Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN PERTENUNAN

“PENYAMBUNGAN BENANG”

NAMA : Tiara Ulfi Handayanti

NPM : 17010086

GRUP : 1T4

DOSEN : Irwan, S.Teks.

ASISTEN DOSEN : 1. Abdurrohman, S.ST.

2. Fakhruk, A.Md.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2017/2018
I. MAKSUD DAN TUJUAN

Mahasiswa diharapkan memahami dan mampu menyambung benang dengan


berbagai cara tangan maupun alat.

II. TEORI DASAR

Benang stapel, tersusun dari serat-serat pendek yang diberi antihan sehingga memiliki
kekuatan tertentu. Dengan adanya tarikan-tarikan yang di derita dalam proses
persiapan dan pertenunan nya, benang harus mampu menahan tarikan tersebut
sampai dimana benang tersebut akan putus. Agar proses bisa berlanjut, perlu
dilakukan penyambungan, akan tetapi penyambungan yang dibuat jangan sampai
menggangu proses selanjutnya yang bisa menyebabkan benang putus kembali. Ada
beberapa cara untuk membuat sambungan benag sesuai dengan sifat dan bahan
benang tersebut. Dilihat dari alat-alat yang digunakan, penyambungan benang dapat
dibagi menjadi dua yaitu penyambungan benang yang dilakukan memakai tangan dan
penyambungan benang mengunakan alat knotter.

Penyambungan benang dengan menggunakan tangan

Sistem penyambungan benang dengan tangan dapat menyambung benang yang


putusnya hanya beberapa helai saja . Hasil penyambungan benang dengan tangan
tidak menghasilkan sambungan yang hasilnya rata pada kedua ujung benangnya,
karena di kedua ujung benang biasanya terdapat sisa/ekor benang hasil dari
penyambungan tersebut.

Penyambungan dengan alat (knotter)


Pada umumnya alat knotter ini akan menghasilkan sambungan benang yang
benar-benar rata, system sambungan ini biasanya digunakan dibagian pemintalan
benang. Berbeda dengan penyambungan benang menggunakan tangan,biasanya
hasil penyambunga benang menggunakan knotter ini tidak mempunyai tali/ekor.
Beberapa jenis sambungan :
1. Sambungan Stapel

2. Sambungan Wool

3. Sambungan Filament

4. Sambungan Alat Knotter

Macam – Macam Sambungan Benang


Macam bentuk sambungan beam yang umum dalam pertenunan yaitu :

1. Sambungan Pilinan
Sambungan pilinan merupakan sambungan pilinan dengan tangan, lusi lama dengan
lusi
baru disambung dengan cara dipilin menggunakan cairan perekat. Sambungan
macam ini digunakan untuk menyambung benang – benang lusi, dimana diperlukan
pula untuk mengecek cucukan lama, yang mungkin salah selama proses
pertenunan. Sambungan macam ini banyak digunakan terutama pada
penyambungan lusi untuk tenunan yang menggunakan alat pembentuk mulut lusi
jacquard.

2. Sambungan Berbutir (spot knotted)


Sambungan yang dihasilkan dengan menggunakan mesin penyambung benang lusi
dan alat penyambung universal merupakan sambungan macam ini. Kelemahan
sambungan macam ini ialah mudah lepas kembali pada saat ditarik. Karena ujung
sambungan kurang panjang, atau apabila dalam penyambungan benang – benang
dengan nomor berbeda atau benang yang licin.

3. Sambungan mati (lock kntotted)


Sambungan macam ini hanya digunakan apabila benang – benang yang disambung
bernomor sama. Sambungan macam ini tidaklah stabil sehingga mudah
menimbulkan gaya rotasi pada saat – saat ada tegangan yang akan mengganggu
dalam proses pertenunan.
4. Sambungan tenun (weaver knotted)
Sambungan ini merupakan yang sangat cocok pada pertenunan, dihasilkan dengan
alat boyce weaver knother ataupun dengan tangan.
Sambungan macam ini biasanya diperoleh dari kelosan ataupun pada saat operator
tenun menyambung benang kusui di mesin tenun. Bentuk sambungan ini
memungkinkan sambungan dengan mudah dapat melalui dropper, gun, maupun
sisir tanpa menganggu benang disebelahnya.

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat:
Knotter
 Bahan:
Benang
Tali Sepatu ungu dan hitam

IV. LANGKAH KERJA

1. Penyambungan Stapel

NO. GAMBAR DESKRIPSI

1. Pegang tali sepatu warna ungu ditangan kanan


dan tali sepatu warna hitam ditangan kiri

Silangkan kedua tali sepatu dengan tali sepatu


ungu yang berada sebelah kanan berada di
2.
bawah tali sepatu hitam yang dikiri, lalu jepit
menggunakan ibu jari
NO. GAMBAR DESKRIPSI
Lilitkan tali yang sebelah kanan dengan cara
memutarkan tali sepatu warna ungu memutari
ekor tali sepatu itu sendiri lalu jepit mengunakan
3.
ibu jari

Ekor tali sepatu hitam di masukkan ke dalam


4.
lingkaran dan jepit menggunakan ibu jari

Tarik sisa tali sepatu warna ungu yang berada di


5.
tangan kanan secara perlahan lahan

6. Sambungan staple telah selesai


2. Penyambungan Filamen

NO. GAMBAR DESKRIPSI

Pegang tali sepatu warna ungu ditangan


kanan dan tali sepatu warna hitam ditangan
1.
kiri

Silangkan kedua tali sepatu yaitu tali sepatu


2.
warna hitam berada di bawah tali sepatu
warna ungu lalu jepit menggunakan ibu jari

Lilitkan tali yang sebelah kanan di tangan kiri


3.
memutari ekor tali sepatu itu sendiri lalu jepit
mengunakan ibu jari
NO. GAMBAR DESKRIPSI

Tali sepatu warna ungu melingkari ekor


4. kanan warna hitam seperti angka 8 dari
depan ke belakang tali warna hitam

Lalu lingkarkan ke bagian tali sepatu warna


ungu dari belakang tali sepatu hitam
kedepan lalu ke bagian tengah danjepit
5. dengan ibu jari.

Lalu ekor tali warna hitam di sebelah kanan


dimasukkan ke dalam lubang yang besar dan
6.
jepit menggunakan ibu jari

Tarik perlahan agar tali tersebut bisa


7.
menghasilkan simpul
NO. GAMBAR DESKRIPSI

8. Sambungan filamen telah selesai

3. Sambungan Wool

NO. GAMBAR DESKRIPSI

Pegang tali sepatu warna ungu ditangan


kanan dan tali sepatu warna hitam ditangan
kiri
1.

Silangkan kedua tali sepatu dan tali sepatu


warna hitam berada di bawah tali sepatu
2. warna ungu lalu jepit menggunakan ibu jari

Lilitkan tali yang sebelah kanan di tangan kiri


3. memutari ekor tali sepatu itu sendiri lalu jepit
mengunakan ibu jari
NO. GAMBAR DESKRIPSI

Lalu buatlah lingkaran dengan tali sepatu


4. ungu dimana tali panjangnya berada
dibelakang

Masukan lingkaran tersebut ke ekor tali


5.
sepatu warna hitam

Masukan ekor tali sepatu warna hitam


6.
kedalam lingkaran yang pertama

Tarik perlahan tali sepatu seperti gambar


7.
disamping
NO. GAMBAR DESKRIPSI

8. Sambungan wool selesai

4. Sambungan Alat Knotter

NO. FOTO LANGKAH

Pegang dua buah benang yang akan


1. disambung satu dikanan dan satu lagi
dikiri.

Satukan benang yang akan disambung


2.
tersebut
NO. GAMBAR DESKRIPSI

3. Taruh benang diatas knotter

Putarkan benang kebawah hingga benang


4. ke atas lagi dengan memasukan benang
ke lubang knotter

5. Taruh dibagian depan lalu tarik

Sambungan benang dengan knotter


6.
selesai
V. DATA PERCOBAAN

Sambungan Alat
Sambungan Staple Sambungan Filamen Sambungan Wool
Knotter

VI. DISKUSI

Berdasarkan pemaparan diatas, ada beberapa hal yang harus didiskusikan.


Diantaranya beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika menyambung
benang dan perlu diketahui hambatan yang dialami ketika melakukan proses
penyambungan benang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Benang filament dan staple memiliki cara yang berbeda dalam
penyambungan benang.
2. Penyambungan benang wol dua kali lipat dari proses penyambungan
benang staple, dikarenakan benang wol yang kuat sehingga sambungan
harus menyesuaikannya dengan benang.
3. Dengan alat Knotter penyambungan benang lebih cepat dan efisian namun
tidak bisa digunakan di posisi posisi tertentu.
4. Simpul yang terbentuk dari proses penyambungan benang berbeda beda.
5. Sisa sambungan tidak terlalu panjang.
6. Ketangkasan tangan saat diperlukan.

Adapun hambatanya adalah sebagai berikut:


1. Sulitnya membuat sisa sambungan yang kecil dan ideal.
2. Kurang tangkasnya tangan saat membuat simpul dikarenakan pemula dan
harus ada latihan yang cukup sering
VII. KESIMPULAN

Kesimpulan dari pemaparan diatas yaitu penyambungan benang memiliki 2


teknik dasar, menggunakan tangan dan menggunakan alat atau knoter.
Penyambungan benang dengan menggunakan alat yaitu untuk benang staple, filamen
atau wool sedangkan menggunakan alat bisa digunakan untuk semua jenis benang
tapi sering digunakan dalam proses pemintalan. Perlu diperhatikan, membuat
sambungan yang kuat harus memenuhi syarat penyambungan benang yang baik.
Untuk itu diperlukan latihan sesering mungkin untuk meningkatkan ketangkasan
dalam membuat sambungan agar proses persiapan pertenunan tidak terhambat
sehingga dapat menghasilkan kain tenun yang berkualitas dan bermutu.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

[1] Scribd,2013,Penyambungan benang,


https://www.scribd.com/doc/265485048/Penyambungan-Benang

diakses tanggal 19 Februari 2018

[2] Tekstilnusantara,2015,Teknik penyambungan benang dalam,

http://tekstilnusantara.blogspot.co.id/2015/08/teknik-penyambungan-benang-
dalam.html

diakses tanggal 19 Februari 2018

[3] St. Annisa Destiany,2016,Sistem Penyambungan Benang,


http://fabrictechnologist.blogspot.co.id/2016/02/sistem-penyambungan-benang.html

diakses tanggal 19 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai