki.
e. Pemeliharaan Bangunan
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan yang
tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian
maintenance.
Pelaksanaan kegiatan maintenance dapat dilakukan dengan 2
(dua) cara, yaitu :
a. Sentralisasi
1. Mudah berkomunikasi antar bagian bidang keahlian yang
beragam.
2. Kemungkinan untuk memiliki peralatan canggih yang
cukup besar.
3. Tingkat keahlian yang dimiliki unit akan lebih tinggi.
4. Fasilitas training dapat diadakan.

b. Desentralisasi
1. Mengurangi waktu perjalanan dari dan ke lokasi
perawatan.
2. Mengetahui dan menguasai peralatan dengan lebih
mendalam. Perhatian terhadap alat lebih besar sehingga
perawatan lebih teliti.

2.1.5 Periodic Maintenance


Periodic maintenance atau perawatan berkala, dalam kata
lain berulang-ulang dan terprogram sesuai jadwal. Perawatan ini
fokus pada pemeliharaan preventif, dimana aktivitas perawatan
dilakukan dengan tujuan mencegah kerusakan akibat
pemakaian. Oleh karena itu, perawatan ini sudah direncanakan
berdasarkan jangka waktu tertentu. Dalam hal ini pihak
perusahaan kendaraan telah menetapkan pekerjaan apa yang
harus dilakukan agar diperoleh penampilan kendaraan yang
selalu prima dan siap pakai. Termasuk dalam pemeliharaan
pada kondisi mobil baru, perawatan berkala dilakukan setiap
1.000 km & 5.000 km oleh pihak dealer, selanjutnya
pemeliharaan dilakukan setiap 10.000 km, 20.000 km, 30.000
km, dan seterusnya.

2.4 Manfaat Melakukan Maintenance


Maintenance dilakukan bukan tanpa alasan. Sebab, kalau suatu alat atau
mesin tidak dilakukan maintenance secara rutin, maka bisa timbul
kerusakan yang parah dan akhirnya mengeluarkan biaya yang besar
untuk perbaikan.

Berikut manfaat melakukan maintenance:


1. Mengurangi Risiko Kerusakan saat Digunakan
Bayangkan, jika detikers sedang melaksanakan tugas dengan
menggunakan suatu alat, lalu tiba-tiba saja alat itu rusak dan nggak
bisa dipakai, tentu pekerjaan kamu akan terhambat bukan? Maka
dari itu sebaiknya selalu lakukan maintenance secara berkala, agar
alat tidak mudah rusak dan pekerjaan jadi lebih cepat selesai.
2. Memperpanjang Usia Alat
Manfaat lainnya dengan melakukan maintenance adalah
memperpanjang usia alat. Tentu, ketika kamu memiliki sebuah
mesin/alat harapannya adalah dapat berfungsi secara optimal dan
bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Tapi sebagai catatan, alat tersebut dapat berfungsi baik dan
memiliki usia panjang jika dilakukan maintenance. Kalau tidak,
maka jangan sedih bila alat yang baru kamu beli beberapa bulan
lalu ternyata sudah rusak.
3. Meningkatkan Keselamatan Kerja
Bagi detikers yang sehari-hari bersentuhan langsung dengan alat
berat, tentu ada kekhawatiran jika alat tersebut tiba-tiba rusak dan
mencelakai dirimu. Nah, manfaat dari dilakukan maintenance
adalah meningkatkan keselamatan para pekerja. Sehingga ketika
alat tersebut digunakan setiap hari, kamu nggak perlu khawatir
karena sudah dilakukan pemeliharaan secara rutin.
4. Menghemat Biaya Pengeluaran
Manfaat yang terakhir dengan melakukan maintenance adalah
menghemat biaya pengeluaran. Memang, melakukan
pemeliharaan secara rutin tetap membutuhkan biaya, besar
kecilnya biaya tergantung dari alat tersebut.
Tapi, lain halnya jika alat tersebut jarang dilakukan maintenance
dan akhirnya mengalami kerusakan cukup parah. Hal ini justru
akan menambah biaya pengeluaran, apalagi jika kerusakan sudah
merambat ke komponen lain. Alhasil, niat hati ingin menghemat
malah justru bikin kantong bolong.

2.5 Proses atau Alur Maintenance


Untuk melakukan maintenance tidak bisa dilakukan secara sembarangan,
sebab ada berbagai alur maintenance agar alat/mesin tetap berjalan baik.
Dilansir situs Upkeep, berikut proses atau alur maintenance.
1. Identifikasi Masalah
Ketahui masalah apa yang dialami pada alat/mesin. Jangan sampai
kamu salah mengidentifikasi kerusakan, nantinya alat tersebut
bukannya malah benar malah semakin rusak dan tidak bisa dipakai.
2. Periksa Alat
Jika sudah menemukan masalahnya, cek kembali alat yang rusak
tersebut. Bila terjadi kerusakan kecil, maka kamu harus paham cara
memperbaikinya seperti apa. Lain halnya jika kerusakan cukup parah,
maka alat/mesin harus diperbaiki oleh orang yang ahli atau diganti
dengan sparepart baru.
3. Tentukan Bagaimana Kerusakan Harus Diperbaiki
Kamu harus paham bagaimana cara memperbaikinya. Kalau dirasa
tidak mampu dan nggak yakin alat/mesin bisa diperbaiki secara benar,
maka sebaiknya serahkan kepada yang ahli.
4. Pastikan Suku Cadang Tersedia
Jangan sampai ketika detikers sudah membongkar alat tersebut untuk
diperbaiki, namun suku cadang yang baru ternyata tidak ada. Maka
dari itu, pastikan suku cadangnya tersedia agar proses pemeliharaan
berjalan lancer.
5. Tentukan Kapan Maintenance Selesai
Tentukan waktu secara pasti kapan maintenance akan selesai. Sebab,
alat/mesin tersebut akan digunakan kembali untuk bekerja, kalau
pemeliharaan belum juga selesai maka hal ini dapat mengganggu
jalannya pekerjaan.
6. Kumpulkan Data dari Maintenance
Agar tidak lupa, catat kapan dan alat apa saja yang harus dilakukan
maintenance secara berkala. Jangan sampai ketika melakukan
pemeliharaan pada waktu yang akan datang, kamu malah lupa karena
tidak sempat dicatat.

2.6 Contoh Maintenance


Maintenance pada alat atau mesin bisa kamu temui dalam kehidupan
sehari-hari. Mulai dari alat yang berukuran kecil hingga besar sekalipun
wajib dilakukan maintenance, agar dapat berfungsi normal dan mencegah
risiko kerusakan pada waktu yang akan datang.

Berikut contoh maintenance yang sering kamu lihat dalam


kehidupan sehari-hari:
1. Mengecek alat pemotong rumput agar bisa dipakai setiap
hari
2. Menambal selang yang bocor agar air tidak luber
3. Melumasi mesin motor agar mesin tidak cepat panas dan
rusak.

2.7 Perbedaan Maintenance dan Repair


Mungkin di antara detikers ada yang pernah mendengar istilah
maintenance dan repair. Lantas, apa yang membedakan antara
keduanya?
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kata "repair" memiliki arti
perbaikan. Lalu dikutip situs Maintain X, sebenarnya baik maintenance
ataupun repair memiliki makna yang hampir sama.
Sebab secara teknis, repair juga bisa masuk ke dalam pekerjaan
maintenance. Yang jadi pembeda di sini adalah, maintenance dilakukan
untuk memelihara suatu alat agar mencegah kerusakan cukup parah.
Sementara repair adalah memperbaiki alat yang rusak agar bisa berfungsi
secara normal.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Maintenance (perawatan) adalah sebuah kegiatan merawat atau
memperbaiki suatu komponen agar dapat digunakan kembali sampai berumur
panjang. Tujuan dari perawatan adalah memperpanjang umur pakai peralatan,
menjamin tingkat ketersediaan yang optimal dari fasilitas produksi, menjamin
kesiapan operasional seluruh fasilitas untuk pemakaian darurat serta menjamin
keselamatan operator dan pemakai fasilitas. Manfaat pemeliharaan dan
perawatan adalah: Barang-barang akan terpelihara dengan baik sehingga jarang
terjadi kerusakan. Memperpanjang umur barang (perlengkapan) sehingga tidak
perlu diganti dalam waktu singkat. Menghindari kehilangan karena selalu
terpantau dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai