Anda di halaman 1dari 17

Programmable Logic Control (PLC)

Muhamad Fauzi Mutaqin (19410051), 2T3, Teknik Tekstil, Politeknik STT Tekstil Bandung

E-mail: muhamadf233@gmail.com

Phone: 089614743625

Abstrak

Dalam eksperimen ini akan dibahas mengenai PLC (Programmable Logic Control).
Programmable Logic Control (PLC) merupakan suatu rangkaian elektronik yang digunakan
untuk menyimpan intruksi-intruksi dalam bentuk ungsi logika, urutan, perwaktuan, dan fungsi
aritmatik yang bertujuan untuk mengontrol mesin agar sesuai dengan keinginan kita. Pada
praktikum kali ini praktikan diharapkan mampu mengetahui dan memahami prinsip kerja PLC
dan memahami cara membuat rangkaian sederhana menggunakan PLC dari mengubah
rangkaian instalasi listrik hingga menjadi ladder diagram.

I. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia semakin meningkat dalam


berbagai aspek termasuk dalam bidang tekstil. Semakin bertambahnya permintaan akan
produksi dan lain hal menyebabkan manusia harus terus berproses menciptakan inovasi-
inovasi agar semua kebutuhan terpenuhi di era sekarang. Salah satu inovasi yang penting
adalah di bidang teknologi. Bidang teknologi di era seperti ini sangat berpengaruh dalam
bidang tekstil seperti pemintalan, pertenunan dan perautan. Di zaman 4.0 seperti ini industri
tekstil telah menggunakan teknologi canggih dalam setiap proses produksi nya seperti
menggunakan sistem otomatisasi. Sistem otomatisasi seperti ini erat kaitannya dengan hasil
produk yang akan dihasilkan dan juga mutu produksi maupun kecepatan saat produksi.

Proses otomatisasi salah satunya dikendalikan oleh Programmable Logic Control (PLC).
PLC bekerja dengan cara menerima input melalui sensor-sensor yang sudah terhubung
kemudian sistem melakukan proses dan tindakan sesuai yang diinginkan, output yang
dihasilkan berupa menghidupkan atau juga mematikan suatu output yang sudah di konfigurasi
kan sebelumnya. 1 menunjukkan bahwa apa yang diinginkan berhasil dan 0 menunjukkan
bahwa apa yang diinginkan tidak berhasil atau tidak terpenuhi. Pada awalnya, PLC ini adalah
alat elektronik yang digunkan untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja
ON-OFF untuk pengendalian motor listrik, solenoid dan actuato.
II. TUJUAN
I. Mampu untuk mengetahui dan memahami PLC
II. Mampu untuk membaca dan memahami rangkaian
III. Mampu mengubah rangkaian instalasi listrik menjadi rangkaian control PLC berupa
diagram tangga atau ladder diagram.

III. DASAR TEORI


III.1 Instalasi Listrik
Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah bangunan
gedung , yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya. Pada dasarnya
sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri elektron bebas secara
terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga
disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa. Tenaga (the
force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan
tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik.
Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat
pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan
hambatan. Besarnya arus di dalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk
mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk
menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative
antara dua titik. Sehingga bisa disimpulkan bahwa di dalam listrik dikenal adanya arus listrik
yaitu banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir
melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir
dari saluran positif ke saluran negatif.
Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menimbulkan arus listrik. Sumber energi
listrik ada yang kecil dan ada yang besar. Beberapa contoh sumber energi listrik adalah:
1. Baterai
2. Aki (akumulator)
3. Generator
4. Elemen Volta
5. Motor listrik
6. Dinamo sepeda
III.2 Sejarah Listrik
Sejarah penemuan listrik mula-mula dicari oleh orang yunani kuno, kurang lebih 6000
tahun SM. Mereka awalnya mengamati batu ambar yang mampu menarik benda-benda ringan
setelah batu tersebut digosokkan pada selembar kain wol.

 Percobaan Elektromagnet Hans Christian Oersted


Pada tahun 1819 seorang ahli sains asal Denmark bernama Hans Oersted menemukan
bahwa kemagnetan dapat dipengaruhi oleh arus listrik. Percobaan yang dilakukan adalah
dengan melilitkan sebuah paku besi dengan kawat tembaga. Setelah itu, dialirkan arus
listrik pada kawat tersebut, ternyata paku tersebut menjadi bersifat magnet.
 Percobaan Kumparan Listrik Michael Faraday
Michael Faraday mengadakan penelitian dan menemukan bahwa maget yang
digerakkan dapat menimbulkan arus listrik. Faraday melakukan percobaan dengan
menggunakan lilitan kawat yang disebut kuparan. Dengan kumparan dan magnet kita
dapat membuat arus listrik.

3.3 Pengertian PLC

Programmable Logic Controller (PLC) adalah salah satu computer elektronik yang
mudah untuk digunakan. Memiliki dungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan
yang berbeda-beda. Menurut Capeil (1982) PLC adalah sistem elektronik yang beroperasi
secara digital dan didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini
menggunakan memori yang dapat di program untuk penyimpanan internal intruksi-intruksi
yang meng implementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau melalui modul-modul I/O
digital maupun analog.

Berdasarkan nama nya, konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program


yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi dan juga kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik logical unit
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalihkan, membagi,
mengurangi, negasi, AND, OR, XOR dan lan sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu
sistem control, selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh
orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus.
PLC ini memiliki bahasa pemograman yang mudah diahami dan dapat dioperasikan jika
program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC
yang digunakan sudah dimasukkan.

III.4 Fungsi PLC


1. Fungsi Umum

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

a. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan
untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan, disini PLC menjaga agar semua
step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
b. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperature, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (isalnya nilai sudah melebihi batas) atau
menampilkan pesan tersebut pada operator.
2. Fungsi Khusus

Fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized
Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan
pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang
lebih tinggi an lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing,
memmbentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.

III.5 Komponen PLC

Secara umum PLC terdiri dari Power Supply, CPU (processor dan memory), modul
input-output dan indikator status.

1. Power Supply

Power supply berfungsi untuk sebagai penyedia daya bagi PLC tersebut, bias berupa
tegangan AC (misal 120/240 V) atau tegangan DC (misal 23 V) . PLC uga mempunyai power
supply internal yang dapat digunakan untuk menyediakan daya bagi modul input output PLC.

2. Central Processing Unit


CPU merupakan otak dari sebuah PLC, CPU berfungsi untuk melakukan komunikasi
dengan console atau computer, interkoneksi degan omponen-komponen PLC yang lain,
menscan program dan juga mengatur input output dari system yang sudah dibuat. Dan juga
berfungsi untuk menjalankan operasi/pemrosesan program yang sudah tersimpan, mengawasi
semua operasional kerja PLC, serta untuk mentransfer informasi melalui internal bus antar
PLC, memory, maupun unit I/O
3. Printer
Sesuai dengan fungsi pronter pada umumnya, printer pada PLC ini juga berfungsi untuk
menetak informasi yang sudah diolah berupa diagram ladder, status register, timing diagram
dari register, dan informasi-informasi lainnya.

4. Programmer Monitor (PM)


Berfungsi untuk menamplkan hasil ketikan maupun proses yang dapat dijalankan PLC.
PM ini hanya digunakan satu buah untuk beberapa CPU karena setelah CPU selesai
deprogram, maka PM ini tidak akan digunakan kembali.

5. Program Recorder/player

Berfungsi untuk menyimpan program dalam CPU. Jika suatu program hilang atau terjadi
kesalahan maka program yang telah direkam nanti akan direkam kembali ke dalam CPU
tersebut.

III.6 Prinsip PLC

PLC merupakan peralatan elektronik yang dibangun mikroprosesor untuk memonitor


keadaan dari peralatan input kemudian dianalisa sesuai dengan kebutuhan rogram untuk
mengontrol keadaan output. Sinyal input dimasukkan kedalam input card. Ada dua jenis input
yaitu analog input card, dan digital input card

Setiap input mempunyai alamat tersendiri sehingga medeteksinya mikroprosesor


mencari berdasarkan alamat tersebut. Banyaknya nput yang dapat di proses tergantung jenis
PLC nya. Sinyal dikeluarkan PlC sesuai dengan program yang telah dibuat sebelunya
berdasarkan analisa keadaan input. Jenis output card yaitu analog output card dan digital
output card.

Setiap output card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh mikroprosesor sesuai
dengan alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC nya. Pada PLC ini juga
dipersiapkan internal input dan output untuk proses dalam PLC sesuai dengan kebutuhan
program. Di dalam internal input dan output ini hanya sebagai flag dalam proses. Juga
dipersiapkan timer yang dapat dibuat dalam konfigurasi on delay, off delay, on timer, off timer
dan lain-lain sesuai dengan programnya. Untuk memproses timer tersebut, PLC mencari
berdasarkan alamatnya. Program PLC terdiri dari 2 jenis yaitu ladder diagram dan intruksi
dasar diagram, setiap PLC mempunyai perbedaan dalam penulisan program.

III.7 Tipe-Tipe PLC

Pada zaman seperti sekarang PLC dibagi menjadi beberapa tipe yang dibedakan
berdasarkan ukuran dan juga kemampuannya. PLC dibagi menjadi beberapa jenis seperti
berikut:

1. Tipe Compact

Ciri-ciri PLC jenis ini adalah:

a. Seluruh komponen (power supply, CPU, Modul input-output, modul kounikasi) menjadi
satu.
b. Umumnya berukuran kecil (compact)
c. Mempunyai jumlah input/output relative sedikit dan tidak dapat diexpand.
d. Tidak dapat ditabah modul-modul khusus.

Berikut ini contoh PLC Omron

Sumber : OMRON, Programmable Controller, (OMRON : 2004)

Tipe-tipe PLC berdasarkan cara operasinya

Tipe PLC berdasarkan cara operasinya dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu:
1. Sistem berbasis rak atau system berbasis alamat
PLC dengan susunan rak-rak disebut juga sistem berbasis alamat, karena modul-modul
input dan output (I/O) dalam rak merupakan jalan
lalu lintas sinyal input output melalsui alamat yang
sesuai dengam tempat dimana rak tersebut
terpasang.
Modul input output pada umumnya
berfungsi sebagai terminal antarmuka (interface)
dimana perangkat luar dapat dipasangkan, sebagai
rangkaian pengkondisi sinyal yang menjembatani
sinyal PLC dengan sinyal yang didapat dari perangkat luar.

2. Sistem berbasis tag

Beberapa vendor menggunakan tipe ini karena


dapat digunakan untuk perangkat lunak berbahasa
tingkat tinggi (bukan bahasa mesin), seperti BASIC dan
C. Pada PLC tipe ini, sistem pengalamatan, pemberian
nama variable perangkat input dan output dapat
dibuat/dirancang pada sistem. Sistem variable adalah
sebuah tag dan masing-masing dan diberi nama. Jika sebuah tag atau variable tersebut
akan dideklarasikan.

3. Soft PLC atau Kontrol berbasis persolan computer (PC)

Personal computer (PC) dapat digunakan untuk mengeksekusi


intruksi program sekaligus menjalankan yang dikontrol PLC. Di
era industry 4.0 seperti ini, kartu I/O sebuah PC dapat
digunakan antarmuka (interface) bagi perangkat-perangkat luar
diluar PLC dan PC juga dapat difungsikan sebagai PLC. Soft
PLC sangat efektif digunakan untuk control on/off atau sebuah proses control lain yang hanya
sedikit memerlukan perhitungan numerik.
3.8 Keuntungan PLC

Dalam industri seperti sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan karena untuk
menggantikan sistem wiring atau pengkabelan. Tentunya dalam menggunakan PLC
mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Fleksibel
Dalam era modern seperti sekarang, efisiensi waktu sangat dibutuhkan sekali apalagi di
dalam industri. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh user, tetapi sekarang bisa
dijalankan dengan satu PLC yang dijalankan dengan programnya masing masing.
2. Perubahan dan pengoreksian kesalahan sistem lebih mudah
Bisa mengkoreksi atau diubah, pengubahannya dilakukan pada program yang terdapat
dalam komputer, bisa memakan waktu yang singkat.

3. Jumlah kontak yang banyak


Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil lebih banyak daripada
kontak yang diiliki oleh sebuah relay.
4. Harga lebih murah
Harga sebuah PLC lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa buah relay yang
mampu melakukan pengkabelan dengan julah yang sama dengan sebuah PLC.
5. Pilot running
PLC yang terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu di kantor atau
laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji, diobserbvasi dan dimodifikasi bila memang
dibutuhkan dan hal ini menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem relay
konvensional yang diuji dengan hasil terbaik di pabrik.
6. Observasi visual
Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada layar CRT.
7. Kecepatan operasi
Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relay. Kecepatan PLC
ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.
8. Metode pemograman ladder atau Boolean
Pemograman PLC dapat dinyatakan dengan pemograman ladder bagi teknisi atau
aljabar. Boolean bagi programmes yang bekerja di sistem control digital atau Boolean.
9. Sifatnya tahan uji
PLC merupakan solid state device sehingga bersifat lebih tahan uji.
10. Menyerdehanakan komponen-komponen siste control
PLC tidak membutuhkan komponen-komponen tambahan. Penggunaan relay
membutuhkan counter, timer ataupun komponen-komponen lainnya sebagai peralatan
tambahan.
11. Dokumentasi
Printout dari PLC dapat langsung diperoleh dan tidak perlu melihat blueprint circuit-nya.
12. Keamanan
Tidak ada orang yang tidak berkepentingan bisa mengubah program PLC selama
program tersebut dikunci.
13. Dapat melakukan pengubahan dengan pemograman ulang
PLC dapat deprogram ulang secara cepat. Dalam satuan detik
14. Penambahan rangkaian lebih cepat
Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu dengan cepat, tanpa
memerlukan tenaga dan biaya yang besar seperti pada pengendali konvensional.

3.9 Kekurangan PLC


1. Teknologi yang masih baru
Pengubahan sistem control lama yang menggunakan ladder diagram atau relay ke
konsep komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang.
2. Buruk untuk aplikasi program default
Beberapa aplikasi menggunakan satu fungsi, sedangkan PLC dapat mencakup beberapa
fungsi sekaligus. Penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi akan boros (biaya).
3. Pertimbangan lingkungan
Di dalam PLC banyak komponen yang tidak boleh langsung kontak dengan pemanasan
yang tinggi karena akan menyebabkan terganggunya kinerja yang tidak optimal dari PLC
tersebut.
4. Operasi dengan rangkaian yang tetap
Di dalam rangkaian sebuah operasi jika tidak ada yang diubah, maka penggunaan PLC
akan lebih mahal dibanding dengan peralatan lainnya. PLC akan menjadi efektif jika
program proses tersebut di upgrade secara periodik.

IV. Metodologi Eksperimen


4.1 Alat
1. Software Festo Fluidsim.
2. Laptop
4.2 Cara Kerja
1. Siapkan software festo fluidsim.
2. Buka laptop yang sudah berisi Software tersebut.
3. Masuk kedalam software fluidsim.
4. Buatlah rangkaian yang sudah ditentukan sebelumnya.
5. Masukkan komponen input yang sudah ditentukan.
6. Sambungkan kabel penghubung dari input ke setiap titik komponen.
7. Ubah warna lampu indikator agar tidak tertukar dengan yang lainnya.
8. Jalankan rangkaian yang sudah disusun dan dirangkai pada software PLC.
9. Amati perubahan yang terjadi.

V. Hasil dan Pembahasan

A. Rangkaian Pertama

+24V 1 3 5 6 7

PB4

PB1 K1 K3
PB2
K1 K3 T2

PB3 K1 T4

K3

T2 5 T4 5
K3
K1

0V

3 2 1 4 7 7
5 6

Pada rangkaian ini, membuat rangkaian yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada
software fluidsim menggunakan sumber +24V dan 0V.
Sumber yang digunakan pada rangkaian ini adalah +24V dan 0V, yang menghubungkan
antara 1 break switch (T2 dan T4) dengan indikator light ketika push button 3 di tekan.

Lalu pada arus listrik ke-2 terdapat push button 1 yang menghubungkan antara 1
dengan 3. Tetapi sebelum tersambung, ada relay switch off yang berfungsi
menyambungkan 1 dan 3 sebelum timer habis, lalu akan ada timer 5 detik yang masih
menyambung dengan 5. Dan jika timer tersebut mati atau habis, maka arus listrik akan
memutuskan arus dengan 5.
Lalu pada arus listrik ke-3 terdapat push button 2 yang menghubungkan antara 2 dan 4.
Tetapi sebelum tersambung, ada relay switch off yang berfungsi menyambungkan 2 dan 4,
lalu akan ada timer 5 detik yang masih menyambung dengan 5. Dan jika timer tersebut mati
atau habis, maka arus listrik akan memutuskan arus 5 dan menyambungkan antara arus 2
dan 4.

B. Rangkaian Kedua
+24V 3 4 5 6 7

PB3

13
1 21 3 31 5
PB1 K1
K1 K1 K1 K1 K1
14
2 22 4 32 6

A1 L1 L2 L3 L4 L5

K1

A2

0V

4 2
6 3
5
7

Pada rangkaian ini, membuat rangkaian yang sudah ditentukan sebelumnya. Di software
fluidsim menggunakan sumber tegangan + dan - .

Pada saat pertama dijalankan, sumber tegangan volt akan langsung terhubung atau
mengalir antara 3 dan 5 dan langsung terhubung ke lampu indikator 2 dan 4.
Ketika push button 1 di tekan, akan terjadi perubahan aliran yang sebelumnya mengaliri
antara 3 dan 5 menjadi berubah mengaliri antara 1,2 ,3,5 dikarenakan ketika push button
ditekan maka yang terjadi make switch (K1) yang tadinya tidak tersambung menjadi
tersambung.

Pada ladder diagram kita harus mengamati wiring diagram nya terlebih dahulu kemudian
dilanjut dengan menyusun ladder diagram sesuai dengan fungsi dan simbol pada wiring
diagram. Yang menghubungkan antar network dengan
+24V 1 3 5 6 7 yang lainnya
PB4 dikarenakan satu
PB1 K1
PB2
K3
K1 K3 T2 sama lain

PB3 K1 T4
terhubung.
K3

T2 5 T4 5
K3
K1

0V

3 2 1 4 7 7
5 6

+24V 3 4 5 6 7

PB3

13
1 21 3 31 5
PB1 K1
K1 K1 K1 K1 K1
14
2 22 4 32 6

A1 L1 L2 L3 L4 L5

K1

A2

0V

4 2
6 3
5
7
Ladder diagram:

 Load

Input normally open merupakan input dengan kondisi awal dalam


keadaan terbuka. Yang menyambungkan
network.

 Load Not

Input normally close merupakan input dengan


kondisi awal dalam keadaan tertutup/close, yang
juga berfungsi sebagai penutup aliran arus listrik
pada netwok.

 And

Berfungsi untuk Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally open secara
seri

 And Not

Berfungsi untuk menghubungkan dua atau lebih input dalam


keadaan normally close.

 OR
Berfungsi untuk Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally open secara
parallel.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa keadaan normally open pada

saat PLC tidak berjalan maka yang akan terjadi arus listrik tidak akan tersambung,

sedangkan keadaan sedang normally close pada saat PLC tidak berjalan maka yang akan

terjadi arus listrik akan tersambung.

Ketika kita membuat sebuah perintah yang sudah di susun menjadi rangkaian, maka

akan yang terjadi pada ladder diagram akan secara otomatis menjadi konstruksi atau

susunan yang diinginkan.

VII. Daftar Pustaka

Bolton, Wiliam. PLC.


http://telkomit.blogspot.com/2010/05/pengertian-plc.html
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020)

Danier, Moh. Aplikasi PLC.


http://belajarelektronika.net/pengertian-fungsi-dan-aplikasi-plc/
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020)

b.alldino.as. PLC.
https://plc.mipa.ugm.ac.id/komponen-dan-prinsip-kerja-plc/
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020)

abdul. Jenis PLC.


https://abdulelektro.blogspot.com/2019/10/apa-itu-sistem-plc-berbagai-jenis-plc.html
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020)

adangsetiawan1996. Instalasi Listrik


http://adangsetiawan1996.blogspot.com/2014/03/adang-setiawan.html
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020)

Saito, Yoshitane, Akihiro Yamada, and Satoshi Yano. "Programmable logic controller." U.S.
Patent No. 4,404,625. 13 Sep. 1983.
(Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai