B
A C
B B
5. Hopstock tiruan
Kain dengan anyaman ini hanya efek lusi saja yang tampak pada permukaan kain. Banyak lusi : 2 x pakan
dalam satu raport, agar terlihat kotak-kotak persegi
2. Turunan anyaman polos tidak langsung
a. Cannele lusi selang-seling (Royals)
Jika cannele lusi dibuat kelompok-kelompok dan jika pada semua dikelompok dari yang bernomor genap
bekerjanya digeser keatas 1 atau 2 pakan ataupun lebih, maka akan terbentuk cannele lusi selangseling
Pada permukaan kain dengan anyaman riba lusi selang-seling tidak emperlihatkan rusuk-rusuk tetapi
cenderung merupakan butir-butir pada permukaan kain
Anyaman rusuk lusi , tiap kelompk digeser keatas dengan angka loncat dua.Tiap kelompok terdiri dari 4
helai lusi
Suatu cara yang lazim dipakai ialah menggunakan metode penggeseran yang ditentukan lebih dulu sebagai
alat / pedoman untuk penggeseran kelompok-kelompok lusi tersebut.
b. Cannele pakan selang seling
Metodanya sama dengan cannele lusi selang-seling (royale) anyaman ini jarang dipakai
c. Anyaman cannele berkotak
Anyaman ini adalah gabungan dari cannele lusi dan cannele pakan selang-seling. Biasanya dipakai dalam
pakaian wanitapda sutera dan wol, terutama bahan untuk mantel
d. Anyaman “huckaback”
Gabungan dari anyaman polos, rips lusi dan rips pakan, Anyaman polos dimaksudkan untuk memberi
keteguhan letak benang pada kain, sedang efek lusi/efek pakan yang panjang dimaksudkan untuk
memberikan sifat kain menjadi cepat menyerap air
Gambar 125 a : menunjukkan bekerjanya lusi nomer ganjil pada anyaman polos
Gambar 125 b : efek lusi menurut aturan satin 4 gun ditembahkan pada lusi nomer ganjil
Gmbar 125 c : Efek pakan menurut aturan satin setelah ditambahkan pada
gambar 125 b
Gmbar 1255 d : anyaman crepe hasil paduan a, b, dan c
a. Lup
b. Gunting
c. Penggaris
d. Jarum
e. Timbangan
f. Kain contoh
1. Tentukan arah lusi dan arah pakan ( beri tanda panah pada arah lusi )
2. Hitung tetal lusi dan tetal pakan pada 3 tempat yang berbeda lalu cari harga rata-ratanya
3. Potong kain contoh dengan ukuran 10 x 10 cm, kemudian ditimbang
4. Ambil benang lusi dan pakan dari sisi yang berbeda, masing-masing 10 helai ( lusi = 20 hl dan
pakan = 20 hl ), lalu ditimbang masing-masing
5. Hitung panjang benang lusi dan pakan tersebut ( setelah diluruskan )
6. Hitung mengkeret benang lusi dan pakan
7. Lusi dari no.4 ditimbang dan pakan dari no.4 ditimbang
8. Hitung nomer benang lusi dan pakannya
No. Metrik [Nm]
No. Inggris [Ne1]
Tex
Denier
9. Hitung berat kain contoh yang meliputi :
Berat Percobaan/ m²
Berat Kain/ m² Menurut Perhitungan [lusi, pakan, jumlahkan].
Selisih dalam Persen [%]
10. Menghitung fabric cover. Meliputi :
Warp Cover [Cw]
Filling Cover [Cf]
CF (%)
11. Mengambar anyaman.
V. Data perhitungan
Tetal ( hl/inchi )
Tetal lusi
1. Tl 1 91
2. Tl 2 91
3. Tl 3 90
= 35,69/cm
Tetal pakan
1. Tp 1 80
2. Tp 2 81
3. Tp 3 80
4. Jumlah seluruh = 241/inc : 3
= 31,62/cm
10,1 20, 10 10
10,2 10,1 10 10,2
10 10 10,1 10
10 10 10,1 10
10,2 10,1 10 10
10,1 10 10 10,1
10 10 10,2 10
10,2 10 10 10,2
Pakan
Panjang 20 Pakan setelah diluruskan = 201,3 cm = 2,013 m
Berat 20 pakan = 3,73 mg = 0,0373 g
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) 2,013 𝑚
𝑁𝑚 = = 0,0373 𝑔 = 53,96
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔𝑟)
Berat kain
a. Dengan penimbangan
Berat kain / m2 = berat contoh x 100 x 100 = B1
Ukuran sampel
= 1,1959 g x 100 x 100
10 x 10
= 1,1959 g x 1000 : 10
= 1,1959 g x 100
= 119,59 g/m2
b. Dengan perhitungan
lusi
ℎ𝑙 100
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑠𝑖 (𝑐𝑚) × 100 × 100 − 𝑚𝐿 × 100
= 𝐵2 𝑔/𝑚2
𝑁𝑚𝐿𝑢𝑠𝑖 × 100
𝑐𝑚 100 100𝑐𝑚
(35,69 ℎ𝑙) × 100
𝑚 × 100 − 0,74 × 𝑚
= =
𝑔 100𝑐𝑚
36,77 𝑚 × 𝑚
pakan
ℎ𝑙 100
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑐𝑚) × 100 × 100 − 𝑚𝑃 × 100 𝑐𝑚/𝑚 = 𝐵3
𝑁𝑚𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛 × 100
ℎ𝑙 100
(31,62 𝑐𝑚) × 100𝑐𝑚 × × 100 𝑐𝑚/𝑚
100 − 0,59
𝑐𝑚
53,96 × 100 𝑚
= 1865,58 ∶ 53,96
= 𝟑𝟒, 𝟓𝟕 𝒈𝒓/𝑚2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛⁄
𝑚2 = 𝐵2 + 𝐵3 = B4
= 71,826 + 34,57 = 𝟏𝟎𝟔, 𝟑𝟗𝟔 𝒈/𝒎
= 5,4 %
Cover factor
n = tetal/inci, w = lusi, f = pakan
d = diameter benang : 1/28√𝑁𝑒1
1. Warp cover factor = Cw = nw x dw
d lusi = 1/28√𝑁𝑒1 = 1/28√18,6
= 1/(28 x 6,60) = 1/184,8
= 0,0054
Cf =104 x 0,0054
= 0,5616
Kain Contoh
I. DISKUSI
Didapatkan hasil pengukuran yaitu nilai mengkeret benang, nomor benang, dan berat
kain. Selisih berat kain hasil perhitungan dengan hasil pengukuran yang paling baik adalah
sekecil-kecilnya, yang baik rata-rata ≤ 5%. Pada percobaan didapat selisih melebihi nilai
rata-rata. Selisih tersebut kemungkinan disebabkan beberapa hal :
Kesulitan dalam menentukan arah lusi, sehingga akan mempengaruhi pada saat
penimbangan, karena bila salah menentukan lusi maka hasil penimbangan akan
terbalik. Untuk itu harus dipahami cara menentukan lusi, lusi rata-rata lebih banyak
dan lebih rapat daripada pakan, dari tekstur permukaan biasanya lusi lebih kasar dari
pakan pada anyaman tertentu, yang lebih mudah apabila ada pinggiran kain maka lusi
searah dengan pinggiran kain..
Berat kain dan benang saat dilakukan penimbangan kurang teliti dan timbangannya
kurang akurat, karena terkadang tidak menghasilkan berat tetap dan ketelitiannya lebih
besar. Menggunting kain 10cmx10cm harus sangat hati-hati, jangan sampai tidak rata
bahkan sedikit pun terpotong, karena itu akan mempengaruhi penimbangan Selain itu
benang yang telah ditiras ada yang tidak utuh satu tapi terurai yang bisa mempengaruhi
berat saat penimbangan.
Menghitung tetal yang kurang teliti mempengaruhi pada perhitungan
Pada kain Cele, semuanya dihitung berdasarkan warna penyusun anyamannya.
BAB III
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
Nm Lusi = 36,77
Nm pakan = 53,96
Berat kain/m2 berdasarkan penimbangan = 106,396 g
Berat kain/m2 berdasarkan perhitungan = 119,59 g
1.2.DAFTAR PUSTAKA