POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2018
BAB I
PENGENALAN MESIN RAJUT DATAR
Mesin Rajut
Raschel
Mesin Rajut
bundar Tricot
Mesin Rajut (circualr knit )
Datar (flat knit)
Double
1. 1. Interlock
Single
Elektronik 2. 2. Kaos kaki
Mekanik
(stoll) 3. King knit elektronik
(Vbed)
4. 2. Kaos kaki
putar tangan
Mesin rajut datar termasuk jenis mesin rajut pakan dimana jeratan terbentuk kearah lebar
kain. Mesin rajut datar ini digerakan manual walaupun terbatas dalam keberagaman corak
namun ini dapat digunakan sebagai dasar pengenalan mesin rajut datar.
Bagian beserta fungsi dan mekanisme pada mesin rajut :
a. Needle Bed dan penjaga jarum
E. Hasil Percobaan
F. Diskusi
Hal yang harus diperhatikan sebelum memulai merajut adalah mengecek kondisi jarum,
mesin yang akan dipakai apabila terjadi kerusakan atau macet pada jarum segera ganti
dengan yang baru, setiap melakukan perajutan biasakan sambil mengecek jeratan dan hasil
pembuatan agar bila terjadi kesalahan dapat segera diperbaiki. Kendala lainnya jumlah
mesin yang dapat dipakai terbatas membuat mahasiswa bergantian menggunakannya.
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktek perajutan,dapat disimpulkan bahwa mesin rajut datar yang
dipakai adalah mesin rajut datar 2 posisi atau V be namun ada juga yang 1 posisi dan 3
posisi. Perbedaannya pada raising cam, jarum, setting dah hasil jeratan.
BAB II
PEMBUATAN KAIN RAJUT PLAIN
B. Dasar Teori
Ada dua jenis rajutan dasar kain rajut pakan,yaitu rajutan plain dan rib, rajutan plain
dihasilkan oleh jarum-jarum yang hanya pada satu needle bed, baik itu bagian belakang
ataupun depan. Plain ada dua jenis plain biasa dan plain tubular.
Adapun diagram block cam untuk jenis rajutan plain.
10 10
10 10
10 10
10 10
C. Alat dan Bahan
Benang rajut
Mesin rajut datar
Jarum rajut
Pancingan & kawat pancing
Bandul pemberat
D. Cara Kerja
Membuat kain rajut plain pada salah satu needle bed dan plain bundar masing-masing
sebanyak 40 wales × 40 course dengan cara kerja sebagai berikut:
1. Siapkan mesin yang akan di gunakan, pasang 40 jarum di needle bed depan dan
belakang, masukkan ke pengantar benang dan atur tension untuk penguluran benang
sampai masuk feeder lalu masukkan ke antara celah needle bed.
2. Buatlah pancingan awal kain rajut dengan cara sebagai berikut:
Setting rising cam dalam posisi
Jalankan penyeret sebanyak 1 course, yaitu 1 kali geseran penyeret kearah kanan
atau kiri.
Masukkan sisir pancing diantara kedua celah jeratan yang sudah terbentuk lalu
masukkan kawat pada sisir pancing.
Pasang beban pada sisir pancing secukupnya. Pada pemasangan beban, apabila
terlalu ringan maka jeratan awal akan ikut naik terbawa oleh jarum, tetapi apabila
terlalu berat, jarum sewaktu naik akan terasa berat pada penyeretnya dan
kemungkinan benang pada jeratan awal akan putus.
3. Pembuatan rajutan plain, tubular, dan rib
Rubah raising cam dalam posisi rib
kemudian geser penyeret ke kanan atau kiri sebanyak 1 tour atau 2 course
dilakukan sebanyak 40 course.
Kemudian Rubah block cam sesuai dengan diagram block cam untuk rajutan plain
sepihak.
Rubah block cam sesuai dengan diagram block cam untuk rajutan plain, dapat
menggunakan needle bed depan ataupun belakang sebanyak 40 wales × 40 course.
Cara nya dengan melepaskan jeratan dari salah satu needle bed dengan menaikan
jarum jarum sampai posisi kepala jeratan ada di batang, lalu turunkan lagi hingga
jeratan terlepas.
E. Hasil percobaan
F. Diskusi
Pada praktikum kali ini merajut menggunakan mesin datar Vbed 2 posisi. Merajut rajutan
ribs, plain bundar dan plain sepihak sebanyak 40 wale X 40 course. Sebelum dilakukan
praktikum sebaiknya lakukan pengecekan mesin dan bahan bahan, biasanya pada saat
praktikum jarum ada beberapa yang tidak terbuka lidahnya saat penyeret digerakan dan
mengakibatkan tidak terjadi jeratan, ini dapat membuat kain menjadi rusak atau berlubang
dan mesin menjadi macet karna terjadi penumpukan jeratan. Tegangan juga mempengaruhi
apabila terlalu tegang benang bisa saja putus dan beban pun dapat berpengaruh sebab jika
terlalu berat bebannya kainnya akan mendapatkan mulur yang besar begitu pula jika terlalu
ringan kain yang sudah terbuat bisa ikut terjerat kembali.
Jarum dicek keadaannya satu persatu apakah lidahnya macet, bengkok atau , kaki jarumnya
lurus atau tidak, tension dan kawatnya dapat dipakai atau tidak. Jika jarum rusak segera ganti
dengan yang baru, sisir dan kawat usahakan sepasang. Pemberat jangan sampai terjatuh ke
lantai. Saat menggerakan penyeret usahakan jangan terlalu jauh secukupnya saja.
G. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan jeratan rib, plain bundar dan plain sepihak
memiliki perbedaan. Perbedaanya terlihat pada kenampakan kain, kain yang dihasilkan,
kerapatan kain dan efek kain yang dihasilkan. Pada jeratan rib 1x1 kain yang dihasilkan tidak
terlalu rapat beda dengan plain yang terlihat sangat rapat, pada kain rajut plain bundar kain
yang dihasilkan terlihat memiliki ruang didalamnya atau seperti wadah. Pada regangannya
pun rajut rib lebih besar dibanding rajut plain ataupun rajut plain bundar.
BAB III
PEMBUATAN KAIN RAJUT RIB
10 10
Rajutan rib 1x1, yaitu 1 terbentuk dari dua wale kanan dan satu wale kiri berganti – ganti
secara berturut – turut dari dua jarum depan dan satu jarum belakang secara bergantian dan
berulang. Rajutan rib 2 x 2 terbentuk dari dua wale kanan dan kiri berganti – ganti secara
berturut – turut dari dua jarum depan dan dua jarum belakang secara bergantian dan
berulang. Rajutan rib 3x2 terbentuk dari dua wale kanan dan satu wale kiri berganti – ganti
secara berturut – turut dari dua jarum depan dan satu jarum belakang secara bergantian dan
berulang.
6. Setelah jarum-jarum disusun sesuai dengan rencana, bak jarum belakang diverzet
terlebih dahulu satu kali ke kiri
7. Block jarum disusun seperti ini :
8. Jalankan penyerat 1/2 tour. Kembalikan verzet, kedudukan bak jarum menjadi seperti
semula
9. Buat rajut pemancingan dengan langkah-langkah seperti pada praktek terdahulu
10. Selama merajut rib-rib tersebut angka skala SC dirubah sesuai tugas
11. Membuat lagi rajut rib 2x2 dan rib 3x2 tetapi tanpa bak jarum diverzet, cukup dengan
satu angka skala SC dan satu warna benang.
E. Hasil percobaan
F. Diskusi
SC berpengaruh terhadap besar kecilnya jeratan, semakin besar skala SC maka aka semakin
besar jeratan yang terbentuk begitupun sebaliknya. Setelah melakukan pancingan harus
dilakukan pemersetan, dan posisi jarum harus benar agar memudahkan dalam perajutan dan
hasil sesuai dan kain tidak rusak. Dalam melakukan praktikum masalah yang sering kali terjadi
adalah lidah jarum yang tidak terbuka dan membuat jeratan tidak terjadi dan membuat kain
menjadi cacat ini diakibatkan oleh lidah jarum yang macet atau bengkok. Maka lakukan
pengecekan sebelum praktikum.
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa pada rajutan rib 2x1 akan terbentuk
efek 2 wale permukaan depan dan 1 wale permukaan belakang. Dalam melakukan
praktikum jangan lupa untuk memverzet terlebih dahulu dan pengerjaan sesuaikan dengan
langkah kerja karna jika terlewat makan kain akan cacat.
BAB IV
PEMBUATAN KAIN RAJUT TURUNAN RIB (HALF DAN FULL CARDIGAN)
10 10
10 3
b. Full Cardigan, yaitu rajutan yang dalam satu raportnya terdiri dari dua course rib cardigan
dengan jeratan tuck yang berlawanan. Diagram block cam full cardigan yaitu :
3 10
10 3
Pada MRD 2 posisi dapat dilakukan pembentukan jeratan tuck diatas lidah jarum,
karena jarum-jarum diturunkan tidak sempurna oleh stitch cam yang bersangkutan
sehingga jeratan tidak dapat dilepaskan dengan sempurna. Jadi pembentukan jeratan tuck
diatas lidah jarum karena gerakan jarum tersebut ditentukan oleh posisi stitch cam.
D. Cara Kerja
Membuat kain rajut Rib 2x1, half cardigan dan full cardigan masing-masing sebanyak 40
wales x 40 course dengan cara kerja sebagai berikut :
10 3
3 10
10 3
F. Diskusi
Setalah dilakukan percobaan membuat rajut half cardigan dan full cardigan dalam
prakteknya kita harus melakukan pengecekan terlebih dahulu dimulai dari tension, tension
diatur sepas mungkin agar tidak terlalu tegang ataupun terlalu longgar karna akan
mempengaruhi dalam pengerjaan pembuatan kain. Adapun jarum dicek satu persatu agar saat
praktek tidak ada jarum yang macet ataupun bengkok karna akan menghambat produksi dan
dalam penempatan jarum harus sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Beban usahakan sepas mungkin tidak terlalu ringan ataupun terlalu berat dan
penempatannya usahakan di tengah tengah sisir. Pengaturan needle bed harus pas agar saat
pembentukan jeratan jarum belakang dan depan tidak bertabrakan. Dalam pembuatan kain
rajut cardigan ini saat memindahkan verzet harus fokus agar tidak salah atau terlewat karena
jika itu terjadi akan membuat kain cacat. Pada hasil kain yang dibuat terdapat kerusakan pada
pinggiran kain karena ujung kain tidak terjerat, solusinya dengan menambah jarum penolong
diujung kain.
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang sudah dilakukan adalah terdapat perbedaan dari half
cardigan dan full cardigan yaitu kain full cardigan sangat rapat bila dibandingkan dengan half
cardigan, dan apalabila half cardigan dibandingkan dengan jeratan rib maka half cardigan lebih
rapat. Mengkeret pada full cardigan terlihat lebih kecil dibandingkan dengan mengkeret dari
half cardigan. pada full cardigan jeratan tuck terdapat di kedua sisi sedangkan pada half
cardigan hanya pada satu sisi.
BAB V
PEMBUATAN KAIN RAJUT DENGAN EFEK PERGESERAN TEMPAT JARUM (VERZET)
D. Cara Kerja
Membuat kain rajut rib 1x1 dan kain rajut dengan efek pergeseran jarum. Gantilah warna
benang untuk setiap jenis rajutan. Cara kerjanya yaitu sbb :
1. Buat rajutan Rib 1 x 1 sebanyak 40 course dengan wale disesuaikan yang ada pada mesin.
2. Setelah selesai, setiap 3 wale, pindahkan 2 jeratan pada bak jarum depan ke bak jarum
belakang
3. Matikan jarum yang jeratannya telah dipindahkan dengan cara menekan jarum dan
memposisikan pada posisi paling bawah
4. Jalankan penyeret sebanyak 10 course.
5. Lakukan verset setiap 2 course, jalankan penyeret course, kemudian verset bak jarum ke
kanan 1x. jalankan lagi penyeret 2 course, kemudian verset bak jarum ke kanan 1x lagi,
dan seterusnya sampai jumlah verset habis kearah kanan.
6. Setelah jarum verset ke kanan habis, maka sekarang verset kea rah kiri, seperti pada
langkah no.4, yaitu tiap pergeseran penyeret 2 course di geser sebanyak 1 jarum
7. Setelah selesai, posisikan jarum seperti semula, yaitu dengan susunan jarum rib
8. Jalankan penyeret sebanyak 20 course
E. Hasil percobaan
F. Diskusi
Dari hasil praktikum yang dilakukan efek yang timbul berbentuk zigzag karena
penggunaan verzet ini. Efek yang dapat dibuat bervariasi sesuai dengan kebutuhan kita. Perlu
diperhatikan saat perpindahan verzet ini jangan sampai jarum depan dan belakang
bertabrakan atau salah posisi. Pada saat pengaturan efek sesuaikan dengan rencana. Saat
menggerek carriage selalu perhatikan jeratan yang terjadi karena mungkin saja terdapat lidah
jarum yang tidak terbuka dan mengakibatkan tidak terjadi jeratan yang akan membuat kain
menjadi cacat, saat memindahkan jeratan dari jarum depan ke belakang memerlukan
ketelitian dan kesabaran agar tidak salah dan jeratan tidak ada yang terlepas.
Saat praktikum panjang efek verzetnya bervariasi ini dikarenakan saat praktikum ada
jarum yang macet dan membuat efek verzet cacat. Efek verzet lebih baik tidak dibuat terlalu
pinggir karena efeknya akan jadi tidak terihat. Saat melakukan praktikum terkadang lupa
untuk melakukan verzet pada mesin dan membuat kain cacat.
G. Kesimpulan
Besar sudut verzet sesuai dengan banyak course per setiap verzet, semakin banyak
course yang dibuat per verset maka semakin besar sudut yang dihasilkan dan juga semakin
panjang kainyang dibuat. Lebar verzet yang dihasilkan dipengaruhi oleh banyaknya jeratan
yang dipindahkan namun biasanya hanya 2 jarum yang dipindahkan.
BAB VI
PEMBUATAN KAIN DENGAN EFEK POINTELE
A. Maksud dan tujuan
1. Membuat kain rajut dengan efek pointele
B. Dasar Teori
Kain rajut dengan efek pointele merupakan kain rajut yang efeknya seperti bolong-bolong
ini dikarenakaan jarum yang tidak menjerat. Awalnya menggunakan anyaman rib lalu jeratan
dipindahkan kesampingnya agar jarum tidak menjerat dan kain rajut dengan efek bolong
dapat terbentuk. Ini dapat dibuat menggunakan mesin rajut manual ataupun stoll.
Efek pointele dapat dibuat berbagai variasi bentuk dari yang sederhana sampai kompleks,
jadi terlebih dahulu membuat desain untuk membuatnya.
C. Alat dan bahan
Benang rajut
Mesin rajut datar
Jarum rajut
Pancingan & kawat pancing
Bandul pemberat
Mesin rajut datar V bed
D. Cara Kerja
1. Buat desain yang akan dibuat pada kain rajut, hitung serta pertimbangkan course dan
walenya
2. Siapkan mesin yang akan di gunakan, pasang 40 jarum di needle bed depan dan
belakang, masukkan ke pengantar benang dan atur tension untuk penguluran benang
sampai masuk feeder lalu masukkan ke antara celah needle bed.
3. Buatlah pancingan awal kain rajut rib 1x1, Jalankan penyeret sebanyak 1 course, yaitu 1
kali geseran penyeret kearah kanan atau kiri.
4. Masukkan sisir pancing diantara kedua celah jeratan yang sudah terbentuk lalu
masukkan kawat pada sisir pancing dan tambahkan pemberat atau beban
5. Kemudian buat rajut tubular 4 course kemudian lepas salah satu jeratan di needle bed
depan atau belakang dengan cara menaikan jarum lalu menurunkannya lagi sampai
benang terlepas
6. Ataupun dengan cara memindahkan jeratan di needle bed depan ke jeratan di needle
bed belakang satu persatu
7. Kemudian pindahkan jeratan yang sudah ditandai agar menjadi efek pointele pindahkan
jeratan ke sampingnya agar jeratan bolong.
8. Lakukan pergeseran carriage sebanyak 40 course
E. Hasil percobaan
F. Diskusi
Dari praktikum yang telah dilakukan efek ini membuat lubang ubang, saat
memindahkah jeratan sebaiknya jangn dilepas dengan menaikkan jarum tapi dengan cara
memindahkan satu persatu agar lebih rapih dan rapat kain yang dihasilkan. Saat
memindahkan jeratan untuk membuat efek pointele samakan jika ke kanan maka semuanya
harus ke kanan. Pemberat yang digunakan sebaiknya jangan terlalu berat karna efek
pointele bisa rusak dan jangan terlalu ringan karna tidak akan terjadi tegangan dan akan
membuat kain akan ikut terjerat lagi dan dapat membuat kain menjadi cacat. Saat membuat
desain seimbangkan dengan course dan wale yang dibutuhkan dan rencanakan desain
dengan matang, serta dalam mengaplikasikannya harus sesuai agar desain terbentuk dengan
sempurna.
G. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan pembuatan kain pointele adalah
dengan cara menonaktifkan salah satu needle bed dan memindahkan jeratan pada salah
satu jarum agar terjadi efek pointele. Saat mendesain seimbangkan dengan jumlah course
dan walenya agar desain terbentuk sempurna. Efek yang terjadi adalah seperti bolong
bolong namun karena dapat didesain maka hasilnya menjadi bagus.