Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN TEKSTIL 2

“Dekomposisi Kain Rangkap”

Di Susun Oleh :

Nama : Maria B. Aritonang


Npm : 18010021
Grup : 2T1
Dosen : Siti Rohman,.A.T.,M.T.
Assiten dosen : - A. I. Makki, S.ST., M.T.
- Dwi R.A, S.ST.

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
I. Maksud dan Tujuan
Maksud
Melakukan praktikum dekomposisi kain pada Anyaman kain rangkap berdasarkan SNI
yang berlaku.
Tujuan
Setelah melakukan praktikum, praktikan dapat :
- Mengenali ciri-ciri dan karakteristik anyaman rangkap.
- Menentukan arah lusi dan pakan.
- Menghitung tetal benang dalam kain.
- Menghitung berat kain per m2 dan per meter linier.
- Menghitung mengkeret benang.
- Menghitung nomor benang.
- Menentukan nomor sisir.
- Menentukan fabric cover factor.
- Menghitung kebutuhan lusi dan pakan.
- Menggambar anyaman kain contoh.
- Menentukan jenis kain atas dengan kain bawah.

II. TEORI DASAR

Kain rangkap yang disebut juga kain berlapis atau tenunan  rangkap, adalah kain yang
terdiri dari dua lapis atau lebih yang ditenun bersama-sama. Jenis kain rangkap yang
sederhana tersusu dari dua seri benang lusi dan dua seri benang pakan. Satu  seri benang
lusi dan satu seri benanng pakan membentuk kain sebelah muka atau atas, sedang satu
seri benang lusi dan pakan lainnya membentuk sebelah belakang atau bawah. Dengan
perkataan lain, untuk membentuk kain atas diperlukan benang-benang lusi dan pakan
atas, sedang untuk membenntuk kain bawah diperlukan benang-benang lusi dan pakan
bawah.stuktur dari kain rangkapa adalah pembentukan muka kain pada tempat-tempat
tertentu , karena ada pertukanran pda tempat-tempat tertentu, lusi dan pakan atas menjadi
lusi dan pakan bawah.
Jenis kain rangkap yang sederhana tersusun dari dua seri benang lusi dan dua seri benang
pakan. Satu seri benang lusi dan satu seri benang pakan membentuk kain sebelah muka,
sedang satu seri benang lusi dan pakan lainnya membentuk sebelah belakang.
Untuk mempermudah penggambaran anyaman rangkap maka terdapat ketentuan-
ketentuan:
Lusi atas selalu di atas pakan bawah dan lusi bawah selalu dibawah pakan atas. Atau
Pakan atas selalu di atas lusi bawah, dan pakan bawah selalu dibawah lusi atas.
Ketentuan ini perlu untuk mempermudah dalam menggambarkan anyaman rangkap.
Tergantung dari penggunaannya, maka struktur kain rangkap dapat bermacam-macam.
Konstruksi kain yang meliputi anyaman, tetal benang, nomer benang, dan macam
bahannya, dari kain atas bisa sama dan bisa juga berbeda dengan kain bawah.
Susunan lusi atas dan bawah juga susunan pakan atas dan bawah dapat bervariasi. Dengan
cara memvariasikan susunan pakan atas dan bawah maka kedua kain atas dan bawah
dapat bersambung pada kedua pinggirnya, sehingga akan menghasilkan bentuk pipa, atau
hanya bersambung pada salah satu pinggirnya saja seperti bentuk kain dilipat.
Selanjutnya kedua macam kain yaitu kain atas dan bawah dapat diadakan ikatan, sehingga
ditinjau dari segi diikat atau tidaknya, terdapat dua macam kain rangkap, yaitu kain
rangkap yang tidak terikat dan yang terikat. Terjadinya ikatan itu sederhana dapat
dilakukan secara sederhana misalnya bila suatu helai lusi atas pada tempat tertentu
diturunkan, sehingga teranyam dibawah pakan bawah.
Untuk pemakainan tertentu dapat juga suatu kain rangkap diberi lusi atau pakan pengisi
yaitu benang-benang lusi atau pakan yang diisikan diantara kain atas dan bawah tanpa
teranyam. Ketentuannya ;
Lusi pengisi selalu dibawah benang pakan atas dan diatas benang pakan bawah.
Pakan pengisi selalu dibawah benang lusi atas dan diatasnya benang lusi bawah.
Struktur yang lain dari kain rangkap ialah pertukaran muka kain pada tempat-tempat
tertentu, yaitu karena adanya pertukaran pada tempat tersebut, lusi dan pakan atas
menjadi lusi dan pakan bawah, dan sebaliknya lusi dan pakan bawah menjadi lusi dan
pakan atas.
Apabila konstruksi atau warna kain atas berbeda maka dengan cara merubah muka kain
dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas pada tempat tertentu akan didapat muka kain
yang mempunyai corak menurut konstruksi atau warna kain atas dan bawah itu.

Jenis-jenis kain rangkap :

 Kain rangkap dengan ikatan Sendiri


  Lusi atas mengikat pakan bawah.
 Pakan atas mengikat lusi bawah
 Lusi atas dan pakan atas mengikat pakan bawah & lusi bawah secara bergantian.
 Kain rangkap dengan benang pengisi (5 jenis benang)
 Kain rangkap dengan benang pengisi pasir (Benang pengisi hanya berfungsi
sebagai penenbal kain 
 Kain rangkap dengan benang pengisi aktif. Benang pengisi berfungsi sebagai
pengikat.
 Kain rangkap dengan ikatan sebagian berpindah tempat bergantian.
 Kain rangkap dengan ikatan kain atas berpindah ke bawah  dan  kain bawah
berpindah Ke atas bergantian.
 Kain rangkap yang membentuk terowongan.
 Kain rangkap dengan ikatan satu sisi (kain 2x lebar)
 Kain rangkap dengan ikatan dua sisi (kain silinder)

Kain rangkap diuraikan dalam hal-hal berikut:

 Susunan benang atas dan bawah


 Pemilihan anyaman atas dan bwah
 Penyatuan dan pengikatan  kain angkap
 Cara menggambar kain rangkap
 Kontruksi dengan kain rangkappada mesin tenundengan bak teropong satu sisi
 Sistimasi menggambar dengan rangkap pakai ikatan
 Pertukaran susunan benang
 Kain rangkap dengan benang pengisi
III. CARA KERJA
1. Siapkan kain untuk di uji
2. Tentukan arah lusi dari kain tersebut dan kasih panah di bagian tengah kain ke arah lusi
3. Hitung tetal lusi dan tetal pakan menggunakan loop lima kali secara berurutan dengan
posisi yang berbeda-beda.
4. Ukur kain menjadi 10,5 cm x 10,5 cm
5. Potong kain 10,5 cm x 10,5 cm tersebut yang sudah diberi tanda arah lusi
6. Lalu kain tersebut di tiras dari arah lusi dan pakan masing-masing sampai kain dengan
pinggiran rata 10 cm x 10 cm dan potong benang yang tidak bersilangan.
7. Lalu timbang kain 10 cm x 10 cm itu
8. Tiras 10 lusi dan 10 puluh pakan (5 dari kiri dan 5 dari kanan untuk lusi, 5 dari atas dan 5
dari bawah untuk pakan)
9. Lalu timbang 10 helai benang lusi dan 10 benang pakan yang telah ditiras dari kain
tersebut
10. Lalu ukur panjang benang lusi dan pakan itu
11. Dari data yang telah didapatkan hitunglah :
- Mengkeret (%)
- Nomor Benang (NM, Ne 1, Td, Tex)
g
- Berat penimbangan ( )
m2
g
- Berat Hitungan ( )
m2
- Selisih Berat (%)
- Cover Faktor (%)
Tentukan efek pakan dan efek lusi untuk kain tersebut menentukan raport pada kain
tersebut lalu gambarkan pada satu repeat.
BAB II
DATA PERCOBAAN
1. Arah lusi dan pakan
2. Tetal lusi dan pakan

No. Tetal lusi d (hl/inch) Tetal pakan (hl/inch)


1. 57 65
2. 58 64
3. 56 66
57 hl/inch 65 hl/inch
Teta 57 65
= 22,44 = 25,59
2,54 2,54
l

3. Berat kain 10 x 10 cm : 1,1719 g


4. Berat 10 helai benang lusi : 0,0329 g
Berat 10 helai benang pakan : 0,0193 g
5. Panjang masing-masing helai lusi dan pakan (cm)

No Lusi Dasar (cm) No Pakan (cm)


1. 10.4 1. 10.3
2. 10.4 2. 10.3
3. 10.5 3. 10.3
4. 10.5 4. 10.3
5. 10.5 5. 10.3
6. 10.6 6. 10.3
7. 10.5 7. 10.3
8. 10.5 8. 10.3
9. 10.5 9. 10.3
10. 10.5 10. 10.3
∑ 104,9 ∑ 103
x́ 10.59 x́ 10.3
DATA PERHITUNGAN
1. Mengkeret benang (Lusi Dasar, Lusi Bulu dan Pakan)
 Mengkret Lusi Dasar

x́ PANJANG LUSI−PANJANG KAIN


MENGKERET LUSI DASAR = X
x́ PANJANG LUSI
100 %

10 ,, 30 cm−10 cm
= X 100%
10,30 cm
= 2,91 %
 Mengkeret Pakan
x́ PANJANG PAKAN −PANJANG KAIN
MENGKERET PAKAN = X
x́ PANJANG PAKAN
100 %

10,49 cm−10 cm
= X 100%
10,49 cm
= 4,67 %

2. Menghitung Nomor Benang Lusi dan pakan

denier 1000 591


Tex = = =
g Nm Ne

 Lusi

Nm =
∑ Panjang Lusi ( m ) =
1,030 m
= 31,31 m/g
Berat 10 helai Lusi ( g ) 0,0329 g

Ne1 = 0,591 x Nm

= 0,591 x 31,31

= 18,50 Ne

9000 9000
Td = = = 287,45 Td
Nm 31,31
1000 1000
Tex = = = 31.94 Tex
Nm 31,31

 Pakan

Nm =
∑ Panjang pakan ( m ) = 1,049 m = 54,35 m/g
Berat pakan ( g ) 0,0193 g

Ne1 = 0,591 x Nm

= 0,591 x 54,35

= 32,13 Ne

9000 9000
Td = = = 165, T59d
Nm 54,35

1000 1000
Tex = = = Tex
Nm 54,35

Gramasi  g/m2

 Cara Penimbangan
g 100× 100
……. g/m2 ¿ g ×
( 10 x 10 ) cm 10× 10

100× 100
¿ 1,1719 × =1,1719× 100=117,19 g/m2
10 × 10

 Cara Perhitungan
p
- Berat Lusi g/m2 =
Nm
Tetal lusi hl/inch 100
× l . kain× p .kain ×
2,54 cm/inch 100−mengkeret lusi
¿
Nm benang ×100 cm ∕ m
100
22,44 ×100 ×100 ×
100−2,91
¿
31,31 ×100
22,44 ×100 ×1,03
¿
26.54
¿ 73,98 g
p
- Berat Pakan g/m2 =
Nm
Tetal pakan hl/ inch 100
×l . kain× p . kain×
2,54 cm/inch 100−mengkeret pakan
¿
Nm benang ×100 cm ∕ m
100
25,59× 100× 100×
100−4.67
¿
54,35 ×100
16.02×100 ×1,05
¿
54,35
¿ 49,44 g
Berat Total= Berat Lusi Dasar+ Berat Pakan

= 73,98 g + 49,44g
= 123,42 g
3. Selisih berat pertimbangan dan perhitungan
Berat besar−berat kecil
Selisih Berat = x 100 %
berat besar

123,42−117,19
= x 100 %
123,42

= 5,04 %

4. Anyaman pada Kain Handuk contoh uji :


5. Kain Contoh Uji :
BAB III
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Diskusi

Selisih berat yang diperoleh dari perhitungan berada pada 5,04 %. Hal ini dapat
terjadi dikarenakan kurangnya ketelitian saat dilakukannya pemotongan kain, penimbangan
berat dari kain atau pun per 10 helai benang dari contoh uji. Sebaiknya pengamatan dilakukan
dengan lebih teliti lagi dalam hal mengukur berat kain dan benang,serta panjang dan tetal
kain pada saat praktikum.

Pada Praktikum dekomposisi kain rangkap ini , ada beberapa factor yang dapat


menyebabkan kesalahan dalam pengamatan, seperti :
1.  Adanya keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain (jumlah lusi
dan pakan).
2.  Kurang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan melakukan
pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dasar,lusi bulu dan pakan.
3. kurangnya ketelitian dalam menghitung tetal sehingga selisih berat tidak sesuai dengan
literatur yang ada.
Dalam praktikum ini diperlukan ketelitian yang tinggi dalam penimbangan,
pengukuran atau pun perhitungan, agar hasil praktikum yang dilakukan mendapatkan hasil
yang sesuai dengan literatur yang sudah disesuaikan.
Dalam anyaman kain rangkap, anyaman yang Digambar dengan bantuan lup, lumayan
sulit untuk diidentifikasi karena kain rangkap mempunyai 2 lapisan atas dan bawah, karena
hal ini sulit untuk menggambarkan anyaman kain rangkap dan banyak menghabiskan waktu
praktikum pada tahap ini.

KESIMPULAN

Selisih berat : 5,04%

Nm lusi : 31,31 m/g


Nm pakan : 54,35 m/g

Mengkeret lusi : 2,91 %

Mengkeret pakan : 4,67 %

Anda mungkin juga menyukai