BERBASIS MIKROKONTROLER
(BAGIAN I)
TUGAS AKHIR
Oleh:
SATRIA RIZKYAWAN
NIM. 151511613028
DEPARTEMEN TEKNIK
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Oleh :
Satria Rizkyawan
NIM. 151511613028
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat dan
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penyusun tidak lepas dari bantuan
2. Orang tua serta keluarga besar yang selalu memberikan segenap doa dan
Tugas Akhir.
v
7. Mbak Tya selaku Administrasi Prodi D3 Otomasi Sistem Instrumentasi yang
10. N.a Dwi Linggasari yang telah memberikan semangat dalam mengerjakan
Akhir kata dengan segala keterbatasan, penulis berharap Tugas Akhir ini dapat
vi
Satria Rizkyawan, 2018, Rancang Bangun Alat Penyortir Baut Berbasis
Mikrokontroler (Bagian I). Tugas Akhir ini di bawah bimbingan Riky Tri Yunardi,
S.T.,MT dan Deny Arifianto, S.Si.,MT Prodi D3 Otomasi Sistem Instrumentasi
Departemen Teknik Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
ABSTRAK
Alat penyortir adalah salah satu pengaplikasian dari dunia industri. Alat tersebut
berfungsi untuk membawa, menggiring atau memilah suatu barang. Dari alat tersebut
untuk menyortir barang/produk dapat menggunakan conveyor ataupun dengan
getaran (vibrator). Pada tugas akhir ini membuat rancangan alat penyortir baut
berbasis mikrokontroler. Tujuan dari perancangan ini untuk mempermudah memilah
baut yang tercampur dengan baut lain yang memiliki ukuran berbeda dengan jumlah
banyak. Pada alat terdapat motor DC yang berfungsi untuk menggetarkan jalur
sehingga membuat baut dapat bergerak melewati jalur. Baut yang melewati jalur
diukur dengan menggunakan acrylic yang dilubangi sesuai dengan ukuran yang
ditentukan. Baut yang melewati lubang acrylic dihitung menggunakan sensor
fotodioda. Kecepatan motor DC diatur dengan menggunakan PWM, terdapat nilai
yang berbeda yakni 100, 70, dan 50 dengan nilai duty cycle 39%, 27%, dan 20%.
Berdasarkan pengujian diperoleh hasil yang optimal dengan menggunakan kecepatan
sedang, persentase keberhasilan pada tiap sensor yaitu 71% dengan ukuran baut
20mm, 92% dengan ukuran baut 30mm, 84% dengan ukuran baut 40mm dan 93%
dengan ukuran baut 50mm dengan rata - rata waktu yang dibutuhkan selama 2.41
menit.
vii
DAFTAR ISI
viii
3.3.1Tahap persiapan...................................................................................................... 14
3.3.2Tahap Perancangan................................................................................................. 14
3.3.3 Tahap Pembuatan alat ........................................................................................... 15
3.3.4 Tahap Pengujian Sistem ......................................................................................... 19
3.3.5 Analisis Data ........................................................................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................21
4.1 Hasil Rancang Bagun Alat .............................................................................................. 21
4.1.1 Pembuatan Mekanik .............................................................................................. 22
4.1.2 Pembuatan Hardware ............................................................................................ 22
4.2 Hasil Pengujian ............................................................................................................. 24
4.2.1 Pengujian Driver Motor .......................................................................................... 24
4.2.2 Pengujian Nilai RPM Motor.................................................................................... 25
4.3 Pengujian Daya.............................................................................................................. 26
4.3.1 Pengujian Pada Tegangan Sensor .......................................................................... 29
4.4 Pengujian Akurasi Keberhasilan Alat ............................................................................ 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................36
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 36
5.2 Saran ............................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................38
LAMPIRAN............................................................................................................................39
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Otomasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam dunia industri yang
elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer, PLC atau mikro).
Proses produksi di dunia industri sangat penting. Pada umumnya produk yang
diolah terdiri dari berbagai jenis sehingga untuk menggelompokkan produk yang
berasal dari kata sortir yang artinya memilih, memisah, atau mengelompokkan. Alat
penyortir adalah salah satu pengaplikasian dari dunia industri. Alat tersebut berfungsi
untuk membawa atau menggiring suatu material. Dari alat tersebut untuk menyortir
Pada penelitian sebelumnya yaitu tentang Vibratory Bowl Feeder (VBF). VBF
adalah alat penyortir baut dengan prinsip kerja dari elektromagnetik yang
menghasilkan getaran. Getaran ini digunakan untuk menggerakan bagian dari jalur
1
2
VBF sehingga baut akan berjalan melewati jalur. Alat ini hanya menyortir baut
Pada tugas akhir kali ini diusulkan rancang bangun alat penyortir baut berbasis
mikrokontroler. Alat ini berfungsi untuk menyortir dan menghitung jumlah baut
jalur pengukur dan terdapat 4 lubang dengan ukuran yang berbeda. Alat sortir ini
bekerja dengan menggunakan getaran yang dihasilkan oleh motor DC. Pada
kecepatan motor DC diatur dengan duty cycle. Kecepatan motor pada alat ini dibagi
menjadi 3 yaitu kecepatan tinggi, sedang, dan rendah yang berdasarkan duty cycle
39% bernilai 100, 27% bernilai 70, dan 20% bernilai 50 dengan periode sebesar
20ms.
Berdasarkan latar belakang, maka kami dapat menyusun rumusan masalah tugas
Pada tugas akhir ini, terdapat study masalah agar permasalahan tidak meluas maka
2. Baut yang di sortir memiliki diameter 5mm dengan 4 variasi panjang yang
1.4 Tujuan
mikrokontroler ?
1.5 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baut
Baut adalah alat sambugan dengan batang bulat dan berulir, salah satu
berbentuk kepala baut dan ujung lainya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian
Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga(ulir
tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi
empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga
misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan lain. Disini baut yang diguakan adalah
baut countersunk yang memiliki bentuk kepala datar dengan ukuran panjang baut
http://www.globalsources.com/gsol/I/Screw/p/sm/1155044819.htm
4
5
2.2 Motor DC
baut dapat bergerak melewati jalur. Motor DC adalah salah satu perangkat
elektronika yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik (gerak)
berupa putaran. Pada motor DC menggunakan energi listrik dengan arus searah. Oleh
karena itu motor DC biasa dikenal dengan nama motor arus searah.
dua terminalnya. Motor DC bekerja dengan menghasilkan putaran per menit atau
biasa disebut dengan istilah RPM. Motor DC dapat berputar searah jarum jam atau
berlawanan arah jarum jam. Untuk membalikan arah putaran, cukup dengan
antara 1,5 volt sampai 24 volt sdangkan polaritasnya dari 3000RPM sampai 8000
Pada sebuah motor DC terdapat dua bagian untana yaitu rotor dan stator.
Rotor adalah bagian motor DC yang bergerak. Bagian ini terdiri dari kumparan
jangkar. Sedangkan stator adlah bagian motor yang diam atau tidak bergerak. Bagian
listrik maka permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak ke selatan dan
sebaliknya sehingga dapat menghasilkan sebuah putaran. Pada saat arus berhenti
6
mengalir kutub utara kumparan akan bertemu dengan kutub selatan magnet sehingga
motor DC. Driver motor merupakan bagian yang berfungsi untuk menggerakkan
motor DC dimana perubahan arah motor DC tersebut bergantung dari nilai tegangan
yang di inputkan pada input dari driver itu sendiri. Atau bisa didefinisikan sebagai
piranti yang bertugas untuk menjalankan motor baik mengatur arah putaran motor
maupun kecepatan putar motor. Driver motor berfungsi sebagai piranti yang bertugas
untuk menjalankan motor baik mengatur arah putaran motor maupun kecepatan putar
motor.
menampilkan suatu data baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal
Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi
CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan
cahaya yang ada disekelilingnya front-lit atau mentrasmisikan cahaya dari back –lit.
LCD terdiri dari lapisan campuran organik antara lapisan kaca bening dengan
elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan
elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik
7
(tegangan) molekul organic yang panjang dan silindris meneyesuaikan diri dengan
elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertical depan
dan polarizer cahaya horizontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflector.
menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan telah menjadi gelap dan membentuk
2.3 Mikrokontroler
digital (6 output untuk PWM), 6 analog input, resonator Kristal keramik 16 MHz,
koneksi USB, Soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol reset. Hal ini yang
power USB atau kabel power supply adaptor AC ke DC atau juga baterai. Arduino
Uno berbeda dengan dengan board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak
to-Serial adalah fitur – fitur dari ATmega16U2 (ATmega8U2 sampai ke versi R2).
8
sumber: http://majsterkowo.pl/przenoszenie-prototypu-na-atmege/
berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut fungsi dari
1. VCC
2. GND
3. Port B(PB7..PB0)
pada pengaturan fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock.
memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator
internal, PB7 dan PB^ dapat digunakan sebagai I/O atau jika
4. Port C(PC5..PC0)
Port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink)
5. RESET/PC6
Jika RSTDISBL fuse deprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin
I/O. port ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang
6. Port D(PD7..PD0)
Port ini berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut
dengan I/O.
7. AVcc
10
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Pin ini harus
dihungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk
analog saja.
8. AREF
Switch mode power supply (SMPS) adalah jenis power supply yang langsung
tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di ON dan OFF pada frekuensi tinggi
dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan arus AC yang dapat melewati
komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Fotodioda
merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong
dalam keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, fotodioda ini memiliki dua kaki
terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki terminal Anoda, namun Dioda Foto
memiliki lensa dan Filter Optik yang terpasang dipermukaannya sebagai pendeteksi
cahaya.
11
Sumber: http://gudang-faisal.blogspot.com/2016/06/photodioda.html
BAB III
METODE PENELITIAN
suatu bahan. Pemilihan bahan yang tepat untuk pengaplikasian pada alat
1. Push Button
2. Baut
3. Aluminium
4. Acrylic
5. PCB
6. Kabel
7. ATMega328
12
13
3.2.2Alat Penelitian
1. Modul FTDI
3. tachometer
Prosedur – prosedur yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan alat serta
2. Tahap Perancangan Alat dan Perwujudan alat (Pembuatan cara kerja alat
dan alur kerja alat dari input yang digunakan dan output yang dihasilkan
4. Analisis Data
14
Tahap persiapan adalah tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap
ini penulis melakukan studi literatur dan observasi dengan mengumpulkan dan
pengamatan pada berbagai acuan baik melalui jurnal, buku, tugas akhir, maupun
Supply yang digunakan adalah switch mode power supply 24V sebagai catu daya pada
sistem ini. Menggunakan driver motor yang berfungsi mengatur nilai PWM pada
motor. LCD digunakan untuk menampilkan menu tombol. Diagram blok sistem
POWER
SUPPLY DRIVER MOTOR
Tahap pembuatan alat dibagi menjadi tiga tahapan, yakni tahap perancangan
mekanik, tahap pembuatan hardware dan tahap pembuatan software. Dalam laporan
Tahapan perancangan mekanik alat terdiri dari beberapa bagian yaitu alas
yang disertai dengan pear agar keseluruhan alat tidak bergetar dan baut M8 70mm
agar alat miring dan baut dapat berjalan menuju pengukur baut. Wadah penampung
sebelum baut melewati jalur dan dan bagian terakhir jalur yang memiliki lubang
Tahap pembuatan hardware dari alat penyortir baut terdiri dari rangkaian
minimum sistem, rangkaian motor driver dan rangkaian menu tombol. Perancangan
skema minimum sistem eagle ini terdapat rangkaian regulator untuk menurunkan
tegangan dari supply 12Volt diturukan ke 5Volt agar dapat men-supply komponen
lainya di minimum sistem, crystal yang digunakan yaitu 16.000Hz ditunjukkan pada
Gambar 3.4.
17
Rangkaian menu tombol ini terdapat 4 buah push button masing – masing
memiliki fungsi up, down, enter dan cancel. Rangkaian menu tombol ditunjukkan
.
18
fotodioda dapat diperoleh dari data pada fotodioda dan ground. Rangkaian
Pengujian pada kontrol kerja motor berupa mengukur nilai RPM dari
motor dan mengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai PWM. Terdapat
tiga nilai PWM yang berbeda yakni 100, 70, dan 50. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu sistem yang memiliki nilai
PWM berbeda. Masing – masing PWM mempunyai nilai duty cycle yang
berbeda 100 duty cycle 39%, 70 duty cycle 27% dan 50 duty cycle 20%.
komponen alat yang digunakan. Mulai dari konsumsi daya listrik oleh motor
Untuk mengetahui seberapa baik kinerja alat yang dibuat dan kesesuaian antar
software dan hardware apakah sesuai dengan harapan atau tidak maka dapat
dilihatdari analisis data yang diambil. Data yang didapat adalah hasil pengujian gerak
motor dan nilai RPM sesuai dengan nilai PWM yang diinginkan. Dan pengujian daya
Pada bab ini ditujukan untuk mengetahui hasil dan keseluruhan perancangan
alat yang telah dibuat. Dengan hasil dan analisis yang dilakukan dapat diketahui
alat yaitu dengan merakit rancangan yang sudah dibuat sebelumnya. Berikut gambar
21
22
Pembuatan mekanik terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yaitu pembuatan
alas untuk menompang jalur baut. Pada bagian ini terdapat pegas yang berfungsi
untuk menahan getaran pada alas saat motor bergerak sehingga bagian yang bergetar
hanya bagian jalur baut. Bagian kedua adalah pembuatan jalur baut dengan ukuran
dan rangkaian menu tombol. Hasil pembuatan hardware ditunjukkan pada Gambar
4.3.
23
Driver
Minimum
motor
Sistem
GUI
LCD
atas box terdapat push button dan lcd untuk menampilkan hasil perhitungan baut yang
dihitung sensor, push button berguna untuk memilih PWM yang diinginkan.
Sedangkan pada bagian bawah black box terdapat motor driver dan minimum sistem,
24
motor driver untuk menjalankan motor yang sebelumnya diberi perintah oleh
minimum sistem.
perbandingan nilai PWM dengan duty cycle. Berikut adalah tabel hasil
Sedang 70 27%
Rendah 50 20%
Dari hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 4.1 dapat diketahui masing-
masing nilai PWM kecepatan yaitu nilai kecepatan tinggi PWM 100 dengan duty
cycle 39%, nilai kecepatan sedang PWM 70 dengan duty cycle 27% dan nilai
kecepatan rendah PWM 50 dengan duty cycle 20%. Nilai duty cycle dapat diperoleh
Keterangan :
pada vibrator (nylon) yang tersambung pada motor DC, nylon yang berwarna
putih diberi stiker berwarna gelap (hitam) kemudian diberi garis putih
tachometer diarahkan menuju vibrator (nylon) nilai RPM akan terlihat pada
Dari hasil pengujian dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
semakin tinggi nilai PWM maka semakin besar nilai RPM yang dihasilkan sehingga
putaran motor semakin cepat. Pada PWM 100(39%) memiliki kecepatan putaran
keseluruhan sistem, sehingga dapat diketahui konsumsi daya dari alat yang dibuat.
Pengujian daya dilakukan 7 kali pengambilan data dengan rentang waktu selama 30
detik sekali dan didapat hasil. Hasil pengujian daya ditunjukkan pada Tabel 4.3.
27
1
16.12 0.60 9.75
2
16.16 0.60 9.79
3
16.16 0.60 9.82
4
16.12 0.60 9.80
5
16.14 0.60 9.84
6
16.14 0.61 9.92
7
16.11 0.60 9.79
Rata-Rata 16.13 0.60 9.81
Pada tabel 4.3 daya yang diperlukan motor DC pada kecepatan tinggi adalah
9.81 watt dengan tegangan 16.13 Volt dan arus sebesar 0.608 A.
1
13.65 0.50 6.82
2
13.68 0.50 6.93
3
13.66 0.50 6.93
28
4
13.69 0.50 6.94
5
13.64 0.50 6.90
6
13.67 0.50 6.95
7
13.67 0.50 6.94
Rata-Rata 13.66 0.50 6.92
Pada tabel 4.4 daya yang diperlukan motor DC pada kecepatan tinggi adalah
6.92 watt dengan tegangan 13.66 Volt dan arus sebesar 0.506A.
1
11.34 0.40 4.62
2
11.38 0.40 4.64
3
11.38 0.40 4.64
4
11.39 0.40 4.64
5
11.37 0.40 4.65
6
11.37 0.40 4.63
7
11.30 0.40 4.57
Rata-Rata
11.36 0.40 4.63
29
Pada tabel 4.5 daya yang diperlukan motor DC pada kecepatan tinggi adalah
4.63watt dengan tegangan 11.36Volt dan arus sebesar 0.40A. Perhitungan daya
P=VxI
Pengujian ini dilakukan unutk mengetahui konsumsi daya yang dibutuhkan oleh alat
saat bekerja.
Pengujian sensor ini dilakukan dengan cara data sensor diukur menggunakan
multimeter digital, VCC pada multimeter ke data sensor dan ground pada ground
multimeter, akan diketahui tegangan pada data sensor, saat terhalang baut diukur
on dan off. Pada saat on sensor terhalang oleh baut dan ketika off sensor tidak
terhalang. Pada sensor 1 tegangan pada saat terhalang adalah 2.07volt dan tidak
0.23volt dan tidak terhalang(off) adalah 4.92volt. Sensor 3 tegangan pada saat
terhalang(on) adalah 1.10volt dan tidak terhalang(off) adalah 4..96volt. dan sensor 4
tegangan pada saat terhalang(on) adalah 0.58volt dan tidak terhalang(off) adalah
4.93volt.
Tabel 4.7 pengujian daya saat sistem bekerja pada kecepatan tinggi
1
199 0.11 12.00
2
199 0.12 11.50
3
198 0.11 11.50
4
199 0.11 12.00
5
198 0.12 12.00
6
199 0.11 12.00
31
7
200 0.12 12.00
Rata-Rata 198.83 0.11 11.83
Dari Tabel 4.7 dapat diketahui daya yang diperlukan pada saat alat bekerja
dengan kecepatan tinggi sebesar 11.83watt dengan tegangan sebesar 198.83Volt dan
Tabel 4.8 pengujian daya saat sistem bekerja pada kecepatan sedang
1
197 0.14 14.50
2
198 0.14 14.50
3
198 0.13 14.50
4
198 0.13 14.50
5
198 0.14 14.50
6
198 0.14 14.50
7
197 0.14 14.50
Rata-Rata 197.83 0.14 14.50
Dari Tabel 4.8 daya yang diperlukan pada saat alat bekerja dengan kecepatan
sedang sebesar 14.50watt dengan tegangan sebesar 197.83Volt dan arus sebesar
0.14A.
32
Tabel 4.9 pengujian daya saat sistem bekerja pada kecepatan kecil
1
196 0.16 17.50
2
197 0.16 18.50
3
197 0.16 18.00
4
197 0.17 18.30
5
197 0.16 19.00
6
198 0.17 18.50
7
199 0.17 19.00
Rata-Rata 18.40
197.28 0.16
Dari tabel 4.9 daya yang diperlukan pada saat alat bekerja dengan kecepatan
tinggi sebesar 18.40watt dengan tegangan sebesar 197.28Volt dan arus sebesar
0.16A.
yang memiliki ukuran berbeda yaitu 20mm, 30mm, 40mm, 50mm. pada tabel 4.10
1 6 6 6 8 26 2.20
2 8 8 7 10 33 2.36
3 7 10 7 10 34 2.40
4 6 9 6 10 31 2.30
5 7 8 8 10 33 2.36
6 6 9 7 9 31 2.33
7 7 7 9 8 31 2.31
8 7 8 9 10 34 2.36
9 6 10 8 10 34 2.38
10 7 9 8 9 33 2.35
32
Rata-Rata 6.7 8.4 7.5 9.4 2.33
Pada Tabel 4.10 dengan kecepatan tinggi, sensor 1 dapat mendeteksi baut
ukuran 20mm sebanyak 6.7(biji) sensor 2 mendeketsi baut ukuran 30mm sebanyak
8.4(biji) sensor 3 mendeteksi baut ukuran 40mm sebanyak 7.5(biji) dan sensor 4
mendeteksi baut dengan ukuran 50mm sebanyak 9.4(biji) dengan waktu yang
1 6 10 6 8 30 2.35
2 7 10 8 9 34 2.40
3 7 9 8 10 34 2.37
4 6 8 9 9 32 2.33
5 8 10 9 10 37 2.51
6 9 9 7 9 34 2.37
7 7 10 8 9 34 2.42
8 6 8 10 10 34 2.47
9 7 10 9 9 35 2.46
10 8 8 10 10 36 2.47
34
Rata-Rata 7.1 9.2 8.4 9.3 2.41
Pada Tabel 4.11 dengan kecepatan sedang, sensor 1 dapat mendeteksi baut
ukuran 20mm sebanyak 7.1(biji) sensor 2 mendeketsi baut ukuran 30mm sebanyak
9.2(biji) sensor 3 mendeteksi baut ukuran 40mm sebanyak 8.4(biji) dan sensor 4
mendeteksi baut dengan ukuran 50mm sebanyak 9.3(biji) dengan waktu yang
4 6 9 10 10 35 2.59
5 7 7 9 10 33 2.48
6 7 8 10 7 32 2.42
7 8 7 8 10 33 2.57
8 7 10 9 8 34 2.58
9 8 9 10 9 36 2.57
10 9 9 9 10 37 3.02
33
Rata-Rata 7 8.3 8.7 9 2.63
Pada tabel 4.12 dengan kecepatan rendah, sensor 1 dapat mendeteksi baut
ukuran 20mm sebanyak 7(biji) sensor 2 mendeketsi baut ukuran 30mm sebanyak
8.3(biji) sensor 3 mendeteksi baut ukuran 40mm sebanyak 8.7(biji) dan sensor 4
mendeteksi baut dengan ukuran 50mm sebanyak 9(biji) dengan waktu yang
Dari data tersebut dapat diketahui persentase keberhasilan alat dengan rumus
berikut:
Waktu
Kecepatan Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3 Sensor 4
(menit)
Tinggi 67% 84% 75% 94% 2.33
Sedang 71% 92% 84% 93% 2.41
Rendah 70% 83% 87% 90% 2.63
Dari tabel 4.13 dapat diketehui hasil tingkat keberhasilan alat yang
dengan persentase keberhasilan pada tiap sensor yaitu 71%, 92%, 84%, 93%,
oleh sensor, hal ini disebabkan baut keluar dari jalur atau pada saat baut
melewat sensor terlalu cepat sehingga sensor tidak dapat mendeteksi baut
pada saat melewati sensor sehingga tampilan pada LCD tidak ada
5.1 Kesimpulan
1. Pada alat ini terdiri dari 3 bagaian penting yaitu alas, jalur baut beserta wadah
bergerak melewati jalur. Baut yang melewati jalur diukur dengan menggunakan
acrylic yang dilubangi sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Baut yang
2. Dari hasil pengujian keseluruan sistem didapat hasil yang optimal dari 3
persentase keberhasilan pada tiap sensor yaitu dengan ukuran baut 20mm 71%,
dengan ukuran baut 30mm 92%, dengan ukuran baut 40mm 84% dan dengan
ukuran baut 50mm 93%, dengan rata - rata waktu yang dibutuhkan selama 2.41
menit.
36
37
5.2 Saran
selanjutnya dapat dilengkapi untuk menghasilkan hasil yang lebih baik, antara
lain:
2. Dalam pembuatan mekanik dirancang lebih baik lagi sehingga hasil yang
38
LAMPIRAN
39
40
Board LED
Board Fotodioda
43
Sumber: http://www.peacemotor.com/p_l.aspx?id=161