Anda di halaman 1dari 6

Uji Pelarutan

1. Tujuan
Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi serat dengan cara
pelarutan dimana akan dilakukukan pengamatan ketahanan serat terhadap pelarut/zat kimia,
yang secara visual apakah serat tahan pada zat kimia atau hancur/larut pada zat kimia.

2. Dasar Teori
2.1 Pengertian Serat
Serat adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar sekali.
Serat dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni serat alam yang berasal dari binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan mineral dan serat buatan yang berasal dari polimer alam, polimer
sintetik, dan lainnya.

2.2 Identifikasi Serat Tekstil


Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu
morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Pengamatan dengan mikroskop meliputi
pengamatan penampang membujur dan melintang, dimensinya adanya lumen dan
sebagainya.
Pengujian kimia dari serat dilakukan secara makro maupun diamati di bawah
mikroskop, pengujian ini meliputi :
• Uji pelarutan
• Uji pewarnaan
Selain uji kimia dan morfologi biasanya di tambah uji fisika yaitu :
• Uji pembakaran
• Berat jenis
• Titik leleh untuk serat-serat sintetik

Untuk dapat mengidentifikasi jenis serat tidak dapat dilakukan hanya satu cara
uji saja, tetapi dengan penggabungan berbagai cara uji, baru dapat ditentukan jenis serat
yang di uji.
Adapun identifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

1
1. Uji Pembakaran
2. Uji Berat Jenis
3. Uji Mikroskop I ( penampang membujur )
4. Uji Mikroskop II ( penampang melintang )
5. Uji Pelarutan I
6. Uji Pelarutan II
7. Uji MC/MR
8. Uji Kualitatif
9. Uji Kuantitatif

2.3 Uji Pelarutan


Uji pelarutan berhubungan erat dengan sifat kimia dari masing-masing serat. Uji ini
sangat penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi hampir
sama. Pada serat buatan yang memiliki struktur molekul berbeda satu sama lain akan
memiliki sifat kelarutan yang berbeda pula terhadap pelarut kimia. Dengan melihat
kelarutan serat pada berbagai pelarut, dapat disimpulkan jenis seratnya. Prinsip
pengujiannya adalah melarutkan serat pada bermacam-macam pelarut kemudian diamati
sifat kelarutannya, apakah serat tersebut tahan atau hancur/larut terhadap macam-macam
pelarut.
Pelarut yang umumnya digunakan ialah:
 Asam klorida 1:1
Larutan ini melarutkan nylon pada suhu kamar dalam waktu 10 menit, tetapi tidak
melarutkan serat lain.
 Asam sulfat (H2SO4) 59,5%
Asam sulfat 59,5% biasa dipergunakan untuk melarutkan serat rayon viskosa pada
suhu kamar selama 20 menit. Selain itu dapat melarutkan serat nylon, sutera dan
melarutkan sebagian serat kapas (tidak seluruh bagian kapas).
 Asam sulfat (H2SO4) 70%
Asam sulfat dengan konsentrasi 70% pada suhu 38˚C selama 20 menit, akan
melarutkan serat kapas secara sempurna.
 Asam nitrat (HNO3)
Pada suhu kamar selama 5 menit akan melarutkan serat wol, poliakrilat dan nylon.

2
 Asam formiat (HCOOH)
Asam formiat akan melarutkan serat nylon dengan sempurna pada suhu kamar
selama 5 menit.
 Aseton
Pelarut ini dipergunakanuntuk membedakan serat rayon viskosa dan serat rayon
asetat, sebab hanya akan melarutkan serat rayon asetat.
 Kalium hidroksida (KOH) 10% dan Natrium hidroksida (NaOH) 10%
Pada suhu kamar dan mendidih akan melarutkan serat protein.
 Natrium hidroksida (NaOH) 45%
Pada suhu mendidih akan melarutkan serat poliester.
 Natrium hipoklorit (NaOCl)
Serat protein akan larut sempurna dalam pelarut ini pada suhu kamar dalam waktu
20 menit.
 Metil salisilat
Pada suhu mendidih, akan melarutkan serat poliester.

3. Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan
- Rak tabung reaksi
- Tabung Reaksi
- Batang pengaduk kaca
- Penjepit kayu
- Alat pelindung diri
- Piala gelas 300mL
- Pembakar bunsen gas

b. Bahan dan zat kimia


- Bermacam-macam zat kimia/pelarut:
- KOH 10%
- NaOH 10%
- NaOH 10%
- HCL 10%
- H2SO4 59,5%
- H2SO4 70%
3
- HNO3
- HCOOH
- Aseton
- NaOCl
- Metil Salisilat
- Bermacam-macam serat:
- Serat kapas
- Serat rayon viskosa
- Serat rami
- Serat wool
- Serat sutera
- Serat poliester
- Serat poliakrilat
- Serat poliamida (nylon)
- Serat campuran poliester-kapas
- Serat campuran poliester-rayon viskosa
- Serat campuran poliester-wool

4. Langkah Kerja
1. 5mL pelarut yang digunakan, dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati
2. Beberapa helai serat yang akan diuji digulung-gulung membentuk gumpalan (jangan
terlalu banyak), dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi pelarut
3. Serat yang berada di dalam pelarut diaduk-aduk dan diamati kelarutannya selama 10
menit
4. Pada pelarut KOH 10%, NaOH 10%, NaOH 45%, jika setelah 10 menit ternyata
serat tidak larut, maka pelarut yang berisi serat dapat dipanaskan dan amati
kelarutannya selama 10 menit dalam keadaan panas
5. Catat semua sifat kelarutan serat pada masing-masing jenis pelarut pada lembar hasil
pemeriksaan
6. Khusus untuk pelarut metil salisilat, praktikum dilakukan langsung melakukan
pelarutan serat pada suhu yang mendidih

4
5. Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan terlampir.

6. Diskusi
Berdasarkan hasil data percobaan yang telah dilakukan,. Hal ini dapat disebabkan oleh:
 Jumlah serat yang diuji terlalu banyak sehingga menyebabkan serat menjadi sukar
larut atau larut sebagian.
 Jumlah larutan yang diuji terlalu banyak atau lamanya proses pengadukan sehingga
menyebabkan serat yang tidak seharusnya larut menjadi larut.
 Pemanas yang terlalu panas atau kurang panas karena dapat menyebabkan serat yang
dilarutkan tidak rata.
 Waktu yang kurang sesuai dengan anjuran yang ada.
 Pengamat terlalu cepat menyimpulkan hasil pengamatan.

7. Kesimpulan
Dari data percobaan dapat disimpulkan bahwa:
 Asam sulfat (H2SO4) 59,5% dapat melarutkan serat rayon viskosa, poliamida
(nylon), rayon asetat dan rayon kuproamonium namun seharusnya bisa lelarutkan
serat sutera.
 Asam sulfat (H2SO4) 70% dapat melarutkan serat kapas, rayon viskosa, rami,
poliakrilat, poliamida (nylon), rayon asetat dan rayon kuproamonium.
 Asam klorida 1:1 dapat melarutkan serat poliamida (nylon).
 Asam nitrat (HNO3) dapat melarutkan serat sutera, wool, poliakrilat, poliamida
(nylon) dan rayon asetat.
 Asam formiat dapat melarutkan serat poliamida (nylon).
 Aseton dapat melarutkan serat rayon asetat.
 Kalium hidroksida (KOH) 10% tidak dapat melarutkan serat pada suhu kamar dan
bila dipanaskan dapat melarutkan serat sutera namun seharusnya jika dipanaskan
tidak dapat melarutkan serat sutera.
 Natrium hidroksida (NaOH) 10% tidak dapat melarutkan serat pada suhu kamar
namun seharusnya dapat melarutkan serat sutera dan wool dan jika dipanaskan dapat

5
melarutkan serat sutera namun seharusnya jika dipanaskan dapat melarutkan serat
sutera dan wool.
 Natrium hidroksida (NaOH) 45% tidak dapat melarutkan serat dalam keadaan suhu
kamar namun seharusnya dapat melarutkan serat sutera dan wool dan jika dipanaskan
dapat melarutkan serat sutera dan wool.
 Natrium hipoklorit (NaOCl) dapat melarutkan serat wool namun seharusnya dapat
melarutkan serat sutera dan wool.
 Metil salisilat tidak dapat melarutkan serat dalam keadaan suhu kamar dan jika
dipanaskan dapat melarutkan serat poliamida (nylon) dan rayon asetat namun
seharusnya jika dipanaskan dapat melarutkan serat poliester dan rayon asetat.

Anda mungkin juga menyukai