Abstrak Mata kuliah Airfield Lighting merupakan salah satu mata kuliah
yang sangat penting bagi taruna Program Studi Teknik Listrik
Bandara Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Mata kuliah ini
memiliki lab CBT dan AFL di AGL sebagai sarana belajar
mengajar dan praktikum. Saat ini di Lab AGL tidak terdapat alat
simulasi untuk mengetahui tata letak dan konfigurasi sirkuit pada
bagian airside bandara, sehingga penulis merancang alat simulasi
untuk mengetahui tata letak dan konfigurasi sirkuit pada bagian
airside bandara sebagai alat peraga untuk praktikum mata kuliah
AFL. Dengan adanya bahan ajar praktik AFL berupa alat simulasi,
taruna dapat mensimulasikan tata letak dan konfigurasi sirkuit
airside bandara.
Kata Kunci
Lampu Runway, Sisi Udara, Konfigurasi, Sirkuit, Tataletak.
Abstract
Airfield Lighting subject is one of the most importance subjects
for Airport Electrical Engineering of Indonesia Civil Aviation
Institute cadets . There are CBT and AFL in AGL laboratory to
support the teaching-learning process as well as the practice of
this subject. At the time being, however, there has not been any
simulation tool for the layout and circuit configuration of the
airport airside. Therefore, the writer designs a simulation tool as
a teaching aid/props for the practice of this subject at the
laboratory. By having this tool, it is expected that the cadets can
do the simulation of the layout and circuit configuration of the
airport airside.
21
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62
masing barret 30 meter (tiap barretes terdiri 9) Side Row Barrete Light5
atas 5 lampu). Lampu yang membentuk barisan sisi
PALS dilengkapi dengan Sequence (side row) berwarna merah yang
Flasher (SQFL) yaitu lampu-lampu yang ditempatkan pada masing-masing sisi dari
dipasang pada tiap barret lampu approach garis tengah. Barisan tersebut dijajarkan
yang menyala secara berkedip (flashing) pada interval jarak 30 m, dimana barisan
searah dengan pendaratan pesawat. pertama ditempatkan pada jarak 30 m dari
6) Threshold Light threshold. Jarak ke samping antara lampu
Lampu bercahaya merah atau hijau sisi terdalam dari barisan sisi (side row)
yang dipasang dipinggir akhir dari kedua disusun pada jarak tidak kurang dari 18 m
ujung suatu landasan, dapat digunakan dan tidak lebih dari 22,5 m, dan lebih
sebagai ambang landasan atau batas akhir disukai 18 m, walaupun pada beberapa
dari landasan. Warna hijau berfungsi kejadian harus sama dengan jarak yang
sebagai THR light, warna merah sebagai ditetapkan pada touchdown zone light
RWE light barrettes.
Konfigurasi menurut lebar landasan, 10) Touch Down Zone Light
untuk : Lampu zona touchdown runway
Lebar 30 : 5 0 5 / 5 5 5 5 5 harus merentang dari threshold untuk jarak
Lebar 45 : 7 0 7 / 5 7 7 7 5 sepanjang 900 m. Penerangannya terdiri
Lebar 60 : 8 0 8 / 5 8 6 8 5 dari suatu seri lampu atau barrettes yang
7) Runway End Light membentuk garis melintang, yang
Lampu ujung runway (runway end) ditempatkan secara simetris di kedua sisi
harus disediakan pada runway yang dari garis tengah runway (runway
memiliki lampu tepi runway (runway edge). centreline).
Lampu ujung runway (runway end) harus Touchdown Zone Light mempunyai
ditempatkan pada suatu garis lurus tegak warna cahaya clear dan sejajar dengan
lurus terhadap garis tengah runway (runway centreline light dan segaris dengan siderow
centreline). barrette.
Lampu ujung runway intensitas 11) PAPI
tinggi harus memiliki karakteristik Suatu alat bantu pendaratan visual
lampunya harus inset, fixed dan yang terdiri dari box dan lampu yang dapat
unidirectional menunjukkan warna merah memancarkan cahaya putih dan merah yang
yang mengarah ke runway. dipasang pada sisi kiri landasan yang dapat
8) Sequence Flash Light digunakan untuk memberikan panduan
Sequence Flash Light adalah lampu melalui pancaran cahaya kepada pilot
penerangan berkedip berurutan pada arah dalam melaksanakan landing dilandasan
pendekatan, dan pada bar 1 sampai dengan pacu sesuai sudut luncur yang ditetapkan.
bar 21 pada approach light system. 4 Konfigurasi PAPI terdiri dari 4 box
Berwarna putih dan berfungsi menuntun terletak disisi kiri landasan 1 ujung atau 2
pesawat menuju runway. Sequence flash ujung, sedangkan APAPI terdiri dari 2 box
light sejajar dengan centreline light. terletak disisi kiri landasan 1 ujung atau 2
4 5
www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-68/157- Manual of Standard Aerodrome, September 2004,
fasilitas-bantu-pendaratan , Jumat 26 juni 2015 hal. 9-50
24
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)
7
https://id.m.wikipedia.org/wiki/transistor , kamis
Keterangan : 25 juni 2015
26
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)
besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus lighting. Selain itu juga untuk meningkatkan
clock (lebih cepat dibandingkan pemahaman dalam proses belajar mengajar
mikrokontroler keluarga MCS 51 yang teori maupun praktikum airfield lighting
memiliki arsitektur Complex Intrukstion Set sehingga dapat lebih optimal.
Compute). METODE
Desain Permodelan
1. Kondisi Saat Ini
Jika kita melihat kondisi lab AGL
(Airfield Ground Lighting) saat ini terdapat
beberapa fasilitas pendidikan yang
menunjang proses belajar mengajar peserta
didik, salah satunya di bidang AFL (Airfield
Lighting). Pada ruang praktikum AFL pada
lab AGL juga terdapat fasilitas pendidikan
berupa CBT (Computer Based Training),
macam-macam lampu AFL dan CCR yang
dapat dioperasikan, dan juga PLC control.
Saat ini taruna dituntut untuk memahami
tata letak maupun konfigurasi sirkuit pada
AFL, sedangkan pada lab AGL belum
Gambar 17. Block Diagram ATMega 16 tersedia alat simulasi tata letak lampu dan
5. IC 4017 konfigurasi sirkuit dari AFL yang
IC 4017 ini adalah IC counter memadai..
decoder jenis CMOS yang biasa dipakai Dosen/instruktur Taruna/i
untuk membuat running LED (LED menerangkan mendengarkan
berjalan).8 IC ini akan menghasilkan output materi Airfield
Lighting
penjelasan
dosen/instruktur
dengan tegangan bernilai tinggi secara
bergantian dari satu pin ke pin yang lain Gambar 23. flowchart kondisi saat ini
tergantung dari input pulsa yang diberikan.
Jika frekuensi yang diberikan tinggi maka 2. Kondisi Yang Diinginkan
outputnya akan bergantian dengan cepat, Sebagaimana telah diuraikan
begitupun sebaliknya. sebelumnya, pada saat ini proses belajar
Dari uraian di atas , penulis mengajar mata kuliah Airfield Lighting
mengangkat tentang pembuatan rancangan taruna mengalami kesulitan untuk
alat bantu pembelajaran untuk dapat memahami tata letak maupun konfigurasi
mengetahui tata letak lampu AFL di sirkuit airfield lighting, sehingga penulis
program studi Teknik Listrik Bandara. merancang alat peraga untuk mempermudah
Tujuan penelitian ini adalah merancang alat taruna/i dalam memahami mata kuliah
pembelajaran untuk mengetahui tata letak Airfield Lighting secara optimal.
lampu dan konfigurasi sirkuit airfield
8
http://www.bagusprehan.com/2014/10/cara-kerja-
rangkaian-led-berjalan-model-knight-rider.html?m=1
, Jumat 26 Juni 2015
27
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62
peraga sehingga alat peraga ini dapat Teknik Listrik Bandara agar pemahaman
terselesaikan. Alat dan bahan tersebut antara tentang airfield lighting lebih optimal.
lain : DISKUSI
1) Papan akrilic berukuran : 190cm x Gambaran Umum Model
90cm x 0.3cm Pada penulisan bab I diatas telah
2) Laptop dijelaskan bahwa pembuatan alat peraga
3) Monitor touchscreen bertujuan untuk mempermudah taruna-
4) LED (Light Emitting Dioda) taruni dalam memahami lebih dalam tentang
o LED merah = 170 buah Airfield Lighting baik dalam tata letak,
o LED kuning = 185 buah konfigurasi sirkuit maupun informasi
o LED hijau = 225 buah lainnya mengenai Airfield Lighting.
o LED biru = 115 buah Rancangan ini menggunakan PC sebagai
o LED putih = 100 buah media kontrol alat peraga dengan tampilan
o LED orange = 50 buah Visual Basic sebagai interface pada PC dan
5) Mikrokontroler sumber tegangan 9 VDC sebagai input
6) IC 4017 mikrokontroller yang nantinya akan
7) Adaptor 12VDC 5A digunakan untuk kontrol lampu LED yang
8) Kabel USB to RS232 berada pada mock up, simulasi sirkuit
9) Konektor DB25 dan DB9 maupun brightness. Untuk suplai LED
10) Transistor DB319 keseluruhan membutuhkan arus yang cukup
11) Kabel jumper agar lampu LED dapat menyala sesuai yang
12) Bor diinginkan dan membutuhkan penguat arus
13) Solder dan timah dan relay untuk setiap lampu LED tiap
Kriteria perancangan airfield bagian airfield lighting.
lighting yang nantinya akan diaplikasikan di User melakukan login terlebih dahulu
lab AGL Teknik Listrik Bandara ini untuk dapat melakukan akses pada program
merupakan Rancangan alat simulasi yang Visual Basic. Setelah itu user dapat
menggunakan mikrokontroler sebagai otak melakukan kegiatan praktikum airfield
program kontrol dan monitoringnya. lighting yang dapat langsung di kontrol
Kontrol dilakukan melalui monitor melalui PC tersebut.
touchscreen menggunakan program VB
untuk akses, kontrol pilihan lampu,
konfigurasi sirkuit, dan brightness.
2. Rencana Penerapan Permodelan
Rancangan alat simulasi airfield
lighting ini dibuat agar dapat diaplikasikan
di lab AGL ( Airfield Ground Lighting )
pada program studi Teknik Listrik Bandara Gambar. Skema Flowchart
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Pada rancangan ini penulis
sebagai alat simulasi tata letak lampu dan menggunakan perangkat keras (hardware)
konfigurasi sirkuit airfield lighting yang dan perangkat lunak (software). Berikut
dapat digunakan untuk membantu proses perangkat keras yang digunakan :
belajar mengajar khususnya Taruna/i 1. DI-SMART AVR System 16
2. IC 4017B
29
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62
30
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)
31
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62
32
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)
d. Rangkaian IC 4017
Rangkaian IC 4017 untuk 30 lampu
Gambar 41. Wiring Siderow Barrette
LED menggunakan 4 buah dengan IC ke-1,
ke-2, dank ke-3 terhubung dengan 9 buah
14) Touchdown Zone Light
lampu LED di masing-masing 9 buah
Rangkaian Touchdown Zone Light
pinnya. Sedangkan pada IC ke-4 hanya 3
merupakan rangkaian yang disusun
buah lampu LED yang terhubung pada
secara seri dan mempunyai 2 sirkuit
masing-masing 3 buah pinnya.
yang berada pada awal runway.
Rangkaian IC 4017 ini bekerja jika
mendapat input atau trigger dari pin
mikrokontroller yang terhubung pada pin
input IC 4017. Pada saat mikrokontroller
memberi trigger pada IC ke-1 maka lampu
LED nomor 1 hingga 9 akan menyala secara
Gambar 42. Wiring Touchdown Zone Light
bergantian, pada saat mikrokontroller
c. Rangkaian Transistor BD139
memberi trigger pada IC ke-2 maka lampu
Transistor BD139 merupakan
LED nomor 10 hingga 18 akan menyala
transistor yang dapat digunakan sebagai
secara bergantian, pada saat mikrokontroller
penguat tegangan. Transistor BD139
memberi trigger pada IC ke-3 maka lampu
berjenis NPN. Transistor ini didesain untuk
LED nomor 19 hingga 27 akan menyala
bekerja pada arus DC yang memiliki
secara bergantian, pada saat mikrokontroller
tegangan listrik rendah. Transistor BD139
memberi trigger pada IC ke-4 maka lampu
berjenis NPN dan didesain untuk bekerja
LED nomor 28 hingga 30 akan menyala
pada arus DC yang memiliki tegangan
secara bergantian.
listrik rendah.
33
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62
34
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)
KESIMPULAN
Prinsip kerja rancangan ini adalah
dengan melakukan kontrol alat simulasi
melalui media laptop sehingga dapat
mengetahui tata letak dan konfigurasi sirkuit
bandara. Bagi Taruna/i yang masih belum
paham tentang airfield lighting dengan
adanya alat peraga ini maka taruna/i dapat
lebih maksimal dalam memahami tata letak
dan konfigurasi sirkuit airfield lighting.
Rancangan ini didesain sedemikian rupa
sehingga serupa dengan airside bandara
sehingga taruna/i bukan hanya
membayangkan tetapi juga dapat melihat
layout airside bandara.
Karena rancangan ini hanya untuk
membantu Taruna/i untuk mengetahui tata
letak dan konfigurasi sirkuit pada bandara,
maka alat simulasi ini belum kompleks
untuk membahas AFL secara keseluruhan
diharapkan di waktu yang akan datang dapat
mengembangkan alat simulasi ini agar dapat
lebih kompleks dalam pembahasannya.
Selain itu alat simulasi ukuran besar dengan
komponen yang kecil-kecil harus
diperhatikan bagian-bagiannya dan
dilakukan perawatan maupun pemasangan
yang hati-hati.
Daftar Pustaka
36