PENGATURAN OTOMATIS
POMPA AIR LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLLER
AT89S51
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh :
MARSUDI
06519038
i
HALAMAN P ERSETUJUAN
Skripsi
Desain Pengaturan Otomatis
Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroller AT89S51
Dipersiapkan dan disusun oleh
Marsudi (06519038)
Penguji
Nama Penguji
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Persembahanku…
Aku Bersembah sujud hanya kepada-Mu
Hanya Engkau yang patut disembah… Allah SWT
Untukmu…
Ayah dan Ibunda tercinta...yang selalu mengasihi dan menyanyangiku
iii
HALAMAN MOTO
iv
INTI SARI
v
KATA PENGANTAR
melaksanakan dan menyusun laporan Tugas Akhir Skripsi dengan judul “ Desain
dengan baik.
program S-1 di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.
bantuan dan bimbingan serta saran dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
1. Bapak Prof. Dr. Djoko Wahyono, M.Si., Apt., selaku Rektor Universitas
2. Bapak Dr. Ir.Sasongko Pramono Hadi, DEA., selaku Dekan Fakultas Teknik
vi
5. Seluruh Dosen dan karyawan pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
6. Dan tidak lupa semua rekan mahasiswa pada Fakultas Teknik dan Ilmu
7. Semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan, yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangsempurnaan, maka kritik dan saran yang konstruktif dari
semua pihak, akan penulis terima dengan senang hati untuk kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak yang membutuhkan serta dapat menjadi amal ibadah
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
2.2.2.1. Saklar ...................................................................................... 20
2.2.2.2. Rile ...................................................................................... 21
2.2.3. LED ............................................................................................... 24
2.2.4. Transistor Sebagai Saklar .............................................................. 25
2.2.5. Flow Chart..................................................................................... 27
2.3. Hipotesis....................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 29
3.1. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................ 29
3.1.1. Bahan Penelitian ............................................................................ 29
3.1.1.1. Sistem Minimum Mikrokontroller AT89S51 ......................... 29
3.1.1.2. Transistor ................................................................................ 29
3.1.1.3. Saklar ...................................................................................... 29
3.1.1.4. Rile ...................................................................................... 30
3.1.1.5. Pompa Air ............................................................................... 30
3.1.1.6. Catu Daya Teregulasi ............................................................. 30
3.1.2. Alat Penelitian ............................................................................... 30
3.1.2.1. Komputer ................................................................................ 30
3.1.2.2. Kabel ISP Programmer ........................................................... 31
3.1.2.3. Multimeter .............................................................................. 31
3.2. Langkah Penelitian ....................................................................... 32
3.2.1. Perancangan Alat ........................................................................... 32
3.2.1.1. Perancangan Hardware .......................................................... 32
3.2.1.2. Perancangan Software ............................................................. 40
3.2.2. Realisasi Sistem ............................................................................. 44
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 45
4.1. Hasil Pengujian ............................................................................ 45
4.1.1. Sistem Minimum AT89S51 dan Output Rile ......................... 45
4.1.2. Water level Sensor .................................................................. 46
4.1.3. Saklar Mode ............................................................................ 46
4.1.4. Pengujian Sistem .................................................................... 47
4.2. Pembahasan .................................................................................. 48
ix
4.2.1. Analisis Perangkat Keras ............................................................... 48
4.2.1.1. Sistem Minimum dan Output Rile .......................................... 48
4.2.1.2. Water Level Sensor dan Saklar Mode ..................................... 48
4.2.2. Analisis Program ........................................................................... 49
4.2.3. Analisis Sistem Keseluruhan ......................................................... 53
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 55
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 55
5.2. Saran............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
tetapi juga pada alat-alat rumah tangga. Pada implementasinya teknologi yang
sederhana sudah banyak merambah pada alat-alat rumah tangga, alat bantu dalam
rumah tangga biasanya sangat sederhana, dengan sentuhan teknologi sedikit alat
yang sangat sederhana bisa mempunyai kemampuan yang sangat besar, misalnya
Pada mesin listrik pompa air yang digunakan untuk mengambil air tanah
Mesin listrik pompa air ini sebenarnya bisa dioperasikan secara otomatis
diperlukan dalam rumah tangga, seiring dengan kemajuan teknologi, maka perlu
1
2
1.1.1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah :
secara manual.
2. Mesin listrik pompa air yang dioperasikan secara manual untuk mengambil
saat dibuka kran air tidak mengalir. Hal ini dikarenakan bak penampungan
air kosong, sehingga harus menghidupkan mesin listrik pompa air terlebih
3. Mesin listrik pompa air yang dioperasikan secara manual jika dihidupkan
akan mengisi bak penampung air secara terus menerus. Jika bak
penampung sudah tidak mempu menampung air dan mesin tidak segera
dimatikan maka air akan meluap, hal ini termasuk dalam kategori
pemborosan.
Jika penelitian ini berhasil dengan baik dan dikembangkan, manfaat yang
pompa air, dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dalam
sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi para mahasiswa dan siswa
secara manual.
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
perangkat lunak.
5
pengujian alat.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Djunanda Mieke pada tahun 2003 dengan
merupakan hal yang biasa dan mudah, tetapi akan memerlukan waktu khususnya
bagi orang yang sibuk tetapi mempunyai hobi memelihara ikan terutama dalam
proses perawatan ikan mulai dari pemberian makan, mengganti air, menjaga suhu
air dan lain-lain. Oleh karena itu dikembangkan metode pemeliharaan ikan dalam
aquarium dari jarak jauh yang dapat dikontrol melalui SMS dari Hand Phone.
Sistem ini memberi keuntungan bagi mereka yang sibuk bekerja namun senang
Penelitian yang dilakukan oleh Samsu Rizal pada tahun 2005 dengan judul
Controller) salah satu aplikasi yang merupakan perpaduan antara perangkat keras
lunaknya.
6
7
tambak ikan. Peralatan sistem ini terdiri dari detektor atau sensor, Rile dan alarm
cahaya ditempatkan di sekeliling tambak, jika ada obyek yang melewati detektor
dihubungkan ke lampu dan alarm sehingga lampu akan menyala dan alarm akan
dihubungkan ke telepon seluler yang akan mengirim teks singkat kepada pemilik
tambak. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa alat ini dapat bekerja dengan
baik, sehingga alat ini dapat menjadi sistem pengamanan yang efektif
Berikut ini merupakan teori dasar dari masing-masing komponen yang diperlukan.
2.2.1. Mikrokontroller
sebuah chip mikrokontroller telah terintegrasi memori, CPU dan I/O. Hal tersebut
2.2.1.1.1. Spesifikasi
2) 8 Kbytes memori flash internal yang dapat diprogram ulang sampai 1000
kali tulis/hapus.
minimum, port ini dapat digunakan untuk port I/O tujuan umum. Untuk
perancangan yang lebih besar (dengan memori luar), port ini menjadi bus
2) Port 1 (kaki 1-8). Port ini dipakai untuk port I/O. Pin-pin ini dirancang
sebagai P1.0 - P1.7 untuk antarmuka dengan peralatan luar dan jalur
3) Port 2.0/A8 – port 2.7/A15 (kaki 21-28). Port ini dipakai untuk I/O atau
sebagai bus byte tinggi alamat untuk rancangan dengan memori luar.
4) Port 3 (kaki 10-17). Port ini dipakai untuk I/O tujuan umum atau untuk
fungsi khusus.
11
5) PSEN (Program store enable, kaki 29). PSEN merupakan keluaran untuk
6) ALE (Address Latch Enable, kaki 30). Sinyal keluaran ALE untuk
demultiplexing bus data dan alamat. Jika port 0 digunakan sebagai bus
data dan bus byte rendah alamat, ALE mengunci alamat ke register luar
7) EA (External Access, kaki 31). Untuk eksekusi program dari memori luar
8) RST (Reset, kaki 9). Jika diberikan tegangan tinggi selama paling sedikit
2 siklus mesin, maka register internal akan diisi dengan harga tertentu
Secara keseluruhan MCS-51 memiliki 255 macam instruksi yang dibagi menjadi 5
pengurangan satu (kode operasi DEC), penyetelan desimal pada akumulator (kode
operasi DA), perkalian (kode operasi MUL) dan pembagian (kode operasi DIV).
logika yang dapat dilakukan adalah operasi OR (kode operasi ORL), operasi AND
pergeseran bit akumulator (kode operasi RL, RLC, RR, RRC dan SWAP).
pemindahan data antara register dengan register (kode operasi MOV), memori
dengan memori (kode operasi MOV), register dengan memori (kode operasi
Operasi penukaran data yang dapat dilakukan adalah penukaran data antara
internal RAM (kode operasi XCH), nible rendah (D0–D3) akumulator dengan
Operasi manipulasi bit yang dapat dilakukan adalah menghapus carry dan
bit (kode operasi CLR), mengeset carry dan bit (kode operasi SETB),
mengkomplemen carry dan bit (kode operasi CPL), operasi AND antara carry dan
bit (kode operasi ANL), operasi OR antara carry dan bit (kode operasi ORL), dan
memindahkan data dari bit ke carry atau sebaliknya (kode operasi MOV).
Instruksi ini dapat digunakan saat program yang sedang dilaksanakan akan
adalah peristiwa perangkat keras yang dipakai untuk mengatur kerja dari
Interupsi Eksternal (External Interrupt) yang berasal dari kaki INT0, INT1 dan T2
Ext, Interupsi Pewaktu (Timer Interrupt) yang berasal dari Timer 0 , Timer 1,
maupun Timer 2, Interupsi Port Seri (Serial Port Interrupt) yang berasal dari
bisa diaktifkan atau di-nonaktifkan secara tersendiri lewat bit-bit yang ada dalam
Bit EX0 dan EX1 untuk mengatur interupsi eksternal INT0 dan INT1,
sedangkan bit ET0 dan ET1 untuk mengatur interupsi timer 0 dan timer 1, bit ES
untuk mengatur interupsi port seri. Di samping itu ada pula bit EA yang bisa
Setelah reset, semua bit dalam register IE bernilai “0”, artinya sistem
mengaktifkan interupsi ekternal INT0 adalah SETB EX0 disusul dengan SETB
EA.
dengan sebuah nilai yang dinamakan sebagai vektor interupsi. Vektor interupsi
15
itu dipakai untuk melaksanakan instruksi LCALL, ACALL, AJMP atau LJMP
interupsi timer 0 adalah 000BH, untuk interupsi ekternal INT1 adalah 0013H,
untuk interupsi timer 1 adalah 001BH dan untuk interupsi port seri adalah 0023H.
Jarak vektor interupsi satu dengan lainnya sebesar 8, atau hanya tersedia 8
byte untuk setiap ISR. Jika sebuah ISR memang hanya pendek saja, tidak lebih
dari 8 byte, maka ISR tersebut bisa langsung ditulis pada memori-program yang
disediakan untuknya. ISR yang lebih panjang dari 8 byte ditulis ditempat lain, tapi
Timer 0 dibentuk dengan register TL0 (timer 0 low byte, alamatnya pada
RAM internal adalah 6AH) dan register TH0 (timer 0 high byte, alamatnya 6BH).
Sedangkan timer 1 dibentuk dengan register TL1 (timer 1 low byte, alamatnya
dipakai bersama oleh timer 0 dan timer 1. Register tambahan tersebut adalah
register TCON (timer control register, alamatnya 88H dan bisa dialamat secara
bit) dan register TMOD (timer mode register, alamatnya adalah 89H).
16
TLO, THO, TL1 dan TH1 merupakan SFR (Special Function Register)
yang dipakai untuk membentuk pencacah biner Timer 0 dan Timer 1. Kapasitas
bekerja sendiri, artinya bisa dibuat Timer 0 bekerja pada Mode I dan Timer 1
bekerja pada Mode 2, atau kombinasi mode lainnya sesuai dengan keperluan.
Pada Mode 3 TLO, THO, TL1 dan TH1 dipakai bersama-sama untuk
menyusun sistem timer yang tidak bisa dikombinasi lain. Susunan TLO, THO,
Pencacah biner dibentuk dengan TLX (maksudnya bisa TLO atau TL1)
dan pencacah biner 5 bit ini dihubungkan ke THx (maksudnya bisa THO atau
TH1) membentuk sebuah untaian pencacah biner 13 bit, limpahan dan pencacah
13 bit ini ditampung di flip-flop TFX (maksudnya bisa TFO atau TF1) yang
Mode ini meneruskan sarana timer yang ada pada mikrokontroller MCS48
dengan MCS48 bisa dengan mudah diadaptasikan ke MCS5 1. Mode ini tidak
Mode ini sama dengan Mode 0, hanya saja register TLX dipakai
sepenuhnya sebagai pencacah biner 8 bit, sehingga kapasitas pencacah biner yang
tersbentuk adalah 16 bit. Seiring dengan sinyal denyut, kedudukan pencacah biner
16 bit ini akan bergerak dari 0000H (biner 0000 0000 0000 0000), 0001H, 0002H
... sampai FFFFH (biner 1111 1111 1111 1111), kemudian melimpah kembali
menjadi 0000H.
TLx dipakai sebagai pencacah biner 8 bit, sedangkan THx dipakai untuk
menyimpan nilai yang diisikan ulang ke TLx setiap kali kedudukan TLx
melimpah (berubah dan FFH menjadi 00H). Dengan cara ini bisa didapatkan
sinyal limpahan yang frekuensinya ditentukan oleh nilai yang disimpan dalam
TH0.
Pada Mode 3 TL0, TH0, TL1 dan TH1 dipakai untuk membentuk 3
untaian pencacah. Yang pertama adalah untaian pencacah biner 16 bit tanpa
fasiltas pemantau sinyal limpahan yang dibentuk dengan TL1 dan TH1. Yang
kedua adalah TL0 yang dipakai sebagai pencacah biner 8 bit dengan TF0 sebagai
sarana pemantau limpahan. Pencacah biner ketiga adalah TH0 yang dipakai
sebagai pencacah biner 8 bit dengan TF1 sebagai sarana pemantau limpahan.
18
mengatur kerja Timer 0 dan Timer 1, kedua register ini dipakai bersama oleh
3) Bit GATE merupakan bit pengatur saluran sinyal denyut. Bila bit
(maksudnya adalah TR0 atau TR1 pada register TCON). Bila bit
19
GATE = 1 kaki INT0 (untuk Timer 0) atau kaki INTl (untuk Timer
s.d. bit 3) dipakai untuk keperluan mengatur kaki INT0 dan INT1.
Sisa 4 bit dari register TCON (bit 4 s.d. bit 7) dibagi menjadi
dengan instruksi CLR TFO atau CLR TF1. Jika sarana interupsi
Service Routine).
pengatur saluran sinyal denyut, bila bit ini = 0 sinyal denyut tidak
sinyal denyut ini diatur bersama oleh TRx dan sinyal pada kaki
INT0/INTl.
2.2.2.1. Saklar
1. Push On
Saklar ini apabila ditekan maka akan menghasilkan pulsa 1, dan kemudian
2. Push Off
Saklar ini apabila ditekan maka akan menghasilkan pulsa 0, dan kemudian
terdapat didalam saklar tersebut. Pegas tersebut apabila dilepaskan maka akan
(a) (b)
Gambar 2.5. (a) Simbol push button saat OFF dan
(b) Simbol push button saat OFF ON
21
Selain saklar di atas juga masih ada lagi skalar ON/OFF berbentuk
switch. Prinsip dari saklar ini adalah saklar yang jika ditekan akan berubah
keadaan dari OFF menjadi ON, dan untuk mengembalikan keadaan menjadi OFF
2.2.2.2. Rile
beban ON dan OFF dengan memberi energi elektromagnetis, yang akan membuka
atau menutup kontak pada rangkaian, rile mempunyai variasi aplikasi yang luas
Sewaktu arus kontrol melewati kumparan, inti besi lunak akan dimagnetisasi.
22
Armature ditarik oleh inti yang dimagnetisasi. Gerakan armature ini akan
menutup kontak 3 dan 4 dan akan membuka kontak 3 dan 5. dengan kata lain
gerakan armature tadi telah mengubah posisi kontak 3 (lihat gambar 2.9
dibawah). Kontak–kontak ini dapat digunakan mengontrol arus yang lebih besar
dalam rangkaian. Pada pengoperasian dari rile ini tidak membutuhkan tegangan
dan arus yang besar apabila tidak disertai beban. Fungsi utama rile adalah
mengontrol arus yang lebih besar dalam rangkaian dengan arus kecil yang
melewati kumparan. Simbol rile terdiri atas sebuah kumparan dan 2 set kontak,
dalam rile mempunyai 2 keadaan yaitu pada saat terbuka (Normally Open atau
NO) dan tertutup (Normally Close atau NC). Sewaktu arus lewat kumparan,
2001:372).
Rile terdiri dari kawat penghantar yang digulung pada silinder berinti.
Jangkar atau armatur bertumpu pada sebuah batang yang ujungnya tajam dan
dengan bantuan sebuah pegas ringan dan baut, sehingga jangkar dapat bertahan
pada tumpuannya. Apabila kumparan dialiri arus maka akan menimbulkan medan
magnet. Gaya magnetis akan menarik jangkar untuk mendekati inti. Ujung
jangkar yang lain akan mendorong pegas kontak sehingga kontak terhubung. Bila
kemudian arus menghilang dari kumparan, jangkar akan dilepas dan kontak
terputus.
atau tipe pensaklaran diidentifikasi sesuai jumlah kutub (p, pole) dan banyaknya
23
posisi saklar (T, throw). Jumlah kutub dan posisi ini dapat didahului dengan huruf
1. SPDT (satu kutub dua posisi) yaitu rile yang mempunyai dua posisi
kontak. Tipe ini mempunyai hubungan kontak kaki 3 dengan kaki 5 dan
dengan kaki 4.
2. DPDT (dua kutub dua posisi) yaitu tipe rile yang mempunyai dua kontak
2.2.3. LED
daya kecil dan biasanya digunakan sebagai lampu indikator. Daya yang kecil
inilah yang menjadi alasan mengapa LED digunakan sebagai lampu indikator
pada modul mikrokontroller. LED ini digunakan sebagai indikator keluaran pada
tidak bisa dilihat secara langsung hasilnya, karena antara hasil praktik dengan
teori jauh berbeda. Artinya bahwa program belum tentu jalan ketika dimasukan
ini bisa juga disebabkan karena hardware yang dibuat ada kesalahan.
maupun dayanya. Bahkan sekarang ini telah muncul beberapa lampu LED yang
dapat menampilkan nyala yang berwarna-warni. Warna ini disebabkan oleh bahan
pembuatnya.
25
Untuk menyalakan LED diperlukan arus yang cukup. Besarnya arus yang
LED sebesar 2 sampai 20 mA. Sedangkan penurunan tegangan LED sebesar 1,2 V
sampai 2,4 V. Di bawah ini adalah rumus untuk menentukan peggunaan resistor
Vcc Vled
R= (Persamaan 2. 1)
I led
Dimana :
R = Nilai resistansi
saklar elektronik. Komponen ini memiliki impedansi yang tinggi saat bersifat
sebagai penghantar. Transistor ini bekerja pada daerah jenuh (saturasi) sebagai
saklar tertutup (on) dan daerah mati (cut off) sebagai sklar terbuka (off). Pada
daerah saturasi arus mengalir tanpa halangan dari terminal kolektor menuju emitor
(VCE = 0) dan arus kolektor jenuh IC sat = VCC / RC.. Kondisi seperti ini
(a) (b)
Gambar 2.12. (a) Transistor pada daerah saturasi.
(b) Ekuivalen transistor sebagai saklar on
(Malvino, 1985: 123)
pada saat transistor bersifat bukan penghantar (cut off) berlaku ketentuan
VCE = VCC, IC = 0. dalam hal ini transistor menyerupai saklar mekanik dalam
bias basis IB = 0 atau pada terminal basis diberi tegangan mundur terhadap emitor.
berikut :
karena VCE = 0,
Besar tahanan basis RB untuk mendapatkan arus basis IB pada kondisi benar-
adalah
Flow Chart atau diagram alir adalah suatu cara yang sangat sederhana
PROSES INPUT
KEPUTUSAN TERMINAL
KONEKTOR AKHIR
KONEKTOR
HALAMAN
2.3. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
Sebagai Pengendali Otomatis Mesin Listrik Pompa Air ini memerlukan beberapa
utama dari alat ini. Fungsi utama adalah mengolah data dari hasil pembacaan
3.1.1.2. Transistor
mengendalikan rile dan sensor water level. Transistor yang digunakan adalah
3.1.1.3. Saklar
Saklar digunakan untuk pemilihan mode pengisian, yaitu mode full dan
29
30
3.1.1.4. Rile
penghubung atau pemutus tegangan 220V AC dengan mesin listrik pompa air.
tangki penampungan air. Pompa air inilah yang dikendalikan secara otomatis oleh
rangkaian. Tegangan yang diperlukan adalah +5V dan +12V, digunakan catu daya
yang stabil.
3.1.2.1. Komputer
Spesifikasi :
c. Harddisk 80 Gbyte
31
Text Editor
Text editor berfungsi sebagai media penulisan teks program yang akan
Program Downloader
3.1.2.3. Multimeter
mengukur tegangan dari rangkaian baik catu daya maupun rangkaian pengendali.
32
Otomatis Mesin Pompa Air dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian yaitu :
Rangkaian input berupa water level sensor dan switch mode pengisian, rangkaian
kontrol utama berupa mikrokontroller AT89S51, dan rangkaian output berupa rile
untuk mengatur hidup dan matinya pompa air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Pompa Air
Water level Output M
Sensor Relay
Sistem Minimum
AT89S51
(Kontrol Utama) Catu Daya
Mode
Teregulasi
Pengisian
Mesin Listrik Pompa Air. Perancangan sesuai dengan diagram blok pada
Gambar.3.1.
33
Otomatis Mesin Listrik Pompa Air ini tentu saja membutuhkan sumber tegangan.
tegangan output sebesar 12 Volt untuk mencatu rile sehingga dapat bekerja. IC
dibawah ini :
oleh mikrokontroller.
dalam tangki. Sensor didesain untuk mendeteksi tiga level ketinggian air yaitu
kosong (empty), setengah (half), dan penuh (full) sehingga diperlukan tiga buah
sensor. Sensor water level tersusun dari tiga buah transistor yang difungsikan
sebagai saklar. Pada dasar air diberi tegangan +12V DC sebagai tegangan sumber,
sedangkan basis dari masing-masing diletakan pada titik – titik tertentu (dasar,
Output sensor satu dihubungkan ke Port 1.0 sebagai sensor level atas
(full). Output sensor dua dihubungkan dengan Port 1.1 sebagai sensor level tengah
(half). Output sensor tiga dihubungkan dengan Port 1.2 sebagai sensor dasar
tangki (empty).
listrik pompa air. Penggunaan AT89S51 pada sistem ini karena mikrokontroller
jenis ini banyak beredar di pasaran dan harganya relatif lebih murah dari
mikrokontroller jenis lainnya. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi, dimana
semakin banyak barang yang beredar di pasar, maka semakin murah harga barang
dapat digunakan sebagai masukan atau keluaran. Agar dapat bekerja, AT89S51
osilator internal. Rangkaian ini dapat menggunakan kristal 0 MHz–33 MHz dan 2
11,0592 MHz dan 2 buah kapasitor 30 pF yang terhubung ke pin 18 (XTAL2) dan
pin 19 (XTAL1).
paralel dengan kapasitornya dan Vcc. Tombol reset ini dihubungkan ke kaki RST
( pin 9 ). Untuk menanggapi reset tersebut, pada pin 9 menerima pulsa transisi
dari rendah ke tinggi, sehingga jika saklar ditekan maka rangkaian akan memberi
VCC
Vc
RESET
+
10 uF
Vrst
Reset
R1
10 K
Tegangan reset minimal adalah sebesar 0,7 Vcc atau sebesar 3,5 Volt,
1,5
= 51 e
t / 104.105
-10 t
t
=
=
-0,35667
35,667 ms
1,5
= 5 1 e
10t
Jadi waktu tunda yang dibutuhkan untuk pengosongan kapasitor adalah sebesar
35,667 ms.
b. Port 1 digunakan untuk input water level sensor dan saklar mode
Dari semua bagian diatas disusun menjadi dua buah rangkaian, yaitu :
Rangkaian kontrol utama dan rangkaian catu daya teregulasi. Gambar 3.8
kerja dari perangkat keras (Hardware). Program merupakan urutan instruksi untuk
mikrokontrol AT89S51 sebagai kendali otomatis mesin listrik pompa air ini
a. Pendefinisian permasalahan
listrik pompa air sehingga dapat digunakan untuk mengisi tangki air secara
Flow Chart atau diagram alir adalah cara yang sangat sederhana untuk
d. Penulisan program
langsung adalah program bahasa mesin. Instruksi ditulis dalam bahasa assembly
melakukan fungsinya.
a. Algoritma
Step 1. Start
Step 2. Seting kondisi awal (default)
Step 3. Baca Water level Sensor dan Saklar Mode Pengisian
Step 4. Apakah semua sensor tidak terendam
Step 5. Jika ya lompat ke step 13
Step 6. Apakah Mode Half, dan semua sensor tidak terendam
Step 7. Jika ya, lompat ke step 13
Step 8. Apakah semua sensor terendam
Step 9. Jika ya lompat ke step 15
Step 10. Apakah Mode Half, dan sensor bawah dan sensor tengah terendam
Step 11. Jika ya, Lompat ke step 15
Step 12. Kembali ke step 3
Step 13. Hidupkan Pompa Air
Step 14. Kembali ke step 3
Step 15. Matikan Pompa Air
Step 16. Stop
b. Flow Chart
START
P 0.0 = RELAY
Y Y
Y Y
A ≠ 00001111 A ≠ 00000111 A ≠ 00001001 A ≠ 00000000
N N N
N
STOP
c. Source Code
;=====================================================
; PEMANFAATAN MIKROKONTROLLER AT89S51
; SEBAGAI PENGENDALI OTOMATIS MESIN LISTRIK POMPA AIR
; OLEH : MARSUDI
;=====================================================
;-----------------------------------------------------
; INISIALISASI PIN - PIN IC
;-----------------------------------------------------
RILE BIT P0.0 ; AKTIF HIGH
;-----------------------------------------------------
;SETING KONDISI AWAL (DEFAULT)
;-----------------------------------------------------
ORG 00H
MATIKAN:
CLR RILE ; MATIKAN RILE
;------------------------------------------------------
;PROGRAM UTAMA
;------------------------------------------------------
START:
MOV A,P1
ANL A,#00001111B
;-------------------------------------------------------
;FUNGSI MENGHIDUPKAN POMPA AIR
;-------------------------------------------------------
HIDUPKAN:
SETB RILE
SJMP START
END
44
AT89S51 Sebagai Pengendali Otomatis Mesin Listrik Pompa Air ini melalui
10. Uji coba keseluruhan alat untuk kinerja alat sampai sesuai dengan yang
diharapkan.
mikrokontroller berupa flip-flop untuk mengatur rile yang terhubung dengan P0.0.
Pengujian output rile dilakukan dengan mengontrol lama hidup dan lama mati
;-----------------------------------------------------------------
; PROGRAM UJI RILE
;-----------------------------------------------------------------
ORG 0H
MULAI:
SETB P0.0
CALL DELAY
CLR P0.0
CALL DELAY
JMP MULAI
DELAY:MOV R0,#10
DEL1 : MOV R1,#255
DEL2 : MOV R2,#255
DJNZ R2,$
DJNZ R1,DEL2
DJNZ R0,DEL1
RET
rile yang terhubung dengan pompa air aquarium menyala selama beberapa saat
kemudian mati beberapa saat. Dari hasil pengujian itu telah didapatkan
kesimpulan rangkaian sistem minimum AT89S51 dan output rile dapat digunakan
45
46
melakukan pengujian sensor ini harus dilakukan pengukuran titik kerja masing-
masing transistor.
Dari hasil pengukuran titik kerja transistor dan tegangan output sensor
dapat diambil kesimpulan water level sensor sudah bekerja dengan memberi nilai
Rangkaian input ini hanya terdiri saklar sehingga hanya perlu mengukur
tegangan pin yang terhubung dengan saklar. Setelah dilakukan pengukuran saat
kondisi saklar OFF tegangan dari Port 1.3 adalah sama sebesar 0 Volt dan pada
saat saklar ON tegangan sama dengan 5 Volt. Dari hasil pengukuran dapat
Pada saat saklar mode posisi half, bak belum terisi air, catu daya
dihidupkan. Pompa air hidup dan air mengalir dan mengisi bak penampungan air.
volume air pada bak penampung semakin naik, sehingga sensor 3 (bawah) akan
terendam. Ketika ketinggian air mencapai sensor 2 (tengah) mesin listrik pompa
air mati. Jika kran dihidupkan air akan mengalir dari bak penampung, sehingga
volume air akan berkurang ketika sensor tengah tidak terendam mesin listrik
pompa air tetap mati dan ketika sensor bawah tidak terendam pompa air menyala.
Pada saat saklar mode posisi full, bak belum terisi air, catu daya
dihidupkan. Pompa air hidup dan air mengalir dan mengisi bak penampungan air.
volume air pada bak penampung semakin naik, sehingga sensor bawah akan
terendam. Ketika ketinggian air mencapai sensor tengah mesin listrik pompa air
tetap menyala dan ketika semua sensor terendam mesin listrik pompa air mati.
Jika kran dihidupkan air akan mengalir dari bak penampung, sehingga volume air
akan berkurang ketika sensor tengah tidak terendam mesin listrik pompa air
masih tetap mati dan ketika semua sensor tidak terendam pompa air menyala.
4.2. Pembahasan
sudah bekerja sesuai dengan rencana. Hal ini diketahui dari hasil percobaan
saat. Dengan memanfaatkan program yang telah disusun dan diterapkan pada
Water level sensor digunakan untuk mendeteksi ketinggian air dalam bak
penampungan air. Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa sensor sudah bekerja sesuai dengan rencana. Hal ini diketahui dari hasil
pengukuran output sensor yang sudah dapat memberi logika digital mewakili
keadaan sensor terendam air dan tidak terendam air. Ketika sensor terendam maka
sensor memberi logika 0 dan ketika tidak terendam akan memberi logika 1.
Saklar mode sudah bekerja sesuai dengan rencana, hal ini dibuktikan dari
hasil pengujian bahwa saklar mode sudah dapat memberi logika digital mewakili
air, dari 32 pin AT89S51 yang tersedia hanya ada 5 pin yang digunakan yaitu 4
pin sebagai input dan 1 pin sebagai output. Semua input diletakkan pada Port
yang sama bertujuan agar dalam mengakses input lebih mudah. Port yang
Sehingga dari kombinasi input sensor dan saklar mode dapat disusun tabel
Input Output
NO Saklar Water level Sensor Pompa keterangan
Mode Bawah Tengah Atas Air
1 0 0 0 0 0 Saklar Mode :
2 0 0 0 1 x 0 = Mode Full
3 0 0 1 0 x 1 = Mode Half
4 0 0 1 1 x
5 0 1 0 0 x Sensor :
6 0 1 0 1 x 0 = Terendam
7 0 1 1 0 x 1 = Menggantung
8 0 1 1 1 1
9 1 0 0 0 x Pompa Air :
10 1 0 0 1 0 0 = Mati
1 = Hidup
11 1 0 1 0 x
x = Tidak tentu
12 1 0 1 1 x
13 1 1 0 0 x
14 1 1 0 1 x
15 1 1 1 0 x
16 1 1 1 1 1
50
yang akan mengubah kondisi pompa air. Empat kemungkinan tersebut dapat
mesin listrik pompa air secara otomatis dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
Program didahului dengan deklarasi fungsi Pin P0.0 sebagai output rile.
Hal ini dilakukan agar rile mudah diakses tanpa harus mengingat alamat pin rile.
Kondisi Default
alamat memori awal program ORG 00H jadi program dimulai dari alamat memori
00H. Kondisi pompa air harus dipastikan mati sehingga tidak terjadi kesalahan
ORG 00H
MATIKAN :
CLR RILE ; MATIKAN RILE
51
Disinilah program akan mengolah data input dari water level sensor dan saklar
Pembacaan Input
di register Accumulator. Data yang didapat adalah data 8 bit, karena yang
dibutuhkan hanya 4 bit terakhir maka dilakukan operasi logika AND dengan
dipastikan nol sedangkan 4 bit LSB tidak akan berubah sesuai dengan pembacaan.
Pengujian pertama dilakukan apakah mode half dan air kosong ( semua
mesin pompa air, tangki mulai mengisi. Jika datanya tidak sama program akan
Pengujian kedua dilakukan apakah mode full dan air kosong ( semua
mesin pompa air, tangki mulai mengisi. Jika datanya tidak sama program akan
Pengujian ketiga dilakukan apakah mode full dan air penuh ( semua sensor
datanya sama, program akan menuju fungsi mematikan mesin pompa air, tangki
berhenti mengisi. Jika datanya tidak sama program akan melanjutkan ke fungsi
Pengujian keempat dilakukan apakah mode half dan air 50% ( sensor
Jika datanya sama, program akan menuju fungsi mematikan mesin pompa air,
tangki berhenti mengisi. Jika datanya tidak sama program akan mengulangi
memberi logika satu pada Pin P0.0. Setelah menghidupkan rile program akan
HIDUPKAN:
SETB RILE ; Menghidupkan Pompa Air
SJMP START ; Kembali membaca input
sistem mesin listrik pompa air. Kontrol ini dapat digolongkan ke dalam sistem
kontrol tertutup (close loop). Plant berupa mesin listrik pompa air yang
mempunyai tujuan mengisi air ke tangki, dengan adanya water level sensor
sebagai sensor yang akan memberi koreksi kepada kontrol (plant) sehingga
Mikrokontrol akan mengolah hasil koreksi dari water level sensor yang
mesin pompa air. Secara prinsip kerja dari mikrokontrol adalah sebagai berikut :
ketika semua water level sensor tidak terendam (tangki kosong) mikrokontrol
akan menghidupkan pompa air sehingga tangki akan terisi air. Sistem akan terus
melakukan scaning sensor dan menunggu sampai semua sensor terendam (tangki
mematikan mesin pompa air. Pada posisi ini mikrokontrol akan melakukan
scaning sensor kembali, dan menunggu sampai air dalam tangki habis (semua
54
water level sensor tidak terendam). Proses ini akan dilakukan terus menerus
sehingga air dalam tangki tidak akan pernah habis ataupun meluap.
Mode Pengisian (Full / Half). Jika saklar dipasang pada mode Full tangki air
akan selalu terisi penuh. Sedangkan pada mode Half maka tangki air akan terisi
setengahnya.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Sebagai Pengendali Otomatis Mesin Listrik Pompa Air, dapat diambil beberapa
listrik.
posisi saklar, jika posisi saklar pada half pengisian air pada bak
penampung berhenti setelah volume air 50%, jika saklar mode pada posisi
5.2. Saran
55
56
DAFTAR PUSTAKA
57
Lampiran 2. Lay out Komponen dan PCB Sistem Kontrol
58
59
;=====================================================
; PEMANFAATAN MIKROKONTROLLER AT89S51
;SEBAGAI PENGENDALI OTOMATIS MESIN LISTRIK POMPA AIR
; OLEH : MARSUDI
;=====================================================
;-----------------------------------------------------
; INISIALISASI PIN - PIN IC
;-----------------------------------------------------
RILE BIT P0.0 ; AKTIF HIGH
;-----------------------------------------------------
;SETING KONDISI AWAL (DEFAULT)
;-----------------------------------------------------
ORG 00H
MATIKAN:
CLR RILE ; MATIKAN RILE
;------------------------------------------------------
;PROGRAM UTAMA
;------------------------------------------------------
START:
MOV A,P1
ANL A,#00001111B
;-------------------------------------------------------
;FUNGSI MENGHIDUPKAN POMPA AIR
;-------------------------------------------------------
HIDUPKAN:
SETB RILE
SJMP START
END
60