Anda di halaman 1dari 8

TURUNAN ANYAMAN POLOS

Turunan anyaman polos adalah anyaman polos yang diperpanjang efek lusi atau efek
pakannya, atau diperpanjang kedua-duanya.
Arah perpanjangan:
Perpanjangan benang efek ke arah vertikal = perpanjangan efek lusi.
Perpanjangan benang efek ke arah horizontal = perpanjangan efek pakan.
1) Turunan anyaman polos langsung
a. Perpanjangan efek lusi
Anyamannya disebut : rusuk lusi, cannele lusi atau rib lusi.
 Perpanjangan teratur
Perpanjangan efek lusi ini terjadi karena pada setiap mulut lusi diluncurkan
2 atau lebih benang pakan. Cara peluncuran pakan dapat dilakukan dengan
2 macam cara, yaitu:
 Dua helai atau lebih benang pakan dipalet menjadi satu sehingga
dalam setiap mulut lusi diluncurkan sekaligus 2 helai pakan atau lebih
benang pakan. Cara ini mempunyai kerugian, yaitu pada waktu
benang pakan terulur dari palet ketika teropong diluncurkan, benang-
benang ini mungkin saling melilit satu sama lain sehingga hasil kainnya
tidak rata.
 Setiap helai pakan diluncurkan sendiri-sendiri dalam satu mulut lusi.
Anyaman ini mengakibatkan terjadinya/terbentuknya rusuk-rusuk pada
permukaan kain. Rusuk-rusuk ini mempunyai arah horizontal (ke arah
lebar kain). Oleh karena efek lusi lebih besar daripada efek pakan, maka
pada permukaan kain hanya terlihat efek lusi. Supaya benang pakan lebih
tidak kelihatan (tertutup), maka tetal lusi dibuat lebih besar daripada tetal
pakan.
Jika benang lusi diberi 2 warna atau 2 benang yang asal bahannya
berlainnya secara bergantian, maka permukaan kain akan mempunyai
rusuk dengan 2 warna bergantian. Apabila benang-benang pakan tersebut
diganti dengan 1 helai pakan yang bernomor kasar, akan menghasilkan rib
atau rusuk yang lebih kasar.

Anyaman rusuk lusi dapat diccuk seperti pada anyaman polos, dengan
menggunakan gun 2,4,6, atau 8 buah yang disesuaikan menurut tetal
lusinya. Untuk menghindari benang pakan tidak terbawa kembali pada
waktu teropong diluncurkan, dapat digunakan beberapa cara sebagai
berikut:
 Pinggir kain dengan anyaman polos, biasanya dengan gun tersendiri.
 Menggunakan mesin tenun pick a pick (tiap helai pakan digunakan
teropong sendiri-sendiri).
 Menggunakan/menambah alat “benang penangkap”. Benang
penangkap ini dapat satu sisi (pinggir) saja atau kedua sisinya. Untuk
benang penangkap satu sisi, dapat digunakan satu mata gun, yang
ujung atasnya dihubungkan dengan satu per, sedangkan ujung
bawahnya dengan batang dari penggerak hamer (perata pakan).
 Perpanjangan tak teratur
Anyaman ini mempunyai rusuk yang lebar berbeda-beda pada permukaan
kain. Beberapa nama rusuk lusi tak teratur:
Cotele --- untuk sutera dan rayon
Repo --- untuk katun
Epingle atau Epingline --- untuk wol
2
Rusuk lusi 2 disebut “demi gros de Tour”
4-5 rusuk per 1 cm = rusuk halus
1-3 rusuk per 1 cm = rusuk kasar

3
Rib lusi 1
3
Rib lusi 2
 Rusuk lusi (Cannele lusi) diperkuat
Untuk menghindari tertumpuknya benang-benang pakan yang terletak
bebas, maka cannele lusi dapat diperkuat. Dikatakan “diperkuat” karena
rusuk lusi yang terlalu lebar akan mengakibatkan letak benang pakan
kurang teguh. Cannele lusi diperkuat hanya akan mempunyai rusuk satu
permukaan kain saja. Supaya kedua permukaan kain mempunyai rusuk,
cara memperkuatnya dilakukan dengan menggunakan atau menambah
benang lusi pengikat pada kelompok-kelompok dari cannele lusi.
Karena lusi pengikat mempunyai silangan yang lebih banyak daripada lusi
yang membentuk rusuk, maka digunakan lalatan tersendiri. Benang lusi
pengikat harus terdiri dari benang yang lebih halus, supaya tidak terlihat.
Pada kain sutera, anyaman cannele lusi diperkuat terdapat pada kain yang
disebut “Ottoman”. Kadang-kadang pakannya tersendiri dari katun.
b. Perpanjangan efek pakan
Anyaman disebut: “ rusuk pakan “ atau “cannele pakan”, “inslagribs” atau
“inslag cannele” atau “weft ribs”.
 Perpanjangan Teratur
Cannele pakan terjadi apabila pada anyaman polos diperpanjang efek
pakannya. Arah rusuk sejajar dengan pinggir kain.

2
Cannele Pakan 2 3
Cannele Pakan 3

2
Anyaman Cannele Pakan 2 biasa digunakan untuk kain layar dan kain
terpal. Pada kain wol dan sutera disebut “louisine”.
 Cannele diperkuat
Anyaman diperkuat jalan mengurangi efek-efek lusinya. Sistem penguatan
ini mengakibatkan hanya terdapat rusuk pada satu permukaan saja.
Supaya kain tersebut mempunyai rusuk pada kedua permukaan, haruslah
digunakan sistem menambah benang pengikat.

c. Perpanjangan efek lusi dan efek pakan


 Perpanjangan teratur
Anyaman jenis ini mempunyai beberapa nama, yaitu: anyaman natte,
panama, metting (matten binding) , nat, polos-rangkap, basket, hopsack.
Pada anyaman ini efek lusi dan efek pakan pada anyaman polos
2 3 4
diperpanjang bersama-sama, misalnya dengan 2 , 3 , 4 , sehingga pada
permukaan kain akan terlihat berkotak- kotak. Atau dengan kata lain,
anyaman panama adalah perpaduan antara cannele lusi dan cannele
pakan.
d. Anyaman Panama tak teratur
Jika gambar kotak-kotak pada anyaman panama tidak sama besar, maka
anyaman tersebut disebut “panama tak teratur” (irregular hopsack weave).
Anyaman ini diperoleh dengan perpanjangan efek lusi dan efek pakan bersama-
sama, perpanjangan mana antara kotak yang satu dengan kotak yang lain.

e. Anyaman Panama diperkuat


Tiap benang lusi maupun pakan masing-masing diperkuat dengan anyaman
polos, sehingga bagian efek lusi maupun bagian efek pakan sama bentuknya.

f. Anyaman Panama diperkuat dengan ubahan design


Anyaman panama diperkuat mempunyai tujuan:
 Merupakan ubahan design
 Untuk memperoleh susunan kain yang lebih teguh jika dibandingkan
dengan anyaman panama yang biasa.

g. Hopsack Tiruan
Anyaman hopsack tiruan dapat tersusun dari cannele lusi selang-seling
diperkuat. Kain dengan anyaman ini hanya efek lusi saja yang tampak pada
permukaan kain. Banyak lusi = 2 x pakan dalam 1 rapot, agar terlihat kotak-
kotak persegi. Pada waktu benang lusi menjadi benang pengikat, benang lusi
tersebut tidak nampak pada permukaan kain atau tersembunyi di dalam kain.
2) Turunan Anyaman Polos Tidak Langsung
a. Cannele Lusi Selang-seling (Royals)
Jika cannele lusi dibuat kelompok-kelompok dan pada semua kelompok dari
yang bernomor genap bekerjanya digeser ke atas 1 atau 2 pakan ataupun lebih,
maka akan terbentuk cannele lusi selang-seling. Pada permukaan kain dengan
anyaman ribs lusi selang-seling tidak memperlihatkan rusuk-rusuk tetapi
cenderung merupakan butir-butir pada permukaan kain. Suatu cara yang lazim
dipakai ialah menggunakan metode pergeseran yang ditentukan lebih dulu
sebagai alat atau pedoman untuk pergeseran kelompok-kelompok lusi
tersebut.
Pada anyaman cannele selang-seling pun dapat digunakan benang penguat
atau pengikat disebut anyaman Royales diperkuat. Anyaman cannele selang-
seling digunakan pada pakaian wanita dalam sutera, rayon dan wol dengan
tetal lusi yang tinggi. Pada permukaan kain, menghasilkan hampir seperti kain
crepe.

b. Cannele Pakan Selang-seling


Metodenya sama dengan cannelle lusi selang-seling (royales). Anyaman ini
jarang dipakai.

c. Anyaman Cannele Berkotak


Anyaman ini adalah gabungan dari cannele lusi dan cannele pakan selang-
seling. Biasanya dipakai dalam pakaian wanita pada sutera dan wol, terutama
bahan untuk mantel.

d. Anyaman “Huckaback”
Anyaman ini adalah gabungan dari anyaman polos, ribs lusi dan ribs pakan.
Anyaman polos dimaksudkan untuk memberikan keteguhan letak benang pada
kain, sedangkan efek lusi atau efek pakan yang panjang dimaksudkan untuk
memberikan sifat kain menjadi cepat menyerap air. Karenanya anyaman
huckaback banyak digunakan pada kain-kain linen dan kapas untuk keperluan-
keperluan, misalnya: handuk, lap gelas, dll.

e. Kombinasi Panama-Cannele
Anyaman ini adalah gabungan dari anyaman-anyaman panama, cannele lusi
dan cannele pakan (gambar a dan b).
a b

Tiap kotak dipisahkan oleh anyaman cannele (gambar c dan d)

f. Anyaman Biji Jelai (Barley-corn weaves)


Anyaman biji jelai juga tergolong turunan anyaman polos tidak langsung atau
turunan dari anyaman hopsack (panama).
Contoh dari anyaman biji jelai, dimana efek pakan pada anyaman panam diberi
efek lusi sedemikian rupa sehingga terbentuk anyaman keper efek pakan.

Anyaman keper ini dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan atau keteguhan


pada kain dengan anyaman anyaman panama.
g. Anyaman Berlubang (Ajour)
Anyaman ajour sering juga disebut anyaman tiruan gauze, stamijn atau
etamine. Anyaman ajour dapat dikatakan turunan anyaman basket (hopsack).
Kain yang menggunakan anyaman ini mempunyai lubang-lubang (air space)
yang terjadi karena pengelompokan benang-benang lusi dan benang-benang
pakan.

Pengelompokan benang-benang tersebut disebabkan karena masing-masing


kelompok dari benang-benang lusi dan benang-benang pakan membentuk efek
yang berbalikan secara bergambar. Dengan kata lain: apabila dalam satu rapot
anyaman terdapat sejumlah/ sekelompok benang-benang lusi dan sekelompok
benang-benang pakan yang bekerjanya saling berlawanan,
maka akan terbentuk lubang-lubang pada kain (perforated fabrics). Anyaman
ajour banyak dipakai pada anyaman campuran sebagai penghias. Luasnya
lubang (air space) yang terbentuk pada kain tergantung dari:
 Panjang pendeknya efek kelompok lusi dan pakan.
 Tetal lusi dan tetal pakan

h. Anyaman Crepe (Anyaman berbutir)


Anyaman crepe adalah anyaman yang menghasilkan permukaan kain berkerut-
kerut atau berbutir-butir. Rupa crepe pada permukaan kain ini diperoleh
dengan cara:
Anyaman dasar adalah anyaman polos. Dari anyaman dasar ini, efek lusinya
dikurangi atau ditambah. Cara penambahan atau pengurangan efek lusi dapat
dilakukan dengan bermacam-macam cara. Salah satu cara yang banyak dipakai
ialah:
Semua benang bernomor ganjil ditambah atau dikurangi efek lusinya menurut aturan
anyaman satin.

Anda mungkin juga menyukai