PERALATAN ELEKTRONIK
A. Kompetensi Dasar
3.5 Memahami teknik perawatan dan pemeliharaan peralatan
elektronik
4.5 Mengidentifikasi standar penggunaan peralatan elektronik
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengemukakan definisi Teknik Perawatan dan
pemeliharaan
D. Uraian Materi
1.1 Perawatan dan Pemeliharaan
Teknik perawatan berasal dan kata maintenance engineering. Maintenance
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penjagaan sesuatu hal pada kondisi yang
sempurna. Engineering dapat diartikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan pada praktek berupa perancangan, konstruksi dan operasi struktur,
peralatan dan sistem. Dengan demikian teknik perawatan dapat diartikan sebgai
penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu
peralatan atau mesin dalam kondisi yang sempurna.
Pemeliharaan mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara
bagian pemeliharaan dan bagian produksi. karena bagian pemeliharaan dianggap
yang memboroskan biaya, sedang bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi
juga yang membuat uang (Soemarno, 2008). Pada umumnya sebuah produk yang
dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia
penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal
dengan pemeliharaan. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan
perawatan mesin yang digunakan dalam proses produksi.
Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat,
menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kobinasi dari berbagai
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Untuk Pengertian
Pemeliharaan lebih jelas adalah tindakan merawat mesin atau peralatan pabrik
dengan memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin.
(Setiawan F.D, 2008). Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam
bukunya “operations Management” pemeliharaan adalah : “all activities involved
in keeping a system’s equipment in working order”. Artinya: pemeliharaan adalah
segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar
bekerja dengan baik.
1.2 Tujuan dan Fungsi Perawatan dan Pemeliharaan
1.2.1 Tujuan perawatan dan pemeliharaan
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian
lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan (maintenance) murah sedangkan
perbaikan (repair) mahal. (Setiawan F.D, 2008).
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya “manajemen pemeliharaan
mesin” Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
1) Untuk memperpanjang kegunaan asset,
2) Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3) Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
4) Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
1) Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi,
2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu,
3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
4) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5) Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja,
6) Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik
mungkin dan total biaya yang terendah.
Catatan Backlog
File aktif berisi semua catatan W.O disimpan sebagai catatan
Backlog. Catatan Backlog dapat digunakan oleh manajemen untuk
menentukan jumlah pelaksana, membuat prioritas pekerjaan,
membuat status keselamatan kerja, memprediksi biaya, dan
sebagainya. Bagi seorang analis, catatan Backlog dapat digunakan
untuk membantu menentukan tingkatan staf dan mengurangi
overhead cost (biaya yang tidak perlu).
1. Spesifikasi Tes
Dalam sebuah industri elektronika tentunya tak luput dari pengetesan
peralatan yang diproduksi, dan ini dilakukan oleh ahli tes pada bagian
perbaikan. Untuk itu tentunya diperlukan sebuah informasi cara pengetesan
suatu peralatan dengan menggunakan spesifikasi tes.
2. Definisi Spesifikasi Tes:
Spesifikasi Tes adalah informasi yang diperlukan oleh bagian test,
perbaikan, atau ahliahli instalasi agar mereka dapat mencek apakah instrumen
atau sistim memenuhi standar penampilan yang dipersyaratkan.
Spesifikasi test tentunya merupakan dokumen yang perlu pemahaman,
ini mencakup semua aspek dari karakteristik instrumen, hal-hal yang harus
dicek, disetel, diukur, dan direkam (dicatat).
Lembaran standar untuk menuliskan spesifikasi tes yang logis tentang
test dan penyetelan sebagai berikut :
a. Judul, nomor tipe instrumen, nomor seri, spesifikasi, tanggal pengeluaran
b. Daftar perlengkapan test yang diperlukan untuk melaksanakan test
c. Pemeriksaan kesinambungan, isolasi, dan resistansi (dengan daya
dipadamkan)
d. Penyetelan taraf sinyal dan tegangan, pengukuran, dan pencatatan-
pencatatan mengenai masing-masing perakitan sub. Beberapa dari test-test
ini mungkin dapat dilakukan sebelum test akhir. (catu daya hidup).
e. Test penampilan sistem dan instrumen
f. Burn - in test (kadang-kadang disebut SOAK TEST).
Untuk menjamin agar unit produksi memenuhi semua aspek
penampilan produksi yang telah disetujui, merupakan tugas para ahli test itu.
Untuk itu diperlukan suatu keterampilan dalam pengukuran dan mencari
gangguan dengan cepat. Bila beberapa bagian dari instrumen yang tidak
bekerja sesuai dengan spesifikasi, maka ahli test itu harus menemukan sebab
dari kesalahan secepat mungkin dan kemudian menyerahkan instrumen itu,
atau bagian rakitan itu kepada bagian produksi untuk diperbaiki. Disamping
pengukuran dan mencari gangguan, ahli itu harus mencatat data yang
diperlukan dengan teliti dari instrumen yang ditest.Yang penting lagi seorang
ahli tes harus menjaga keselamatan kerja, menjaga instrumen-instrumen tes dan
mempunyai catatan-catatan.
3. Kalibrasi Peralatan
Kebijakan pemeliharaan tipe tertentu suatu sistem dapat mencakup
program detail tentang kalibrasi ulang dan langkah-langkah pencegahan
lainnya. Yang dimaksud kalibrasi ulang adalah menseting kembali peralatan
yang sudah dipakai selama periode atau waktu tertentu dengan cara
membandingkan peralatan yang sama dan masih standar, sehingga alat tersebut
dapat berjalan normal kembali.
Kalibrasi ulang merupakan jenis pemeliharaan untuk mempertahankan
keandalan kerja peralatan sesuai kelasnya. Hal ini dilakukan karena adanya
penyimpangan dari batas toleransi spesifikasi peralatan tersebut. Kalibrasi
sangat penting dilakukan untuk instrumen ukur, misalnya osiloskop, digital
multimeter, alat-alat ukur elektronik kedokteran dan lain-lain.
Karena adanya penyimpangan spesifikasi bisa mengakibatkan
penyimpangan saat pengukuran, serta bila dibiarkan akan membuat alat ukur
tersebut rusak. Untuk kalibrasi ulang biasanya tidak ada komponen yang
diganti dan dilakukan dalam interval waktu yang tertentu (maksimum 1 tahun
sekali) pada setiap peralatan (terutama peralatan ukur).
E. Soal Latihan
1. Apa sasaran dan tujuan pemeliharaan dan perbaikan?
2. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan preventif? Beri contoh!
3. Apa perbedan antara pemeliharaan preventi dan korektif?
4. Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan pemeliharaan darurat?
Beri contohnya!
5. Sebutkan minimal 3 alat bantu pemeliharaan.
6. Bagimanakah proses atau tahapan pemeliharaan itu?
7. Mengapa kegiatan pemeliharaan & perbaikan perlu dibuat sistem?
8. Mengapa perlu Backlog pemeliharaan?
9. Apa keuntungan sistem manajemen PP berbantuan komputer?
10. Coba lakukan pengamatan sistem manajemen PP di sekolah kalian, lalu
buatlah laporan singkat tentang apa yang kalian amati.
F. Daftar Pustaka
Peni Handayani, dkk. 2008. Teknik Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem
Elektronika (Jilid 1). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ah
UKEwj8qvyFsb3XAhUK148KHdl8AWAQFgg2MAI&url=http%3A
%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle
%2F123456789%2F32833%2FChapter%2520II.pdf%3Fsequence
%3D4&usg=AOvVaw39NXserXu2doWWCUOob_vM
CATU DAYA SISTEM PENERIMA RADIO
A. Kompetensi Dasar
3.6. Menganalisis kerusakan pada catu daya radio penerima
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.1. Mendeteksi kerusakan pada catu daya radio penerima
3.6.2. Menyeleksi kerusakan pada catu daya radio penerima
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mendeteksi kerusakan pada catu daya penerima
2. Peserta didik mampu menyeleksi kerusakan pada catu daya penerima
D. Uraian Materi
1.1 Mendeteksi kerusakan pada catu daya penerima
Dalam mendeteksi kerusakan pada catu daya penerima perlu diketahui
metode-metode pelacakan/deteksi kerusakan, dalam hal ini kerusakan catu daya.
Pertama-tama, ketahui metode-metode pelacakan/deteksi kerusakan seperti
berikut;
1.1.1 Metoda-Metoda Pelacakan Kerusakan
a. Cara memilih metoda yang tepat
Metoda yang dipilih untuk mencari kerusakan akan dapat
menentukan efisiensi kerja. Anda harus berusaha mencari sebanyak
mungkin kerusakan atau ketidakberesan itu sendiri. Untuk menghemat
waktu, ada baiknya bila kita menanyakan kepada orang yang mengetahui
adanya gangguan pada alat tersebut, melalui beberapa pertanyaan seperti
berikut ini.
Pertanyaan ;
1. Apakah yang sebenarnya salah ?
2. Bagaimana ciri fisik rusaknya?
3. Apakah selalu terjadi demikian ?
4. Jika memang benar, pada kondisi bagaimana?
5. Adakah penyalahgunaan? (getar- an, goncangan, panas, dll)
6. Apakah kerusakkan terjadi secara tiba-tiba atau berangsur-angsur ?
7. Apakah kerusakkan terjadi selama pengoperasian perlengkapan ?
8. Apakah kerusakkan terlihat mempengaruhi fungsi yang lain ?
9. Adakah keterangan-keterangan tambahan ?
10. Adakah orang yang telah mencoba memperbaikinya ?
Ketika pemilik suatu hi-fi set mengatakan alat tidak berfungsi
dengan baik, ini sangat minim informasinya. Maka untuk memperjelas
masalahnya dilakukan langkah pertanyaan sbb:
a. Saat bagaimana alat tidak bekerja dengan baik atau bagian mana yang
tidak baik? Misal salah satu kanal sistem stereo lebih lemah dibanding
yang lain. Ini akan mempersempit masalah hingga menuju kesalah satu
penguat kanal untuk diukur.
b. Pertanyaan kedua bertujuan untuk memfokuskan kesalahan. Pada
contoh diatas, kita menanyakan pada pemilik apakah dia telah
mencoba mengatur volume, pengatur loudness, tone control, atau
balance.
c. Pertanyaan ketiga bertujuan untuk mengetahui apakah kerusakan
tersebut terjadi secara terus menerus atau kadang-kadang saja, apakah
tergantung pengaruh luar. Apakah rusaknya total.
d. Pertanyaan keempat, untuk me ngetahui dalam kondisi bagaimana
kerusakan itu muncul. Seringkali kerusakan terjadi pada saat terjadi
getaran, suhu tinggi, mendapat kejutan (terjatuh, terbentur) atau
beberapa efek lainnya.
e. Pertanyaan kelima yaitu bantuan kita untuk mengetahui apakah
kerusakan hanya tampak setelah jatuh, terkena getaran (saat dibawa
dengan mobil), terkena suhu terlalu tinggi dll.
f. Pertanyaan keenam, membantu kita untuk menemukan apakah
kerusakan tersebut disebabkan oleh usia atau kerusakan tiba-tiba.
g. Pertanyaan ketujuh, untuk mengetahui apakah kerusakan terjadi pada
saat alat / sistem tersebut beroperasi atau mati.
h. Pertanyaan kedelapan, Kadangkadang kerusakan pada salah satu
fungsi juga dapat mempengaruhi bagian lainnya. Misalnya, gangguan
pada catu daya (filter yang kurang baik) akan mempengaruhi bagian
lain.
i. Pertanyaan kesembilan akan membantu kita untuk menen tukan lokasi
kerusakan, dengan menambahkan detail dari alat tersebut misalnya
cacat gambar pada TV ada lah sejenis dengan operasi sebuah
pembersih vakum (vacum cleaner).
j. Akhirnya, pertanyaan kesepuluh adalah untuk mengatasi kerusakan
Penggunaan teknik yang cocok untuk masalah tertentu sangat efisisen
dalam proses troubleshooting. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan :
a. Symptom-function : untuk mengisolir kerusakan pada bagian tertentu.
b. Signal-tracing : untuk menemukan blok tertentu penyebab kegagalan
pemakaian.
c. Metoda tegangan dan hambatan untuk mengisolasi kerusakan komponen
atau daerah rangkaian tertentu.
d. Metoda Half-splitting: untuk rangkaian dengan blok-blok tersusun seri.
e. Metoda Pemutusan Lup: untuk sistem lup tertutup pada industri-industri.
f. Metoda substitusi: mencoba menyolderkan komponen yang sama pada
bagian yang rusak.
c. Regulasi line
Perubahan maksimum tegangan output sebagai hasil dari perubahan
tegangan input arus bolak balik. Sering dinyatakan sebagai perbandingan
persentase, contoh perubahan tegangan input utama adalah ±10 %
menyebabkan perubahanan output ±0.01 %
d. Impedansi output
Perubahan tegangan output dibagi oleh perubahan kecil dalam arus
beban pada beberapa frekuensi yang terspesifikasikan (misalnya 100 KHz).
Distribusi satu titik single point, diperlihatkan pada gambar 2.8 jelas
disini adalah solusi terbaik, yaitu tiap-tiap rangkaian mempunyai kawat
catu sendiri.
Pada gambar 2.9 tegangan arus searah ini disaklar pada frekuensi diatas
frekuensi audio oleh transistor tegangan tinggi untuk memberikan bentuk
gelombang bolak-balik pada trafo primer. Arus bolak-balik sekunder
disearahkan dan diregulasikan dengan membandingkan catu referensi dari
zener. Perbedaan sinyal dipakai untuk mengatur daur tugas dari transistor
pensaklar. Jika tegangan arus searah turun waktu arus beban naik maka sinyal
penyeimbangan menyebabkan lebar pulsa modulator untuk mensaklar
transistor ON untuk saat yang cukup lama kemudian OFF selama setengah
daur dari osilator 20 KHz maka tegangan keluaran akan naik lagi ke harga
yang sangat dekat dengan sebelumnya. Kejadian sebaliknya, jika arus beban
dikurangi. Mode pensaklaran primer ini banyak digunakan dalam SMPU dari
daya tinggi. Walaupun demikian, anda dapat mengganti regulator linier yang
konvensional dengan tipe tersaklar memakai pensaklar sekunder seperti
Gambar 2.10 Jika transistor seri disaklar ON, arus akan mengalir ke filter LC.
Jika transistor tersaklar OFF, induktor menyimpan arus yang mengalir sebagai
aksi lintasan balik melalui Fly Wheel Dioda.
E. Latihan
1. Sebutkan parameter-parameter penting yang menentukkan langkah kerja
selanjutnya, pada parameter catu daya teregulasi linear !
2. Jelaskan keunggulan catu daya switching !
3. Sebutkan macam-macam catu daya model tersaklar !
4. Jelaskan yang disebut Catu daya model Pensaklar primer !
5. Jelaskan yang disebut Catu daya model Pensaklar sekunder !
F. Daftar pustaka
http://teknikelektronika.com/pengertian-power-supply-jenis-catu-daya/
handayani, 2008. Teknik Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem Elektronika.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
PENALA SISTEM PENERIMA RADIO
A. Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis kerusakan pada rangkaian penala penerima radio
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7.1 Mendeteksi kerusakan pada rangkaian penala penerima radio
3.7.2 Menyeleksi kerusakan pada rangkaian penala penerima radio
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mendeteksi kerusakan pada rangkaian penala
penerima radio
2. Peserta didik mampu menyeleksi kerusakan pada rangkaian penala
penerima radio
D. Uraian Materi
1.1 Mendeteksi Kerusakan Pada Rangkaian Penala Penerima Radio
Untuk mendeteksi kerusakan pada rangkaian penala penerima radio harus
diketahui prinsip dasar dan fungsi dari suatu penguat. Perbedaan utama saat
ini hanya terletak pada sistim PENALAAN.
1.1.1 Penalaan
Penalaan pesawat atas frekuensi penerimaan yang diinginkan dicapai dengan
mengubah frekuensi resonansi dari RESONATOR OSILATOR TINGKAT
MASUKAN. Dengan mengubah tahanan semu (reaktansi) kumparan dengan jalan
menggeser inti kumparan, komponen penala yang biasanya digunakan adalah
kapasitor variabel sebelum digunakan dioda kapasitor. Saat ini pun masih
digunakan pada pesawat yang bermutu baik dengan kapasitor variabel 4 sampai 6
tingkat. Dengan itu dapat dibangun kwalitas lingkaran LC lebih tinggi dan sinyal
yang lebih besar daripada dikerjakan dengan dioda kapasitor. Dioda kapasitor
mempunyai keuntungan-keuntungan untuk Pelayanan dan Pengembangan
peralatan.
Gambar 3.1
Penalaan dapat menggunakan POTENSIOMETER dengan posisi yang
dikehendaki. Dan dapat dengan sederhana menmpatkan stasiun-stasiun tetap.
Dengan potensio meter. Dalam gambar 1 dapat disaklarkan tegangan tetap yang
disyaratkan untuk suatu frekuensi pemancar pada dioda-dioda kapasitor. Dengan
menggunakan PENGUKUR TEGANGAN dapat ditampilkan frekuensi
penerimaan secara analog.
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 104b memperlihatkan prinsip sintesa tegangan, dan proses tegangan
didalamnya dicontohkan gambar 105, dimana tegangan penala hanya dicacah
dalam 10 tingkat.Misalnya sinyal masukan adalah 0000010000. Didalam penyama
digital sinyal dari penghitung isi dibandingkan dengan sinyal dari penghitung
pemeriksa, maka hasilnya sinyal Ub. Sinyal ini akan menggerakkan tingkat saklar,
sehingga diperoleh tegangan kotak Uc yang selanjutnya diambil harga rata-
ratanya oleh FILTER PELALU BAWAH
Maka diperoleh tegangan searah Ud guna penalaan, dimana besarnya Ud akan
menyebabkan osilator BERGETAR PADA FREKUENSI YANG
DIKEHENDAKI sesuai data yang dimasukkan.
E. Latihan
1. Jelaskan secara singkat penalaan frekuensi penerimaan pesawat radio !
2. Jelaskan secara singkat sistem penalaan Pelacak pemancar otomatis !
3. Sebutkan 3 contoh kerusakan pada rangkaian penerima radio berserta
penyelesaiannya !
F. Daftar Pustaka
Peni Handayani, dkk. 2008. Teknik Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem
Elektronika (Jilid 1). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Sutarman Mr, 2007. Radio penerima AM + FM.
https://issuu.com/afctegal/docs/radioamfm. Diakses 23 November
2017.
RANGKAIAN PENGUAT AKHIR PENERIMA RADIO
A. Kompetensi Dasar
3.8. Menganalisis kerusakan pada rangkaian penguat akhir penerima radio
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8.1. Mendeteksi kerusakan pada penguat akhir penerima radio
3.8.2. Menyeleksi kerusakan pada penguat akhir penerima radio
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mendeteksi kerusakan pada penguat akhir penerima
radio
2. Peserta didik mampu menyeleksi kerusakan pada penguat akhir penerima
radio
D. Uraian Materi
1.1 Mendeteksi kerusakan pada penguat akhir penerima radio
Untuk mendeteksi kerusakan pada penguat akhir penerima radio harus
diketahui prinsip dasar dan fungsi dari suatu penguat.
1.1.1 Penguat
Penguat adalah suatu peralatan dengan masukan sinyal yang kecil dapat
dipergunakan untuk mengendalikan tenaga output yang besar.
Hal ini ditunjukkan dalam gambar 4.1. Masukan sinyal disini dipergunakan untuk
mengendalikan arus listrik yang mengalir pada peralatan aktif. Kemudian arus
listrik ini yang menyebabkan perubahan tegangan pada tahanan beban, sehingga
daya keluarannya menjadi:
Po = Vo io Watt (output)
Daya masukan Pi = Vi ii Watt (input)
Penguat Daya (Ap), dihasilkan oleh perbandingan daya keluaran terhadap daya
masukan:
Ap = Po / Pi
Simbol yang lebih umum ditunjukkan pada gambar 4.2. Setiap penguat
menaikkan jumlah tegangan dari sinyal inputnya.
Gambar 4.1 Diagram blok dasar penguat
Ada tiga kelas operasi suatu penguat yang paling dasar, yaitu:
Kelas A : Perangkat aktif (transistor) diberi bias sehingga selamanya terjadi aliran
arus ratarata (selalu on). Arus ini juga naik turun disekitar harga rata-ratanya
tergantung sinyal input. Kelas ini adalah yang paling umum dipergunakan, contoh
tipe yang ada yaitu penguat dengan sinyal kecil (gambar 4.3).
E. Latihan
1. Jelaskan secara singkat prinsip dari suatu penguat!
2. Gambarkan dalam table klasifikasi umum dari rangkaian penguat !
3. Jelaskan secara singkat pengukuran yang dilakukan pada rangkaian
penguat!
4. Sebutkan 3 jenis Kerusakan Pada Penguat Sinyal Kecil (Penguat Awal)!
5. Sebutkan 3 jenis Kerusakan Pada Penguat Daya!
F. Daftar Pustaka
Peni Handayani, dkk. 2008. Teknik Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem
Elektronika (Jilid 1). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.