Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN
Pada era modern ini listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar bagi
manusia, sehingga keberadaan energy listrik sangat berpengaruh dalam
berjalannya roda aktivitas manusia. Demi menjaga roda aktivitas manusia ini
berjalan secara normal maka sudah menjadi tanggung jawab PLN (Perusahaan
Listrik Negara) selaku penyedia tenaga listrik di Indonesia guna menjaga
kontinuitas penyaluran tenaga listrik tersebut.
Permasalahan utama dalam menjaga kontinuitas tenaga listrik ini adalah
terjadinya gangguan-gangguan yang terjadi pada sepanjang jaringan tenaga
listrik baik gangguan berupa arus lebih maupun tegangan lebih yang dapat di
sebabkan oleh berbagai factor baik internal maupun eksternal. sehingga
peralatan proteksi sangat diperlukan guna menghindari kerusakan peralatan dan
manusia yang berada di jaringan maupun sekitar jaringan. Pada gangguan yang
bersifat permanen atau tetap akan mudah menyediakan peralatan proteksinya
karena pada gangguan yang bersifat tetap bisa langsung diputuskan secara
permanen juga dan dilakukan pengerjaan pemeliharaan maupun perbaikan.
Yang menjadi permasalahan utama adalah dalam menghadapi gangguan yang
bersifat temporan atau sementara. Guna menghadapi gangguan yang bersifat
sementara seperti adanya dahan yang menempel ketika angin kencang dan
mengakibatkan hubung singkat ketanah dan menyebabkan lonjakan arus yang
cukup besar, dalam menghadapi permasalahan bersifat sementara seperti
itusangat tidak diperlukan jaringan listrik sampai trip secara permanenmaka
recloser keluar sebagai solusi dalam menghadapi permasalahan semacam ini
karena dengan adanya recloser yang dapat disetting arusnya dan waktu
reclosenya dapat melakukan reclose atau penutupan balik guna menghindari
jatuhnya jaringan karena gangguan temporan, dengan begitu recloser akan
dapat menjaga ketahanan sistem tenaga listrik terhadap gangguan temporer,

sehingga kehandalan dan kekontinuitasan penyaluran energy listrik ke


pelanggan akan meningkat.

I.

TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan simulasi recloser berbasis ATmega 8
dengan kontrol rangkaian menggunakan software Delphi adalah :
1. Memenuhi sebagian tugas yang diberikan dalam mengikuti mata kuliah
Praktek Realisasi Rancangan Elektronika.
2. Melatih keterampilan mahasiswa untuk membuat suatu alat sederhana
yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan sikap disiplin, profesional dan pantang menyerah
melalui pembuatan Tugas Praktek Realisasi Rancangan Elektronika.
4. Mengetahui prinsip kerja dari Pemutus Balik Otomatis (PBO) atau
Recloser.
5. Mempelajari karakteristik dari peralatan elektronika yaitu : Atmega8,
khususnya ADC.
6.

Menghasilkan sebuah altternatif bahan penyusun recloser yang lebih


murah guna peningkatan jumlah recloser dalam lapangan penyaluran
tenaga listrik.

II. RUANG LINGKUP


Dalam laporan Realisasi Rancangan Elektronika mengenai rangkaian Pemutus
Balik Otomatis (PBO) atau Recloser ini mempunyai beberapa batasan masalah
sebagai berikut:
1. ATmega 8

sebagai komponen utama dalam rangkaian ini, karena

berperan sebagai processing unit dalam rangkaian yang mebaca arus


relatime jaringan menggunakan fitur adc.
2. Software Delphi digunakan sebagai HMI (Human Machine Interface)
dalam rangkaian recloser ini.

3. Trafo arus berperan sebagai tranduser yang menyalurkan besaran listrik


(arus

yang

mengalir)

menjadi

ggl

pada

keluaran

trafo

arus

(mentranformasikan tenaga listrik).


4. Rangkaian power supply +-9 v guna menjadi power supply rangkaian opamp dan precission rectifier (penyearah presisi).

BAB II
DASAR TEORI
PENGERTIAN (DASAR TEORI)
Recloser atau disebut juga sebagai Penutup Balik Otomatis(PBO) adalah alat
perlindungan arus lebih berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis
ketika terjadi gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu
kemudian sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk
dua kali bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan.Apabila
kerja recloser tidak kembali menutup, maka terjadi gangguan permanen.

Sumber :www.gobizkorea.com
Gambar PBO
Karakteristiknya PBO yang terpenting dalam pemakaianya :
1 Penggunaan sebagai pengaman saluran udara tegangan menengah dari
arus hubung singkat di jaringan dan terpasang setelah PMT out going
2

penyulang 20 KV;
Maksimum dalam mengamankan jaringan 20 KV dari gangguan yang
luas atau memperkecil radius pemadaman akibat gangguan.

Dalam tugas Rancagan Realisasi Elektronika ini kami mencoba untuk


membuat Rancang Bangun Recloser atau Pemutus Balik otomatis (PBO).
Berikut ini adalah penjelasan dasar teori dari masing-masing komponen:

Trafo Arus (Current Tramsformer)


Trafo Arus (Current Transformer) adalah sebuah trafo yang digunakan untuk
mengkonversi arus bolak-balik bernilai besar yang mengalir disisi primer,
menjadi hanya arus kecil disisi kumparan sekunder.Dalam kondisi ideal,
dengan tidak memperhatikan rugi-rugi yang muncul pada kumparan sekunder
dan primer, serta rugi-rugi yang muncul pada inti/core, maka besarnya arus
sekunder yang dibangkitkan oleh fluk magnetik akan berbanding linier dengan
ratio dari trafo arus tersebut dan memiliki sudut fasa yang sama.
Struktur Trafo Arus Tegangan Menengah

Gambar Trafo Arus


Sebuah trafo arus tegangan menengah, akan terdiri dari beberapa bagian utama
seperti ditunjukkan pada gambar diatas, yaitu:

Batang penghantar Primer (Primary Bus Bar) dan terminal Primer

(Primary Terminal).
Inti Sekunder(Secondary Core).
Kumparan Sekunder (Secondary Winding).
Material insulasi (insulation Material).
Terminal sekunder (Secondary Terminal) dan pelindungnya.
Informasi Product (Name Plate).

Prinsip kerja sebuah trafo arus dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Prinsip Kerja Trafo Arus

Trafo arus tegangan menengah bekerja berdasarkan prinsip kopling


medan magnetik. Pada saat arus bolak-balik mengalir di dalam batang
penghantar primer (primary bus bar), maka akan dibangkitkan medan

magnetik disekitar batang penghantar primer tersebut.


Medan magnetik tersebut akan memotong inti/core. Medan magnetik
yang menembus luasan tertentu dari inti/core akan membangkitkan fluk

magnetik yang mengalir diseluruh inti/core.


Fluk magnetik yang menembus kumparan

sekunder

akan

membangkitkan tegangan atau beda potensial dikedua ujung kumparan.


Apabila pada sisi kumparan sekunder diberi beban sehingga tercipta
rangkaian tertutup/ close loop, maka akan mengalir arus sekunder pada
kumparan sekunder.
Formulasi Kesalahan Transformasi Arus
Jika rugi-rugi yang muncul pada kumparan sekunder dan kumparan primer
dianggap tidak ada, maka perbandingan antara arus primer terhadap arus
sekunder akan sama dengan perbandingan antara jumlah kumparan sekunder
dibagi dengan jumlah kumparan primer .

Dimana:
Ip adalah Arus Primer, Is adalah Arus Sekunder.
Ns adalah jumlah kumparan Sekunder, Np adalah jumlah kumparan primer.
Perbandingan dari Arus Primer terhadap arus sekunder disebut juga Rated
ratio.
Dari persamaan diatas, maka besarnya arus sekunder Is yang akan mengalir
disisi sekunder adalah jumlah kumparan Primer Np dibagi jumlah kumparan
sekunder Ns dikalikan dengan arus yang mengalir disisi primer Ip atau dalam
bentuk formulasi menjadi:

Dimana:
Is adalah arus sekunder, Ip adalah arus sekunder
Np adalah Jumlah kumparan primer, Ns adalah jumlah kumparan sekunder.
Pada kenyataannya, tidak semua arus primer akan terduplikasi disisi kumparan
sekunder. Akan dibutuhkan suatu arus eksitasi Ie agar proses reproduksi arus
sekunder dapat terjadi. Dengan demikian, apabila arus eksitasi kita masukan
dalam formulasi, besarnya arus sekunder menjadi:

Dimana Ie adalah arus eksitasi yang dibutuhkan agar proses reproduksi arus
sekunder dapat terjadi. Karena Arus eksitasi tidak dapat diabaikan, maka
proses reproduksi arus sekunder akan mengalami kesalahan dan biasa disebut
sebagai kesalahan transformasi ( transformation error). Selain daripada itu,

akan terjadi juga pergeseran fasa. Kesalahan pada fasa biasa disebut sebagai
pergeseran fasa.
Jika disederhanakan, maka skematik diagram dari arus primer, arus eksitasi dan
arus sekunder ditunjukan pada garmbar dibawah ini;

Gambar Skematik Diagram Arus


Dari gambar diatas terlihat bahwa arus sekunder Is yang mengalir pada burden
merupakan perkalian antara ratio dengan arus primer dikurangi dengan arus
eksitasi Ie yang diserap oleh inti/core untuk membangkitkan arus sekunder.
Perhitungan Kesalahan Arus (Current Error/ Ratio Error)
Kesalahan arus atau kesalahan perbandingan adalah kesalahan yang
ditimbulkan oleh transformer dalam melakukan pengukuran disebabkan karena
adanya kenyataan bahwa aktual perbandingan transformasi adalah tidak sama
dengan perbandingan transformasi pengenal (Rated Transformation Ratio).
Kesalahan

Arus

(Current

Error) atau kesalahan

perbandingan

(Ratio

Error) diekspresikan dalam persen (%) dan diformulasikan dengan persamaan


sebagai berikut:

Dimana:
Kn adalah Perbandingan transformasi pengenal (Rated Transformation Ratio).
Ip adalah arus primer actual/sebenarnya (Actual Primary Current).
Is adalah arus sekunder actual/sebenarnya (Actual Secondary Current) pada
saat Ip mengalir disisi primer dan kondisi pengukuran terjadi.

Resistor
Komponen ini memiliki bentuk kecil dan memiliki gelang warna yang
menunjukkan besar dan kecilnya suatu tahanan. Resistor memiliki 2 buah kaki
pada ujungnya dan tidak memiliki kutub positif dan kutub negatif sehingga
pemasangannya boleh terbalik, asalkan nilainya sama dengan nilai yang tertera
pada PCB atau skema.
Komponen ini terbuat dari bahan arang sehingga arus yang ada dalam resistor
tetap tidak dapat di ubah-ubah lagi. Apabila nilai ohmnya tidak sesuai dengan
arus yang masuk (lebih besar arus dari nilainya) maka komponen ini akan
terbakar dan tidak berfungsi lagi.

Gambar Resistor di Pasaran

Selanjutnya untuk mengetahui besar tahanan resistor dapat memalui gelang


warna yang masing masing warnanya memiliki nilai. Di bawah ini adalah tabel
warna pada resistor :

Gambar Tabel Gelang Resistor

Resistor sendiri didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi


penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang
mengalirinya. berdasarkan hukum Ohm:

Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,
melalui

suatu

gandengan

magnet

dan

berdasarkan

prinsip

induksi-

elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga


listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap
keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya
listrik jarak jauh. Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara
lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban, untuk
memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang lain, dan untuk menghambat
arus searah atau mengalirkan arus bolak-balik. Adapun rumus untuk
menghitung tegangan dan arus pada masing-masing sisi primer dan sekunder
yaitu :

dimana :
Np = Banyaknya lilitan primer
Ns = Banyaknya lilitan sekunder
Is = Arus pada sisi sekunder
Ip = Arus pada sisi primer
Vp = Tegangan pada sisi primer

Vs = Tegangan pada sisi sekunder

Trafo catu daya dibedakan menjadi dua, yaitu trafo engkel dan trafo center tab
(CT). Pada pembuatan realisasi ini yang digunakan adalah Trafo Trafo CT
Adalah trafo yang mempunyai besar keluaran yang bejumlah dua atau
bepasangan (6 dgn 6) selain itu trafo ini punya ujung CT. CT ini digunakan
sebagai arus negatif. Selain itu trafo CT keluarannya dapat di pararel
(keluarannya dapat digabungkan tapi syaratnya harus pasangannya yaitu 6
dengan 6 atau 12 dengan 12). Inti besi pada trafo sengaja dibuat berkepingkeping, karena dengan bentuk kepingan terdapat rongga udara, ini juga
digunakan sebagai pendingin trafo serta untuk mengurangi arus pusar yang
menyebabkan rugi-rugi daya.

Gambar Transformator CT
Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat

menyimpan energi dalam bentuk medan listrik, dengan cara mengumpulkan


ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Umumnya kapasitor itu dibuat
dengan dua buah lempeng logam yg bersejajar antara satu dengan lainnya,
kemudian diantara dua logam tersebut ada bahan isolator yg disebut dengan
dielektrik. Dielektrik adalah bahan yang dapat mempengaruhi nilai dari
kapasitansi fungsi kapasitor. Adapun bahan dielektrik yang paling sering di

gunakan adalah keramik, kertas, udara, metal film, gelas, vakum dan lain-lain
sebagainya. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan
listrik disebut Farad (F) yang diambil dari nama penemu Michael Faraday
sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor).

Gambar Kapasitor
Ada 2 jenis kondensator, yang pertama adalah kondensator polar/elektrolit
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. Sedangkan Kapasitor
non-polar dapat dipasang secara bolak-balik pada suatu rangkaian elektronik
tanpa memeperhatikan kutub-kutubnya. Biasanya berbentuk tablet atau
kancing.

Lambang kondensator

Lambang kapasitor

Kapasitor
juga mempunyai tegangan kerja, Non
biasanya
Polar/Elektrolit
Polar pada rangkaian DC
berkisar dari 3,3V sampai 25V. Jangan menggunakan kapasitor yang tegangan
kerjanya lebih rendah dari tegangan kerja yang ditentukan. Lebih baik memilih
kapasitor yang tegangan kerjanya 10 - 15 persen lebih besar dari tegangan
e

rangkaian.
Dioda (Penyearah)
Dioda adalah jenis komponen pasif. Dioda memiliki dua kaki/kutub yaitu kaki
anoda dan kaki katoda . Dioda terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan
semi konduktor tipe N yang di sambungkan. Semi konduktor tipe P berfungsi
sebagai Anoda dan semi konduktor tipe N berfungsi sebagai katoda. Pada
daerah sambungan 2 jenis semi konduktor yang berlawanan ini akan muncul

daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat
ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break
down voltage, yaitu tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai
konduktor/penghantar arus listrik.
Prinsip Kerja Dioda pada umumnya adalah sebagai alat yang terbentuk dari
beberapa bahan semikonduktor dengan muatan Anode (P) dan muatan Katode
(N) yang biasanya terdiri dari geranium atau silikon yang digabungkan, dan
muatan yang bertipe N merupakan bahan dengan kelebihan elektron, dan
sebaliknya muatan bertipe P merupakan bahan dengan kekurangan elektron
yang dipisahkan oleh depletion layer yang terjadi akibat keseimbangan kedua
muatan tersebut, oleh karena itu dioda tersebut menghasilkan suatu hole yang
berfungsi sebagai pembawa tegangan atau muatan sehingga terjadi perpindahan
sekaligus pengaliran arus yang terjadi di hole tersebut.

Gambar Dioda di pasaran dan simbol Dioda

Dioda bersifat menghantarkan arus listrik hanya pada satu arah saja, yaitu jika
kutub anoda kita hubungkan pada tegangan + dan kutub katoda kita hubungkan
dengan tegangan (kita beri bias maju dengan tegangan yang lebih besar dari
0.7 volt) maka akan mengalir arus listrik dari anoda ke katoda (bersifat
konduktor). Jika polaritasnya kita balik (kita beri bias mundur) maka arus yang
mengalir hampir nol atau dioda akan bersifat sebagai isulator.
f

Dioda Bridge
Dioda Bridge ditemukan oleh J. A Fleming pada tahun 1904, Ia adalah seorang
ilmuan yang berasal dari inggris (1849-1945). Mungkin bagi kalian yang

senang dengan hobby elektro atau lulusan sekolah elektro,mungkin sudah tidak
asing lagi dengan benda yang satu ini yang namanya dioda. Bahkan untuk
memahami

cara

kerjanya

mungkin

sangat

mudah

sekali

bagi

kalian. Dioda secara bebas dapar diartikan sebagai salah satu komponen
elektonika yang

sangat

sering

dijumpai

dan

digunakan

seperti

pada kapasitor dan juga resistor. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita
simulasikan sebagai sebuah katup,dimana katup tersebut akan terbuka
manakala air yang mengalir dibelakang katup menuju kedepan, sedangkan
katup akan menutup karena adanya dorongan aliran air dari arah depan katup.
Agar bisa lebih mengetahui perinsip kerja dioda, mari kita bahas bersama.

Gambar Dioda Penyearah


Dioda bridge atau dikenal dengan sebutan jembatan dioda adalah rangkaian
yang digunakan untuk penyearah arus ( rectifier) dari AC ke DC. Untuk
membuat dioda bridge dengan benar maka perlu diketahui tipe dioda yang
akan digunakan, Elemen dioda berasal dari dua kata elektroda dan katoda.
Diode memiliki simbol khusus, yaitu anak panah yang memiliki garis
melintang pada ujungnya. Alasan dibuatnya symbol tersebut adalah karena
sesuai dengan prinsip kerja dari dioda. Anoda ( kaki positif = P) terdapat pada
bagian pangkal dari anak panah tersebut dan katoda ( kaki negative =
N ).terdapat pada bagian ujung dari anak panah.
Dioda bridge atau yang deikenal dengan dioda silicon yang dirangkaikan
menjadi suatu bridge dan dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Dioda
bridge digunakan sebagia penyearah pada power suplly. jembatan dioda adalah

gabungan empat atau lebih dioda yang membentuk sebuah jembatan


konfigurasi yang menyediakan polaritas output dan polaritas input ketika
digunakan dalam aplikasi yang paling umum konversi dari arus bolak balik.
Fungsi atau bagian utama dari jembatan dioda adalah bahwa polaritas
outputnya berbeda dengan polaritas input. Sebutan lain dari rangkaian
jembatan dioda banyak disebut juga sebagai sircuit Gratez yang diambil dari
nama leo graetz seorang ilmuwan fisika.

Relai
Relai

adalah

Saklar

(Switch)

yang

bekerja

menggunakan

prinsip

elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar. Kontak saklar akan


menghubungkan beban relai ke sumber lain yang biasanya menggunakan arus
atau tegangan yang lebih besar dari pada arus atau tegangan untuk input coil.
Sebagai contoh, dengan relay yang menggunakan elektromagnet 5V dan 1 mA
mampu menggerakan armature relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A

Sumber : produksielektronik.com
Gambar Bentuk Relai dan Simbol Relai

1
2

Pada dasarnya, Di sebuah Relai sederhana terdiri dari 4 komponen dasaryaitu :


Electromagnet (Coil);
Armature;

3
4

Switch Contact Point (Saklar);


Spring.

Sumber : produksielektronik.com
Gambar Komponen Dasar Relai
Berdasarkan gambar di atas, inti besi yang dililit oleh kumparan (coil)
berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila kumparan diberikan arus
listrik searah, maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian menarik
Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO)
sehingga menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung.
Dalam relai kita mengenal istilah Pole dan Throw. Pole adalah Banyaknya
Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay. Sedangkan Throw
merupakan.Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah kontak.
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka
1

relay dapat digolongkan menjadi :


Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2

Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil;


Single Pole Double Throw (SPDT):Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3

Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil;


Double Pole Single Throw (DPST):Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2
Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang

dikendalikan oleh 1 Coil;


Double Pole Double Throw (DPDT):Relay golongan ini memiliki Terminal
sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay

SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single)Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya


untuk Coil.

Sumber : produksielektronik.com
Gambar Jenis Pole dan Throw
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan
Elektronika diantaranya adalah :
1

Relay digunakan untuk menjalankan fungsi logika (Logic Function);

Relay digunakan untuk memberikan fungsi penundaan waktu (Time Delay


Function);

Relay digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan bantuan


dari signal tegangan rendah;

Ada juga relay yang berfungsi untuk melindungi motor ataupun komponen
lainnya dari kelebihan tegangan ataupun hubung singkat.

Sumber : Datasheet Relai ISO 9002


Gambar Kaki Relai ISO 9002
h

Toroida
Solenoida panjang yang dilengkungkan sehingga berbentuk lingkaran
dinamakan toroida, seperti yang terlihat pada Gambar berikut:

Gambar Toroida
Induksi magnetik tetap berada di dalam toroida, dan besarnya dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut

Perbandingan antara jumlah lilitan N dan keliling lingkaran 2a merupakan


jumlah lilitan per satuan panjang n, sehingga diperoleh:
B = 0 .I.n
i

LM 358

LM358 adalah IC penguat operasional ganda (dual operational amplifiers / OpAmps). Komponen elektronika ini terdiri atas dua penguat operasional highgain dengan kompensator frekuensi yang independen, dirancang untuk
beroperasi cukup dari satu catu daya tunggal dengan rentang tegangan yang
lebar untuk flesibilitas penuh dalam menerapkan rancangan rangkaian
elektronika Anda. Dapat juga menggunakan catu daya terpisah selama
perbedaan tegangan antara kedua catu daya antara 3V hingga 32V dan Vcc
setidaknya 1,5 volt lebih tinggi dibanding tegangan masukan moda-bersama
(input common-mode voltage). Tarikan dari arus pasokan rendah (low supply
current drain) bersifat independen dari besarnya tegangan catu daya.

Gambar LM358
jIC TL072
Tidak seperti IC TL071 yang memiliki sebuah channel penguat, IC linear opamp TL072 memiliki dua buah channel penguat langsung dalam satu kesamaan
IC nya. Sehingga jumlah 8 pin efektif untuk masing-masing pinnya (tida ada
space atau pin yang tidak terpakai). Konfigueasi kaki atau pin IC op-amp
TL072 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar konfigurasi IC TL072


Keterangan :

Jumlah pin ada 8


Terdapat dua channel penguat
Input pembalik, di pin 2 untuk channel 1 dan di pin 6 untuk channel 2
Input bukan pembalik, di pin 3 untuk channel 1 dan di pin 5 untuk channel
2
Output, di pin 1 untuk channel 1 dan di pin 7 untuk channel 2
Pin 4 adalah jalur catu negatir (-)
Pin 8 adalah jalur catu positif (+)

Operasional Amplifier (Op-Amp)


Rangkaian untuk penguat non-inverting adalah seperti yang ditunjukkan
gambar dibawah.

Gambar Rangkaian Penguat Non-Inverting


Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari
penguat tersebut adalah masukan non-inverting dari Op Amp. Tidak seperti
penguat inverting, sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal
masukannya. Seperti pada rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah
penguat adalah tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak
terhingga. sehingga dari rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat
adalah sebagai berikut :

Hasil substitusi persamaan diatas sehingga diperoleh

Rangkaian penguat inverting maupun non-inverting biasanya menggunakan IC


Op-Amp 741. Dengan memahami prinsip kerja dari rangkaian ini, maka
rangkaian pengembangan dari rangakaian Op-Amp ini seperti rangkaian ADC
(Analog to Digital Converter), DAC (Digital to Analog Converter), Summing
(penjumlahan) dan yang lainnya juga dapat dipahami. Berikut datasheet dari IC
741:

Gambar Konfigurasi IC 741

lDisplay Seven Segmen


Display 7 segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampil
karakter angka dan karakter huruf. Display 7 segment sering juga disebut
sebgai penampil 7 ruas. Pada display 7 segment juga dilengkapi karakter titik
(dot) yang sering dibutuhkan untuk karakter koma atau titik pada saat
menampilkan suatu bilangan. Display 7 segment terdiri dari 7 penampil
karakter yang disusun dalam sebuah kemasan sehingga dapat menampilkan
karakter angka dan karakter huruf. Terdapat 7 buah penampil dasar dari LED
(Light Emiting Diode) yang dinamakan karakter A-F dan karakter dot. Bentuk
susunan karakter penampil karakter A-F pada display 7 segmen dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar Display 7 Segmen


Bentuk Susunan Karakter Display 7 Segment Pada dasarnya penampil 7
segment merupakan rangkaian 7 buah dioda LED (Light Emiting Diode).
Terdapat 2 (dua) jenis rangkaian dasar dari display 7 segment yang dikenal
sebagai display 7 segment common anoda (CA) dan common cathoda (CC).
Pada display common anoda untuk mengaktifkan karakter display 7 segment
diperlukan logika low (0) pada jalur A-F dan DP dan sebaliknya untuk display
7 segment common cathoda (CA). Rangkaian internal display 7 segment

common anoda dan common cathoda (CC) dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Internal Display 7 Segment Common Anoda

Rangkaian Internal Display 7 Segment Common Cathoda

Rangkaian LED seperti pada gambar diatas disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk display 7 segment yang dapat menampilkan karakter angka dan
huruf. Karena hanya terdiri dari 7 bagian (7 ruas) maka tampilan huruf yang
dihasilkan dispaly 7 segment tidak dapat menampilkn karakter huruf secara
lengkap a-z, akan tetapi dalam aplikasi rangkaian elektronika karakter huruf
yang sering ditampilkan oleh display 7 segment adalah karakter A-F saja.
Display 7 segment dapat menamplikan karakter angka desimal 0 9 yang
dapat dilihat pada gambar berikut.
Karakter Angka Pada Display 7 Segment

Dipasaran dapat dijumpai dispaly 7 segment dalam beberapa farian fisik yang
bermacam-macam. Ada yang dikemas untuk menampilkan 1 karakter angka
dan ada juga yang dikemas langsung untuk menampilkan beberapa karakter
angka. Contoh bentuk display 7 segment yang dapat dijumpai dipasaran dapat
dilihat dipasaran dapat dilihat pada gambar berikut : Contoh Bentuk Fisik
Display 7 Segment

Berdasarkan cara kerjanya, tujuh segmen dibagi menjadi 2 bagian:

common katode
Cara kerja dari seven segmen common katode akan aktif pada kondisi high "1"
dan akan off pada kondisi low "0".
ANGKA
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

h
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

g
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1

f
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1

e
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0

d
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1

c
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1

b
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1

a
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1

HEXA
3FH
06H
5BH
4FH
66H
6DH
7DH
07H
7FH
6FH

common anode
Cara kerja dari seven segmen common anode akan aktif pada kondisi low "0"
dan akan off pada kondisi high "1".
Tabel pengaktifan common katode

ANGKA

HEXA

C0H

F9H

A4H

B0H

99H

92H

m Catu Daya

Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem
elektronika.Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber
DC.Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak balik, sedangkan sumber
tegangan DC merupakan sumber tegangan searah.
Bila dilihat dengan osiloskop seperti berikut :

Gambar Tegangan AC

Gambar Tegangan DC
Sumber Tegangan Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktu-waktu
pada kutub positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangkan sumber
AC selalu pada satu kutub saja, positif saja atau negatif saja.Dari sumber AC
dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian
penyearah yang di bentuk dari dioda.Ada tiga macam rangkaian penyearah
dasar yaitu penyearah setengah gelombang, gelombang penuh dan sistem
jembatan.

Gambar Penyearah Setengah Gelombang

Gambar Penyearah Setengah Gelombang

Gambar Penyearah Sistem Jembatan


Rangkaian Penyearah Biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter
kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang
stabil. Tegangan DC juga dapat diperoleh dari batere.Dengan penggunaan
batere ditawarkan sumber tegangan DC yang stabil dan portable namun dapat
habis tergantung kapasitas batere tersebut.Tegangan yang tersedia dari suatu
sumber tegangan yang ada biasanya tidak sesuai dengan kebutuhan.Untuk itu
diperlukan suatu regulator tegangan yang berfungsi untuk menjaga agar
tegangan bernilai konstan pada nilai tertentu.Regulator tegangan ini biasanya
berupa IC dengan kode 78xx atau 79xx.Untuk seri 78xx digunakan untuk
regulator tegangan DC positif, sedangkan 79xx digunakan untuk regulator DC
negatif. Nilai xx menandakan tegangan yang akan diregulasikan. Misalnya
kebutuhan sistem adalah positif 5 volt, maka regulator yang digunakan adalah
7805. IC regulator ini biasanya terdiri dari tiga pin yaitu input, ground dan
output. Dalam menggunakan IC ini tegangan input harus lebih besar beberapa
persen (tergantung pada data sheet) dari tegangan yang akan diregulasikan.
Prinsip Kerja Catu Daya
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct
current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik.Baterai atau accu adalah
sumber catu daya DC yang paling baik.Namun untuk aplikasi yang
membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup.Sumber

catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari
pembangkit tenaga listrik.Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang
dapat mengubah arus AC menjadi DC.Pada tulisan kali ini disajikan prinsip
rangkaian catu daya (power supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang
paling sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi.
2.

Penyearah (Rectifier)

Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1


berikut ini.Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari
jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih
kecil pada kumparan sekundernya.

Gambar Penyearahan Gelombang

Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari arus AC
menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban R1.Ini yang disebut
dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan
penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan
center tap (CT) seperti pada gambar diatas.

Gambar Penyearahan Gelombang Penuh


Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa
yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator
sebagai common ground..Dengan demikian beban R1 mendapat suplai
tegangan gelombang penuh seperti gambar di atas.Untuk beberapa aplikasi
seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc,
bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini
tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar.

Gambar Penyearahan dengan Filter C


Gambar diatas adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter
kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk
gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan
bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang
dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan
kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh
tegangan kapasitor.Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi
eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.

Gambar Bentuk Gelombang Filter Kapasitor


Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R.
Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis
horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan
semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan
tegangan ripple yang besarnya adalah :
Vr = VM -VL .
dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2 ..
Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan
ripple paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor
C, sehingga dapat ditulis :
VL = VM e -T/RC .
Jika persamaan diatas disubsitusi ke rumus selanjutnya, maka diperoleh :
Vr = VM (1 e -T/RC)
Jika T << RC, dapat ditulis :e -T/RC 1 T/RC ..

sehinggajika ini disubsitusi ke rumus diatas dapat diperoleh persamaan yang


lebih sederhana :
Vr = VM(T/RC) .
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara
beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan ini
efektif untuk mendapatkan nilai tengangan ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple
akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan
ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp,
yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya
50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50
= 0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah
gelombang penuh, tentu saja fekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T
= 1/2 Tp = 0.01 det.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan
menambahkan kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan
menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda
seperti pada gambar-5 berikut ini.

Gambar Penyearahan Gelombang Penuh dengan Filter C


Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari
catu jala-jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa
nilai kapasitor yang diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan
ripple yang tidak lebih dari 0.75 Vpp. Jika rumus (2.15) dibolak-balik maka
diperoleh.
C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF.
Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki
polaritas dan tegangan kerja maksimum tertentu.Tegangan kerja kapasitor yang
digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran catu daya.Anda
barangkalai sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat
mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda
buat, apakah tegangan ripple ini cukup mengganggu.Jika dipasaran tidak
tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau
tiga buah kapasitor.
3.

Voltage Regulator

Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil,


namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan

outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus
semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun.Untuk beberapa
aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan
komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.
Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan
keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC
Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.
Berikut susunan kaki IC regulator tersebut.

Gambar Kaki Regulator


Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan +5 volt, 7812
regulator tegangan +12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya
adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan -5 dan -12
volt.
Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang tegangannya
dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang dikemas dalam
satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337 untuk
regulator variable negatif. Bedanya resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga
tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.
n

Delphi

Delphi adalah sebuah bahasa pemograman, Development, Aplikasi


windows, Aplikasi grafis, Aplikasi Visual, bahkan aplikasi Jaringan dan
berbasis internet. Delphi meiliki lingkungan pemograman terpadu
IDE (Intergrated Development Environment), dengan IDE semua
yang diperlukan dalam pengembangan, dalam kondisi normal,
semua telah tersedia. (Buku Panduan Praktek Pemograman visual
II, 2012:5).

Delphi 2010 adalah aplikasi development Tool yang digunakan untuk membuat
aplikasi berbasis windows dan web secara cepat dan mudah, pada dasarnya
Delphi 2010 hampir sama dengan versi sebelumnya. Hanya saja di versi ini,
delphi dilengkapi dengan segudang fitur dan fasilitas yang belum ada pada
versi - versi delphi sebelumnya, seperti gesture yang digunakan pada aplikasi
berbasis monitor touchscreen. fitur Ribbon yang dapat mempercantik tampilan
form aplikasi (Kadir Abdul, 2001:35).
Untuk memulai pemrograman Delphi, yang pertama kali adalah membuka
program Delphi bila belum dijalankan. Umumnya cara untuk menjalankan
program Delphi adalah dengan melalui menu Start > Programs > Embarcadero
RAD Studio 2010 > Delphi 2010.
Pada saat pertama kali program Delphi dijalankan, maka akan secara otomatis
terbentuk sebuah form kosong (Project Baru) yang siap untuk diproses lebih
lanjut. Tampilan lembar kerja Delphi 2010 ditunjukan pada gambar dibawah
ini.

Menu Bar
Di dalam menu bar terdapat banyak perintah untuk memerintahkan komputer
agar melakukan suatu tindakan, seperti menyimpan file, membuka file,
menutup file, memkompile program dan masih banyak lagi perintah-perintah
lainnya.
Tool Bar
Adalah kumpulan tombol-tombol yang berfungsi untuk memberikan perintah
pada komputer, atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai alternatif dalam
memberikan perintah selain menggunakan menu bar.
Componen Palette
Adalah kumpulan komponen yang berfungsi untuk merancang tampilan
program. Dalam bagian ini terdapat banyak komponen yang dapat digunakan
secara langsung.
Object Tree View
Adalah tempat menampilkan nama-nama komponen yang kita gunakan pada
form yang aktif saat pembuatan program.
Object Inspector
Adalah kumpulan sifat / properties dari setiap komponen program, dengan
menggunakan bagian ini kita dapat mengatur sifat setiap komponen, seperti
warna, ukuran dan pengaturan tampilan lain, juga untuk mengatur kejadian /
event pada suatu objek tertentu.
Object Form
Adalah tempat kita melakukan desain tampilan terhadap program yang kita
buat, dan sinilah setiap komponen yang kita gunakan diletakkan sewaktu kita
ingin menggunakannya.
Code Editor
Adalah tempat kita akan menuliskan setiap perintah-perintah program terhadap
proses yang kita inginkan terjadi terhadap suatu objek atau kejadian.
Object Inspector

Adalah kumpulan sifat / properties dari setiap komponen program, dengan


menggunakan bagian ini kita dapat mengatur sifat setiap komponen, seperti
warna, ukuran dan pengaturan tampilan lain, juga untuk mengatur kejadian /
event pada suatu objek tertentu.
Object ini terdapat semua pengaturan terhadap suatu komponen tertentu,
dan kita akan sering menggunakan Object ini. Berikut penjelasan tentang
object inspector ditunjukan pada gambar dibawah.

a. Nama Objek akan selalu menampilkan nama objek yang saat itu sedang
aktif atau sedang terpilih pada objek form.
b. Tab Properties digunakan untuk mengganti properti (kepemilikan) sebuah
objek/komponen.
c. Tab Event digunakan untuk membuat procedure yang diaktifkan (trigered)
lewat sebuah event.
d. Nama Propeties adalah nama-nama properties untuk melakukan pengaturan
terhadap suatu objek yang sedang aktif. Nama properites ini tersusun sesuai
dengan abjad pada Tab Properties.

Bahasa Assembly

Bahasa rakitan atau lebih umum dikenal sebagai Assembly adalah bahasa
pemrograman

tingkat

rendah

yang

pemrograman komputer, mikroprosesor,pengendali

digunakan
mikro,

dan

dalam
perangkat

lainnya yang dapat diprogram. Bahasa rakitan mengimplementasikan


representasi atas kode mesin dalam bentuk simbol-simbol yang secara relatif
lebih dapat dipahami oleh manusia. Berbeda halnya dengan bahasa-bahasa
tingkat tinggi yang berlaku umum, bahasa rakitan biasanya mendukung secara
spesifik untuk suatu ataupun beberapa jenis arsitektur komputer tertentu.
Dengan demikian, portabilitas bahasa rakitan tidak dapat menandingi bahasabahasa lainnya yang merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi. Namun,
bahasa rakitan memungkinkan programmer memanfaatkan secara penuh
kemampuan suatu perangkat keras tertentu yang biasanya tidak dapat ataupun
terbatas bila dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi.
Pada bahasa rakitan, programmer umumnya menggunakan sebuah program
utilitas yang

disebut

sebagai perakit (bahasa

Inggris: assembler)

yang

digunakan untuk menerjemahkan kode dalam bahasa rakitan tersebut ke dalam


kode mesin untuk perangkat keras tertentu. Sebuah perintah dalam bahasa
rakitan biasanya akan diterjemahkan menjadi sebuah instruksi mnemonic dalam
kode mesin, berbeda halnya dengan kompiler pada bahasa pemrograman
tingkat tinggi yang menerjemahkan sebuah perintah menjadi sejumlah instruksi
dalam kode mesin.
Beberapa perangkat lunak bahasa rakitan terkenal biasanya menyediakan
tambahan fitur untuk memfasilitasi proses pengembangan program, mengontrol
proses perakitan, dan alat bantu pengawakutuan (debugging).
Ada beberapa dasar alasan menggunakan bahasa rakitan dilihat dari sudut
pandang penggunaannya:

Bahasa rakitan dibandingkan dengan bahasa mesin, bahasa rakitan


merupakan representasi atas bahasa mesin yang dirancang agar lebih mudah
dipahami oleh manusia. Dengan menggunakan bahasa rakitan, seorang
programmer dapat lebih mudah mengingat instruksi-instruksi dengan
menggunakan simbol yang lebih dimengerti dibandingkan bila menggunakan
simbol mnemonic kode mesin secara langsung. Demikian halnya pula dengan

mekanisme lompatan yang umum terdapat dalam bahasa mesin yang biasanya
menggunakan alamat memori, programmer dapat lebih mudah menggunakan
fasilitas pelabelan yang terdapat pada bahasa rakitan dibandingkan
menggunakan alamat memori tertentu dalam kode mnemonic.

Bahasa rakitan dibandingkan dengan bahasa tingkat tinggi, bahasa


rakitan memungkinkan programmer untuk mengontrol serta memanfaatkan
secara penuh kapabilitas yang terdapat atas suatu perangkat keras, berbeda
halnya dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang memiliki banyak
keterbatasan dalam pemanfaatan secara penuh suatu perangkat keras. Bahasa
rakitan menjanjikan tingkat unjuk kerja yang maksimum karena sifatnya yang
menerjemahkan secara langsung instruksi rakitan menjadi instruksi mesin,
berbeda halnya dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang biasanya
menerjemahkan sebuah instruksi menjadi sejumlah kode mesin.

BAB III
ALAT DAN BAHAN
a. Peralatan
1. Solder
2. Multimeter
3. Baskom
4. Cutter
5. Pistol Lem
6. Tang
7. Bor
8. Gunting
9. Setrika
10. Atraktor
11. Gergaji besi
12. Spidol permanent
13. Kertas CTS
b. Bahan
1. Atmega8.......................................................................(1 buah)
2. Transformator CT 220V/18V 10A...............................(1 buah)
3. LM358..........................................................................(2 buah)
4. Resistor470 Ohm..........................................................(3 buah)
5. Kapasitor lco 2200 uF/16 V.........................................(1 buah)
6. Kapasitor Elco 100 uF/16.............................................(1 buah)
7. Kapasitor Elco 1000 uF/16 V.......................................(1 buah)
8. Black Housing..............................................................(6 buah)
9. Kabel Pelangi................................................................(1 meter)
10. Terminal 3input.............................................................(1 buah)
11. Steker............................................................................(1 buah)
12. PCB..............................................................................(1 lembar)
13. Kabel NMHY 0,75mm2...............................................(2 meter)
14. Trafo arus (toroida).......................................................(1 buah)
15. Lampu motor 5 Watt.....................................................(4 buah)
16. Lampu motor 25 Watt.....................................................(1 buah)
17. Lampu motor 35 Watt.....................................................(1 buah)

18. Relai .............................................................................(1 buah)


19. Pin Head Connector 2 baris..........................................(2 buah)
20. Tenol.............................................................................(1 rol)
21. Ferricloride (FeCl3)......................................................(500 gram)

BAB IV
LANGKAH KERJA
Persiapan Perangkat Keras
1. Menyiapkan gambar jalur rangkaian yang nantinya akan disalin pada pada
papan PCB menggunakan software computer. Diperlukan software yang
dapat digunakan untuk membuat gambar rangkaian salah satunya adalah
software Eagle.
2. Setelah gambar dalam bentuk board selesai maka langkah selanjutnya
adalah mencetak gambar rangkaian pada kertas CTS menggunakan printer
laser.
3. Menindihkan kertas CTS pada papan PCB kemudian mensetrikanya agar
gambar pada kertas CTS menempel pada papan PCB.

4. Mendinginkan papan PCB dengan air dan lepas kertas CTS secara hatihati, kemudian memperjelas gambar menggunakan spidol permanen
apabila ada jalur yang tidak menempel atau kurang jelas.
5. Memotong papan PCB sesuai agar sesuai ukuran menggunakan gergaji
besi atau cutter.
6. Menuangkan larutan Ferricloride (FeCl3) secukupnya pada baskom dan
tambahkan sekitar 250ml air bersih. Aduk hingga keduanya merata.
7. Rendam PCB pada larutan tersebut dan menggoyang-goyangkan baskom
hingga tembaga yang tidak tetutup carbon atau spidol menjadi hilang
akibat proses pelarutan dengan Ferricloride.
8. Setelah proses pelarutan tembaga pada PCB selesai, bersihkan karbon
yang masih menempel dengan kapas yang dibasahi dengan tiner secara
perlahan.
9. Melubangi papan PCB sesuai jalur yang telah dibuat dengan menggunakan
bor khusus PCB. Yaitu bor ukuran 0,8-1mm sesuai letak dan besar kaki
komponen.
10. Memasang komponen pada papan PCB sesuai letak komponen dan
mensoldernya dengan tenol. Pada proses ini pensolderan harus dilakukan
dengan cepat dan rapi karena ada beberapa komponen yang tidak tahan
dengan suhu tinggi sehingga dapat mengurangi kepekaan komponen.
11. Memotong kaki- kaki komponen agar rapi menggunakan tang potong atau
dapat dengan gunting kuku.
12. Memastikan rangkaian bekerja dengan baik.
13. Memasang rangkaian yang sudah jadi pada media sesuai keinginan
(sterofoam) sebagai casing.
14. Melakukan pengukuran-pengukuran dan mencatat hasilnya.

Pembuatan Trafo Arus


Melilit toroida dengan tembaga hingga sejumlah lilitan yang diinginkan.
Setelah dililit sejumlah lilitan tersebut kemudian dilakukan pengecekan
sambungan menggunakan multi.
Setelah dipastikan bahwa lilitan tersambung dengan benar kemudian
melakukan pengecekan keluaran trafo arus.

Selanjutnya membandingkan keluaran trafo arus dengan Vreff pada Atmega


8 sebesar 2,56 Volt.

Pengkabelan Perangkat (Wiring)


1

Trafo arus dihubungkan secara induksi ke phasa jaringan rangkaian


beban.

Kemudian pada phasa yang sama juga dipasang relay pemutus


sebagai perumpamaan recloser

Selanjutnya pada sisi coil relay dihubungkan ke kaki Atmega 8


guna menjadi control Atmega dalam mengendalikan kondisi relay
dapat dikatakan sebagai inputan kondisi relay.

Sedangkan pada ujung output trafo arus kita inputkan ke rangkaian


penguat op-amp terlebih dahulu

Selanjutnya keluaran op-amp disearahkan secara presisi oleh


rangkaian penyearah presisi sehingga dihasilkan tegangan DC
presisi dengan nilai masukan AC-nya

Sinyal keluaran itulah yang akan digunakan sebagai sinyal input


analog bagi Atmega 8 guna selanjutnya diolah oleh ADC Atmega 8
sehingga bisa diketahui besar arus yang berada pada jaringan
secara realtime.

Prinsip Kerja Keseluruhan Ragkaian


1 Menyetting arus dan waktu melalui software Delphi.
2 Merubah beban dibawah dan diatas setting untuk melihat
bagaimana simulasi ini bekerja, pada saat yang sama besar arus
yang mengalir akan terbaca oleh mikrokontroller dan juga Delphi
dan akan keluar pada display.
3 Ketika beban melebihi arus setting maka relai akan trip sebagai
fungsi proteksi untuk peralatan lainnya.
4 Relai akan trip selama waktu yang telah disetting pada awal
penyettingan, setelah arus normal kembali maka relai akan kembali
close dan sistem akan kembali normal.

5 Kemudian mikrokontroller akan membaca arus yang mengalir pada


sistem lagi, jika arus yang mengalir pada sistem melebihi arus
setting untuk waktu yang kedua kalinya maka relai akan kembali
trip selama waktu setting dan akan secara otomatis kembali normal.
6 Untuk pengukuran yang ketiga kalinya mikrokontroller akan
mengukur kembali arus yang mengalir, jika arus yang mengalir
pada sistem melebihi arus setting lagi maka relai akan trip
selamanya hingga dioperasikan kembali secara manual.

Persiapan Perangkat Lunak


1 Membuka software AVR Studio 4 yang digunakan untuk pembuatan
perangkat lunak atau program yang nantinya akan dimasukkan
kedalam ATmega 8.

2 Pilih menu New Project kemudian pilih Atmel AVR Assembler.


Selanjutnya beri nama file lalu pilih Next.

3 Kemudian pilih mikrokontroller yang kita pakai, ATmega 8. Lalu


klikFinish.

4 Setelah itu akan muncul lembar kerja untuk menuliskan program


yang kita inginkan dengan Bahasa Assembler.

BAB V
PEMBAHASAN
ATmega 8
Pada setiap Arduino terdapat otak yang akan memerintahkan program
kepada komponen-komponen eksekusi. Pada Arduino ini digunakan
ATmega 8 sebagai otak dari system. Penjelasan mengenai pin dan port
ATmega 8 telah dibahas di bagian dasar teori.

VCC
Suplay tegangan pada ATmega8 sekitar 4,5 5,5 V dc, untuk ATmega8L
sekitar 2,7 5,5 V dc.

GND
Ground
PORTB

(PB7..PB0) PORTB adalah port I/O(input atau output) sesuai dengan


kebutuhan, di PORTB ini digunakan untuk mendownload program,
karena di PORTB terdapat pin MOSI, MISO, SCK, untuk reset terdapat
pada PORTC. Di port ini terdapat 6 pin yang dapat digunakan.
PORTC(PC5..PC0)
PORTC adalah port I/O(input atau output). Di port ini terdapat
ADC(Analog to Digital Converter). Fungsi ADC adalah untuk mengubah
data analog menjadi data digital yang nantinya akan diolah ke
Mikrokontroler ATmega8. Di port ini juga terdapat 6 pin yang dapat
digunakan sesuai kebutuhan.
PORTD(PD7..PD0)
PORTD adalah port I/O(input atau output). Di port ini terdapat INT.
PC6/RESET
Fungsi PC6 untuk mengreset ulang program dan resetnya pada saat
rendah atau aktifLow..
AVCC
AVCC adalah pin suplay tegangan untuk ADC dan port lain. Pin ini harus
dihubungkan dengan VCC, meskipun ADC tidak digunakan. Supaya
Mikro ATmega8 lebih aman, disarankan sebelum dihubungkan ke VCC
sebaiknya dipasang resistor 1k pada AVCC.
Analog to Digital Converter
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi
kode kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses
industri,

komunikasi

digital

dan

rangkaian

pengukuran/pengujian.

Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang


kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya,
tekanan/berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan
sistim digital (komputer).

ADC = Analog to Digital Converter dapat juga disebut sebagai suatu


perangkat elektronika yang mengubah suatu data yang *kontinu terhadap
waktu (analog) menjadi suatu data yang **diskrit terhadap waktu (digital).
*Kontinu = adalah proses berkesinambungan, dapat dianalogikan seperti
jalanan yang menanjak, antara titik satu dengan yang berikutnya tidak
terlihat nyata perbedaannya.
**Diskrit = adalah kebalikan dari kontinu, dapat dianalogikan seperti anakanak tangga, lompatan satu anak tangga ke yang berikutnya terlihat nyata.
Proses yang terjadi dalam ADC adalah:
1. Pen-cuplik-an
2. Peng-kuantisasi-an
3. Peng-kode-an

1. Pen-cuplik-an adalah proses mengambil suatu nilai pasti (diskrit) dalam


suatu data kontinu dalam satu titik waktu tertentu dengan periode yang
tetap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut:
Data
kontinu

Data diskrit

Semakin besar frekuensi pen-cuplik-an, berarti semakin banyak data


diskrit yang didapatkan, maka semakin cepat ADC tersebut memproses
suatu data analog menjadi data digital. Proses ini dapat pula disebut
sebagai proses sensing. Yaitu proses pengambilan data oleh sensor
terhadap besaran fisis yang akan di ukur atau diproses secara lanjut,
dimana sensor sendiri adalah sebuah komponen yang mengubah besaran
fisis menjadi besaran elektrik yang dapat berupa tegangan, arus atau
hambatan. Sehingga besaran fisis yang di-sensing akan diubah menjadi
besaran elektrik yang masih merupakan sinyal analog.
2. Peng-kuantisasi-an adalah proses pengelompokan data diskrit yang
didapatkan pada proses pertama ke dalam kelompok-kelompok data.
Kuantisasi, dalam matematika dan pemrosesan sinyal digital, adalah
proses pemetaan nilai input seperti pembulatan nilai.

Semakin banyak kelompok-kelompok dalam proses kuantisasi, berarti


semakin kecil selisih data diskrit yang didapatkan dari data analog, maka
semakin teliti ADC tersebut memproses suatu data analog menjadi data
digital.
3. Peng-kode-an adalah meng-kode-kan data hasil kuantisasi ke dalam
bentuk digital (0/1) atau dalam suatu nilai biner.

Dengan: X1 = 11, X2 = 11, X3 = 10, X4 = 01, X5 = 01, X6 = 10.


ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu
kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan
seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang
waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per
second (SPS).
Kecepatan Sampling ADC
Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog
dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan
sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).

Kecepatan sampling berpengaruh terhadap ketelitian pembacaan data. Saat


trafo arus mendeteksi arus, makan trafo juga akan mengkonversi arus menjadi
satuan Mv/A. dari sini besar tegangan yang masuk ke dalam mikrokontroler
dalam bentuk analog dan baru diolah oleh ADC ( Analog to Digital Converter )
yang terdapat pada mikrokontroler menjadi sinyal digital untuk kemudian bisa

dieksekusi oleh program yang ada di PC dan prosesnya ini dilakukan setiap detik
sehingga diperoleh hasil yang detail.
Resolusi ADC
Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai
contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 255 (2n 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit
output data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai
diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil
konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit. Sedangkan pada ATmega8
bitnya adalah 10 bit sehingga nilai sinyal input dinyatakan dalam 1023 nilai
diskrit.
Letak ADC
ADC merupakan satu kesatuan yang sudah terdapat pada lebih tepatnya pada
Mikrokontroler dan untuk ATmega 8 terletak pada port C. dari port C ini
kemudian masuk ke pin Input/Output yang ada yang sebelumnya disambungkan
dengan

konektor

terlebih

dahulu.

Konektor

inilah

yang

nanti

menyambungkan dengan Sistem Kontrolnya.

Input
analog
pada
ATmega8

Proses Menampilkan Data

akan

Pada simulasi pendeteksi gangguan dengan relay, ada beberapa tahapan atau
proses yang harus dilalui sebelum data dapat ditampilakn dilayar monitor dan
dapat dikontrol dengan program melalui PC.
1

Besarnya arus dan lamanya waktu trip pada relai disetting melalui

software Delphi.
Kemudian saat simulasi dinyalakan, tegangan mengalir dari trafo untuk
diturunkan menjadi 5 Volt. Tegangan tersebut kemudian disearahkan oleh

rectifier pada rangkaian power supply.


Karena output dari power supply tersebut terlalu kecil sedangkan
ATmega 8 memiliki tegangan referensi 2,56 Volt lalu kita menggunakan

amplifier presisi untuk menguatkan tegangan output.


Tegangan tesebut akan menjadi input dari ADC ATmega 8 dan akan

diubah menjadi sinyal igital yang akan ditampilkan melalui 7 segmen.


Kemudian selanjutnya beban (lampu) dinyalakan dari beban yang

terkecil ke beban terbesar.


Pada saat arus yang mengalir melebihi dari arus setting, maka relai yang

7
8

berfungsi sebagai recloser akan trip selama delay waktu yang telah diatur.
Relai akan trip dan kembali normal secara otomatis dalam 2 kali.
Untuk yang ketiga kalinya jika arus yang terukur melebihi setting maka
relai akan trip dan akan kembali normal setelah dioperasikan secara

manual.
Untuk besar arus yang disetting adalah sebesar 8 A maka untuk arus yang
melebihi 8 A maka relai akan trip.
Tabel Data Pengukuran
Beban
5 Watt
10 Watt
15 Watt
20 Watt
25 Watt
30 Watt
35 Watt

Tegangan output

Tegangan output

Arus yang

sebelum dikuatkan
0,25 Volt
0,45 Volt
0,65 Volt
0,85 Volt
0,9 Volt
1 Volt
1,35 Volt

setelah dikuatkan
0,75 Volt
1,35 Volt
1,95 Volt
2,55 Volt
2,7 Volt
3 Volt
4,05 Volt

mengalir
6,67 A
7,4 A
7,69 A
7,84 A
9,25 A
10 A
8,75 A

Bagaimana Adc Mendeteksi Adanya Tegangan

Pada ATmega8 terutama agar dapat dideteksi oleh ADC tegangan


minimalnya adalah 2,56 Volt (sesuai dengan data sheet). Padahal dari sensor arus
tegangannya sangat kecil. Oleh karena itu agar dapat dideteksi tegangan dinaikkan
sebesar 3 kali (hingga dapat dideteksi). Angka 3 diperoleh dari perhitungan:
Kita misalkan arus maksimal adalah 8 A. Saat beban terbesar, 35 Watt dan arus
yang mengalir 8 A maka tegangannya adalah 4,375 Volt. padahal dalam data
pengukuran untuk beban terbesar tegangan hanya 1,35 Volt. oleh karena itu kita
membutuhkan penguatan 3 kali. Dengan penguatan 3 kali tersebut maka tegangan
akan dapat terbaca oleh Atmega 8.
Jadi setiap tegangan yang akan masuk akan dapat terbaca oleh program.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. ADC dalam sistem digunakan untuk menampilkan besaran arus hasil
pengukuran trafo arus saat sistem diberi berbagai macam beban
2. Dalam ATmega 8 sudah terdapat ADC internal sehingga tidak dibutuhkan
rangkaian ADC tersendiri.
3. Proses yang terjadi dalam ADC adalah:
Pen-cuplik-an
Peng-kuantisasi-an
Peng-kode-an

4. Penghitungan nilai ADC dipengaruhi oleh sensitivitas arus pada data sheet
dan juga nilai minimal ADC dapat mendeteksi tegangan sesuai dengan
data sheet.
5. Pemrograman dengan bahasa assembler ini dapat lebih mudah digunakan
karena lebih mudan dipahami.
6. Program Delphi dalam sistem ini berguna untuk mempermudah
menyetting arus dan juga memonitoring sistem saat gangguan terjadi.
b.

Saran
Dengan simulasi yang kita rangkai ini diharapkan dapat diaplikasikan
dalam sistem jaringan pada kehidupan nyata sehingga dapat mengurangi
kerusakan peralatan listrik serta mengurangi luas daerah pemadaman.
Dengan pembuatan simulasi ini diharapkan dapat dikembangkan oleh
pihak Kampus agar lebih berguna untuk proses pembelajan.

Lampiran
Flowchart

Blok Diagram Sistem Secara Keseluruhan

Display 7
segmen

LAPORAN KEGIATAN
PRAKTIKUM REALISASI
PENGOPERASIAN SIMULASI RECLOSER BERBASIS ATMEGA 8
DENGAN KONTROL RANGKAIAN MENGGUNAKAN SOFTWARE
DELPHI

Disusun Oleh :
GALUH PRASTYANI
21060113083002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIKUM REALISASI RANCANGAN ELEKTRONIKA


PENGOPERASIAN SIMULASI RECLOSER BERBASIS ATMEGA 8
DENGAN KONTROL RANGKAIAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE DELPHI
Disusun oleh :
Nama

: Galuh Prastyani

NIM

: 21060113083002

Program Studi

: Diploma III Teknik Elektro

Fakultas

: Teknik Universitas Diponegoro

Semarang, 23 Januari 2015


DosenPembimbing

Priyo Sasmoko ST.M.Eng


NIP. 197009161998021001

Praktikan,
Galuh Prastyani
NIM. 21060113083002
PranataLaboratoriumPendidikan,

Dosen Penguji
Priyo Sasmoko ST.M.Eng
NIP. 197009161998021001

Enny, Spd
NIP. 196209281983032002

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN


PRAKTIKUM REALISASI RANCANGAN ELEKTRONIKA

PENGOPERASIAN SIMULASI RECLOSER BERBASIS ATMEGA 8


DENGAN KONTROL RANGKAIAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE DELPHI
Disusun oleh :
Nama

: Adryan Fahri Zul Fauzi

NIM

: 21060113083019

Program Studi

: Diploma III Teknik Elektro

Fakultas

: Teknik Universitas Diponegoro

Semarang, 23 Januari 2015


DosenPembimbing

Praktikan,
Adryan Fahri Zul Fauzi
NIM. 21060113083019

Priyo Sasmoko ST.M.Eng


NIP. 197009161998021001

PranataLaboratoriumPendidikan,
Dosen Penguji
Enny, Spd
NIP. 196209281983032002

Priyo Sasmoko ST.M.Eng


NIP. 197009161998021001

LAPORAN KEGIATAN
PRAKTIKUM REALISASI
PENGOPERASIAN SIMULASI RECLOSER BERBASIS ATMEGA 8
DENGAN KONTROL RANGKAIAN MENGGUNAKAN SOFTWARE
DELPHI

Disusun Oleh :
ADRYAN FAHRI ZUL FAUZI
21060113083019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

Anda mungkin juga menyukai