Muhamad Fauzi Mutaqin (19410051), 2T3, Teknik Tekstil, Politeknik STT Tekstil Bandung
E-mail: muhamadf233@gmail.com
Phone: 089614743625
Abstrak
Dalam eksperimen ini akan dibahas mengenai PLC (Programmable Logic Control).
Programmable Logic Control (PLC) merupakan suatu rangkaian elektronik yang digunakan
untuk menyimpan intruksi-intruksi dalam bentuk ungsi logika, urutan, perwaktuan, dan fungsi
aritmatik yang bertujuan untuk mengontrol mesin agar sesuai dengan keinginan kita. Pada
praktikum kali ini praktikan diharapkan mampu mengetahui dan memahami prinsip kerja PLC
dan memahami cara membuat rangkaian sederhana menggunakan PLC dari mengubah
rangkaian instalasi listrik hingga menjadi ladder diagram.
I. PENDAHULUAN
Proses otomatisasi salah satunya dikendalikan oleh Programmable Logic Control (PLC).
PLC bekerja dengan cara menerima input melalui sensor-sensor yang sudah terhubung
kemudian sistem melakukan proses dan tindakan sesuai yang diinginkan, output yang
dihasilkan berupa menghidupkan atau juga mematikan suatu output yang sudah di konfigurasi
kan sebelumnya. 1 menunjukkan bahwa apa yang diinginkan berhasil dan 0 menunjukkan
bahwa apa yang diinginkan tidak berhasil atau tidak terpenuhi. Pada awalnya, PLC ini adalah
alat elektronik yang digunkan untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja
ON-OFF untuk pengendalian motor listrik, solenoid dan actuato.
II. TUJUAN
I. Mampu untuk mengetahui dan memahami PLC
II. Mampu untuk membaca dan memahami rangkaian
III. Mampu mengubah rangkaian instalasi listrik menjadi rangkaian control PLC berupa
diagram tangga atau ladder diagram.
Programmable Logic Controller (PLC) adalah salah satu computer elektronik yang
mudah untuk digunakan. Memiliki dungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan
yang berbeda-beda. Menurut Capeil (1982) PLC adalah sistem elektronik yang beroperasi
secara digital dan didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini
menggunakan memori yang dapat di program untuk penyimpanan internal intruksi-intruksi
yang meng implementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau melalui modul-modul I/O
digital maupun analog.
a. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan
untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan, disini PLC menjaga agar semua
step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
b. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperature, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (isalnya nilai sudah melebihi batas) atau
menampilkan pesan tersebut pada operator.
2. Fungsi Khusus
Fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized
Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan
pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang
lebih tinggi an lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing,
memmbentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.
Secara umum PLC terdiri dari Power Supply, CPU (processor dan memory), modul
input-output dan indikator status.
1. Power Supply
Power supply berfungsi untuk sebagai penyedia daya bagi PLC tersebut, bias berupa
tegangan AC (misal 120/240 V) atau tegangan DC (misal 23 V) . PLC uga mempunyai power
supply internal yang dapat digunakan untuk menyediakan daya bagi modul input output PLC.
5. Program Recorder/player
Berfungsi untuk menyimpan program dalam CPU. Jika suatu program hilang atau terjadi
kesalahan maka program yang telah direkam nanti akan direkam kembali ke dalam CPU
tersebut.
Setiap output card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh mikroprosesor sesuai
dengan alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC nya. Pada PLC ini juga
dipersiapkan internal input dan output untuk proses dalam PLC sesuai dengan kebutuhan
program. Di dalam internal input dan output ini hanya sebagai flag dalam proses. Juga
dipersiapkan timer yang dapat dibuat dalam konfigurasi on delay, off delay, on timer, off timer
dan lain-lain sesuai dengan programnya. Untuk memproses timer tersebut, PLC mencari
berdasarkan alamatnya. Program PLC terdiri dari 2 jenis yaitu ladder diagram dan intruksi
dasar diagram, setiap PLC mempunyai perbedaan dalam penulisan program.
Pada zaman seperti sekarang PLC dibagi menjadi beberapa tipe yang dibedakan
berdasarkan ukuran dan juga kemampuannya. PLC dibagi menjadi beberapa jenis seperti
berikut:
1. Tipe Compact
a. Seluruh komponen (power supply, CPU, Modul input-output, modul kounikasi) menjadi
satu.
b. Umumnya berukuran kecil (compact)
c. Mempunyai jumlah input/output relative sedikit dan tidak dapat diexpand.
d. Tidak dapat ditabah modul-modul khusus.
Tipe PLC berdasarkan cara operasinya dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu:
1. Sistem berbasis rak atau system berbasis alamat
PLC dengan susunan rak-rak disebut juga sistem berbasis alamat, karena modul-modul
input dan output (I/O) dalam rak merupakan jalan
lalu lintas sinyal input output melalsui alamat yang
sesuai dengam tempat dimana rak tersebut
terpasang.
Modul input output pada umumnya
berfungsi sebagai terminal antarmuka (interface)
dimana perangkat luar dapat dipasangkan, sebagai
rangkaian pengkondisi sinyal yang menjembatani
sinyal PLC dengan sinyal yang didapat dari perangkat luar.
Dalam industri seperti sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan karena untuk
menggantikan sistem wiring atau pengkabelan. Tentunya dalam menggunakan PLC
mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1. Fleksibel
Dalam era modern seperti sekarang, efisiensi waktu sangat dibutuhkan sekali apalagi di
dalam industri. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh user, tetapi sekarang bisa
dijalankan dengan satu PLC yang dijalankan dengan programnya masing masing.
2. Perubahan dan pengoreksian kesalahan sistem lebih mudah
Bisa mengkoreksi atau diubah, pengubahannya dilakukan pada program yang terdapat
dalam komputer, bisa memakan waktu yang singkat.
A. Rangkaian Pertama
+24V 1 3 5 6 7
PB4
PB1 K1 K3
PB2
K1 K3 T2
PB3 K1 T4
K3
T2 5 T4 5
K3
K1
0V
3 2 1 4 7 7
5 6
Pada rangkaian ini, membuat rangkaian yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada
software fluidsim menggunakan sumber +24V dan 0V.
Sumber yang digunakan pada rangkaian ini adalah +24V dan 0V, yang menghubungkan
antara 1 break switch (T2 dan T4) dengan indikator light ketika push button 3 di tekan.
Lalu pada arus listrik ke-2 terdapat push button 1 yang menghubungkan antara 1
dengan 3. Tetapi sebelum tersambung, ada relay switch off yang berfungsi
menyambungkan 1 dan 3 sebelum timer habis, lalu akan ada timer 5 detik yang masih
menyambung dengan 5. Dan jika timer tersebut mati atau habis, maka arus listrik akan
memutuskan arus dengan 5.
Lalu pada arus listrik ke-3 terdapat push button 2 yang menghubungkan antara 2 dan 4.
Tetapi sebelum tersambung, ada relay switch off yang berfungsi menyambungkan 2 dan 4,
lalu akan ada timer 5 detik yang masih menyambung dengan 5. Dan jika timer tersebut mati
atau habis, maka arus listrik akan memutuskan arus 5 dan menyambungkan antara arus 2
dan 4.
B. Rangkaian Kedua
+24V 3 4 5 6 7
PB3
13
1 21 3 31 5
PB1 K1
K1 K1 K1 K1 K1
14
2 22 4 32 6
A1 L1 L2 L3 L4 L5
K1
A2
0V
4 2
6 3
5
7
Pada rangkaian ini, membuat rangkaian yang sudah ditentukan sebelumnya. Di software
fluidsim menggunakan sumber tegangan + dan - .
Pada saat pertama dijalankan, sumber tegangan volt akan langsung terhubung atau
mengalir antara 3 dan 5 dan langsung terhubung ke lampu indikator 2 dan 4.
Ketika push button 1 di tekan, akan terjadi perubahan aliran yang sebelumnya mengaliri
antara 3 dan 5 menjadi berubah mengaliri antara 1,2 ,3,5 dikarenakan ketika push button
ditekan maka yang terjadi make switch (K1) yang tadinya tidak tersambung menjadi
tersambung.
Pada ladder diagram kita harus mengamati wiring diagram nya terlebih dahulu kemudian
dilanjut dengan menyusun ladder diagram sesuai dengan fungsi dan simbol pada wiring
diagram. Yang menghubungkan antar network dengan
+24V 1 3 5 6 7 yang lainnya
PB4 dikarenakan satu
PB1 K1
PB2
K3
K1 K3 T2 sama lain
PB3 K1 T4
terhubung.
K3
T2 5 T4 5
K3
K1
0V
3 2 1 4 7 7
5 6
+24V 3 4 5 6 7
PB3
13
1 21 3 31 5
PB1 K1
K1 K1 K1 K1 K1
14
2 22 4 32 6
A1 L1 L2 L3 L4 L5
K1
A2
0V
4 2
6 3
5
7
Ladder diagram:
Load
Load Not
And
Berfungsi untuk Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally open secara
seri
And Not
OR
Berfungsi untuk Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally open secara
parallel.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa keadaan normally open pada
saat PLC tidak berjalan maka yang akan terjadi arus listrik tidak akan tersambung,
sedangkan keadaan sedang normally close pada saat PLC tidak berjalan maka yang akan
Ketika kita membuat sebuah perintah yang sudah di susun menjadi rangkaian, maka
akan yang terjadi pada ladder diagram akan secara otomatis menjadi konstruksi atau
b.alldino.as. PLC.
https://plc.mipa.ugm.ac.id/komponen-dan-prinsip-kerja-plc/
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020)
Saito, Yoshitane, Akihiro Yamada, and Satoshi Yano. "Programmable logic controller." U.S.
Patent No. 4,404,625. 13 Sep. 1983.
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020)