Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan Peningkatan kemampuan penyediaan atau produksi barang merupakan usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan secara efektif dan efisien. Usaha ini dilakukan agar dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan demi menjamin kelangsungan perusahaan Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien, Politeknik Negeri Sriwijaya merupakan suatu politeknik yang memiliki banyak mesin mesin produksi Konvensional maupun Moderen yang berada di bengkel teknik Mesin. Banyaknya mesin mesin produksi yang rusak atau tidak bekerja dengan baik mengakibatkan mahasiswa tidak dapat menyelesaikan tugas praktiknya dengan baik. Agar mesin-mesin produksi bekerja secara optimal manajemen perawatan di politeknik negeri sriwijaya harus berjalan dengan baik. Dan mahasiswapun harus ikut menjaga mesin mesin produksi tersebut agar mesin mesin produksi tidak terjadi kerusakan. Dari penjelasan diatas penulis memutuskan mengambil judul laporanPerawatan dan perbaikan Mesin dibengkel teknik mesin Politeknik Negeri Sriwijaya 1.2 Tujuan dan Manfaat Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan adalah : 1. Untuk mempertahankan suatu tingkat produktivitas Mahasiswa dalam menyelesaikan tugas Praktik Bengkel. Jadi, dengan adanya pemeliharaan fasilitas/peralatan diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan produktivitasnya dalam kerja Praktik 2. Untuk mempertahankan kerja Optimal Mesin mesin Produksi yang ada di Politeknik Negeri Sriwijaya..

1.3 Pembatasan Masalah Perumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaiamana jadwal perawatan dan perbaikan mesin di bengkel MR (Maintenance and Repair) Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. 1.4 Metodologi Penulisan Dalam laporan ini, metode yang digunakan sebagai berikut : 1. Metode observasi Pada Metode ini penulis melakukan pengamatan langsung di lapangan dan membantu mekanik dalam menghadapi serta mengatasi masalah yang kemudian dicatat sebagai data pembantu dalam penulisan laporan. 2. Metode konsultasi Pada metode ini penulis melakukan konsultasi dan tanya jawab dengan dosen pembimbing. 3. Metode Literature Penulis mengumpulkan data yang bersumber dari media elektronik dan data-data dari berbagai buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan ini terdiri atas 4 bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan laporan, perumusan masalah, metodelogi penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis membahas tentang hal-hal yang mendukung bahasan laporan, seperti definisi pemeliharaan, tujuan pemeliharaan, dan lainnya. BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang penjadwalan perawatan dan perbaikan mesin di bengkel MR (Maintenance and Repair) Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. BAB IV PENUTUP Terdiri atas sub bab kesimpulan dan saran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik. Sebagai suatu usaha menggunakan fasilitas/peralatan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana, Selain itu, fasilitas/peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Di Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementrian Teknologi (sekarang Depatemen Perdagangan dan Industri) pada bulan 1970, menjadi teroteknologi. Kata teroteknologi ini diambil dari bahasa Yunani terein yang berarti merawat, memelihara, dan menjaga. Teroteknologi adalah kombinasi dari manajemen, keunganan, perekayasaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi aset fisik untuk mendapatkan biaya siklus hidup ekonomi. Hal ini berhubungan dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta mampu pelihara mesin-mesin, peralatan, bangunan dan struktur, dan instalasinya, pengetesan, pemeliharaan, modifikasi, dan penggantian dengan umpan balik informasi untuk rancangan, unjuk kerja dan biaya. 2.2 Tujuan Pemeliharaan Menurut Corder (1992), tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan dengan jelas sebagai berikut : 1. Memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan, dan isinya); 2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum yang mungkin;

3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamatan, dan sebagainya; 4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. 2.3 Jenis Pemeliharaan Pemeiharaan pada umumnya dilakukan dengan dua cara: 1. Perawatan setelah terjadi kerusakan (breakdown Maintenance) 2. Pemeliharaan Preventif (Preventif Maintenance) A. Breakdown Maintenance Perbaikan dilakkukan pada mesin ketika mesinya telah mengaami kerusakan-kerusakan pada mesin. Kerusakan pada mesin diakibatkan antara lainkarena peroses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak dapat dicegah, kerusakan yang terjadi berangsur-angsur dan berkurangya kekuatan komponen kerena pemakaian dan keausan. Kejadian ini dapat diatasi dengan adanya inspeksi yang teratur dan mengetahui cara pencegahanya. Dalam perawatan ini dilakukan ketika mesin tidak berfungsi da departement menyetujui adanya perbaikan mesin tersebut. B. Preventive Maintenance Pearawtan dilakukan dengan menggunakan jadwal yang teratur, sehingga kadang-adang disebut dengan Peraatan yang direncakan atau Perawatn yang Dijadwalkan. Fungsi penting dari perawatan system ini adalah menjaga operasional perlatan serta meningkatkan kehandalanya. Tujuanya adalah menghilangkan penyebab kerusakankerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjdwal lebih ekonomis dibandingkan perawatn yang tidak terjadwal. Pekerjaan perawatan preventive ini dilakukan dengan mengadakan infeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti mmungkin.

Frekuensi mesin ditetapkan sesuai dengan tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Tujuan perawatan yaitu untuk mencapai tingkat kesiapan industry yang maksimum dengan mencegah kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum mungkin. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk yang berkualitas tinggi. Mempekcil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industry. Menjamin keselamatan pekerja. Dan menjaga industry pada tingkat efisien produksi yang maksimum. Pekerjaan yang mendasar pada Perawatan Preventif a. Inpeksi Pekerjaan inpeksi terbagi atas inpeksi Bagian luar dan inpeksi Bagian dalam. Inpesi bagian luar dapat ditunjukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang seddang beroprasi sedangkan inpeksi bagian dalam ditunjukan untuk pemeriksaan elemen-elemen yang berada didalam mesin yang dipasang pada bagian dalam, seperti roda gigi, ring, paking, dll b. Pelumasan Komponen omponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, iston, bantalan,dsb,harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis plumasnya. c. Perencanaan dan penjadwalan Suatu jadwal perawatan perlu dipersiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harusdiuat secara lengkap dan terperinci menurut spesifikasi yang benardiperlukan, seperti harian, bulanan, tahunan, dsb. d. Pencatatan dan Analisis

Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawtan ini adalah: 1. Buku manual Oprasi 2. Manual instruksi perawatan 3. Kartu riwayat mesin 4. Daftar permintaan suku cadang 5. Catatan kegiatan harian 6. Catatan kerusakan dll. 7. Catatan kerusakan. Dll e. Latihan bagi tenaga perawat Untuk berhasilnya perawatan preventif dengan baik, perlu adanya latihan yang mendasar bagi tenaga perawat. Baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan pekerjaan perawatan, inpeksi dan perbaikan-perbaikan dangan cara yang sistematis. d. Penyimpanan suku cadang. System penyimpanan suku cadang memegang peranan sangat penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. 2.4 Istilah Istilah dalam Pemeliharaan Pemeliharaan darurat (emergency Maintenace) adalah cara yang digunakan untuk mengatasi suatu masalh yang terjadi pada peralatan secara tiba-tiba tanpa terduga. Pemeliharaan terencana (planned maintenance) adalah cara yang digunaka untuk melakukan perawatan diman jadwal perawatan dibuat sesuai dengan yang dikehendaki. Pemeliharaan Jalan (running Maintenance) adalah perawatan dengan jalan melihat keaadaan mesin sedang dioprasikan dan bila terjadi kejanggalan maka langsung dilakukan perbaikan tak harus mengganggu proses produksi.

Daftar inventaris pabrik adalah adalah data keadaan peralatan yang berada di pabrik Katu riwayat (history card) adalah kartu yang digunakan agar dapat mengetahui keadaan suatu peralatan. Perbaikan menyeluruh (Overhoul) adalah perbaikan yang dilakukan terhadap peralatan dengan memperhatikan usia dari bagian mesin yang saatnya harus diganti tanpa memperhatikan itu rusak atau tidak.

Waktu nganggur adalah waktu mesin tidak beroprasi Perencanaan pemeliharaan (Maintenance Plaining) adalah

pemeliharaan yang akan dilakukan terhadap peralatan.

Gambar 1. Hubungan Antara Bentuk dari Pemeliharaan

2.5 Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan Menurut Assauri (2004), semua tugas dan kegiatan pemeliharaan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok, yaitu (1) inspeksi, (2) kegiatan teknik, (3) kegiatan produksi, (4) kegiatan administrasi, dan (5) pemeliharaan bangunan. 1. Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peraltan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Hasil laporan inspeksi harus memuat keadaan peralatan yang diinspeksi, sebab terjadinya kerusakan (bila ada), usaha perbaikan yang telah dilakukan, dan saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. 2. Kegiatan Teknik (Engineering) Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli, pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. 3. Kegiatan Produksi (Production) Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebnarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesi-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksankan service dan pelumasan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan produksi dalam pabrik dapat berjalan lancer sesuai dengan rencana. 4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work) Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi kegiatan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan

10

mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian yang penting dari bagian pemeliharaan. 5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping) Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. 2.5 Prosedur Pemeliharaan Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap asset atau fasilitas yang digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa saja yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu. Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain : 1. Menentukan apa yang dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang memerlukanpemeliharaan dan merupakan satusatunya alas an yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya. 2. Menentukan bgaiman asset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin kunsi dan kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. 3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan. 4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak.

11

5.

Membuat dan mengisi blangko laporan pemeriksaan yang diikutkan bersama spesifikasi pekerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini dikembalikan ke mandor pemeliharaan untuk diperiksa dan ditandatangan sebelum akhirnya dikembalikan ke kantor perencanaan pemeriksaan. Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk diukur, ini

dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain : 1. 2. 3. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagian-bagian pabrik yang berbeda, pekerjaannya juga tidak sama; Perkejaannya tampa berulang; Banyak tugas terdapat ditempat-tempat dan posisi yang jauh dari ideal. Kerja luar sering digunakan. Tugas perbaikan ditempat ini biasanya berurusan dengan soal kebisingan dan kotor. 4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan dilaksanakan pada waktu yang sama di beragai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga penyeliaan pun sulit dilaksankan. 5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu.

18 12

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tentang jadwal perawatan dan perbaikan mesin di bengkel MR (Maintenance and Repair) Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya, dapat disimpulkan bahwa hampir semua mesin di bengkel tersebut dilakukan pemeliharaan yang sama, yaitu : 1. Pembersihan umum setiap bulan 2. Sistem kelistrikan setiap tiga bulan 3. Pelumasan setiap tiga bulan 4. Over houl setiap tahun 4.2 Saran Adapun hal yang perlu diperhatikan setelah memperoleh hasil dari penguraian masalah terhadap jadwal perawatan dan perbaikan mesin di bengkel MR (Maintenance and Repair) Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya, antara lain : 1. Pemeliharaan harus benar-benar dilakukan oleh mahasiswa (yang menjadwalkan) berdasarkan jadwal yang telah dibuatnya 2. Adanya pengawasan serius oleh pembimbing di bengkel MR Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya terhadap pemeliharaan yang telah dijadwalkan tersebut.

19 13

DAFTAR PUSTAKA
1. Arifin, Fatahul. 2010. Manajemen perawatan dan produksi. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang 2. Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 3. Corder, A. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Erlangga. Jakarta. 4. Fachrurrozi. 2002. Studi Manajemen Mesin-mesin Produksi di Industri Pengelolaan Kayu PT. Inhutani Administratur Industri Bekasi, Jawa Barat. Bogor. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor. 5. Patton, J. D. 1983. Preventive maintenance, Instrumen Society of America. Publishers Creative Services Inc. New York. 6. Prawirosentono, S. 2000. Manajemen Operasi; Analisis dan Studi Kasus. Edisi Kedua. Bumi Aksara. Jakarta. 7. Walley, B. H. 1987. Manajemen Produksi; Pedoman Menghadapi Tantangan Meningkatan Produktivitas. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai