Disusun Oleh:
Aprilia Nanda Pratiwi H1E016016
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan fungsi PLC
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja PLC
3. Mengetahui dan memahami struktur dasar PLC
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan PLC serta implementasi dari PLC dalam
system kendali
5. Mengetahui dan memahami system pemograman PLC
PEMBAHASAN
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,
membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam
suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan
dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian
komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami
dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software
yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja
berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu
yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan
bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan
tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara
umum dan secara khusus . Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini
PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung
dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah
melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC
(Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC
untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC
mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai
untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal
keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
Sinyal output dikeluarkan PLC sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh
pengguna. Sama seperti Input, Jenis Output pun memiliki 2 jenis, yaitu:
Setiap output memiliki alamat tertentu dan mikroprosesor akan membaca keadaan
output sesuai dengan nama alamat outputnya. Pada PLC juga disediakan Internal input
dan Internal output yang dapat digunakan pengguna. Input Output yang disediakan
didalam PLC sangat beragam, mulai dari timer, delay off, delay on, counter, off timer, on
timer dan konfigurasi lainnya. Untuk memproses konfigurasi tersebut, PLC
mendeteksinya melalui nama alamatnya.
Untuk melaksanakan kontrol sistem, PLC menggunakan perangkat lunak yang
dapat diprogram. Biasanya program yang dipakai PLC adalah Ladder Diagram dan
intruksi dasar diagram, akan tetapi setiap jenis PLC memiliki perbedaan cara dalam
penulisan program.
Struktur penyusun plc yang paling sederhana atau dasar adalah sebagai berikut;
1. Central Processing Unit (CPU)
2. Input/Output (I/O)
Sebagaimana fungsi PLC adalah untuk mengontrol proses, input dan output
adalah bagian penting PLC. Perangkat yang dihubungkan dan mengirim data ke PLC
dinamakan perangkat input. Sinyal masuk melalui terminal atau kaki-kaki
penghubung, terminal ini dinamai Input Poin. Input akan mengirim informasi
keadaannya ke dalam memori dan disimpan dilokasi memori yang biasa disebut Input
Bit. PLC juga mempunyai terminal yang dapat mengeluarkan suatu sinyal yang juga
disebut output. Terminal yang mengeluarkan sinyal dapat disebut Output Poin. Output
Poin pun akan mengirim data ke memori dan disimpan pada bagian Output Bit pada
memori.
3. Memory
4. Power Supply
PLC tidak akan beroperasi jika tidak ada supply listrik. Beberapa input PLC
adalah menggunakan listrik DC dan listrik AC. Listrik AC digunakan sebagai sumber
yang dapat digunakan untuk menyuplai beban yang besar. Sedangkan listrik DC
digunakan sebagai suplai sistem operasi. Perlu diingat, bagian dalam PLC sangat sensitif,
sehingga tidak boleh tertukar mana bagian yang memakai suplai AC dan suplai DC.
Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan
terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang sebelumnya masih
digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Dengan menggunakan PLC akan
diperoleh banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Fleksibel
Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya
hanya dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang
relatif singkat, setelah itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan
PLC, misalnya relay maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah
pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama.
Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil lebih
banyak daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.
e) Pilot running
f) Observasi visual
Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada layar
CRT. Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila terjadi.
g) Kecepatan operasi
Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relay dan timers
mekanik atau elektrik. PLC merupakan solid state device sehingga bersifat lebih
tahan uji.
k) Dokumentasi
l) Keamanan
Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak dikunci
dan diprogram. Jadi tidak ada orang yang tidak berkepentingan dapat mengubah
program PLC selama PLC tersebut dikunci.
Karena PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang
bercampur dapat diselesaikan. Misal bagian B akan dijalankan tetapi bagian A
masih dalam proses, maka proses pada bagian B dapat diprogram ulang dalam
satuan detik.
Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki oleh
PLC, yaitu:
c. Pertimbangan lingkungan
Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan
yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam
PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga
tidak berfungsi optimal.
Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC
lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. PLC akan menjadi lebih
efektif bila program pada proses tersebut di-upgrade secara periodik.
Untuk pemrograman SFC harus menggunakan alat bantu dengan nama Touch
Pendant/Konsole (Tidak menggunakan komputer seperti pada pemrograman Ladder).
Pemrograman dengan Touch Pendant ini sangat cocok untuk editing Program PLC di
lapangan.
Dalam tahapan ini si perancang harus menentukan terlebih dahulu sistem apa
yang akan dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang
dikendalikan dapat berupa peralatan mesin ataupun proses yang terintegrasi yang
sering secara umum disebut dengan controlled system.
2. Penentuan I/O
Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akan dihubungkan
PLC harus ditentukan. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor, valve dan lain-
lain sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoid katup elektromagnetik dan lain-
lain.
Setelah ditentukan input dan output maka dilanjutkan dengan proses merancang
program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan operasi
sistem kendali.
4. Pemrograman (Programming)
Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan-kesalahan satu persatu (debug),
dan menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa sistem aman untuk
dijalankan.
PLC banyak digunakan dalam proses kerja yang memerlukan sistem kendali
otomasi,misalnya dalam dunia industri ,pada mesin mesin industri dibutuhkan peragkat
kendali yang sederhana namun dapat mengerjakan semua perintah perintah yang
digunakan untuk melakukan proses produksi .yang pastinya lebih ringkas dibanding
menggunakan relay atau switch dalam jumlah yang banyak dan memerlukan ruang yang
lebih.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PLC banyak digunakan dalam proses kerja yang memerlukan sistem kendali
otomasi,misalnya dalam dunia industri ,pada mesin mesin industri dibutuhkan peragkat
kendali yang sederhana namun dapat mengerjakan semua perintah perintah yang
digunakan untuk melakukan proses produksi .yang pastinya lebih ringkas dibanding
menggunakan relay atau switch dalam jumlah yang banyak dan memerlukan ruang yang
lebih.
Daftar Pustaka
Setiawan, Iwan. 2006. Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan
Sistem Kontrol. Yogyakarta:ANDI.