Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM PERSIAPAN PERTENUNAN

PERANGKAPAN BENANG (DOUBLING)

NAMA

: WIKA NURJANAH PUTRI

NPM

: 14010082

GROUP

: 2T4

DOSEN

: Irwan, S.Teks

ASISTEN

: 1. Abdurrohman, S.ST.
2. Ipan S.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2015

I.

Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana cara perangkapan benang, doubling sendiri


memberi kekuatan pada benang, benang yang sangat halus akan bertambah
kuat dengan perangkapan tersebut.
II.

Teori Dasar
Doubling (perangkapan benang) merupakan proses merangkap benang dari
benang tunggal menjadi benang rangkap. Proses perangkapan benang hampir
sama dengan proses pengelosan. Hanya saja pada proses ini dua atau lebih
benang dalam bentuk cones digulung (dirangkap) dalam satu cones. Pada
proses ini menggunakan mesin double winder sehingga efisiensi yang
didapatkan lebih bagus dan gulungan yang didapat lebih rata dan padat.
Didalam proses pengelosan dikenal perangkapan benang (doubleren). Di mana
dari dua atau lebih benang single di rangkap. Tujuan dari perangkapan ini yaitu :
a. Untuk kebutuhan penggintiran (penggintiran tidak langsung )
b. Menghemat penggulungan
c. Untuk memberi kekuatan pada benang, benang yang sangat halus akan
bertambah kuat dengan perangkapan tersebut.
Mesin perangkap benang sebenarnya adalah juga mesin kelos, cara kerjanya
sama seperti mesin kelos, bentuk hasilnya, cara kerja dan lain lain peralatan
sama seperti mesin kelos. Perbedaannya antara mesin rangkap dengan mesin
kelos biasa hanya pada perlengakapan stop motion dan pengatur tegangan /
pembersih benang.
Pada mesin kelos biasa setiap spindle diperlengkapi dengan sebuah pengatur
tegangan /pembersih sekaligus stop motion. Sedang pada mesin perangkap
tiap spindle diperlengkapi lebih dari satu pengatur tegangan /stop motion
/pembersih sesuai dengan kapasitas merangkap ; peralatan tersebut ada pada
tiap tiap spindle. Dengan demikian berarti penggulungan benang pada bobbin
tiap spindlenya dilakukan sekaligus beberapa kali.
Sedang setiap helai diawasi oleh alat pengatur tegangan / pembersih / dan stop
motion, sehingga memungkinkan kesalahan kesalahan perbedaan tegangan
dari masing masing helai dapat dicegah, begitu juga kemungkinan akan salah
rangkap dapat dihindari.
Disamping fungsi mesin ini untuk menghasilkan benang rangkap biasa, yang
penting lagi ialah untuk mempersiapkan benang bengan yang hendak diginitir.
Ada efek nyata, apabila benang gintir langsung dari benang benang
tunggalnya, dibandingkan dengan benang benang gintir yang sebelumnya
diproses rangkap lebih dahulu, baik mengenai efisiensi maupun mengenai
mutunya.

III.

Alat dan Bahan


- Mesin doubling
- Timbangan
- Stroboscope
- Benang dalam bentuk cones
- Paper cheese

IV.

Langkah Kerja
Penggabungan benang (doubling)
1. Timbang paper cheese kosong
2. Pasangkan paper cheese pada kedudukannya
3. Pasangkan gulungan benang (dalam bentuk cone atau cheese) pada
kedudukannya

4. Atur benang-benang sesuai alurnya ke mesin

5. Jalankan mesin, doubling dilakukan selama 20 menit


6. Timbang cheese yang sudah terisi
Penentuan rpm drum mengunakan stroboscope
1.
2.
3.
4.

Gambar sebuah tanda pada permukaan drum


Arahkan stroboscope pada tanda
Jalankan mesin dan biarkan drum berputar
Cahaya pada stroboscope akan memperlihatkan arah pergerakan tanda

pada drum
5. Tentukan kecepatan rpm drum dengan menyetel angka pada stroboscope
6. Tentukan angka kecepatan hingga didapati gambar tanda pada drum
berhenti bergerak
7. Catat kecepatan putar drum
V.

Data Percobaan
1. Berat cheese kosong = 70,92 gram
2. Berat cheese terisi = 285,13 gram
3. Keliling drum = 16,2 cm
a. drum =

Kell dr
16,2
=

3, 14

4. S1 = 3,3 cm
S2 = 3,5 cm
S3 = 3,4 cm
S4 = 3,5 cm
S5 = 2 cm
Stotal = 15,7 cm

= 5,159 cm

= 3,489 cm

5. Nm benang (panjang = 10 meter, berat = 1,35 gram)


a. Nm =

P(meter )
B (gram)

b. NE1 = 0,59

10
1,35

= 7,40 = 7

Nm = 0,59 7,40 = 4,37 = 4

6. N drum = 437,7 rpm


Skema alur benang

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Drum alur
Traver
Penghantar benang
Sensor
Penghantar benang
Penghantar benang

VI.

Perhitungan
Produksi teoritis :
VII.

produksi/1spindle/tmenit =

N ( D)2+ S ratarata 2
t
100 768 Ne1

453,6
VIII.
IX.

437,7 (3,14 . 5,159)2+3,4892

100 768 4

453,6
X.

= 194,78 gram

XI.
Produksi nyata

= Berat cheese terisi Berat cheese kosong

XII.

= 285,13 gram 70,92 gram

XIII.

= 214,21 gram

XIV.

Effisiensi =

produksi nyata
100 %
produksi teoritis

XV.

214,21
100 %
194,78

XVI.

XVII.
XVIII.
Sudut gulungan

= 109,9 %

XIX.

Nd
Tan = V t

437,7 3,14 5,159 4,5


437,7 15,7

XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.

= tan 1

Ndrum d drum
N drum S
=
=
4,5

72,896
15,7

= 4,642

(4,642) = 77,84

20

XXIX.
XXX.
XXXI.
XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
XXXV.
XXXVI.
XXXVII.
Diskusi dan Kesimpulan
XXXVII.1 Diskusi
XXXVIII.
Pada praktikum perangkapan benang (doubling) digunakan
untuk memberi kekuatan pada benang, benang yang tadinya halus akan
menghasilkan benang yang lebih kuat. Langkah pada proses doubling yang
harus diperhatikan :
- Pada saat proses pemasangan benang harus benar harus melewati
-

sesuai urutan.
Ketika benang putus lakukan penyambungan benang dengan cara

menaikan cheese dari drum alur.


Pada saat melakukan praktikum melihat rpm dengan menggunakan
stroboscope, kita harus jeli melihat tanda pada rpm drum, pastikan
tanda benar-benar berhenti,

XXXIX. Pada percobaan didapatkan efisiensi lebih dari 100% mungkin


karena kesalahan pada saat melihat rpm pada stroboscope atau
pengukuran benda yang kurang teliti.
XL.
XL.1 Kesimpulan
XLI.

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai

berikut:

XLII.
XLIII.

Produksi teoritis
Produksi nyata
Efisiensi produksi

Sudut gulungan

= 194,78 gram
= 214,21 gram
= 109,9 %
= 77,84

Anda mungkin juga menyukai