Anda di halaman 1dari 15

TEKNOLOGI PERTENUNAN 3

PREVENTIVE MAINTENANCE OF AIR JET LOOM

Disusun oleh :
GABRIELLA GARCIA
18010013 / 3T1

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG


2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Manajemen Perawatan (Maintenance Management)


Beberapa pengertian perawatan (maintenance) menurut para ahli:
Menurut Corder dalam bukunya yang berjudul “Teknik Perawatan
Pemeliharaan” (1992), perawatan (maintenance) merupakan suatu kombinasi
kegiatan dari berbagai tindakan yang harus dilakukan untuk menjaga suatu
barang dan fasilitas atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa
diterima.

Menurut Assauri dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Produksi dan


Operasi” (1991), perawatan adalah kegiatan untuk memelihara dan menjaga
fasilitas peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau pergantiaan yang
memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Menurut Ansori dan Mustjib dalam bukunya yang berjudul Sistem Perawatan
Terpadu (Integrated Maintenance System) (2013), perawatan (maintenance)
adalah sebagai konsep dari semua kegiatan yang harus dilakukan untuk
menjaga dan mempertahankan kualitas mesin atau fasilitas agar dapat
beroperasi dengan baik seperti kondisi baru.

Berdasarkan terori diatas, maka perawatan adalah kegiatan yang dilakukan


untuk menjaga dan memelihara fasilitas, mesin dan peralatan pabrik,
melakukan perbaikan, penyesuaian atau pergantian yang harus dilakukan agar
kondisi sistem produksi berjalan lancar serta memuaskan sesuai yang
diharapkan. Manajemen perawatan merupakan suatu pengorganisasian
sistem operasi perawatan untuk mengembangkan perawatan fasilitas
perusahaan. Pengorganisasian mencakup penerapan metode manajemen
dan metode yang mendukung keberhasilan manajemen ini dengan
mengembangkan dan menggunakan penguraian sederhana yang diperluas
melalui gagasan dan tindakan.

1.2 Tujuan Perawatan


Terdapat beberapa tujuan perawatan yang utama antara lain:
1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dari kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama
waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai
investasi tersebut.
4. Untuk menjamin keselamatan kerja, keamanan pada penggunaannya.
5. Memaksimalkan ketersediaan operasional semua fasilitas yang diperlukan
dalam keadaan darurat.
6. Untuk memperpanjang umur pakai dari mesin atau peralatan.

1.3 Jenis – jenis Perawatan


1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)
Merupakan jenis perawatan dengan menentukan jadwal perawatan
sebelumnya, sehingga kegiatan perawatan dilakukan secara rutin dan
teratur.

Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam perencanaan


fungsi perawatan meliputi:
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan
dengan pertimbangan ke masa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
d. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan
dengan suatu bentuk perawatan.
e. Penerapan bentuk perawatan yang dapat dipilih, seperti:
- Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara
cermat.
- Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
- Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai dengan rencana.
- Riwayat perawatan dicatat secara statistic dan dihimpun serta
dijaga sehingga nantinya dapat dievaluasi hasilnya untuk
menentukan persiapan perawatan selanjutnya.
Dalam pengaplikasian dengan menggunakan perawatan yang
direncanakan dapat memperoleh keuntungan-keuntungan seperti:
a. Kesiapan terhadap fasilitas
- Kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan pada fasilitas dapat
berkurang dikarenakan adanya sistem perawatan yang baik dan
teratur.
- Waktu pelaksanaan perawatan yang dilakukan tidak menganggu
jalannya produksi.
- Dengan adanya perawatan yang teratur dapat mengurangi adanya
kemacetan fasilitas dalam proses produksi dibandingkan dengan
menggunakan perawatan khusus dengan biaya mahal.
- Persediaan perlengkapan dan suku cadang akan lebih mudah
terkontrol.
b. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih mudah dan murah
dibandingkan dengan melakukan perbaikan kerusakan yang terjadi
secara tidak terduga.
c. Pengelolaan dan pelayanan dengan menggunakan perawatan yang
terencana dapat menjaga hasil dan kualitas produksi serta efisinsi yang
tinggi.
d. Pemanfaatan tenaga kerja lebih efektif.
- Frekuensi dalam melakukan pekerjaan dapat terbagi merata dalam
setahunnya, sehingga tidak adanya penumpakan tugas pekerjaan.
- Jenis perkerjaan perawatan lebih mudah dipamahi dan terkontrol
dengan efektif.
- Proses pekerjaan perawatan yang teratur dapat mempengaruhi
sikap kerja sehingga lebih baik dengan pendekatan yang penuh
dedikasi dan tanggung jawab.
e. Adanya perhatian yang baik sehingga dapat mengelola semua sarana
dapat melakukan perawatan.
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance)
Merupakan kegiatan melakukan perawatan terhadap perawatan yang
darurat, dimana perawatan tidak direncanakan merupakan salah satu cara
kegiatan perawatan yang biasanya dilakukan pada saat mesin dan fasilitas
tersebut mengalami kerusakan atau kegagalan yang tidak terduga dan
harus segera diperbaiki untuk mencegah kerusakan yang lebih serius lagi.

1.4 Bentuk – bentuk Perawatan


1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Merupakan kegiatan perawatan dilakukan secara terjadwal dan teratur
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kemungkinan kerusakan yang
sudah diperkirakan sebelumnya. Kegiatan perawatan ini meliputi
penggantian komponen, penggatian cairan pelumas, serta pengembalikan
sistem seperti pada kondisi awal. Kegiatan perawatan ini juga dapat
mejaga kondisi oprasional peralatan serta meningkatkan kehandalan.
Terdapat beberapa tujuan dilakukan perawatan pencegahan sebagai
berikut:
a. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya keruskan serta mengurangi
periode waktu perbaikan seminimum mungkin.
b. Menjaga fasilitas dalam kondisi baik untuk mempertahankan hasil
produk yang berkualitas tinggi.
c. Mengurangi tingkat kerusakan fasilitas.
d. Menjamin keselamatan pekerja.
e. Menjaga industri pada tingkat efisensi produksi.
f. Mengurangi biaya dalam semua perawatan.

2. Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance)


Merupakan suatu stretegi perawatan bertujuan untuk memperbaiki
komponen-komponen yang mengalami kerusakan serta meningkatkan
kemampuan mesin seperti yang diinginkan. Pada proses perbaikannya
untuk mencapai peningkatan mesin yang diinginkan dengan melakukan
perubahan atau modifikasi rancangan mesin atau peralatan menjadi lebih
baik.
3. Perawatan Berjalan (Running Maintenance)
Merupakan kegiatan perawatan yang pelaksanaannya dikerjakan ketika
mesin masih bekerja atau mesin sedang beropersi dalam proses produksi.
Perawatan berjalan biasanya diterapkan pada mesin-mesin yang harus
tetap beroperasi untuk melayani proses produksi.
4. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya
kegagalan atau kerusakan pada mesin atau peralatan, dan pada proses
perbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, peralatan dan ternaga
kerjanya.
5. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Merupakan kegiatan perawatan dengan melakukan perbaikan yang harus
dilakukan dengan segara mungkin dikarenakan adanya kemacetan atau
kerusakan yang tidak terduga.
6. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of
maintenance)
Merupakan kegiatan ini dilakukan dengan cara mengganti mesin atau
peralatan tanpa melakukan perawatan, dikarenakan harga mesin atau
peralatan lebih murah dibandingkan dengan biaya perawatannya. Namun
ada alasan lain yang dapat mempengaruhi melakukan perawatan ini
seperti perkembangan teknologi sangat cepat, sedangkan peralatan
dirancang tidak dirancang untuk waktu yang lama atau banyak komponen
yang rusak yang tidak memungkinkan untuk diperbaiki.
7. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Menentukan kapan waktu pergantian mesin atau peralatan dengan mesin
atau perlatan yang baru, sehingga perusahan tidak perlu menunggu lama
waktu perawatan. Terkecuali apabila melakukan perawatan ringan seperti
pelumasan dan penyetelan. Perawatan ini dilakukan apabila kemampuan
mesin atau peralatan telah menurun dan langsung diganti dengan yang
baru. Perawatan ini mempunyai keuntungan seperti pabrik akan selalu
memiliki suku cadang atau peralatan yang baru dan siap pakai.

Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada proses perawatan,


sebagai berikut:
1. Pemeriksaan
Bertujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang dapat mempengaruhi asset
sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan pada asset.
Kegiatan yang dilakukan meliputi suatu kegiatan pencegahan kerusakan,
memamahi jenis dan tingkat kerusakan serta suku cadang, memahami
jenis pekerjaan yang dilakukan sesuai prosedur.
2. Servicing
Kegiatan service ini meliputi kegiatan pencucian, pelumasan dan kegiatan
yang sejenis. Kegiatan ini didefinikan sebagai suatu kegiatan perawatan
pencegahan, yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada,
misalnya pelumasan pada bagianbagian yang berputar dan lainnya.
3. Perbaikan Kegiatan
Perbaikan ini meliputi kegiatan pembongkaran dan penggantian komponen
yang rusak serta melakukan pemasangan dan pengujian fasilitas sehingga
dapat di pakai kembali. Kegiatan ini merupakan kegiatan perawatan tak
terjadwal dalam memperbaiki komponen yang rusak.
4. Perawatan Pulih Balik
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengembalikan fasilitas pada
kondisi awal agar dapat beroperasi sesuai dengan prosedur yang
ditentukan. Kegiatan ini seperti pembongkaran, penggantian, perbaikan,
pemasangan kembali dan pengujian.
5. Modifikasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan perubahan dari kondisi asli sistem
dengan cara menambah, mengurangi, menjadi bentuk lain agar dapat
meningkatan kapabilitas, mempermudah perawatan, pengoperasian dan
mengurangi biaya perawatan.
BAB II
TINJAUAN MESIN TENUN SHUTTLELESS AIR JET LOOM

2.1 Mesin Tenun Shuttleless


Shuttleless adalah mesin tenun yang tidak menggunakan shuttle/teropong.
Ini artinya benang pakan tidak digulung lalu dilontarkan tetapi langsung
dilontarkan dari pinggir mesin sehingga mesin tenun shutteless tidak perlu
berhenti untuk mengisi ulang benang pakan. Mekanismenya benang pakan
diluncurkan dari samping kiri atau kanan dengan media/teknik lain
misalnya air dan udara.
Sistem peluncuran pakan tanpa teropong (shuttleless loom) terus
dikembangkan dan yang banyak dipakai adalah air jet, water jet, projectile,
dan rapier. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan,
tergantung bahan baku yang diproses dan hasil tenunan yang diinginkan.
Seperti hal nya untuk benang jenis filament hanya bisa menggunakan jenis
peluncur pakan tanpa teropong jenis water jet. Hal ini dikarenakan benang
filament mempunyai stretch yang tinggi, walaupun di paksakan di air jet
bisa di jalankan, tetapi akan merusak peralatan yang ada karena bersifat
sangat tajam dan menggores. Dengan water jet akan mampu mengantar
benang dengan sempurna, karena tekanan air lebih kuat dari tekanan
udara.

2.2 Mesin Tenun Air Jet Loom

Mesin tenun terus menerus dikembangkan dengan menggunakan


teknologi mutakhir tiada lain guna meningkatkan volume produksi sehingga
dapat mendongkrak produktifitas yang pada ujungnya dapat menurunkan
biaya produksi yang berpengaruh pada harga jual. Pada dasarnya Mesin
Tenun Air Jet Loom ini sama dengan mesin Shuttle, namun pergerakan
benang pakan tidak lagi menggunakan teropong yang dipukul ke kiri dan
kekanan secara terus menerus, tetapi menggunakan Udara Bertekanan /
Air Jet sebagai media pembawa pakan. Udara diatur tekanannya
sedemikian rupa melalui pengatur tekanan udara/angin (regulator),
kemudian disemprotkan melalui nozzle bersama benang pakan menyisip
ke benang lusi ke kiri dan kekanan sampai pinggiran kain , Angin yang ada
tidak ditembakkan secara terus-menerus, tetapi diatur secara elektronik
valve saat terjadi penyisipan benang pakannya. Besar kecilnya tekanan
angin diatur sesuai ketentuan agar didapat suatu keseimbangan antara
benang pakan sampai keujung kain, tetapi tidak merusak atau
memutuskan benang pakan tersebut.
Mesin tenun “Air Jet” (dorongan udara) biasanya untuk membuat kain
tenun yang ringan (agak tipis). Air Jet Loom yaitu mesin tenun tanpa
teropong yang menggunakan udara sebagai penyisipan atau peluncuran
benang pakan.
Ciri-ciri Air Jet Loom adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan tekanan udara untuk peluncuran benang pakannya.
2. Friksi terjadi antara udara dengan benang.
3. Pakan dibawa oleh pancaran udara dengan tekanan tinggi.
4. Menggunakan air guide/nozzle/subdash untuk membantu agar
pancaran udaranya jauh atau menjangkau.

2.3 Maintenance Mesin Tenun Air Jet Loom


Untuk memastikan operasi air jet yang stabil dan andal, perawatan yang
tepat sangat penting. Jika perawatan yang tepat selesai, kegagalan alat
tenun dapat diminimalkan. Perawatan, inspeksi dan pelumasan harus
dilakukan secara teratur untuk mencegah masalah selama operasi. Untuk
mencapai kualitas, produktivitas tinggi dan daya serta daya tahan tinggi,
ada beberapahal yang bisa dilakukan :
1. Perawatan harus dilakukan sesuai dengan manual.
2. Tentukan bahwa suplai bahan habis pakai dapat berlanjut sampai
penganyaman selesai.
3. Pemeriksaan harus dilakukan dengan benar.
4. Bagian yang bermasalah perlu diperiksa secara hati-hati.
Beberapa perawatan yang biasa dilakukan pada Mesin Tenun Air Jet Loom
berdasarkan waktunya adalah sebagai berikut.
1. Pemeriksaan Rutin (Preventive Maintenance)
a. Suara tidak normal
Periksa motor utama, kawat telinga dari dinding kiri dan kanan,
bagian pembukaan, dan sebagainya.
b. Elemen panas
Periksa keadaan panas merah, panjang duri, panjang sisa akhir
perawatan kawat, dan posisi gunting kiri dan pelindung buluh.
c. Perawatan ujung kawat
Periksa bahwa perputaran paket normal dan periksa ketegangan
dan keausan belt paket.
d. Gunting mekanik
Pastikan bahwa benang dipotong dengan benar dan periksa
ketajaman dan momentum gunting.
e. Hilangnya kawat telinga
Periksa apakah kabel telinga kiri dan kanan terbentuk sempurna
dan periksa waktu leno dan gunting.
f. Batang vertical
Periksa fungsi batang vertikal dan periksa kondisi geser pengubah
kecepatan stepless, batang transmisi, V-belt dan cacing gigi.
g. Perawatan akhir sutra
Periksa bagian yang belum diolah, periksa penyebab yang tidak
dapat ditangani, periksa apakah skala pada tenunan diberi warna
dengan nosel, apakah arah nosel sesuai, apakah fungsi stabilizer
normal, dan apakah pemandu magnet berada pada posisi yang
benar.

2. Pemeriksaan Mingguan (Weekly Maintenance)


a. Periksa kerutan, periksa rem dan rol tekanan saat menggulung.
b. Pompa kamera
Tambahkan mentega ke permukaan cam pompa.
c. Pengukuran panjang
Periksa solusi ukuran untuk benda lain seperti residu dan noda disk.
d. Heald frame dan rangka baja
Periksa apakah solusi ukuran dan mentega diwarnai dengan
bingkai heald dan sekop baja dan cuci dengan detergen.
e. Rem utama
Periksa apakah alat tenun diparkir dalam posisi yang sudah
ditentukan sebelumnya. Jika tidak berhenti dengan benar, Anda
harus memeriksa apakah ada mentega dan partikel asing pada rem
utama dan kerusakan pada rem.

3. Inspeksi Setelah Menenun


a. Pompa kamera
Periksa waktu kontrol kecepatan bubungan saat alat tenun diputar
secara manual.
b. Pompa stroke
Periksa apakah stroke mesin tenun adalah standar saat diputar
secara manual.
c. Tekanan pegas
Gunakan strobe light meter untuk memeriksa waktu penerbangan
dari benang pakan ketika alat tenun sedang berjalan.
d. Tekanan pengukuran panjang
Saat memutar alat tenun dengan tangan, periksa waktu dari alat
pengukur panjang. Periksa apakah cakram pengukuran panjang
dibuka dengan benar.
e. Nozzle
- Periksa tanda-tanda benang pada kain dan periksa pemandu
benang jika tersedia.
- Periksa penstabil untuk aus dan robek jika perlu. Jika ada fosfor
pada nosel, cucilah dengan detergen.
- Pastikan nosel dibuka dengan benar dan periksa arah
semprotan saat alat tenun sedang bekerja.
f. Probe
- Periksa celah antara probe dan permukaan air untuk
menghilangkan rambut fosfor, karat dan benda asing; periksa
goresan dan bagian yang rusak, periksa keausan tali
probe; periksa apakah probe aman.
- Periksa kepala dan kabel probe.
g. Roda tekanan
Periksa permukaan roda. Jika perlu untuk menggiling permukaan,
periksa apakah putaran roda halus. Jika tidak, periksa bantalan
untuk menghilangkan debu.
h. Rol umpan
- Periksa apakah rotasi rol umpan normal dan periksa apakah
bantalan dan ban tidak seragam.
- Pastikan benang tidak menempel pada roller umpan.
i. Makan papan
Periksa piring umpan untuk goresan atau retakan.
j. Sisi motor utama V-belt
Periksa daya tahan dan kekuatan tarik.
k. V-belt
Periksa daya tahan dan kekuatan tarik
l. Sabuk datar untuk pengukuran panjang
Periksa kondisi peluncur setelah oli V-belt.
m. Sabuk paket
Periksa daya tahan dan kekuatan tarik
n. Memberikan kotak benang
Periksa arah setiap kotak.
o. Elemen panas
Periksa goresan, lecet dan fosfor pada elemen termal; periksa kulit
luar kabel pemanas untuk kerusakan dan ganti kulit luar jika
tersedia.
p. Gunting mekanik
Periksa cam dan bola, periksa apakah pisau gunting tajam, dan
periksa perangkat waktu.
q. Bantuan gunting
Periksa tanda benang dan goresan pada bantuan gunting.
r. Pelindung tamper baja
Periksa tanda benang dan goresan pada pelindung tamper baja.
s. Ujung dudukan
Periksa apakah rotasi edger lancar. Hapus debu dari benang dan
ukuran. Periksa apakah pin dibengkokkan. Jika ya, ganti cincin dan
ganti rol karet tua.
t. Perawatan ujung kawat
Lepaskan rambut fosfor dari sensor
u. Kawat telinga
Periksa perangkat waktu, periksa posisi saklar kedekatan, ganti
poros kumparan lama dengan yang baru, dan ganti gigi bevel lama.

4. Pembersihan Setelah Menenun


a. Pengukuran panjang
Bersihkan pengontrol cam dan balon untuk melepas monomer
b. Bagian pasokan air
Bersihkan drum dan filter mengambang untuk menghilangkan
fosfor, karat, benang dan debu.
c. Bagian dari gerakan air
Bersihkan pipa hisap, lepaskan monomer fosfor dan debu benang,
dan bersihkan pemisah air.
d. Bagian melingkar
Hapus debu dari setiap rol.
e. Bagian persediaan benang
Pemandu benang dan tensioner disusun untuk melepas monomer.
f. Blower
Bersihkan motor dan filter blower
g. Lainnya
Bersihkan panci oli samping, panci oli bawah, bingkai heald, buritan
baja, pipa berayun, dll untuk menghilangkan debu.

5. Pelumasan Setelah Menenun


Tambahkan mentega ke pelengkap gemuk, lubang lubrikasi,
permukaan geser, kontak universal, mata air, dll.

6. Inspeksi Semi Tahunan


a. Pompa
Periksa keausan kompresor udara dan piston. Jika volume air total
5% atau lebih, pompa harus diganti.
b. Kursi
Periksa keausan di kursi, jika momentum bola melebihi 0,9 mm atau
jika waktu pengaliran air diamati dengan pengukur cahaya strobo
tidak teratur, itu lebih dari 30 mm.
c. Rem
Baut pengaturan
d. Strip bergulir
Periksa keausan pada strip pengambilan.
e. Sabuk take-up
Periksa keausan pada sabuk pengambilan untuk memeriksa
debu, fosfor, minyak, dll. Ini harus dilepas dengan sikat besi,
pengencer, kain kasa, dll.
f. Heald bingkai
Periksa keausan bingkai magnetik bingkai heald. Jarak horizontal
harus dalam 1mm.
g. Bingkai Heald
Periksa kait, belenggu, batang tailstock, batang heald, batang
terbuka, bushing, dll di tengah, dan ganti jika mereka dipakai.
h. Belt
Periksa timing belt, atur belt di ujung kabel, dll.

7. Tiga Tahun Pemeliharaan dan Inspeksi


a. Motor
Ganti bantalan motor utama
b. Hembusan motor
Pasang kembali bearing motor blower

8. Lima Tahun Pemeliharaan dan Pemeriksaan


a. Pemeriksaan menyeluruh
Benar-benar memeriksa semua bantalan, segel minyak, roda gigi,
cams, bushing dan pin.
b. Pemeriksaan bagian-bagian listrik
Periksa koneksi kabel dan konduktor.
BAB III
DISKUSI

Preventive maintenance merupakan aktifitas perawatan atau pemeliharaan yang


bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang tidak
direncanakan. Perawatan ini dilakukan sebelum terjadinya kegagalan. Preventive
maintenance digunakan pada komponen atau sistem yang termasuk dalam critical
unit apabila konsekuensi dari kegagalan tersebut dapat membahayakan
keselamatan dari pekerja dan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Pemeliharaan Harian (Routine Maintenance), pemeliharaan yang dilakuakan
setiap hari atau setiap mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan.
Kegiatan yang dilakukan, seperti :
1. Pencegahan beban lebih
2. Pencegahan korosi
3. Pelumasan pada bagian yang dibutuhkan
4. Keselamatan dan keamanan fasilitas
5. Kebersihan dan ketertiban
Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance), pemeliharaan yang dilakukan
secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogram. Pembuatan jadwal
berdasarkan kepentingan perlakuan terhadap obyek pemeliharaan misalnya
keperluan penggantian oli pada beberapa jam kerja, penyetelan ulang bagian-
bagian yang bergerak setiap beberapa bulan, dan sebagainya.
1. Pemeliharaan Mingguan (Weekly Maintenance), pemeliharaan yang
dilaksanakan seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
2. Pemeliharaan Bulan (Monthly Maintenance), pemeliharaan yang dilakukan
satu bulan sekali atau tiga bulan sekali atau setiap enam bulan sekali
(semester).
3. Pemeliharaan tahunan (Yearly Maintenance), pemeliharaan yang dilakukan
setiap setahun sekali atau dua tahun sekali.
Terdapat perbedaan waktu yang diperlukan untuk pemeliharaan setiap masing-
masing bagian mesin, hal ini dilakukan karna setiap kebutuhan material dan cara
kerja masing-masing bagian yang berbeda, sehingga perbedaan kebutuhan dan
perawatan yang diberlakukan akan berbeda pula.
BAB IV
PENUTUP

Perawatan atau pemeliharaan mesin tenun merupakan hal yang wajib


dilakukan untuk memperpanjang umur pakai atau masa pakai suatu mesin.
Dimana pada paper ini khusus membahas mengenai Preventive Maintenance
pada Mesin Tenun Air Jet Loom. Terdapat beberapa keuntungan yang
diperoleh dengan menerapkan Preventive Maintenance sebagai penujang
masa pakai mesin tenun, diantaranya sebagai berikut.
1. Memperkecil total biaya perawatan (biaya suku cadang dan biaya
overtime)
2. Memiliki stabilitas proses yang lebih baik
3. Memperpanjang usia mesin dan peralatan
4. Mengoptimalkan jumlah suku cadang
5. Menjamin keselamatan karyawan
6. Mengurangi keruskan lingkungan sekitar
DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan. (2018). Fakultas Teknik UNJANI.


http://repository.unjani.ac.id/repository/888f2a668d4926397b81136fcbc82
60c.pdf
Jusolihun, N. (2019). Perancangan Sistem Perawatan Mesin Tenun Air Jet Loom
(AJL) dengan Menggunakan Reliability Centered Maintenance (RCM).
Yogyakarta: PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14144/Tugas%20Akh
ir_NANA%20JUSOLIHUN_14522433.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Bagoes, Tofan. (2019). Mesin Air Jet Loom dan Water Jet Loom – Tekstil
Indonesia.
https://www.ruangtekstil.com/2019/05/mesin-jet-loom.html
Info Mesin. (2013). Artikel tentang Handuk.
http://handuk-qu.blogspot.com/2013/04/info-mesin.html#.YLXCzLczbIU
Pemeliharaan Air Jet Loom. (2018). Qingdao, Cina:
http://m.id.cnweavingmachine.com/info/maintenance-of-water-jet-loom-
30821407.html
Mahfud, Elman Mekail. (2017). Perancangan Sistem Pemeliharaan pada Mesin
Tenun Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) (Studi
Kasus PT. Kesono Indonesia).
https://repository.its.ac.id/3264/1/2111100184-Undergraduate_Theses.pdf
Rengkodriders. (2011). Manajemen Pemeliharaan.
https://www.slideshare.net/PahalaBambangSimangunsong/maintenance-
pemeliharaan

Anda mungkin juga menyukai