Anda di halaman 1dari 5

PENGUJIAN SELIP BENANG PADA JAHITAN KAIN TENUN

(METODA BUKAAN JAHITAN TETAP)

(SNI ISO 13936-1:2010)

I. MAKSUD dan TUJUAN


Agar praktikan mengetahui kekuatan benang jahit dalam suatu kain tenun sesuai standar
pengujian dan mengukur tarikan minimum dari suatu beban yang dapat ditahan oleh
benang jahit tersebut dan dapat menilai mutu atau klasifikasi kain yang diuji berdasarkan
hasil pengujiannya.

II. TEORI DASAR

Selip jahitan adalah sifat kain berbeda dengan kekuatan jahitan.Selip lusi : benang-
benang lusi yang tergelincir diatas benang-benang pakan yaitu benang lusi tegak lurus
pada arah tarikan
Selip pakan : benang-benang pakan yang tergelincir di atas benang-benang lusi, yaitu
benang pakan tegak lurus pada arah tarikan. Kampuh jahitan: jarak antara garis jahitan
dengan pinggir kain yang berdekatan. Pembukaan jahitan : jarak antara benang-benang
yang telah bergeser dari ke dua sisi garis jahitan.

III. ALAT dan BAHAN


1. Alat uji kekuatan tarik dengan sistem laju mulur tetap / INSTRON
- Jarak jepit 7,5 cm
- Rasio kecepatan grafik dengan kecepatan penarikan 1:5
- Kecepatan penarikan 50 ± 5cm/menit
- Ukuran penjepit : depan (25 X 25 mm) X belakang (25 X 40 mm)
2. Mesin Jahit
- Kerapatan jahitan 12 stitch/inch (spi)
- Ukuran jarum jahit 90 (0,90 mm)
- Benang jahit Tex 45 ± 5 benang inti polyester 100% inti filament, lapisan luar stapel
3. Gunting
4. Kertas grafik
5. Pena/tinta
6. Contoh uji sobek arah lusi
7. Contoh uji sobek arah pakan

IV. LANGKAH KERJA

Contoh uji dikondisikan hingga mencapai keseimbangan lembab (seharusnya dilakukan).


1. Melipat contoh uji dan menjahit sesuai dengan gambar contoh uji diatas.
2. Memasang contoh uji tersisa 15 cm yang tidak terlipat dan tidak ada jahitan pada klem
atas dan bawah.
3. Jalankan mesin sehingga terbentuk grafik kekuatan dan mulur kain.
4. Kemudian ujung pena dikembalikan pada titik Diana awal terjadi grafik pada pengujian
pertama.
5. Memasang contoh uji yan gada jahitan pada klem atas dan bawah.
6. Menjalankan mesin sehingga terbentuk grafik kekuatan dan mulur jahitan.
7. Mengukur grafik dengan cara :
- Mengukur jarak antara dua kurva pada gaya 0,5 kg (5N) yang merupakan tegangan
awal dari contoh uji yang dijahit.
- Menambahkan 15mm pada jarak awal untuk selip 3 mm dan tambahkan 30nmm
untuk selip 6 mm.
- Menentukan jarak antara dua titik pasangan kurva yang dipisahkan oleh jarak awal,
15 mm dan 30 mm.
- Membaca besarnya beban atau gaya pada titik tersebut dalam kg (N) pada sumbu
kurva kekuatan sampai 2 N (0,2 kg) terdekat.
- Besarnya tahan selip adalah gaya atau beban tersebut dikurangi 0,5 kg (5N).
- Apabila pemisahan antara dua kurva lebih dari 20,4 kg, dilaporkan hasilnya sebagai
lebih besar 20,4 kg (200N) dan apabila kainnya sobek dan pemisahan kurva tidak
ada, laporkan kekuatan pada saat sobek.
V. DATA PERCOBAAN
Grafik
- Slip Lusi
1. Bukaan awal dari 0,5 kg
 1,3 cm = 13 mm
2. Bukaan 3 mm
 Rasio 1:5
 3 x 5 = 15 x 13 = 28 mm
 Jadi bukaan 3 mm : > 20,4 kg (200 N)
3. Bukaan 6 mm
 Rasio 1:5
 6 x 5 = 30 x 13 = 33 mm
 Jadi bukaan 3 mm : > 20,4 kg (200 N)

- Slip Pakan
1. Bukaan awal dari 0,5 kg
 1,5 cm = 15 mm
2. Bukaan 3 mm
 Rasio 1:5
 3 x 5 = 15 x 15 = 30 mm
 Jadi bukaan 3 mm : > 20,4 kg (200 N)
3. Bukaan 6 mm
 Rasio 1:5
 6 x 5 = 30 x 15 = 45 mm
 Jadi bukaan 3 mm : > 20,4 kg (200 N)

VI. DISKUSI
Pengujian kekuatan slip jahitan mengacu pada SNI ISO 13936-1:2010.
Slip jahitan merupakan hal yang penting untuk di uji karena jika terjadi alip maka akan
berpengarh terhadap produktivitas suatu pabrik. Jika terjadi slip pada suatu produksi,
maka benang akan sobek dan jarum patah. Ketika hal ini terjadi maka produktivitas akan
menurun. Oleh karena itu pengujian ini harus dilakukan agar produktivitas suatu pabrik
dapat maksimal.
Prinsip dari pengerjaan uji slip jahitan yaitu dengan cara contoh uji dilipat kemudian dijahit
didekat dan sejajar dengan lipatan, kemudian dipotong. Contoh uji ditarik kearah tegak
lurus jahitan sehingga dapat ditentukan besarnya gaya yang meyebabkna terjadinya
pergeseran benang selebar yang ditentukan ( 3mm atau 6mm). Slip jahitan juga dapat
dukur dengan berapa cm slip benang pada jahitan setelah diberi beban tertentu (8 Kg atau
12 Kg) kedua cara diatas bisa digunakan untuk mencari besarnya slip jahitan. Saat ini
cara yang dipilih adalah untuk mementukan gaya yang diperlukan untuk pembukaan 6mm
dan 3 mm.
Dalam bukaan awal 15 mm dan bukaan 3mm yaitu 30 mm sehingga > 20,4 kg (200N) dan
bukaan 6 mm adalah 45 mm sehingga >20,4 kg (200N) untuk lusi, dan untuk pakan
bukaan awal 13 mm dan bukaan 3mm yaitu 28 mm sehingga > 20,4 kg (200N) dan bukaan
6 mm adalah 33 mm sehingga >20,4 kg (200N).

VII. KESIMPULAN
- Pengujian Slip Jahitan Arah Lusi pada bukaan 3mm = 28 kg = > 204 kg (200N)
pada bukaan 6mm = 33 kg = > 204 kg (200N)
- Pengujian Slip Jahitan Arah Pakan pada bukaan 3mm = 30 kg = > 204 kg (200N)
pada bukaan 6mm = 45 kg = > 204 kg (200N)

Anda mungkin juga menyukai