Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN ALAT SIMULASI TATA LETAK DAN KONFIGURASI SIRKUIT LAMPU

AFL BERBASIS MIKROKONTROLER DI PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


BANDARA SEKOLAH TINGGI PENERBANG INDONESIA

Andung Luwihono.,ST.,S.SiT.,M.Si(1), Zulina Kurniawati.,SSiT.,M.Si(2), Fredy Edwin


Firstnanda(3).
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug-Tangerang.

Abstrak Mata kuliah Airfield Lighting merupakan salah satu mata kuliah
yang sangat penting bagi taruna Program Studi Teknik Listrik
Bandara Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Mata kuliah ini
memiliki lab CBT dan AFL di AGL sebagai sarana belajar
mengajar dan praktikum. Saat ini di Lab AGL tidak terdapat alat
simulasi untuk mengetahui tata letak dan konfigurasi sirkuit pada
bagian airside bandara, sehingga penulis merancang alat simulasi
untuk mengetahui tata letak dan konfigurasi sirkuit pada bagian
airside bandara sebagai alat peraga untuk praktikum mata kuliah
AFL. Dengan adanya bahan ajar praktik AFL berupa alat simulasi,
taruna dapat mensimulasikan tata letak dan konfigurasi sirkuit
airside bandara.
Kata Kunci
Lampu Runway, Sisi Udara, Konfigurasi, Sirkuit, Tataletak.
Abstract
Airfield Lighting subject is one of the most importance subjects
for Airport Electrical Engineering of Indonesia Civil Aviation
Institute cadets . There are CBT and AFL in AGL laboratory to
support the teaching-learning process as well as the practice of
this subject. At the time being, however, there has not been any
simulation tool for the layout and circuit configuration of the
airport airside. Therefore, the writer designs a simulation tool as
a teaching aid/props for the practice of this subject at the
laboratory. By having this tool, it is expected that the cadets can
do the simulation of the layout and circuit configuration of the
airport airside.

Keywords Airfield Lighting, Airside, Configuration, Circuit, Layout.

21
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62

PENDAHULUAN mengajar teori maupun praktikum airfield


Latar Belakang lighting lebih optimal.
Sekolah Tinggi Penerbangan
Indonesia sebagai pusat unggulan dalam Kajian Pustaka
bidang penerbangan harus dapat selalu 1. Airfield Lighting CAT II
meningkatkan mutu lulusan dengan Sistem Penerangan Bandar Udara
memanfaatkan teknologi yang berkembang (Airfield Lighting System) adalah alat bantu
saat ini. Akan tetapi semua usaha yang pendaratan visual yang berfungsi membantu
dilakukan oleh pihak STPI, tidak akan dan melayani pesawat udara yang
berhasil dengan maksimal apabila tidak melakukan tinggal landas, mendarat dan
didukung oleh semua elemen yang turut melakukan taxi agar dapat bergerak secara
andil dan berpengaruh dalam proses efisien dan aman. 1 Fasilitas ini terdiri dari
pembelajaran yang dilakukan. Pada lampu-lampu khusus, yang memberikan
kenyataannya kegiatan pembelajaran praktik isyarat dan informasi secara visual kepada
mengalami beberapa kendala seperti, penerbang, terutama pada waktu penerbang
kurangnya materi dan alat praktik akan melakukan pendaratan atau tinggal
pendukung yang menyangkut dengan materi landas. Isyarat dan informasi visual ini
praktik sehingga sering terjadi kesalahan disediakan dengan mengatur konfigurasi,
oleh para peserta didik. warna, dan intensitas cahaya dari lampu
Pada program studi Teknik Listrik lampu khusus tersebut.
Bandara mempunyai mata kuliah Airfield
Lighting, dalam mata kuliah tersebut taruna a. Standarisasi Penerangan Aerodrome
dapat mempelajari tentang lampu-lampu Adalah penting untuk menerapkan
khususnya pada area airside bandara. standar konfigurasi dan warna, sehingga
Taruna dapat mempelajari Airfield Lighting pilot dapat melihat dan memahami sistem
di lab. AGL Teknik Listrik Bandara, taruna penerangan aerodrome. Pilot selalu
disediakan ruang AFL untuk dapat memandang sistem penerangan aerodrome
mengetahui bentuk, arah pencahayaan, secara perspektif, tidak pernah dalam
jenis, maupun tipe lampu. Melihat bentuk perencanaan, dan harus
pentingnya Airfield Lighting di dunia menterjemahkan petunjuk yang diberikan,
penerbangan, taruna tidak bisa hanya sementara dengan terbang dengan kecepatan
melihat jenis-jenis lampu tetapi tidak tinggi, kadangkala hanya dengan sebagian
mengetahui tata letak dan konfigurasi circuit kecil dari penerangan yang dapat dilihat.
lampu-lampu tersebut pada airside bandara Karena terbatasnya waktu untuk melihat dan
di mana saat ini alat simulasi tersebut belum bereaksi terhadap alat bantu visual,
tersedia. khususnya dalam kondisi daya pandang
Dari uraian di atas penulis mencoba yang rendah, kesederhanaan pola, adalah hal
merancang alat bantu pembelajaran untuk yang sangat penting, di samping adanya
dapat mengetahui tata letak dan konfigurasi standarisasi.
lampu AFL hingga memudahkan taruna Jenis-jenis Lampu2 :
memahami materi. Dengan terlengkapinya
1
sistem pembelajaran airfield lighting, SKEP/114/VI/2002, Tentang Standar Gambar
Instalasi Sistem Penerangan Bandar Udara
diharapkan nantinya proses belajar 2
Manual of Standard Aerodrome, September 2014,
hal. 9 - 14
22
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)

 Lampu Elevated : dan berwarna biru mempunyai jarak


Lampu elevated harus rapuh maksimal 60m antar lampu. Lampu taxiway
(frangible) dan cukup rendah sehingga edge light ini berfungsi untuk menuntun
memberikan jarak bebas yang cukup untuk pilot dari taxiway menuju apron dan
baling-baling dan dudukan mesin pesawat sebaiknya.
terbang jet. 4) Taxiway Centreline Light
 Lampu Inset : Taxiway Centreline Light
Lampu inset, juga dikenal sebagai merupakan lampu yang dipasang pada
lampu dalam perkerasan (in-pavement). tengah-tengah taxiway. Tipe lampu yang
Ditempatkan di daerah pergerakan pesawat digunakan adalah inset dan mempunyai
seperti runway, taxiway, dan apron. warna hijau
Secara umum bagian-bagian dari 5) Approach Light
airfield lighting system CAT II adalah : Approach Lighting System adalah
1) Runway Edge Light3 konfigurasi susunan lampu-lampu yang
Lampu tepi runway (runway edge) terpasang simetris dari ujung perpanjangan
harus disediakan pada runway yang landasan pada approach area sampai
ditujukan untuk digunakan pada malam hari dengan threshold yang memberikan
atau untuk precision approach runway yang informasi visual arah menuju landasan,
akan digunakan pada malam atau siang hari ketinggian dan jarak pada saat terakhir
dan ditempatkan di sepanjang kedua sisi pesawat akan mendarat (final approach).
runway, pada dua garis lurus yang paralel Dari semua tipe atau Approach lighting
dan berjarak sama terhadap garis tengah menyediakan tiga macam informasi kepada
(centreline) runway, dimulai dengan spasi penerbang, yaitu :
satu-lampu dari threshold dan berlanjut - Directional information : agar penerbang
dengan spasi satu-lampu dari ujung runway dapat mendaratkan pesawatnya sedapat
(runway end). mungkin pada sumbu runway.
2) Runway Centreline Light - Horizontal plane information : agar
Runway Centreline Light merupakan penerbang dapat mendaratkan
alat bantu pendaratan visual yang berada pesawatnya dalam posisi sehorisontal
pada tengah-tengah runway. Bertujuan mungkin (memberikan roll guidance
sebagai tanda untuk pilot letak centre dari kepada penerbang)
runway. Runway centreline light - Distance to threshold information : agar
mempunyai bentuk inset dan berwarna penerbang tidak mendaratkan
putih, tetapi saat mendekati ujung runway pesawatnya sebelum ambang landasan
akan berseling berwarna merah untuk pacu atau thrsehold atau jauh sesudah
memberitahu pilot bahwa mendekati ujung threshold itu (pendaratan yang overshoot
runway. atau undershoot).
3) Taxiway Edge Light Precision Approach Lighting System
Taxiway Edge Light merupakan (PALS) selanjutnya dibedakan ke dalam
lampu yang berada pada tepi kiri dan kanan Category I, II dan III. PALS terdiri atas
taxiway. Tipe lampu menggunakan elevated jajaran lampu-lampu yang terpasang
sebanyak 30 barret mulai dari titik sejauh
3 900 meter sebelum threshold hingga
Manual of Standard Aerodrome, September 2004,
hal. 9-80 threshold dengan jarak antara masing-
23
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62

masing barret 30 meter (tiap barretes terdiri 9) Side Row Barrete Light5
atas 5 lampu). Lampu yang membentuk barisan sisi
PALS dilengkapi dengan Sequence (side row) berwarna merah yang
Flasher (SQFL) yaitu lampu-lampu yang ditempatkan pada masing-masing sisi dari
dipasang pada tiap barret lampu approach garis tengah. Barisan tersebut dijajarkan
yang menyala secara berkedip (flashing) pada interval jarak 30 m, dimana barisan
searah dengan pendaratan pesawat. pertama ditempatkan pada jarak 30 m dari
6) Threshold Light threshold. Jarak ke samping antara lampu
Lampu bercahaya merah atau hijau sisi terdalam dari barisan sisi (side row)
yang dipasang dipinggir akhir dari kedua disusun pada jarak tidak kurang dari 18 m
ujung suatu landasan, dapat digunakan dan tidak lebih dari 22,5 m, dan lebih
sebagai ambang landasan atau batas akhir disukai 18 m, walaupun pada beberapa
dari landasan. Warna hijau berfungsi kejadian harus sama dengan jarak yang
sebagai THR light, warna merah sebagai ditetapkan pada touchdown zone light
RWE light barrettes.
Konfigurasi menurut lebar landasan, 10) Touch Down Zone Light
untuk : Lampu zona touchdown runway
Lebar 30 : 5 0 5 / 5 5 5 5 5 harus merentang dari threshold untuk jarak
Lebar 45 : 7 0 7 / 5 7 7 7 5 sepanjang 900 m. Penerangannya terdiri
Lebar 60 : 8 0 8 / 5 8 6 8 5 dari suatu seri lampu atau barrettes yang
7) Runway End Light membentuk garis melintang, yang
Lampu ujung runway (runway end) ditempatkan secara simetris di kedua sisi
harus disediakan pada runway yang dari garis tengah runway (runway
memiliki lampu tepi runway (runway edge). centreline).
Lampu ujung runway (runway end) harus Touchdown Zone Light mempunyai
ditempatkan pada suatu garis lurus tegak warna cahaya clear dan sejajar dengan
lurus terhadap garis tengah runway (runway centreline light dan segaris dengan siderow
centreline). barrette.
Lampu ujung runway intensitas 11) PAPI
tinggi harus memiliki karakteristik Suatu alat bantu pendaratan visual
lampunya harus inset, fixed dan yang terdiri dari box dan lampu yang dapat
unidirectional menunjukkan warna merah memancarkan cahaya putih dan merah yang
yang mengarah ke runway. dipasang pada sisi kiri landasan yang dapat
8) Sequence Flash Light digunakan untuk memberikan panduan
Sequence Flash Light adalah lampu melalui pancaran cahaya kepada pilot
penerangan berkedip berurutan pada arah dalam melaksanakan landing dilandasan
pendekatan, dan pada bar 1 sampai dengan pacu sesuai sudut luncur yang ditetapkan.
bar 21 pada approach light system. 4 Konfigurasi PAPI terdiri dari 4 box
Berwarna putih dan berfungsi menuntun terletak disisi kiri landasan 1 ujung atau 2
pesawat menuju runway. Sequence flash ujung, sedangkan APAPI terdiri dari 2 box
light sejajar dengan centreline light. terletak disisi kiri landasan 1 ujung atau 2

4 5
www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-68/157- Manual of Standard Aerodrome, September 2004,
fasilitas-bantu-pendaratan , Jumat 26 juni 2015 hal. 9-50
24
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)

ujung. Pada kondisi tertentu apabila b. Kontrol Intensitas Cahaya


penerbang memerlukan visual roll guidance Bagaimana lampu-lampu akan
PAPI bisa dipasang pada kedua sisi dibuat menyerupai perubahan kondisi cuaca
landasan secara simetris. dengan latar belakang berkilauan, dimana
12) Runway Guard Light6 intensitas cahaya lampunya dikontrol setiap
Lampu runway guard kadang kala perubahan kondisi yang tepat terlihat oleh
disebut juga dengan ‘wig wags’. Lampu pilot setiap saat. ICAO menetapkan setting
runway guard harus ditempatkan pada intensitas cahaya sesuai dasar pancaran
persimpangan taxiway dengan precision cahaya yang setiap steps intensitas cahaya
approach runway jika stop bars tidak telah ditentukan untuk masing-masing jarak
disediakan pada persimpangan tersebut, dan penglihatan selama siang dan malam hari
runwaynya: seperti terlihat pada tabel berikut :
1) adalah runway precision approach Tabel 3. Tap Setting
Category I dimana kepadatan lalu
lintasnya tinggi
2) adalah runway precision approach
Category II atau III
Lampu runway guard Konfigurasi A
harus berisikan dua pasang lampu elevated 2. Visual Basic
yang memancarkan warna kuning, satu Visual Basic pada dasarnya adalah
pasang di masing-masing sisi taxiway. sebuah pemrograman komputer sehingga
13) Apron Flood Light Visual Basic sering disebut sebagai bahasa
Apron flood light, harus disediakan pemrograman. Bahasa pemrograman adalah
di apron atau pada suatu bagian dari apron, perintah – perintah atau intruksi – intruksi
dan pada posisi parkir terisolasi yang telah yang dimengerti oleh komputer untuk
ditentukan yang ditujukan untuk melakukan tugas – tugas tertentu.
penggunaan pada malam hari. 3. Komponen Penunjang
14) Apron Edge Light a. Light Emitting Dioda (LED)
Apron Edge Light merupakan alat LED adalah komponen aktif
bantu visual yang terdiri dari lampu-lampu elektronika yang tergolong jenis diode
yang memancarkan warna biru yang semikonduktor yang memancarkan cahaya
dipasang di tepi apron untuk memberi tanda sepektrum frekuensi yang dapat dilihat
batas tepi apron dan sebagian lampu ada apabila diberi tegangan forward bias. Agar
yang memancarkan warna merah sebagai LED tidak cepat rusak dan tahan lama,
tanda hazard . maka dipasang secara seri sebagai pembatas
15) Apron Centreline Light arus.
Apron Centreline Light merupakan Arus yang diperlukan untuk LED
perpanjangan dari lampu-lampu taxiway biasanya berkisar antara 10 mA sampai 20
centreline light yang masuk di daerah apron mA. LED pada umumnya dipasang seri
dan menunjukan dimana pesawat akan dengan tahanan untuk membatasi arus agar
melakukan parkir di area parking stand. tidak melebihi kemampuan dari LED itu
sendiri, sehingga arus yang mengalir tidak
6
Manual of Standard Aerodrome, September 2004, merusak LED. Besarnya pembatas arus ( R
hal. - 128
25
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62

seri ) untuk sebuah LED dapat dihitung C = Kapasitansi (farad)


dengan rumus berikut: Q = Muatan Listrik Kapasitor (Coloumb)
V = Tegangan Kapasitor (Volt)
d. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor
Keterangan : yang dipakai sebagai penguat, sirkuit
Rs = tahanan seri pemutus dan penyambung, stabilisasi
Vs = sumber tegangan tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
Vf = tegangan drop LED fungsi lainnya.7 Transitor memiliki tiga kaki
If = arus maju pada LED Transistor yang disebut dengan colektor, basis dan
b. Resistor emmiter. Berdasarkan dari tipenya transistor
Resistor komponen pasif elektronika dibagi menjadi dua jenis yaitu tipe NPN dan
yang berfungsi untuk membatasi arus listrik tipe PNP. Tipe NPN merupakan gabungan
yang mengalir. Berdasarkan kelasnya dari dua buah semi konduktor tipe N dan
resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed sebuah semi konduktor tipe P. Untuk
Resistor dan Variable Resistor dan transistor tipe PNP yaitu berupa gabungan
umumnya terbuat dari carbon film atau dari dua buah semi konduktor tipe P dan
metal film, tetapi tidak menutup sebuah semi konduktor tipe N.
kemungkinan untuk dibuat dari material 4. Miktokontroler ATMega 16
yang lain. AVR merupakan seri mikrokontroler
c. Kapasitor Complementary Metal Oxide Semiconductor
Kapasitor adalah komponen (CMOS) 8-bit buatan Atmel berbasis
elektronika yang dapat menyimpan muatan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set
listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat Computer). Hampir semua instruksi pada
dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh program dieksekusi dalam satu siklus clock.
suatu bahan dielektrike Jika kedua ujung AVR mempunyai 32 register general-
plat metal diberi tegangan listrik, maka purpose,timer/counter fleksibel dengan
muatan-muatan positif akan mengumpul mode compare, interupsi internal dan
pada salah satu kaki elektroda metalnya dan eksternal, serial UART, programmable
pada saat yang sama muatan-muatan Watchdog Timer, power saving mode, ADC
negative terkumpul pada ujung metal yang dan PWM. AVR pun mempunyai In-System
satu lagi. Muatan positif tidak dapat Programmable (ISP) Flash on-chip yang
mengalir menuju ujung kutup negatif dan mengijinkan memori program untuk
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju diprogram ulang (read/write) dengan
ke ujung kutup positif karena terpisah oleh koneksi secara serial yang disebut Serial
bahan elektrik yang non-konduktif. Muatan Peripheral Inteface (SPI).
elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada AVR memilki keunggulan
konduktif pada ujung- ujung kakinya. dibandingkan dengan mikrokontroler lain,
Kemampuan kapasitor untuk keunggulan mikrokontroler AVR yaitu
menyimpan muatan dapat dituliskan dalam memiliki kecepatan dalam mengeksekusi
rumus berikut : program yang lebih cepat, karena sebagian

7
https://id.m.wikipedia.org/wiki/transistor , kamis
Keterangan : 25 juni 2015
26
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)

besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus lighting. Selain itu juga untuk meningkatkan
clock (lebih cepat dibandingkan pemahaman dalam proses belajar mengajar
mikrokontroler keluarga MCS 51 yang teori maupun praktikum airfield lighting
memiliki arsitektur Complex Intrukstion Set sehingga dapat lebih optimal.
Compute). METODE
Desain Permodelan
1. Kondisi Saat Ini
Jika kita melihat kondisi lab AGL
(Airfield Ground Lighting) saat ini terdapat
beberapa fasilitas pendidikan yang
menunjang proses belajar mengajar peserta
didik, salah satunya di bidang AFL (Airfield
Lighting). Pada ruang praktikum AFL pada
lab AGL juga terdapat fasilitas pendidikan
berupa CBT (Computer Based Training),
macam-macam lampu AFL dan CCR yang
dapat dioperasikan, dan juga PLC control.
Saat ini taruna dituntut untuk memahami
tata letak maupun konfigurasi sirkuit pada
AFL, sedangkan pada lab AGL belum
Gambar 17. Block Diagram ATMega 16 tersedia alat simulasi tata letak lampu dan
5. IC 4017 konfigurasi sirkuit dari AFL yang
IC 4017 ini adalah IC counter memadai..
decoder jenis CMOS yang biasa dipakai Dosen/instruktur Taruna/i
untuk membuat running LED (LED menerangkan mendengarkan
berjalan).8 IC ini akan menghasilkan output materi Airfield
Lighting
penjelasan
dosen/instruktur
dengan tegangan bernilai tinggi secara
bergantian dari satu pin ke pin yang lain Gambar 23. flowchart kondisi saat ini
tergantung dari input pulsa yang diberikan.
Jika frekuensi yang diberikan tinggi maka 2. Kondisi Yang Diinginkan
outputnya akan bergantian dengan cepat, Sebagaimana telah diuraikan
begitupun sebaliknya. sebelumnya, pada saat ini proses belajar
Dari uraian di atas , penulis mengajar mata kuliah Airfield Lighting
mengangkat tentang pembuatan rancangan taruna mengalami kesulitan untuk
alat bantu pembelajaran untuk dapat memahami tata letak maupun konfigurasi
mengetahui tata letak lampu AFL di sirkuit airfield lighting, sehingga penulis
program studi Teknik Listrik Bandara. merancang alat peraga untuk mempermudah
Tujuan penelitian ini adalah merancang alat taruna/i dalam memahami mata kuliah
pembelajaran untuk mengetahui tata letak Airfield Lighting secara optimal.
lampu dan konfigurasi sirkuit airfield

8
http://www.bagusprehan.com/2014/10/cara-kerja-
rangkaian-led-berjalan-model-knight-rider.html?m=1
, Jumat 26 Juni 2015
27
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62

Dosen/instruktur Alat peraga Desain perancangan yang


menerangkan materi Airfield Lighting diinginkan dapat dijelaskan secara
Airfield Lighting
singkat fungsinya sebagai berikut :
o Komputer
Pemahaman tentang Taruna-taruni Bagian ini mempunyai fungsi
materi yang mendengar + untuk kontrol dan monitoring alat
disampaikan melihat +
dosen/instruktur mempraktikkan simulasi AFL. Untuk akses kontrol dan
lebih optimal alat peraga monitoring diharuskan login terlebih
dahulu dengan memasukkan nama dan
Gambar 24. Flowchart kondisi yang
password pada kolom yang tersedia.
diinginkan
o Mikrokontroler ATMega 16
Rangkaian Airfield Lighting ini
Konsep dari rancangan yang penulis
menggunakan Mikrokontroler ATMega
buat adalah untuk mengetahui tata letak
16 yang terlebih dahulu di download
lampu dan konfigurasi sirkuit airfield
dengan program yang memfungsikan
lighting. Adapun yang ditampilkan adalah
mikrokontroler sebagai penerima bit
simulasi dari lampu airfield lighting yang
masukan dari komputer secara serial
dapat dikontrol pilihan lampu, konfigurasi
untuk mengerjakan obyek beban.
sirkuit, dan brightness melalui monitor
Dimana objek beban itu sendiri adalah
touchscreen.
bagian lampu, sirkuit, dan brightness
Taruna harus melakukan login
dapa AFL.
dengan memasukkan nama dan password
o IC 4017
untuk dapat akses kontrol monitor airfield
IC 4017 ini adalah IC counter
lighting. Data yang dipakai adalah nama dan
decoder jenis CMOS yang biasa
password yang penulis sediakan pada
dipakai untuk membuat running LED.
database. Peserta didik dapat memilih mode
Rangkaian airfield lighting ini
operasi yaitu antara mode maintenance
menggunakan IC 4017 pada salah satu
control ataupun mode tower control.
bagiannya yaitu pada bagian sequence
Setelah berhasil login, jika pada
flash light yang merupakan lampu
maintenance control maka peserta didik
flashing yang menyala bergaintian satu
dapat memilih keseluruhan lampu airfield
sama lain.
lighting maupun lampu tertentu yang akan
o Airfield Lighting
dioperasikan. Jika memilih lampu tertentu
Airfield Lighting merupakan
yang akan dioperasikan kita dapat kontrol
lampu yang digunakan untuk alat bantu
konfigurasi sirkuit maupun brightness yang
pendaratan secara visual pada bagian
akan dipakai. Sedangkan pada tower control
airside bandara. Bagian airfield lighting
konfigurasi sirkuit dan brightness hanya
ini yang nantinya akan di kontrol dan
merupakan informasi karena pada tower
monitor melalui computer.
control hanya dimaksudkan untuk melihat
kondisi airfield lighting secara keseluruhan, Kriteria Permodelan
yaitu konfigurasi sirkuit dan brightness 1. Nama Alat dan Bahan
yang sudah ditetapkan. Untuk membuat alat peraga Airfield
Lighting ini, dibutuhkan alat-alat dan bahan
yang digunakan untuk pembuatan alat
28
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)

peraga sehingga alat peraga ini dapat Teknik Listrik Bandara agar pemahaman
terselesaikan. Alat dan bahan tersebut antara tentang airfield lighting lebih optimal.
lain : DISKUSI
1) Papan akrilic berukuran : 190cm x Gambaran Umum Model
90cm x 0.3cm Pada penulisan bab I diatas telah
2) Laptop dijelaskan bahwa pembuatan alat peraga
3) Monitor touchscreen bertujuan untuk mempermudah taruna-
4) LED (Light Emitting Dioda) taruni dalam memahami lebih dalam tentang
o LED merah = 170 buah Airfield Lighting baik dalam tata letak,
o LED kuning = 185 buah konfigurasi sirkuit maupun informasi
o LED hijau = 225 buah lainnya mengenai Airfield Lighting.
o LED biru = 115 buah Rancangan ini menggunakan PC sebagai
o LED putih = 100 buah media kontrol alat peraga dengan tampilan
o LED orange = 50 buah Visual Basic sebagai interface pada PC dan
5) Mikrokontroler sumber tegangan 9 VDC sebagai input
6) IC 4017 mikrokontroller yang nantinya akan
7) Adaptor 12VDC 5A digunakan untuk kontrol lampu LED yang
8) Kabel USB to RS232 berada pada mock up, simulasi sirkuit
9) Konektor DB25 dan DB9 maupun brightness. Untuk suplai LED
10) Transistor DB319 keseluruhan membutuhkan arus yang cukup
11) Kabel jumper agar lampu LED dapat menyala sesuai yang
12) Bor diinginkan dan membutuhkan penguat arus
13) Solder dan timah dan relay untuk setiap lampu LED tiap
Kriteria perancangan airfield bagian airfield lighting.
lighting yang nantinya akan diaplikasikan di User melakukan login terlebih dahulu
lab AGL Teknik Listrik Bandara ini untuk dapat melakukan akses pada program
merupakan Rancangan alat simulasi yang Visual Basic. Setelah itu user dapat
menggunakan mikrokontroler sebagai otak melakukan kegiatan praktikum airfield
program kontrol dan monitoringnya. lighting yang dapat langsung di kontrol
Kontrol dilakukan melalui monitor melalui PC tersebut.
touchscreen menggunakan program VB
untuk akses, kontrol pilihan lampu,
konfigurasi sirkuit, dan brightness.
2. Rencana Penerapan Permodelan
Rancangan alat simulasi airfield
lighting ini dibuat agar dapat diaplikasikan
di lab AGL ( Airfield Ground Lighting )
pada program studi Teknik Listrik Bandara Gambar. Skema Flowchart
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Pada rancangan ini penulis
sebagai alat simulasi tata letak lampu dan menggunakan perangkat keras (hardware)
konfigurasi sirkuit airfield lighting yang dan perangkat lunak (software). Berikut
dapat digunakan untuk membantu proses perangkat keras yang digunakan :
belajar mengajar khususnya Taruna/i 1. DI-SMART AVR System 16
2. IC 4017B
29
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62

3. Catu daya dipasang dapat bekerja . Catu daya yang


4. Komputer dipakai adalah adaptor 12VDC dengan arus
5A.
Alat simulasi tata letak dan konfigurasi Adaptor yang digunakan adalah
sirkuit merupakan alat yang digunakan 12VDC untuk tegangan dan 5A untuk arus,
untuk mengetahui serta melakukan kontrol dikarenakan banyaknya beban lampu LED
alat simulasi airside bandara sehingga dapat yang digunakan maka arus yang digunakan
mengetahui tata letak lampu dan konfigurasi pun harus besar agar lampu LED dapat
sirkuit dari lampu AFL. Rancangan ini menghasilkan cahaya yang maksimum.
menggunakan Mikrokontroler ATMega 16 b. Rangkaian Mikrokontroler ATMega
sebagai pengendali masing-masing bagian 16
lampu AFL. Alat simulasi ini akan Rangkaian Mikrokontroler
ditampilkan melalui kontrol dari Visual digunakan sebagai pengolah data input dari
Basic masuk menuju input Mikrokontroler kontrol melalui Visual Basic maupun output
ATMega 16 dan output Mikrokontroler menuju rangkaian lampu LED.
ATMega 16 masuk menuju tiap-tiap sirkuit
lampu AFL.
Sebagai sumber tegangan
Mikrokontroler ATMega 16 dibutuhkan
tegangan 12VDC yang didapat dari
penurunan catu daya tegangan 220VAC
oleh step down transformer dan disearahkan
menggunakan diode bridge kemudian
diratakan oleh IC Regulator 7812 sehingga
tegangan sumber stabil 12VDC. Gambar . Wiring Mikrokontroler ATMega
Tahapan Permodelan 16
1. Perencanaan Pembuatan Permodelan ATMega16 mempunyai empat buah
Sebelum membahas tahapan permodelan port yang bernama PortA, PortB, PortC,
harus ditentukan terlebih dahulu perangkat dan PortD. Keempat port tersebut
keras (hardware) maupun perangkat lunak merupakan jalur bidirectional dengan
(software) yang mendukung dalam pilihan internal pull-up. Tiap port
pembuatan rancangan permodelan ini. mempunyai tiga buah register bit yaitu
a. Rangkaian catu daya DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf
b. Rangkaian mikrokontroler „x‟mewakili nama huruf dari port sedangkan
c. Rangkain DB139 huruf „n‟ mewakili nomor bit. Bit DDxn
d. Rangkaian IC 4017B terdapat pada I/O address DDRx, bit
e. Form desain Visual Basic PORTxn terdapat pada
I/O address PORTx, dan bit PINxn
Tahapan permodelan alat simulasi terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn
tata letak dan konfigurasi sirkuit lampu dalam register DDRx (Data Direction
AFL. Register) menentukan arah pin. Bila DDxn
a. Rangkaian Catu Daya diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin
Catu daya berfungsi untuk memberi output. Bila DDxn diset 0 maka Px
tegangan searah agar rangkaian yang berfungsi sebagai pin input. Bila PORTxn

30
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)

diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai


pin input, maka resistor pull-up akan
diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-
up, PORTxn harus diset 0 atau pin
dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port
adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila Gambar 29. Wiring Runway Edge Light
PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi
sebagai pin output maka pin port akan 2) Runway Centerline Light
berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada Rangkaian Runway Centerline Light
saat pin terkonfigurasi sebagai pin output merupakan rangkaian yang disusun
maka pin port akan berlogika 0. Saat secara seri yang berada pada titik tengah
mengubah kondisi port dari kondisi tri-state sepanjang runway.
(DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output
high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada
kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up
enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi
output low (DDxn=1, PORTxn=0).
Biasanya, kondisi pull-up enabled Gambar 30. Wiring Runway Centerline
dapat diterima sepenuhnya, selama Light
lingkungan impedansi tinggi tidak 3) Taxiway Edge Light
memperhatikan perbedaan antara sebuah Rangkaian Taxiway Edge Light
strong high driver dengan sebuah pull-up. merupakan rangkaian lampu yang
Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD disusun secara seri yang berada di
pada register SFIOR dapat diset 1 untuk sepanjang tepi taxiway.
mematikan semua pull-up dalam semua
port. Peralihan dari kondisi input dengan
pull-up ke kondisi output low juga
menimbulkan masalah yang sama. Kita
harus menggunakan kondisi tri-state
Gambar 31. Wiring Taxiway Edge
(DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output
Light
high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi
4) Taxiway Centerline Light
transisi.
Rangkaian Taxiway Edge Light
Skema rangkaian bagian lampu yang
merupakan rangkaian lampu yang
dipakai.
disusun secara seri yang berada pada
1) Runway Edge Light sepanjang titik tengah taxiway.
Rangkaian Runway Edge Light
merupakan rangkaian yang disusun
secara seri berada di sepanjang tepi
runway

Gambar 32. Wiring Taxiway Centerline


Light

31
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62

5) Threshold dan Runway End Light


Rangkaian Threshold dan Runway End
Light disusun secara seri yang berada
pada ujung runway dan akhir runway.

Gambar 36. Wiring PAPI Light


9) Runway Guard Light
Rangkaian Runway Guard Light
disusun secara seri yang berada pada
perbatasan antara runway dan taxiway
Gambar 33. Wiring Threshold dan Runway
yang akan menyala berkedip (blinking).
End Light
6) Approach Light
Rangkaian Approach Light disusun
secara seri dan menggunakan 2 sirkuit
lampu, berada pada ujung runway.
Gambar 37. Wiring Runway Guard
Light
10) Apron Flood Light
Rangkaian Apron Flood Light
merupakan rangkaian yang disusun
Gambar 34. Wiring Approach Light
secara seri yang berada pada daerah
7) Sequence Flash Light
apron.
Rangkaian Sequence Flash Light disusun
secara seri berada pada ujung runway
tepat pada center dari approach light.
Sequence Flash Light disusun berderet
dan menyala secara bergantian.
Gambar 38. Wiring Apron Flood Light
11) Apron Edge Light
Rangkaian Apron Edge Light
merupakan rangkaian yang disusun
secara seri yang berada pada tepi apron.

Gambar 35. Wiring Sequence Flash Light


Gambar 39. Wiring Apron Edge Light
8) PAPI Light
Rangkaian PAPI Light disusun secara 12) Apron Centerline Light
Rangkaian Apron Centreline Light
seri yang terletak di sisi runway
merupakan rangkaian lampu yang
disusun secara seri yang berada pada
daerah apron menuju parking area.

32
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)

Gambar 40. Wiring Apron Centerline Light

13) Siderow Barrette


Rangkaian Siderow Barrette merupakan
rangkaian lampu yang disusun secara
seri dan mempunyai 2 sirkuit yang Gambar 43. Wiring transistor BD139
berada pada ujung runway.
Rangkaian transistor BD139
dirangkai dirangkai demikian karena
membutuhkan tegangan yang besar untuk
suplai ke LED yang cukup banyak.

d. Rangkaian IC 4017
Rangkaian IC 4017 untuk 30 lampu
Gambar 41. Wiring Siderow Barrette
LED menggunakan 4 buah dengan IC ke-1,
ke-2, dank ke-3 terhubung dengan 9 buah
14) Touchdown Zone Light
lampu LED di masing-masing 9 buah
Rangkaian Touchdown Zone Light
pinnya. Sedangkan pada IC ke-4 hanya 3
merupakan rangkaian yang disusun
buah lampu LED yang terhubung pada
secara seri dan mempunyai 2 sirkuit
masing-masing 3 buah pinnya.
yang berada pada awal runway.
Rangkaian IC 4017 ini bekerja jika
mendapat input atau trigger dari pin
mikrokontroller yang terhubung pada pin
input IC 4017. Pada saat mikrokontroller
memberi trigger pada IC ke-1 maka lampu
LED nomor 1 hingga 9 akan menyala secara
Gambar 42. Wiring Touchdown Zone Light
bergantian, pada saat mikrokontroller
c. Rangkaian Transistor BD139
memberi trigger pada IC ke-2 maka lampu
Transistor BD139 merupakan
LED nomor 10 hingga 18 akan menyala
transistor yang dapat digunakan sebagai
secara bergantian, pada saat mikrokontroller
penguat tegangan. Transistor BD139
memberi trigger pada IC ke-3 maka lampu
berjenis NPN. Transistor ini didesain untuk
LED nomor 19 hingga 27 akan menyala
bekerja pada arus DC yang memiliki
secara bergantian, pada saat mikrokontroller
tegangan listrik rendah. Transistor BD139
memberi trigger pada IC ke-4 maka lampu
berjenis NPN dan didesain untuk bekerja
LED nomor 28 hingga 30 akan menyala
pada arus DC yang memiliki tegangan
secara bergantian.
listrik rendah.

33
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62

konfigurasi sirkuit lampu AFL yang


dipakai.
1) Form Login
Form Login dibuat sebagai awal user untuk
memasuki program visual basic airfield
lighting dengan memasukkan nama dan
password dari user. Nama dan password
user terlebih dahulu dimasukkan pada
database sehingga jika nama dan password
Gambar 45. Rangkaian IC 4017B user yang dimasukkan benar maka program
akan terbuka. Dalam form
Pada masing-masing IC 4017
login ini user harus memasukkan nama dan
mendapat trigger dari mikrokontroller
password yang sesuai. Disini penulis
secara bergantian pada port PC.0, PD.7,
memberikan nama dan password “TLB23”
PD.2, dan PA.4. sedangkan reset digunakan
untuk dapat akses kontrol program.
untuk mematikan seluruh rangkaian lampu
Terdapat juga tombol maintenance contro
LED yang dihubungkan pada port PA.7.
untuk melakukan kontrol jika ada
Pada IC 4017 ini output tidak
perawatan, tower control untuk kendali dari
digunakan seluruhnya melainkan hanya 9
jarak jauh (tower), dan clear untuk
output karena 1 output yaitu pada pin 0
membersihkan kolom nama dan password.
digunakan sebagai jeda lampu LED untuk
2) Form Desain
off sehingga tidak terjadi double on lampu
Form Design dibuat sedemikian
LED pada pergantan IC 4017. Total lampu
rupa sehingga membentuk rangkaian design
LED 30 maka pin masing-masing IC 4017
airfield Lighting yang dapat dikontrol
adalah 9 + 9 + 9 + 3 hasilnya 30 sehingga
melalui program visual basic dan sesuai
dibutuhkan 4 buah IC 4017.
dengan alat peraga yang dibuat.
e. Form Desain Visual Basic
Untuk menerapkan rancangan alat
peraga airfield lighting dibutuhkan
perangkat keras (hardware) berupa
komputer (PC) sebagai media kontrol dan
interface. Spesifikasi minimum yang
digunakan adalah:
Processor : Intel Pentium/Celeron
RAM : 256 mb
VGA Memory : 128 mb Gambar 47. Gambar Layout alat simulasi
Harddisk : 20 gb 3) Form Utama
Monitor : SVGA Form Utama berisikan program pada
Sistem Operasi :Mic. Windows visual basic yang berisi tentang kontrol
98/XP/ME utama airfield Lighting yang berupa lampu
Sebelum membuat hardware alat yang akan dipilih, warna, konfigurasi
simulasi diperlukan desain layout airside sirkuit, brightness, serta informasi penting
bandara. Dengan menggunakan Visual tentang lampu tersebut.
Basic dapat mendesign tata letak maupun

34
Perancangan Alat Simulasi Tata Letak dan Konfigurasi…(Andung Luwihono, ST, S.SiT, M.Si)

3. Login dengan memasukkan nama dan


password “TLB23”
4. Pilih kontrol yang mau dipilih yaitu
maintenance control atau tower control
5. Akan tampil layout dari mock-up yang
dapat dikontrol
6. Kita dapat melakukan kontrol mock-up
melalui Visual Basic
Dalam rancangan ini suplai yang
digunakan adalah 220VAC yang nantinya
diubah menjadi 12VDC 5A pada adaptor
Gambar 48. Gambar Form Kontrol Airfield dan digunakan untuk suplai mikrokontroler
Lighting ATMega 16. Rangkaian konfigurasi sirkuit
Bagian-bagian kontrol pada form pada alat simulasi AFL ini menggunakan
kontrol : rangkaian seri pada setiap bagian lampu
o Tombol on / off, berfungsi untuk yang dikontrol sehingga perlu adanya
menyalakan atau mematikan lampu transistor BD139 sebagai penguat tegangan
secara keseluruhan. sehingga lampu LED yang digunakan
o Select Light, berfungsi untuk memilih mendapat tegangan yang sama besar
lampu apa yang akan dioperasikan. sehingga menyala sama terang.
o Selected Light, berisi tombol kontrol Beberapa rangkaian dibuat dengan
dan informasi lampu yang dipilih dua sirkuit yang dapat dikontrol melalui
meliputi warna, tingkat kecerahan, dan program Visual Basic. Pilihan lampu berada
konfigurasi sirkuit lampu. pada desain Visual Basic sehingga jika
o Information, berisi informasi umum ingin menghidupkan lampu maka pilih
tentang lampu AFL yang dipilih. lampu yang akan dihidupkan pada list
Uji Coba Teoritis Model Visual Basic. Begitu juga jika ingin
Langkah pertama yang dilakukan mengetahui brightness dan konfigurasi
adalah mengecek kembali komponen- sirkuit lampu yang dipilih, terdapat pilihan
komponen pada alat mock-up apakah sudah pada desain Visual Basic sesuai lampu yang
terpasang dengan benar. Langkah kita pilih.
selanjutnya karena penulis menggunakan Rangkaian lampu sequence flash
mikrokontroler sebagai pengolah data maka menggunakan IC 4017 untuk menampilkan
hubungkan kabel USB mikrokontroler pada flashing light dari bar 1 hingga bar 30.
laptop. Karena satu buah IC 4017 mempunyai 10
Setelah semua siap dijalankan, secara pin dan hanya 9 pin yang digunakan maka
garis besar hal yang dilakukan adalah : pada rancangan alat simulasi ini dibutuhkan
1. Siapkan hardware dengan sambungkan 4 buah IC 4017 untuk menjalankan flashing
alat melalui sambungan DB25 dan DB9 light dengan lampu LED sebanyak 30 buah.
pada alat. Lampu yang digunakan untuk alat
2. Hidupkan adaptor dan sambungkan simulasi adalah lampu LED 3mm dengan
kabel dari laptop ke mikrokontroler warna pancaran yang mendekati dengan
aslinya. Pertimbangan menggunakan lampu
LED 3mm adalah karena bentuk, ukuran
35
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No.2 Juni 2016 Hal 1 : 62

maupun dimensi yang digunakan dalam ICAO . Manual Of Standard Aerodrome


pembuatan alat simulasi AFL tersebut. (MOS)
SKEP/114/VI/2002, Standar Gambar
Interpretasi Hasil Uji Coba Instalasi Sistem Penerangan Bandar Udara
Dari hasil uji coba rancangan Annex 14 Vol. 1 Aerodromes
sebelumnya dapat diketahui bahwa alat Kurniadi, Adi. Pemrograman Microsoft
simulasi dapat berjalan cukup baik dari segi Visual Basic 6 Hal 4, Jakarta, PT. Elex
kontrol, Visual Basic, maupun lampu-lampu Media Komputindo, 1999.
LED yang terpasang pada mock-up. Akan www.Ilmuterbang.com
tetapi konfigurasi pada AFL masih terdapat www.datasheet4u.com
beberapa ketidakcocokan dari kondisi
sebenarnya. www.wikipedia.org

KESIMPULAN
Prinsip kerja rancangan ini adalah
dengan melakukan kontrol alat simulasi
melalui media laptop sehingga dapat
mengetahui tata letak dan konfigurasi sirkuit
bandara. Bagi Taruna/i yang masih belum
paham tentang airfield lighting dengan
adanya alat peraga ini maka taruna/i dapat
lebih maksimal dalam memahami tata letak
dan konfigurasi sirkuit airfield lighting.
Rancangan ini didesain sedemikian rupa
sehingga serupa dengan airside bandara
sehingga taruna/i bukan hanya
membayangkan tetapi juga dapat melihat
layout airside bandara.
Karena rancangan ini hanya untuk
membantu Taruna/i untuk mengetahui tata
letak dan konfigurasi sirkuit pada bandara,
maka alat simulasi ini belum kompleks
untuk membahas AFL secara keseluruhan
diharapkan di waktu yang akan datang dapat
mengembangkan alat simulasi ini agar dapat
lebih kompleks dalam pembahasannya.
Selain itu alat simulasi ukuran besar dengan
komponen yang kecil-kecil harus
diperhatikan bagian-bagiannya dan
dilakukan perawatan maupun pemasangan
yang hati-hati.

Daftar Pustaka

36

Anda mungkin juga menyukai