Disusun oleh:
2. TEORI DASAR
Kain rangkap yang disebut juga kain berlapis atau tenunan rangkap, adalah kain yang
terdiri dari dua lapis atau lebih yang ditenun bersama-sama. Jenis kain rangkap yang
sederhana tersusu dari dua seri benang lusi dan dua seri benang pakan. Satu seri benang lusi
dan satu seri benang pakan membentuk kain sebelah muka atau atas, sedang satu seri benang
lusi dan pakan lainnya membentuk sebelah belakang atau bawah. Dengan perkataan lain,
untuk membentuk kain atas diperlukan benang-benang lusi dan pakan atas, sedang untuk
membentuk kain bawah diperlukan benang-benang lusi dan pakan bawah.stuktur dari kain
rangkap adalah pembentukan muka kain pada tempat-tempat tertentu , karena ada pertukaran
pda tempat-tempat tertentu, lusi dan pakan atas menjadi lusi dan pakan bawah.
Jenis kain rangkap yang sederhana tersusun dari dua seri benang lusi dan dua seri benang
pakan. Satu seri benang lusi dan satu seri benang pakan membentuk kain sebelah muka,
sedang satu seri benang lusi dan pakan lainnya membentuk sebelah belakang.
Prinsip pembuatan kain rangkap adalah dapat dibuat pada alat tenun dengan gun yang
dapat bergerak secara individu. Jenis kain rangkap yang sederhana terdiri dari dua seri
benang lusi dan dua seri benang pakan. Satu seri benang lusi dan satu seri benang pakan
membentuk kain sebelah muka atau atas, sedangkan satu seri benang lusi dan satu seri
benang pakan lainnya membentuk kain sebelah belakang atau bawah, dengan kata lain kain
rangkap adalah kain yang terdiri dari dua lapis atau lebih kain yang ditenun secara bersama-
sama.
Untuk mempermudah penggambaran anyaman rangkap maka terdapat ketentuan-
ketentuan lusi atas selalu di atas pakan bawah dan lusi bawah selalu dibawah pakan atas.
Atau pakan atas selalu di atas lusi bawah, dan pakan bawah selalu dibawah lusi atas.
Ketentuan ini perlu untuk mempermudah dalam menggambarkan anyaman rangkap.
Tergantung dari penggunaannya, maka struktur kain rangkap dapat bermacam-macam.
Konstruksi kain yang meliputi anyaman, tetal benang, nomer benang, dan macam bahannya,
dari kain atas bisa sama dan bisa juga berbeda dengan kain bawah.
Susunan lusi atas dan bawah juga susunan pakan atas dan bawah dapat bervariasi.
Dengan cara memvariasikan susunan pakan atas dan bawah maka kedua kain atas dan bawah
dapat bersambung pada kedua pinggirnya, sehingga akan menghasilkan bentuk pipa, atau
hanya bersambung pada salah satu pinggirnya saja seperti bentuk kain dilipat.
Selanjutnya kedua macam kain yaitu kain atas dan bawah dapat diadakan ikatan, sehingga
ditinjau dari segi diikat atau tidaknya, terdapat dua macam kain rangkap, yaitu kain rangkap
yang tidak terikat dan yang terikat. Terjadinya ikatan itu sederhana dapat dilakukan secara
sederhana misalnya bila suatu helai lusi atas pada tempat tertentu diturunkan, sehingga
teranyam dibawah pakan bawah.
Untuk pemakainan tertentu dapat juga suatu kain rangkap diberi lusi atau pakan pengisi
yaitu benang-benang lusi atau pakan yang diisikan diantara kain atas dan bawah tanpa
teranyam. Ketentuannya ;
Lusi pengisi selalu dibawah benang pakan atas dan diatas benang pakan bawah.
Pakan pengisi selalu dibawah benang lusi atas dan diatasnya benang lusi bawah.
Struktur yang lain dari kain rangkap ialah pertukaran muka kain pada tempat-tempat
tertentu, yaitu karena adanya pertukaran pada tempat tersebut, lusi dan pakan atas menjadi
lusi dan pakan bawah, dan sebaliknya lusi dan pakan bawah menjadi lusi dan pakan atas.
Apabila konstruksi atau warna kain atas berbeda maka dengan cara merubah muka kain dari
atas ke bawah dan dari bawah ke atas pada tempat tertentu akan didapat muka kain yang
mempunyai corak menurut konstruksi atau warna kain atas dan bawah itu.
1. Tentukan arah lusi dan arah pakan. (Beri tanda panah pada arah lusi)
2. Hitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 tempat yang berbeda . (Hitung rata-
rata tetal dalam satuan helai/inchi)
3. Potong kain dengan ukuran (10 cm x 10 cm).
4. Timbang kain yang telah dipotong. (gram)
5. Tiras benang lusi dan benang pakan pada sisi yang berbeda masing-masing 5
helai dan total menjadi 10 helai.
6. Timbang benang lusi dan benang pakan yang telah ditiras.
7. Hitung panjang lusi dan panjang pakan. (Hitung rata-rata panjang)
8. Hitung mengkeret lusi.
Panjang rata rata benang lusi = Pbl
Panjang kain = Pk
Pbl−Pk
Mengkeret lusi (Ml) = x 100%
Pbl
9. Hitung mengkeret pakan.
Panjang rata rata benang pakan = Pbk
Panjang kain = Pk
Pbk −Pk
Mengkeret lusi (Mp) = x 100%
Pbk
Tetal ( helai
cm ) x 100 cm ×
100
100−M
×100 cm ¿ ¿
Nm (m/g) x 100(cm/m)
Berat kain/m2 (BP) = Berat lusi/m2 + Berat pakan/m2
c. Selisih penimbangan
BP−BK
×100 %
BP
12. Gambar anyaman
I. Data Percobaan
1. Tetal Lusi dan Tetal pakan
No LUSI/inch PAKAN/inch
1. 69 55
2. 66 57
3. 67 54
∑ 202 166
X 67,3 55,3
1 inch = 2,54 cm
o Lusi 67,3/inch : 2.54 = 26,49/cm
o Pakan 55,3/inch : 2.54 = 21,77/cm
10 ,14 cm−10 cm
¿ x 100 %
10,14 cm
= 1,38 %
Ne1 = 0,591 x Nm
= 0,591 x 51,51
= 30,44 Ne1
591 x 9
Denier =
Ne
591 x 9
=
30,44
= 174,72 denier
Tex = 1000 / Nm
= 1000 / 51,51 Nm
= 19,41 Tex
Benang Pakan
P
Nm =
B
1,014 m
=
0,0328 g
= 30,91 Nm
Ne1 = 0,591 x Nm
= 0,591 x 30,91
= 18,26 Ne1
591 x 9
Denier =
Ne
591 x 9
=
18,26
= 291,29 denier
Tex = 1000 / Nm
= 1000 / 30,91 Nm
= 32,35 Tex
a. ____g____ = g
(10x10)cm2 (100x100)cm2
g = 1,1801 x (100x100)cm2
(10x10)cm2
g = 118,01 g/m2
4. Selisih
Berat Besar – Berat Ringan x 100%
Berat Besar
4. GAMBAR ANYAMAN
pp
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A lp
1. Kurang teliti pada saat mengukur panjang benang lusi ataupun panjang benang
pakan.
2. Kurang teliti pada saat proses penimbangan kain dan 10 helai benang pakan
maupun lusi.
3. Kurangnya ketelitian ketika menghitung tetal lusi dan pakan.
6. KESIMPULAN