LANDASAN TEORI
Wale Course
Sumber: Buku Pedoman Desain Rajut (Knitting Design) Mesin Rajut Bundar (MRB).
Gambar 2.1 Arah Course dan Wale
Kain rajut dibentuk oleh jeratan-jeratan benang, maka bentuknya akan seperti
lengkungan-lengkungan. Pembentukan jeratan-jeratan selalu terjadi dari satu arah
saja, sehingga kain rajut terbagi menjadi dua jenis yaitu kain rajut pakan (weft
knitted fabric) dan kain rajut lusi (warp knitted fabric). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 di halaman 6.
5
6
Sumber: Buku Pedoman Desain Rajut (Knitting Design) Mesin Rajut Bundar (MRB)
Gambar 2.2 Kain Rajut Pakan
Sumber: Buku Pedoman Desain Rajut (Knitting Design) Mesin Rajut Datar (MRD)
Gambar 2.3 Kain Rajut Lusi
Berdasarkan posisi suatu jeratan, jeratan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
jeratan kiri dan jeratan kanan. Jeratan kiri adalah jeratan yang berada di bawah
jeratan sebelumnya, sedangkan jeratan kanan adalah jeratan yang berada di atas
jeratan sebelumnya seperti pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 di bawah ini.Sumber
gambartersebutdariBuku Pedoman Desain Rajut (Knitting Design) Mesin Rajut
Bundar (MRB).
Sumber: Buku Pedoman Desain Rajut (Knitting Design) Mesin Rajut Bundar (MRB)
Gambar 2.6 Diagram Jeratan Kain Polos
Sumber: Buku Pedoman Desain Rajut (Knitting Design) Mesin Rajut Bundar (MRB)
Gambar 2.7 Struktur Jeratan Kain Rib
8
Sumber: Buku Pedoman Desain Rajut (Knitting Design) Mesin Rajut Bundar (MRB)
Gambar 2.8 Struktur Jeratan Kain Interlock
Menurut sistem perputarannya mesin rajut bundar dapat dibagi menjadi dua
macam:
Mesin dengan perputaran tempat jarum dan sistem track diam,
Mesin dengan perputaran sistem track (cambox) dan tempat jarumnya diam.
Kebanyakan mesin rajut bundar adalah macam mesin dengan perputaran tempat
jarum. Kain rajut yang dihasilkan ikut berputar dengan tempat jarum, karena kain
tergantung pada tempat duduknya masing-masing.
9
Sebaliknya pada mesin yang sistem tracknya berputar, kain dan tempat jarum tetap
pada tempatnya, sedangkan rangka bobin (kemasan benang) bersama pengantar-
pengantar benang dan sistem tracknya berputar.
Dengan gerakan yang terus-menerus dari mesin rajut bundar, maka setiap sistem
penyuap hanya memerlukan satu raising cam dan satu stitch cam pada satu tempat
jarumnya.
Pada mesin rajut bundar kaos kaki terbaru, penyuapan benang menggunakan
feeder, yang mana dalam setiap feeder memiliki fingeryang bergerak berdasarkan
perintah kerja dengan sistem data yang dapat diatur melalui software.Biasanya satu
finger hanya untuk satu helai benang, kecuali finger khusus bagian heel-toe
digunakan untuk dua jenis benang sekaligus. Dalam satu mesin minimal terdapat
satu buah feeder dan paling banyak untuk saat ini adalah tiga buah feeder.
Berdasarkan jumlah cylinder-nya, mesin rajut bundar kaos kaki dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
mesin rajut bundar kaos kakisingle cylinder dapat dibuat corak bulu atau dalam
istilah industri yakni corak terry, hal ini mengikuti nama dari jenis sinker yang
digunakan dalam pembuatannya, yakni sinker terry.
Berbeda dari mesin rajut bundar kaos kaki single cylinder, pada mesin ini tidak
terdapat feeder khusus corak, juga tidak dapat membuat kaos kaki dengan corak
bulu atau terry. Dilihat dari kaos kaki hasil proses di mesin rajut ini, hasilnya
cenderung lebih tebal, hal ini karena mesin rajut ini menghasilkan jeratan double
knit. Selain mesin rajut bundar double cylinder, dalam pembuatan kain double knit
dapat juga menggunakan satu cylinder dengan bantuan dial, yang secara fungsi
hampir sama dengan cylinder yakni sebagai tempat kedudukan jarum-jarum, yang
berbeda hanya pada bentuk dan arah kedudukan jarum, dimana pada cylinder,
posisi jarum tegak atau vertical, sedangkan pada dial, posisi jarum horizontal,
dimana hal tersebut mengadopsi mesin rajut datar v-bed, yang kedua bed-nya
membentuk sudut 90o atau sudut siku.
2.5 Cylinder-raisingUnit
Cylinder-raising unit merupakan salah satu unit komponen yang terdapat pada
mesin rajut budar kaos kaki single cylinderterbaru, terutama pada produk keluaran
terbaru mesin rajut bundar kaos kaki merek Lonati typeGL625F, tahun 2012,
pabrikan Itali.
Berikut gambar cylinder-raising unit dapat dilihat pada Gambar 2.9 di bawah ini.
Pada proses penyuapan dan pengantar benang terdapat beberapa macam gaya
yang bekerja, diantaranya yakni:
Gaya gesek terjadi pada benang yang dilewatkan bagian-bagian pengantar benang
dan membentuk sudut-sudut pada benang saat proses penyuapan benang di mesin
rajut bundar kaos kaki, serta pada bagian tension spring yang bersentuhan dengan
benang, serta memiliki gaya tekan terhadap benang.
Hukum hooke tentang pegas menurut Robert Hooke yaitu berbunyi “jika pada
sebuah pegas bekerja sebuah gaya luar, maka pegas akan bertambah panjang
sebanding dengan besarnya gaya yang diberikan”.
Pada mesin rajut bundar kaos kaki gaya pegas terjadi pada pegas atau per tension
spring untuk memberikan tekanan pada benang yang akan dilewatkan. Besarnya
gaya tekan akibat pegas pada tensionspring dapat diatur dengan memutar sekrup.
Hal tersebut juga secara tidak langsung akan memberikan tahanan yang akan
mengakibatkan gaya tegang pada benang seiring dengan gaya tarik yang
didapatkan benang dari jarum-jarum yang berputar dengan kecepatan tertentu dan
menarik benang untuk proses perajutan.
Gaya tekan terjadi pada benang saat melalui tension spring dengan pegas yang
memberikan gaya tekan terhadap benang. Akibat adanya gaya tekan benda
tentunya tidak dapat bergerak bebeas seperti saat tidak ada gaya tekan sama
sekali.
Pada proses perajutan di mesin rajut bundar kaos kaki,gaya tarik yang terjadi pada
benang diakibatkan oleh benang yang tertarik oleh jarum benang perajutan dengan
kecepatan tertentu, kecepatan dapat mempengaruhi besar gaya tarik, juga
perpindahan atau pergerakan pada benang. Selain itu tarikan yang dilakukan oleh
perputaran jarum dapat menyebabkan tegangan pada benang, kecepatan tarikan
dapat mempengaruhi tegangan pada benang, selain itu juga tegangan dipengaruhi
oleh penahan atau tekanan yang terjadi pada benang yang sama di ujung yang
berbeda.
Metode analisa yang dipakai dalam pengolahan data ini adalah metode analisa
variansi. Metode analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan
terhadap variabel respon, yaitu pengaruh tegangan benang dan setting stitch
cylinder terhadpa ukuran dan berat kaos kaki model PL0152.
Percobaan yang dilakukan melibatkan dua macam faktor, yaitu faktor tegangan
benang (disebut faktor A) dan faktor setting stitch cylinder (disebut faktor B).
Berdasarkan keterangan tersebut, maka metode analisa variansi yang sebaiknya
digunakan adalah analisa variansi dua faktor. Selain pengaruh faktor A dan faktor B,
ada pula pengaruh interaksi faktor A dan B yang diberi notasi (interaksi) faktor AB.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah percobaan diuji k kali.
Dimana : Yijk = pengamatan ke-k pada A taraf ke-i dan B taraf ke-j
Keterangan rumus :
db : derajat bebas
JK : jumlah kuadrat
y ijk FK
2
JKT
i 1 j 1 k 1
2
Ti
i 1
JKA FK
bn
15
2
Tj
j 1
JKB FK
an
2
Tij
i 1 j 1
JKAB FK JKA JKB
n
dbB = B-1
dbtotal = N-1
𝐽𝐾𝐵
RJKB =(𝐵−1)
𝐽𝐾𝐴𝐵
RJKinteraksiAB (exp error) =(𝐴−1)(𝐵−1)
𝑅𝐽𝐾𝐵
Fhitung faktor B = 𝑅𝐽𝐾𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟
𝑅𝐽𝐾𝐴𝐵
Fhitung faktor AB = 𝑅𝐽𝐾𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟
H1 : Tidak terdapat pengaruh dari data baris (arah kiri ke kanan), apabila F
hitung< F tabel untuk α = 0,05.