Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TEKNOLOGI PERAJUTAN 1

MEMPRODUKSI PRODUK RAJUT MENGGUNAKAN

MESIN STOLL

DISUSUN OLEH :

Bintang A.P.D (13010023)

Abdul Shabri (18010001)

Attala Afifah (18010002)

Azizah Nur L (18010004)

Fahmi Muslim (18010005)

Fajar Abdurromannudin (18010006)

Fajar Noor Sidiq (18010007)

DOSEN : Atin S., SST, M.T.

ASISTEN DOSEN : Ngadiono, ST.

M. Indra P., S.ST

POLITEKNIK STTT BANDUNG


Jl.Jakarta No. 31 Kebonwaru,Batununggal, Kota Bandung,
Jawa Barat 40272 Indonesia.Telp (022) 7272580
I. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Praktikan diharapkan mampu mengetahui bagian-bagian dan fungsi mesin


Stoll.
2. Praktikan diharapkan dapat memahami mekanisme dan mengoperasikan dari
mesin rajut stoll.
3. Praktikan diharapkan mampu untuk menentukan ukuran kain rajut yang
akan dibuat.
4. Praktikan diharapkan mampu untuk menentukan jumlah course dan wale.
5. Praktikan diharapkan mampu untuk membuat desain kain pada produk yang
akan dibuat pada aplikasi Stoll M1 Plus.
6. Praktikan diharapkan mampu untuk menentukan jenis jeratan yang
digunakan.
7. Praktikan diharapkan mampu untuk menentukan kebutuhan benang.
8. Praktikan diharapkan mampu untuk menentukan feeder yang digunakan.
9. Praktikan diharapkan mampu untuk memproduksi kain di mesin stoll.

II. DASAR TEORI


Pakaian rajut dari zaman ke zaman sudah berkembang dengan pesat. Mulai
dari cara pembuatan hingga bentuk-bentuk pakaian rajutnya. Pada teknologi
pembuatan kain, perajutan merupakan salah satu cabang teknologi tersendiri yang
berdiri sejajar dengan teknologi pembuatan kain lainnya, dan secara umum
klasifikasi jenis kain dapat dibagi sebagai berikut :
 Kain tenun (woven fabric) yang dibentuk oleh anyaman-anyaman
benang
 Kain rajut (knitted fabric ) yang dibentuk oleh jeratan-jeratan benang
 Kain yang tidak termasuk kedua jenis kain di atas yaitu kain non woven
(nonwoven fabric). Kain ini pada dasarnya dibentuk oleh suatu lapisan
serat-serat tekstil yang dikempa
Mesin rajut pertama diciptakan pada abad ke 16 di Inggris oleh William Lee.
Sebagai pembentuk jeratan, mesin ini menggunakan jarum yang bergerak naik turun
mengambil benang dan membentuknya menjadi lengkung jeratan (stitch/loop). Alat
ini kemudian berkembang ke negara lain dan semakin mendapatkan perbaikan /
penyempurnaan hingga saat ini kita kenal ada berbagai jenis mesin rajut.
Merajut merupakan salah satu metode dalam membuat pakaian, busana dan
berbagai macam kain dengan memakai benang rajut. Metode merajut ini sangat
berbeda dengan metode menenun . Pakaian rajut saat ini menjadi favorit bagi semua
kalangan mulai dari kaos, celana hingga jaket. Dengan motif-motif yang sangat
menarik.Dan permintaan yang meningkat dari perajutan inilah teknologi teknologi
sudah sangat mendukung contohnya mesin rajut Stoll.
Jika menenun hanya menggunakan dua benang yang saling sejajar dan tegak
lurus, maka merajut hanya menggunakan satu helai benang saja. Sebaris tusukan
yang sudah selesai dipegang di salah satu jarum rajut sampai dimulainya tusukan
yang baru. Merajut dapat dilakukan dengan tangan ataupun mesin. Berdasarkan arah
deretan jeratannya, mesin rajut bisa dikelompokkan menjadi :
 Mesin rajut pakan
 Mesin rajut lusi

Bedasarkan posisi jarum-jarumnya, mesin rajut pakan dibagi lagi menjadi :

 Mesin rajut datar


 Mesin rajut bundar

Berdasarkan jenis anyaman yang dihasilkan oleh mesin rajut, mesin rajut lusi
terbagi menjadi :

 mesin rajut lusi raschel


 mesin rajut lusi tricot
 mesin rajut lusi Milanese

Macam-macam Diagram :

 Diagram Gerakan Guide


 Diagram Laping
 Diagram Jeratan

Macam Jeratan

 Jeratan Tertutup
 Jeratan terbuka

Faktor-faktor yang menentukan struktur kain rajut lusi adalah :

 Kehalusan (gauge) dari mesin.


 Jumlah guide bar yang di gunakan.
 Jumlah helai lusi setiap susunan beam
 Jenis dan nomer benang yang digunakan.
 Jumlah lusi tiap bar.
 Kualitas kain dalam Course Per Inch / CPI.
 Cara / order pencucukan pada guide.
 Gerakan laping dari guide bar dalam satu repeat dari patern wheel / roda
corak.
 Gesekan relatif dari guide bar pada tempat tertentu pada laping.

2.1 Mesin Rajut Stoll

Mesin rajut datar stoll ini merupakan teknologi terbaru dari perajutan
berdasarkan feature nya jelas dalam mengoprasikan mesin rajut ini semuanya
otomatis dimulai dengan menjalankan mesin nya dan mengolah perencanaan produk
yang didesain dengan menggunakan aplikasinya yang nantinya dari aplikasi tersebut
akan di jalankan oleh mesin rajut datar stoll. Akan tetapi meskipun demikian pada
dasarnya prinsip-prinsip mekanisme menjalankan mesin rajut datar stoll ini sama
dengan mesin rajut datar manual yang biasa, dengan demikian perlunya pemahaman
dan penguasaan pada mesin rajut datar menjadi modal utama dalam pengoprasian
mesin rajut datar stoll.

Mesin Rajut datar ini dapat mengurangi proses pembuatan menjadi lebih
singkat dan dapat menempatkan berbagai pola yang lebih besar - untuk
menghasilkan pakaian rajut cepat dan ekonomis. Semua mesin dilengkapi dengan
take-down sisir dan perangkat menjepit dan memotong. Satu model termasuk fitur
tambahan seperti: Unit presser foot, menutup musim semi dimuat memegang-down
jack, ketegangan stitch kedua, Cams bermotor stitch persiapan dikontrol dan
perangkat benang klem magnet. mesin ini di produksi oleh Firma Stoll di jerman.

Gambar 1 – Gambar mesin rajut STOLL CMS 530 HP

Komponen dan fungsi dari mesin rajut STOLL

1. Carriage ( Pembawa )
Bergerak di dudukan jarum. Diunagakan untuk mengatur posisi naik dan
turunnya jarum.
2. Needle Bed
Tempat dudukan jarum. menjaga agar jarum-jarum tidak dapat lepas keluar
dari tempatnya alur naik turunnya jarum.
3. Penjepit dan Perangkat Pemotong
Penjepit dan perangkat pemotong berfungsi memegang/menjepit benang
yang akan digunakan
4. Benang Operator
5. Benang Pembawa
2.2 Bagian- bagian mesin stoll
NO Gambar Bagian Mesin Fungsi
1 Battery back-up Kelanjutan benar dari proses merajut
setelah kegagalan power.

2 Clamping and cutting device Pembuangan benang otomatis hingga 16


pengumpan benang oleh delapan penjepitan
dan pemotongan perangkat terpisah di
setiap sisi. (Tidak untuk semua model yang
tersedia).

3 Cleaning device Sebuah turbin menyediakan untuk efek


hisap yang tinggi. Berkat sikat pada titik-
titik hisap dan wadah serat murah hati
dimensioned, perangkat pembersih
terutama efisien.

4 CMS-needle Pelerine semi transfer jarum dengan kait


pegas dan kait kerucut. Memastikan
merajut ketat dan keselamatan tinggi
berjalan. Konsumsi jarum yang sangat
rendah.
5 Display slide with color monitor Praktis dan jelas: layar warna 800x600 piksel
dan layar sentuh. Diaktifkan untuk
memasukkan perintah mesin tetap menjaga
kontak mata ke kain. (Tidak untuk model
Ekonomi Line).
6 Electronic selection system Tidak ada bagian yang bergerak, tidak memakai
- yang membuat stabilitas Stool sistem pilihan
bebas perawatan dan peningkatan berjalan.
Dua poin seleksi untuk masing-masing sistem
di setiap arah.

7 Fabric take-down system Stoll- Sistem take-down, yang terdiri dari main take-
multiflex® down, atas take-down dan sisir mengambil-
down untuk kain dimulai pada jarum kosong,
beroperasi secara otomatis. Segmen roller
bervariasi disesuaikan, dan semua tiga
komponen take-down yang bebas diprogram.

8 Friction feed wheels Ini memastikan berkurang, ketegangan benang


konstan. Perangkat pasokan benang yang
optimal untuk jumlah maksimum benang.
(Tidak untuk semua model perlengkapan
standar).

9 Gauge conversion Penyesuaian fleksibel dan ekonomi dari mesin


pengukur dengan cara konversi gauge atau
pertukaran jarum suntik.
10 Holding-down jacks Penampilan stitch berkualitas tinggi yang
disediakan oleh teknologi Masih
memegang-down terbukti.

11 Intarsia knitting Mudah dan ekonomis persiapan mesin


pengukur kasar kami (terlepas dari ukuran,
lebar dan jumlah sistem kerja) untuk intarsia
merajut dengan hanya tergelincir pada
pengumpan benang intarsia (option).

12 Knitting system control with Ketegangan dinamis pengaturan dengan


flexible stitch and PTS langkah motor. penyesuaian sangat cepat
ketegangan stitch dengan PTS (Power Tension
Pengaturan). Beberapa nilai ketegangan stitch
dalam baris satu merajut.

13 Large needle bed racking Tempat tidur jarum dilengkapi dengan


perangkat racking dengan kursus racking
maksimal empat inci dan kecepatan racking
diprogram.
14 Main drive Kecepatan diprogram dengan penyesuaian
kecepatan fleksibel menggunakan mulai bar.
Stroke variabel dengan sistem Power-RCR
(Cepat Carriage Return). Terutama berguna di
stroke pendek untuk pakaian sempit, mengikat
off dan menyempit.

15 Online via Ethernet Dengan koneksi Ethernet CMS-mesin dari TC-


generasi dapat dihubungkan ke jaringan
standar untuk transmisi cepat dalam jumlah
besar data.

16 Safety devices Termasuk sepenuhnya tertutup dan diterangi


wilayah kerja, sistem CFC-perlindungan
(kontrol gaya kereta) dan shock stop motion
depan / belakang. Mesin sesuai dengan SEC-
peraturan (tanda CE).

III. ALAT DAN BAHAN


 Komputer
 Aplikasi untuk desain ( M1 plus 6.3.0.38)
 Mesin Stoll CMS 530 HP multi-gauge dengan spesifikasi sebagai berikut
Lebar mesin 72” – 84”
Gauge 5-18
Kecepatan maks 1,2m/s
Racking maks 4” total
System penyeret 3-4 sistem
Pindah jeratan (simultaneous transfer)
Sistem sinker spring-type moveable
holding-down sinker system
Take-down device main/upper take down rollers

Feeder S/d 16
Pemilihan jarum system computer
Jenis jarum jarum lidah
System CAD complete design, patterning,
dan system pemrograman

 Benang Akrilik 32/2

CARA KERJA
1. Menentukan produk rajut yang akan dibuat.
2. Merencanakan produksi dan kebutuhan kain yang dibutuhkan.
3. Mendesain produk yang akan diproduksi di komputerisasi mesin STOLL
4. Memindahkan file hasil desain ke USB
5. Menyalakan mesin STOLL dan mengatur feeder yang akan digunakan.
Adapun cara menjalankan mesin sebagia berikut:
 Periksa dan pastikan benang yang di pasang sesuai dengan feeder
yang digunakan
 Periksa dan pastikan program desain yang akan di jalankan sudah
dicek sintrat
 Periksa dan pastikan sensor pada yarn control unit sudah di aktrifkan
 Nyalakan power dengan memutar switch ke posisi 1
 Setelah mesin dan layar panel menyala pilih run, pada run akan ada
beeberapa pilihan:
- SP0 : untuk running tanpa desain program
- SP1 : untuk running dengan desain program
 Pilih SP0 untuk memanaskan mesin
 Hentikan penyeret dengan posisi mengarah ke kanan (>>)
 Lakukan reference run carriage (penyeret) hingga penyeret
mengarah ke kanan (>>)
 Lakukan reference run comb
 Mesin siap dijalankan dengan memasukan desain program
6. Menentukan benang yang akan digunakan pada produk.
7. Memasang benang yang akan digunakan pada feeder yang telah ditentukan.
8. Menyambungkan flashdisk pada perangkat mesin STOLL.
 Pilih desain kemudian lakukan sintral cek
 Upload desain ke mesin
 Cek jumlah dan nomor feeder yang digunakan, pastikan feeder
terpasang benang sesuai desain
 Pastikan arah penyeret ke kanan (>>)
 Pilih run SP1 untuk menjalankan program pada mesin STOLL Touch
screen.
 Tarik handle start yang terdapat pada bagian depan mesin
 Jalankan mesin degan kecepatan rendah terlebih dahulu hingga
desain selesai
9. Dibuat menjadi barang jadi.

IV. PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN CPI DAN WPI


1. Ukuran Badan dan Lengan (Rencana awal)

CPI : COURSE PER INCH = 19

WPI : WALE PER INCH = 16


Disini kami menggunakan ukuran Abdul Shabri dan didapatkan data sebagai
berikut
a. Lengan

Panjang = 62 cm

Lebar = 54 cm
CPI = (19/2,54) × 62
= 463,77 course
WPI = (16/2,54) × 54
= 334,8 wale
b. Badan (depan dan belakang)
Panjang = 67 cm
Lebar = 55 cm
CPI = 67( 19/2,54)
= 495,8 course
WPI = 55(16/2,54) = 341 wale

2. Desain
Dalam pembuatan sweater ini kami hanya menggunakan desain struktur
yang antara lain:
a. PE Aran 2
desain ini berbentuk belah ketupat. Kami meletakkan desain ini pada
bagian badan sebelah atas (depan-belakang).
Dengan ukuran tinggi x lebar = 17 x 61 cm
CPI = (19/2,54) x 17 = 127 course
WPI= (16/2,54) x 61 = 384 wale
b. Cable one side float 5 x 5
desain ini bentuk nya memanjang seperti pita yang dipuntir. Letaknya
dibawah PE Aran 2 (depan-belakang).
Dengan ukuran tinggi x lebar = 2,5 x 66 cm
CPI= (19/2,54) x 2,5 = 18 course
WPI= (16/2,54) x 66 = 415 wale
c. Moss Stitch
kami meletakkan desain ini pada hampir seluruh bagian tengah badan
(depan-belakang).
Dengan ukuran tinggi x lebar = 54 x 72 cm
CPI = (19/2,54) x 54 = 399 course
WPI= (16/2,54) x 72 = 446 wale
d. Rib 1 x 1
jeratan ini digunakan pada bagian tepian bawah badan. Dengan ukuran
tinggi x lebar = 2,2 x 54 cm
CPI = (19/2,54) x 2,2 = 16 course
WPI= (16/2,54) x 54 = 334 wale
e. Rib 2 x 2
jeratan ini kami letakkan di ujung tepian lengan. Dengan ukuran tinggi x
lebar = 5 x 56 cm
CPI = (19/2,54) x 5 = 37 course
WPI= (16/2,54) x 56 = 347,2 wale
f. Cable one side float 8 x 8
desain puntiran yang lebih besar ini kami letakkan di sepanjang kedua
lengan sweater. Dengan ukuran tinggi
CPI = (19/2,54) x 62 = 463 course
WPI = (16/2,54) x 2,5 = 15 wale
V. DISKUSI
Pada praktikum kali ini, kami membuat produk kain rajut yaitu sweater.
Pertama hal yang kami lakukan adalah dengan membuat sample kain rajut
sebagai tahap awal untuk menentukan perhitungan dalam perencanaan
pembuatan kain rajut. Hal yang menentukan besar tidaknya kain rajut adalah
dengan menentukan CPI (Course per inch) dan WPI (wale per inch). CPI adalah
jumlah course atau sebagai panjang suatu kain rajut yang dihitung dari gerakan
penyeret per inchinya yang disebut course, sedangkan WPI adalah jumlah jarum
yang digunakan dalam membuat kain rajut sesuai dengan jarum yang terdapat
pada mesin stoll. Setelah menghitung kebutuhan dari per bagian sebagai bagian
dari baju sweater. Mendesain pada komputer. Dalam mendesain harus benar-
benar diperhatikan karena jika terjadi kesalahan maka akan membuat mesin stoll
tidak bisa membaca desin tersebut, dalam hal ini kami mendesain dengan
menggunakan satu warna saja dengan desain belah ketupat pada bagian atas
kain rajut, desain kain rajut menggunakan PE Aran 2,Rib 1 x1,Rib 2 x 2, cable
one side float 10 x 10 dan untuk bagian tangan menggunakan jeratan cable one
side float 5 x 5. Setelah mendesain sweater,lalu mengubah jeratannya dengan
moss stich.
Setelah membuat kain rajut, lakukan tahap cut and shape, yaitu tahap dimana
kain rajut dibuat pola sesuai dengan baju sweeter yang diinginkan, kemudian
potong kain rajut, obras kain rajut, lakukan proses linking, setelah selesai jahit
kembali, kemudian lakukan pembersihan sisa-sisa benang.
Pada saat perencanaan yang kami lakukan tidak terlalu sesuai dengan
rencana awal yang kami rencanakan ,tetapi kami tetap membuat sweater .
Karena pertama desain yang kami inginkan adalah dengan bentuk-bentuk
geometris dengan abstrak, namun saat pemberian pada tukang jahait, bahan
yang telah di potong berantakan tetapi bisa di minimalisir oleh tukang jahitnya
agar tidak berantakan dengan menjahitnya kembali sesuai dengan semula.
Ukuran sweater yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Rencana awal
Lengan Badan
No. Ukuran
Panjang Lebar Panjang Lebar
1 Rencana awal 62 cm 54 cm 67 cm 55 cm
2 Hasil akhir 62 cm 54 cm 74,86 cm 72 cm

Hal ini bisa dibabkan karena. Pertama kami melakukan kesalahan di


perhitungan untuk menentukan jumlah wale dan course terutama bagian badan.
Selain itu juga karena sifat bahan elastis jadi membuatnya terasa semakin
membesar.

VI. KESIMPULAN
1. memahami terlebih dahulu kain rajut, kain rajut adalah kain yang elastis yang
biasanya digunakan sebagai sweter.
2. mengerti cut and shape, adalah proses diamana kain rajut dipola sesuai
dengan pola baju sweeter yang diinginkan, kemudian dipotong dan diobras,
kemudian ada proses linking.
3. mengerti mesin stoll adalah mesin yang digunakan untuk membuat kain rajut
yang sesusai dengan desain yang diinginkan.
4. bagian-bagian mesin stoll adalah bagian yang sangat penting diketahui agar
mampu mengatasi kendala yang terdapat pda mesin stoll saat membuat kain
rajut
5. Keseuaian rencana produksi
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai