DRAWING
1. Mesin drawing : tujuan proses aspek 10. setting noils waste, peralatan
proses drafting menggunakan pengendali proses dan mutu pada
pasangan rol-rol perengang, mesin combing
2. peralatan pengendali proses dan 11. Mesin Roving : tujuan proses,
mutu pada mesin drawing, 12. fungsi dan mekanisme trick-box,
3. perhitungan produksi dan effisiensi. 13. fungsi dan mekanisme roda gigi
planet /planetary gear termasuk
4. Mesin Pre-Combing : tujuan proses, perhitungannya,
5. macam-macam mesin pre-combing, 14. mekanisme twisting dan
penggulungan roving,
6. perhitungan produksi dan efisiensi.
15. peralatan pengendali proses dan
7. Mesin combing : tujuan proses, mutu pada mesin roving,
8. mekanisme penyisiran serat, 16. perhitungan produksi dan efisiensi
perhitungan jumlah nips,
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Sliver
Partikal asing
Partikal asing
Kotoran, Debu
Kotoran Pensejajaran,
Penghilangan Serat Pendek
DRAWING
POLITEKNIK STTT BANDUNG
1. Can sliver bahan baku, 2. Rol pengantar / creel, 3. Sistem drafting, 4. Condensor /
Saluran pengantar sliver drawing, 5. Rol Penggilas, 6. Coiler, 7. Can sliver drawing
POLITEKNIK STTT BANDUNG
OPERATING DEVICES
Rol Pengantar / Creel
Rol pengantar/creel dirancang
dengan persyaratan proses:
- Menghindari draft yang tak
diinginkan (false draft)
- Mesin berhenti dengan
segera jika ada sliver yang
putus
- Sliver yang putus mudah
disambung kembali, dan
aman dalam melakukannya Beberapa Jenis Pengaturan Penyuapan Sliver
POLITEKNIK STTT BANDUNG
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Sistem Drafting
POLITEKNIK STTT BANDUNG
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Sistem Drafting
Persyaratan peregangan (drafting) pada mesin Drawing:
- sederhana, konstruksi tidak rumit
- Bergerak stabil, tidak ada excentris
- Menghasilkan mutu produk yang tinggi walaupun bergerak sangat cepat
- Fleksibel untuk bisa mengolah berbagai macam jenis bahan baku serat
- Pengendalian yang optimal terhadap pergerakan serat selama proses
peregangan (drafting)
- Presisi dalam pengoperasian dan penyesuaian kondisi operasinya
- Cepat dalam mengatur jarak antar roll (seting) dan pengaturan besarnya
regangan (draft level)
- Mudah dalam perawatan dan pembersihan
- Desain yang optimal dalam hal ergonomi
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Variable Draft
Variable Draft
• Faktor konstruksi sistem peregangan:
• Diameter rol
• Kekerasan rol atas (top rollers)
• Besarnya tekanan pada rol atas
• Karakter permukaan rol atas
• Bentuk alur rol bawah (bottom rollers)
• Tipe dan bentuk pengantar serat seperti rol penekan (pressure
roller), batang penekan (pressure bar), apron, dan lain-lain
• Jarak titik jepit (roller settings)
• Besarnya regangan (level of draft)
• Distribusi regangan pada tiap daerah peregangan (drafting zones)
POLITEKNIK STTT BANDUNG
• Bergerak pasif
• Dilapisi oleh karet (rubber coats)
• Karakter penting rubber coats adalah kekerasannya
• Diameter rol atas: 25 sd 40 mm
• Untuk dapat menjepit serat top rollers ditekan ke bottom rollers
• Sistem penekan top rollers: pegas, pneumatic, hydraulic
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Pembentukan Sliver
• Pengendalian Produksi
• Pengendalian besarnya regangan (drafting levels)
• Pengendalian nomor sliver
• Pengendalian kecepatan produksi
• Pengendalian Mutu
• Pengendalian kerataan sliver
• Pengendalian jumlah nep
POLITEKNIK STTT BANDUNG
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Sumber: Rieter
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Sumber: Trützschler
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Organ Detektor
Roll Penarik
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Daerah
Peregangan
Rol Bawah
Aktif
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
λ=
RPM rol
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Pada suatu pemintalan benang kapas, terdapat dua kali proses drawing dengan
data sebagai berikut:
Drawing I Drawing II Pertanyaan:
• Sistem peregangan 3 diatas 3 Sistem peregangan 3 diatas 3 a) Buatlah rumus drafting tiap
Diameter rol 35 mm mesin Drawing diatas
• Diameter rol 40 mm b) Spektogram diukur dari
Total draft: 6,5 (VG2)
• Main draft: 5 (VI1) Break draft: 1,2 (VI2) sliver hasil mesin drawing
kedua, telusurilah
• Break draft: 1,2 (VII1)
penyebab terjadinya cacat
berdasarkan gambar
spktogram tersebut!
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Jawaban a)
Jawaban b)
Drawing 1 Drawing 2
POLITEKNIK STTT BANDUNG
Drawing 1 Drawing 2
➢ Rol ke 3 pada drawing 1:
λ = π x Ө3-1 x TD1 x TD2 = π x 0,04 m x 6 x 6,5 = 4,9009 m
Drawing 1 Drawing 2
➢ Rol ke 3 pada drawing 2:
λ = π x Ө3-2 x TD2 = π x 0,035 m x 6,5 = 0,715 m