Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

PENGUJIAN PANJANG SERAT KAPAS DENGAN ALAT BAERSORTER

I. Maksud dan Tujuan


Mahasiswa mampu menguji panjang serat, distribusi panjang serat dengan Baersorter
serta dapat membuat diagram analisa (Barbe Diagram).

II. Teori Dasar


Dalam perdagangan ataupun dalam industri soal mutu dari bahan baku adalah sangat
perlu untuk diketahui. Kapas sebagai bahan baku benang sangat perlu diketahui pula
mutunya untuk dapat ”diramalkan” sampai berapa jauh kapas tersebut dapat diprodusir
menjadi benang yang cukup baik.
Mutu dari serat kapas secara tradisionil dinyatakan dengan grade dan staple yang
ditentukan oleh cotton classers yang terlatih baik. Pengukuran-pengukuran secara
laboratoris telah dikembangkan untuk memperoleh informasi tambahan tentang mutu dan
melengkapi hasil-hasil klasifikasi yang sudah lazim dikerjakan.
Sebagian besar dari pengujian serat diselenggarakan dalam atmosfir standar 70F dan
kelembapan relatif 65%. Setelah contoh-contohnya dikondisikan dalam udara yang
bergerak di atmosfir standar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kapas dapat disimpulkan menjadi 3
unsur pokok yaitu : Staple, Character, dan Grade.
1) Stapel
Stapel atau panjang stapel (staple length) adalah istilah yang diberikan untuk
menyatakan panjang serat yang diperoleh dari pengukuran dengan tangan (hand
stapling) dan istilah pengertian lain untuk panjang serat kapas yang diperoleh dari
analisa dengan menggunakan alat-alat laboratorium, seperti Effective Length, Upper
Half Mean Length, Upper Quartile Length, dan sebagainya.
Panjang serat merupakan faktor yang sangat penting sebagai faktor yang paling
menentukan dapat tidaknya suatu serat kapas dipintal sampai nomor/kehalusan yang
dikehendaki. Selain dari panjang serat juga ada istilah kerataan panjang serat yang
menggambarkan banyak sedikitnya serat-serat pendek dalam serat dan hal ini
menentukan jumlah limbah (waste) yang terjadi dalam pemintalan, selain juga
kerataan benangnya.
2) Character
Character adalah termasuk semua sifat-sifat kapas selain ”staple” dan ”grade” sifat-
sifat ini umumnya meliputi :
a. Kehalusan
Kehalusan serat kapas dapat dinyatakan menurut tebal atau diameternya. Akan
tetapi lazim dinyatakan dalam perbandingan antara panjang dan beratnya
dengan satuan-satuan denier, Nm, Tex dan lainnnya.
b. Kedewasaan
Serat kapas dewasa memiliki dinding yang tebal, sedang yang muda dindingnya
tipis. Untuk semacam serat kapas, serat dewasa memiliki sifat-sifat kekuatan
yang lebih baik daripada yang muda. Serat yang muda dapat pula menimbulkan
apa yang disebut ”nep” dalam pengerjaan dan yang menyebabkan hasil benang
kurang rata bentuknya. Selain itu serat-serat yang muda kurang daya serapnya
dibandingkan dengan serat yang dewasa.
c. Kekuatan dan mulur
Pentingnya pengujian kekuatan serat telah disepakati orang karena kekuatan
serat merupakan faktor yang menunjang langsung kekuatan hasil produksi akhir,
baik produksi itu merupakan benang ataupun kain. Kekuatan serat juga
mempengaruhi pegangan, drape dan sifat-sifat lainnya pada kain.
Jika sifat-sifat lainnya tetap, maka makin kuat seratnya makin kuat pula benang
atau kainnya. Tingginya kekuatan serat kapas diasosiasikan dengan tingginya
derajat kristalinitas, dan karena itulah serat yang kuat akan lebih kaku daripada
serat yang sedang atau kurang kekuatannya. Karena itu, untuk kain-kain yang
harus mempunyai pegangan atau rabaan yang halus (soft) disarankan
menggunakan serat-serat yang kekuatannya sedang atau kurang. Tetapi juga
tidak berarti harus menggunakan serat yang lemah kekuatannya untuk membuat
kain yang baik.
d. Friksi permukaan
Maksudnya ialah kesanggupan dari serat-serat untuk memegang satu sama lain.
Permukaan serat yang licin menyebabkan serat-serat mudah tergelincir atau
memisahkan diri satu dari yang lain, sehingga sukar untuk dipintal atau
kalaupun dapat akan menghasilkan benang yang tidak kuat.
e. Pilinan (convolution)
Serat kapas pada waktu tumbuhnya telah mempunyai pilinan asli yang
jumlahnya kurang lebih 155 – 300 pilinan / inch.
f. Fleksibilitas
Fleksibilitas diartikan sebagai kemampuan serat untuk kembali ke panjang atau
dimensinya semula setelah mengalami atau mendapatkan gaya dari luar, baik
merupakan tarikan ataupun tekanan.

Pengujian dengan Alat Baersorter


Prinsip pengujiannya yaitu suatu alat pemisah yang terdiri dari dua susunan sisir yang
sejajar digunakan untuk meluruskan dan meratakan serat. Serat ditarik dari salah satu
susunan sisir lalu dipindahkan ke susunan sisir lainya, sedemikian sehingga salah satu
dari masing-masing ujung serat rata dengan sisir pertama. Pemindahan serat
dilakukan untuk meratakan ujung yang lainnya. Setelah serat diratakan beberapa kali,
setiap kelompok serat disimpan dan disusun sejajar pada papan bludru hitam. Kelompok
serat yang berada dalam satu interval panjang dikumpulkan dan ditimbang.
Data dari panjang dan berat dapat dihitung Mean Length (ML), Upper Quartile Length
(UQL), Upper Half Mean Length (UHML), Koefisien Variasi (CV), dan persen serat
pendek.
Prosedur cara penentuan panjang serat kapas dengan Baersorter yaitu :
1) Pemindahan pertama
75 mg contoh kapas yang akan diperiksa sedikit demi sedikit dan dengan hati-hati
diletakkan di atas sisir bawah (dimana kapas tersebut benar-benar bersih dari nep),
kemudian ditekan dengan garpu penekan. Menekan kapas ini dalamnya dari ujung
gigi sisir sekurang-kurangnya 1 ½ mm (1/16”) dan maksimum kurang dari setengah
tinggi sisir. Harus diusahakan agar serat itu tidak terletak menumpuk, tetapi
menempati kira-kira ¾ dari lebar sisir. Letak serat itu harus dibereskan. Ujung-ujung
serat kapas yang tersembul keluar dari sisir bawah yang terdekat dengan penguji itu
dicabut dengan pinset lalu dimasukkan kembali ke sisir bawah. Kemudian serat
kapas itu dipindahkan ke sisir atas.
Waktu serat kapas masih dipegang oleh pinset, serat kapas itu dilalukan/digarukkan
pada sisir atas, supaya lurus dan sejajar dan setelah ujung pinset dalam kedudukan
terdekat dengan sisir atas yang terdekat dengan penguji, maka serat kapas itu
bersama-sama dilepaskan dari pinset dan ditekan ke bawah dengan barpu penekan.
Dalamnya penekanan kapas ini ketentuan-ketentuannya sama dengan waktu
menekan serat-serat kapas pada sisir bawah. Dengan menjatuhkan sisir-sisir bawah
satu persatu, akhirnya semua serat kapas dipindahkan dengan pinset ke sisir atas
dengan cara yang sama seperti tersebut di atas. Ujung-ujung serat-serat kapas yang
terletak pada sisir atas yang terdekat dengan penguji itu harus rata. Bagian serat yang
menonjol dicabut dengan pinset dikembalikan lagi ke sisir atas dengan cara yang
sama seperti waktu memindahkan serat-serat kapas dari sisir bawah ke sisir atas.
Selanjutnya semua sisir atas serentak ditelungkupkan ke depan dan dirapatkan
dengan sisir bawah.
2) Pemindahan kedua
Dimulai dari fraksi yang terpanjang serat kapas dicabut dengan pinset kemudian
diletakkan di atas sisir-sisir bawah dan mengangkat sisir-sisir atas satu persatu,
akhirnya masing-masing fraksi serat kapas yang ada pada sisir kemudian ditimbang
beratnya.
Prinsip bekerjanya alat pemisah kapas :
 Langkah ke-1 : Serat kapas diletakkan di sisir bawah. Letak serat belum diatur.
 Langkah ke-2 : Serat kapas dipindahkan ke sisir atas. Letak serat harus diatur agar
sejajar dan ujung-ujungnya disatu bagian rata dan terletak dalam
satu garis.
 Langkah ke-3 : Sisir atas ditelungkupkan ke depan, sehingga bagian serat kapas
yang tidak rata menghadap penguji dan serat panjang dekat penguji.
 Langkah ke-4 : Masing-masing fraksi serat kapas dipindahkan ke beludru hitam
sehingga didapatkan hasil seperti yang terlihat pada gambar dari
masing-masing fraksi itu kemudian ditimbang beratnya.

Tabel 1. Standar UR dengan Alat Baersorter

% Nilai

>80 Sangat Rata

76-80 Rata

71-75 Cukup

<70 Rendah
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Alat penyisir serat (comb sorter) yang terdiri dua susunan sisir yang paralel
dengan interval panjang 2 mm atau 3 mm yang dilengkapi dengan alat-alat
sebagai berikut :
 Pinset besar
 Pinset kecil
 Alat penekan
 Garpu
 Jarum pemisah
 Pelat metal
 Papan beludru hitam
2. Timbangan dengan kapasitas minimum 25 mg dengan skala pembacaan 0,05
mg.
3. Timbangan dengan kapasitas 100 mg dengan skala pembacaan 0,1 mg.
B. Bahan
Serat kapas Australia
IV. Cara Kerja
1. Timbanglah contoh uji yang telah dibersihkan dan diratakan (harus bersih jangan ada
kotoran maupun neps) sebanyak 75 mg.
2. Letakkan contoh uji pada susunan sisir pertama dengan arah tegak lurus dan kira-kira
berada di tengah-tengah sisir. Gunakan alat penekan untuk menekan contoh uji.
Contoh uji harus rata.
3. Setelah seluruh contoh uji diletakkan pada sisir, Jatuhkan contoh uji paling depan
sehingga sejumlah serat menonjol keluar pada sisir yang terdekan dengan praktikan.
4. Jepit ujung serat dengan pinset besar dan tarik dari sisir perlahan-lahan pada arah
horizontal.
5. Pegang terus serat tersebut kemudian taruh pinset pada sisir yang terluar dari susunan
sisir yang kedua dan luruskan serat secara hati-hati sepanjang sisir sampai ujung
penjepit menyentuh sisir terdalam. Lepaskan serat dari penjepit. Ulangi pekerjaan ini
sampai pemindahan serat yang menonjol keluar selesai.
6. Turunkan sisir terluar dan lanjutkan pemindahan serat.
7. Lanjutkan pemindahan serat, turunkan susuna sisir berikutnya, demikian sampai
semua serat dipindah dari susunan sisir pertama kesusunan sisir kedua.
8. Luruskan ujung-ujung serat yang keluar dari sisir terluar perlahan-lahan. Tarik ujung
yang menonjol keluar kurang lebih 2 mm dengan sisir penjepit dan taruh kembali
pada sisir yang sama. Lanjutkan pekerjaan ini sampai ujung serat rata dan lurus.
9. Turunkan sisir bagian terluar yang memegang contoh uji satu per satu sampai ujung
serat terlihat. Tarik ujung-ujung serat yang menonjol keluar dan taruh kembali pada
contoh uji tersebut sambil diluruskan sebagaimana prosedur sebelumnya. Lanjutkan
proses pelurusan sampai serat yang ditarik dari sisir terluar tersusun kembali pada
sisir terdalam dan ujung-ujung serat menjadi lurus dan rata.
10. Pindahkan serat-serat tersebut pada sisir pertama lagi dengan cara sisir yang berisi
serat ditumpukan pasa sisir yang kosong dengan demikian serat akan berpindah.
11. Setelah itu turunkan sisir terluar satu persatu sehingga terlihat serat terpanjang.
12. Tarik serat yang terpanjang yang menonjol dengan menggunakan pinset besar lalu
simpan pada bludru hitam. Jika sudah semua turunkan sisir berikutnya dan ambil serat
yang terpanjang demikian seterusnya sanpai habis.
13. Setelah selesai timbanglah masing-masing fraksi panjang serat tersebut.

V. Data dan Perhitungan


Tabel 2. Data Pengamatan
No Fraksi Panjang (mm) Berat (mg) PxB P2 B x P2
1 38-35 36,5 1,390 50,735 1332,25 1851,8275
2 35-32 33,5 3,180 106,53 1122,25 3568,755
3 32-29 30,5 7,855 239,5775 930,25 7307,11375
4 29-26 27,5 9,760 268,4 756,25 7381
5 26-23 24,5 9,855 241,4475 600,25 5915,46375
6 23-20 21,5 9,101 195,6715 462,25 4206,93725
7 20-17 18,5 7,365 136,2525 342,25 2520,67125
8 17-14 15,5 7,979 123,6745 240,25 1916,95475
9 14-11 12,5 5,982 74,775 156,25 934,6875
10 11-8 9,5 5,473 51,9935 90,25 493,93825
11 8-5 6,5 4,271 27,7615 42,25 180,44975
12 5-2 3,5 2,838 9,933 12,25 34,7655
∑ 75 mg 1526,7515 36312,56425
1. Mean Length (ML)
∑P x B 1526,7515
ML = = = 20,35 mg
B 75

2. Upper Quartil Length (UQL)


∑B 75
a. = = 18,75 mg
4 4
∑B
b. Jumlah fraksi serat dengan B ≥ (pada fraksi 29 mm) = 22,185 mg
4

c. Perbedaan b dan a = 22,185 – 18,75 = 3,435 mg


c
d. Koreksi = Berat fraksi yang berada pada UQL × 2 𝑚𝑚
3,435
= × 2 𝑚𝑚 = 0,703 𝑚𝑚
9,760

e. Batas yang lebih rendah dari fraksi yang berada dalam UQL = 26 mm
f. UQL = d+e
= 0,703 + 26 = 26,703 mm
3. Variansi
∑BP2 36312,56425
– ML2 = − 414,1225 = 70,045
B 75

4. Standar Deviasi (SD)


SD = √Variansi

= √70,045 = 8,3
5. Koefisien Variasi (CV)
100 100
CV = SD x = 8,3 × 20,35 = 40,78%
ML

6. Upper Half Mean Length (UHML)


∑B 75
a. = = 37,5 𝑚𝑔
2 2
∑B
b. Jumlah fraksi serat terpanjang, B ≤ (pada fraksi 26 mm) = 32,04 mg
2

c. Perbedaan b dan a = 37,5 – 32,04 = 5,76 mg


c
d. Koreksi = × 2 𝑚𝑚
Berat fraksi yang berada di bawah UQL
5,76
= 9,855 × 2 𝑚𝑚 = 1,168 𝑚𝑚

e. Panjang pada berat selisih = 26 – 1,168 = 24,832 mm


PB sampai batas b+(e x c)
f. UHML = 50
56,001 + 116,777 + 135,633 + 349,299 + 151,3 + 332,005
+ (21,232 𝑥 6,435)
= 50

= 22,55 mm
7. Kerataan Panjang
ML 19,27998
x 100 % = x 100 %
UHML 25,55

= 75,45%

Tabel 3. Barbe Diagram


Panjang (mm) x 2 Berat (mg) x 2 Komulatif Berat
Panjang (mm) Berat Kumulatif 𝑩 𝒊 Jumlah
𝒊= 𝒙𝟏𝟎𝟎%
x2 (mg) berat x 2 𝑷 ∑𝒊 Kumulatif x 2
66 1,697 3,394 0,051 0,75 1,5
62 3,767 10,298 0,122 1,79 5,08
58 4,677 20,282 0,161 2,36 9,8
54 12,937 46,156 0,479 7,02 23,84
50 6,052 58,26 0,242 3,55 30,94
46 14,435 87,13 0,628 9,20 49,34
42 7,277 101,684 0,347 5,08 59,5
38 7,102 115,888 0,374 5,48 70,46
34 7,842 131,572 0,461 6,76 83,98
30 9,577 150,726 0,638 9,35 102,68
26 5,286 161,298 0,407 5,96 114,6
22 4,682 170,662 0,426 6,24 127,08
18 4,750 180,162 0,528 7,74 142,56
14 4,847 189,856 0,692 10,14 162,84
8 5,072 200 1,268 18,58 200

Tabel 4. Clegg Diagram

Grafik Terlampir

Diskusi

Pada praktikum pengujian panjang serat dengan menggunakan alat baersorter


praktikan mendapatkan contoh uji yaitu serat siria yang memiliki ciri-ciri yaitu serat
kapasnya berwarna putih, bersih, sedikit kotoran yang menempel, sedikit nep dan
seratnya relative cukup panjang. Pada pengujian, pertama-tama serat harus diratakan
terlebih dahulu agar panjang serat menjadi rata pada salah satu sisi. Panjang serat
merupakan faktor yang penting karena sifat yang lainnya seperti kehalusan dan
kekuatan serat mempunyai hubungan yang erat dengan panjang serat tersebut, makin
panjang serat biasanya akan makin halus dan kuat seratnya.
Pada prinsip yang digunakan dalam praktikum ini adalah suatu alat pemisah yang
terdiri dari dua susunan sisir yang sejajar digunakan untuk meluruskan dan meratakan
serat. Serat ditarik dari salah satu susunan sisir dipindahkan ke susunan sisir lainya,
sedemikian sehingga salah satu dari masing-masing ujung serat rata dengan sisir
pertama. Pemindahan serat dilakukan berulang-ulang untuk meratakan ujung yang
lainnya. Setelah serat diratakan beberapa kali, setiap kelompok serat disimpan dan
disusun sejajar pada papan beludru hitam. Kelompok serat yang berada dalam satu
interval panjang dikumpulkan dan ditimbang. Pada pengujian baersorter usahakan agar
saat memindahkan serat dari satu sisir ke sisir yang lain serta harus dalam keadaan rata
panjangnya dan usahakan agar hati-hati saat memindahkan karena jika terdapat serat
yang masih atau kurang rata maka hasil yang akan didapat tidak akan akurat.

Kesimpulan

Dari diskusi dan praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut :

1. Praktikum pengukuran panjang serat dapat dilakukan dengan cara yaitu dengan
menggunakan baersorter.
2. Dari pengujian didapatkan data- data sebagai berikut :
 Mean Length ( ML ) : 19,27998 mg
 Upper Quartile Length ( UQL ) : 27,341 mm
 Upper Half Mean Length ( UHML ) : 25,55 mm
 Variansi : 54,367521
 Koefisien Variasi : 38,23%
 Kerataan Panjang : 75,45%

3. Tabel Penilaian UR
UR % Nilai
> 80% Sangat rata
76 – 80% Rata
71 – 75% Cukup
<70% Tidak rata

Tabel 5. Penilaian UR
Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa serat kapas contoh uji yaitu
serat kapas crème ini termasuk dalam kategori serat cukup rata karena memiliki
75,45% dan berada di range 71-75%

Daftar Pustaka

 Tina Martina, Totong, Siti Rohmah, dan Widayat. Bahan ajar Praktikum Evaluasi
Tekstil 1 ( Serat). Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung. 2006.
 Annisa, Rahmawati. 2018. Jurnal Praktikum Pengujian dan Evaluasi Serat. Bandung.
 Ahli Desain Tekstil. 2018. Cara Menguji Panjang Serat Kapas (Dengan Menggunakan
Baersorter).
https://ahlidesaintekstil.blogspot.com/2018/11/cara-menguji-panjang-serat-kapas-
dengan_5.html

Anda mungkin juga menyukai