2. Jarum
Kegunaan jarum adalah:
Menghitung tetal lusi / pakan pada lubang lope tidak dilengkapi dengan jarum.
Mengeluarkan benang lusi / pakan pada pinggir kain dalam menentukan ukuran
kain.
Digunakan untuk membantu menentukan anyaman kain dengan jalan
menjerangkan tetalnya dengan jarum sehingga jalannya benang lusi / pakan
terlihat menjadi lebih jelas.
3. Mistar,
4. Gunting,
untuk memotong kain agar ukurannya sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
5. Timbangan,untuk mengetahui / menghitung nomor benang, berat kain dan lain lain.
Ada dua macam timbangan yang diperlukan yaitu :
Timbangan biasa dengan satuan gram (g) untuk menimbang kain.
Timbangan microbalance dengan satuan milligram (mg) untuk menimbang
benang.
1. Tentukan arah lusi dan arah pakan ( beri tanda panah pada arah lusi )
2. Tentukan jenis anyamannya
3. Hitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 tempat yang berbeda lalu cari harga rata-
ratanya
4. Potong kain contoh dengan ukuran 10 x10 cm, kemudian ditimbang
5. Ambil benang lusi dan pakan dari sisi yang berbeda, masing-masing 5 helai
( lusi = 10 hl dan pakan = 10 hl ), lalu ditimbang masing-masing
tetal berai 10
tetal lusi p berat 10 berat kain
no pakan p pakan helai
(helai/”) lusi helai lusi 10x10 cm
(helai/”) pakan
1 84 71 9 9,1 2.0 MG 2.25 mg 1g
2 80 70 9.1 9.0
3 83 70 9.18 9.5
4 9.1 9.0
5 9.18 9.1
6 9.1 9.0
7 9.18 9.2
8 9.2 9.0
9 9.3 9.2
10 9.2 9.0
∑ 247 211 91,54 91,1
x 82,33 70,33 9,154 9,11
b. Nomor Benang
Ne1 (0,59 1000 9000
Nm (m/g) Tex ( ) Td ( )
Nm) Nm Nm
09,15 m 1000 9000
45,75 x 0,59
Lusi 0,02 g 45,75 45,75
= 26,99
= 45,75 = 21,86 = 196,72
0,911 m 1000 9000
40,49 x 0,59
Pakan 0,0225 g 40,49 40,49
= 23,89
= 40,49 = 24,70 = 222,28
C. Berat Kain/m2
Berdasarkan Penimbangan
100×100
Berat/m2 = x 1 gram/m2
9×9
= 123,46 gram/m2
D. Berdasarkan Perhitungan
helai 100
tetal lusi ( ) ×lk 100 cm ×pk 100cm ×
cm 100−CL
Lusi = gram/m2
Nm ×100
helai 100
82 ×100 cm ×100 cm ×
cm 100−1,64
= m cm cm gram/m2
45,75 ×100 ×2,54
g m inchi
= 71,74 gram/m2
helai 100
tetal pakan ( ) × lk 100 cm × pk 100cm ×
cm 100−CP
Pakan = gram/m2
Nm ×100
helai 100
70 ×100 cm ×100 cm ×
cm 100−1,21
= m cm cm gram/m2
40,49 ×100 ×2,54
g m inchi
= 68,90 gram/m2
= 12,21%
E. Pola Anyaman
7
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7
DISKUSI
Pada percobaan dengan menggunakan kain contoh uji kain turunan polos,
persentase selisih berat yang diperoleh dari perhitungan adalah 12.21%
sehingga tidak dapat dikatakan efisien karna max persentase adalah 5 % dan
semakin besar selisih antara perhitungan dan penimbangan maka semakin besar
pula jika persediaan. Dalam praktikum dekomposisi kain ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil dari praktikum ini,
yaitu :
1. Penimbangan
Ketika kita menimbang, baik itu kain maupun benang, dibutuhkan ketelitian
ekstra agar penimbangan yang kita lakukan benar-benar akurat. Karena hasil
penimbangan itu sangat berpengaruh terhadap persentase selisih berat kain /
m2 antara hasil penimbangan dengan hasil perhitungan dan juga terhadap
nomer dari benang lusi dan benang pakan.
2. Perhitungan tetal lusi dan tetal pakan
Begitu juga ketika kita menghitung tetal lusi dan tetal pakan, diperlukan
ketelitian, kesabaran dan konsentrasi ekstra agar mendapatkan hasil yang
tepat. Apalagi untuk anyaman satin yang menggunakan benang berukuran
kecil, sangat dibutuhkan kejelian penglihatan karena pada umumnya
anyaman satin terdiri dari benang-benang filamen yang berukuran kecil
sehingga cukup menyulitkan. Untuk mempermudah proses perhitungan tetal,
kita dapat menguraikan benang lusi / pakan satu per satu ( tentunya setelah
diberi batasan 1 inch ). Kesalahan terhadap perhitungan tetal, baik itu lusi
ataupun pakan, akan berpengaruh pada selisih berat kain / m 2 ( antara hasil
penimbangan dengan hasil perhitungan )
3. Pemotongan kain contoh
Sebelum kain contoh dipotong 10 x 10 cm sebisa mungkin kita menguraikan
lusi dan pakannya sehingga mendekati ukuran 10 x 10 cm setelah itu diberi
batasan dengan ukuran 10 x 10 cm dan kemudian pakan dan lusinya diurai
sampai mendapatkan kain dengan ukuran 10 x 10 cm. Setelah itu sisa-sisa
benang lusi dan pakan dipotong sesuai dengan ukuran kain. Hal tersebut
dilakukan untuk menghindari kesalahan pemotongan kain contoh ( kain
contoh terlalu kecil, misalnya ).
Apabila selisih kain lebih ari 5 % maka kemungkinan kurang teliti alam
percobaan tersebut,dibutuhkan ketelitian ekstra agar tidak mendapatkan data
yang akurat.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengamatan,
dalam praktikum dekomposisi kain yaitu :
1. keterbatasan daya pengelihatan mata ataau kurang teliti dan hati hati pada
saat menentukan tetal kain (jumlah lusi dan pakan).
2. Kurang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan
melakukan pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dan pakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Ne1 = 26,99
Tex = 21,86
Td =196,72
Ne1 = 23,89
Tex = 24,70
Td = 222,28
Berat kain / m2 :
Hasil penimbangan = 100 g