Anda di halaman 1dari 12

PEMELIHARAAN RUTIN AIR BREAK SWITCH (ABSW) PADA PENYULANG

KRAPYAK 13 SEMARANG BARAT GUNA KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI


TEGANGAN MENENGAH 20 KV

Makalah dituliskan dan disampaikan dalam seminar multidisiplin ilmu pada tanggal 08 Maret
2017 Di Universitas Diponegoro Semarang

Oleh :
Revando Septedy Situngkir
Dosen Pembimbing :
Arkhan Subari, ST,M.Kom

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017

1
PEMELIHARAAN RUTIN AIR BREAK SWITCH (ABSW) PADA PENYULANG
KRAPYAK 13 SEMARANG BARAT GUNA KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI
TEGANGAN MENENGAH 20 KV
Revando Septedy Situngkir1 , Arkhan Subari, S.T, M.T.2
2
Program Studi Teknik Elektro Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, S.H Tembalang Semarang
Email : revandositungkir01@gmail.com1

ABSTRAK
Keandalan operasional jaringan merupakan kemampuan untuk mengoperasikan jaringan demi
meminimalisir jumlah listrik padam, salah satunya kerusakan Air Break Switch (ABSW)
merupakan masalah yang harus diminimalisir , karena ABSW merupakan peralatan pada JTM
(Jaringan Tegangan Menengah) yang sangat penting untuk manuver jaringan.
Oleh karena itu pemeliharaan yang berkala dan pengoperasian ABSW yang sesuai dengan SOP
menjadi sangat penting agar penyaluran tenaga listrik dapat andal dan kontinyu serta peralatan
tidak mudah mengalami kerusakan pada saat melakukan manuver terutama pada penyulang yang
di prioritaskan dan sering mengalami gangguan baik pada ABSW pada kontak utama jaringan
atau pada joint .

Kata kunci : Air Break Switch (ABSW), Keandalan dan Pemeliharaan.

1. PENDAHULUAN
Penyaluran tenaga listrik yang aman, andal dan kontinyu merupakan prioritas utama PT. PLN
(Persero). Pada jaringan listrik distribusi 20 kv, demi mewujudkan penyaluran tenaga listrik yang
aman dan andal, PLN harus selalu melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap peralatan-
peralatan pada listrik jaringan tegangan menengah 20 kv, karena apabila peralatan-peralatan yang
meghantarkan tenaga listrik sampai mengalami gangguan atau berkerja tidak maksimal, maka
penyaluran listrik ke konsumen bisa terhambat dan akan memengaruhi kinerja penyulang mapun
target SAIDI dan SAIFI yang ditentukan oleh PLN. Pemeliharaan pada peralatan peralatan
jaringan tegangan menengah 20 kv juga di gunakan agar manuver dan pengoperasian dari peralatan
tersebut dapat lancar dan tidak mengalami masalah.
Salah satu peralatan pada jaringan 20 kv yang selalu dipelihara adalah ABSW (Air Break
Switch), karena fungsi ABSW sangat krusial yaitu untuk meminimalisasi daerah yang mengalami
pemadaman, tempat melakukan pelimpahan beban jika terjadi pemadaman. Setiap ABSW
dilakukan pemeliharaan dan perbaikan apabila terdapat kerusakan. Pemeliharaan ABSW ini
ditujukan untuk mencegah kerusakan yang dapat mengurangi kinerja ABSW dan kegiatan
manuver, sedangkan perbaikan ditujukan agar pengoperasian ABSW dapat berjalan normal
kembali.
ABSW yang tidak dapat dioperasikan disebabkan oleh beberapa hal seperti kerusakan mekanik
penggerak, kerusakan pada kontak utama dan kesalahan saat pengoperasian ABSW. Berbagai
kerusakan pada ABSW harus segera diperbaiki agar ABSW dapat dioperasikan dengan normal lagi

2
dan bisa digunakan untuk manuver demi keandalan jaringan yang memberikan pelayanan kepada
pelanggan dan keuntungan bagi perusahaan.

2. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Air Break Switch
Air Break Switch (ABSW) merupakan peralatan hubung yang berfungsi sebagai saklar udara,
dipasang pada jaringan luar. Diberi nama Air Break Switch karena peralatan hubung ini
menggunakan udara sebagai peredam busur api yang timbul. Untuk itu ABSW juga dilengkapi
dengan peredam busur api yang berfungsi sebagai meredam busur api apabila timbul pada saat
pengoperasian, namun lebih baik pengoperasian ABSW dalam keadaan tidak berbeban. Pada ABSW
juga terdapat isolator tumpu sebagai penyekat konduktor dan penopang pisau ABSW, pisau kontak
berfungsi sebagai kontak gerak untuk membuka/memutus dan menghubung/memasukkan ABSW.
Pisau kontak ABSW digerakkan secara mekanik yang dioperasikan melalui stang ABSW, stang ini
berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSW. ABSW yang sering dioperasikan atau tidak,
pastinya akan mengalami aus pada as mekanik penggerak pisau kontak (kontak gerak). As yang
aus ini akan membuat ABSW macet sehingga susah dioperasikan, maka dari itu setiap ABSW harus
sering dilakukan pemeliharan preventif yaitu pelumasan di kontak gerak dan kontak utama.

2.2 Bagian - bagian pada ABSW


Salah satu peralatan pada jaringan 20 KV Air Break Switch (ABSW), peralatan bagian –
bagian ABSW yaitu :
1. Stang ABSW

Gambar 2.1 Stang ABSW


berfungsi untuk menggerakkan handle ABSW yang terkopel terhadap 3 kontak gerak utama
pada besi.

3
2. Steel Cross Arm besi

Gambar 2.2 Steel Cross Arm Besi


Cross arm besi di gunakan sebagai tempat atau penopang meletakkan ABSW, isolator, dan
peralatan jumper.

3. Supension isolator

Gambar 2.3 Supension isolator


di gunakan untuk menumpu pisau ABSW

4
4. Pisau kontak ABSW

Gambar 2.4 Pisau kontak ABSW


adalah bagian ABSW yang paling vital, pisau kontak terkopel dengan as/poros utama pada
stang ABSW, fungsi dari pisau kontak ini, untuk memasukkan atau melepas beban.
5. Kawat Pentanahan

Gambar 2.5 Kawat Pentanahan


di gunakan sebgai pengaman pada jaringan TM,biasanya menggunakan kabel tembaga
yang di tanamkan dalam tanah sedalam 2 - 3 meter.

6. Peredam Busur Api

Gambar 2.6 Peredam Busur Api

5
berfungsi sebagai pengaman pada saat kontak pisau ABSW di masukkan atau di lepaskan,
karena pada saat di masukkan atau di lepaskan terjadi lompatan busur api akibat arus pada
jaringan tegangan menengah yang tinggi, namun peredam busur api pada ABSW hanya mampu
menahan arus lompatan sebesar 30 % dari arus nominal jaringan listrik tegangan menengah.

7. Pita logam fleksibel

Gambar 2.7 Pita logam fleksibel


di gunakan untuk menyambung kawat pentanahan yang berasal dari atas tiang menuju ke
bawah atau tanah.

2.3 Pengoperasian Air Break Switch (ABSW)


Pengoperasian ABSW dapat di lihat dengan menggunakan mata telanjang, karena kerja
daripada ABSW sendiri bekerja secara mekanik dan manual serta kondisi ABSW tidak di tutupi
apapun.
Dalam pengoperasian ABSW terdapat 3 kontak gerak yang terkopel dengan stang ABSW,
sehingga apabila stang ABSW di gerakkan maka akan menggerakkan pisau ABSW, sehingga akan
memberikan keadaan NO atau NC. Dalam pengoperasian ABSW teradapat SOP yang harus di
patuhi, agara terciptanya zero mistake , berikut SOP Pengoperasian ABSW :
1. Petugas yang terkait :
a. Asman Jaringan
b. Supervisor Operasi dan Penertiban
c. Supervisor HAR, OP dan DAL.KONS.DIST
d. Petugas Dispatcher APJ
e. Petugas Dispatcher UPJ
f. Petugas pelaksana yaitu PDKB atau Vendor
2. Peralatan pekerja :
a. Kunci Gembok ABSW
b. Spot Light/Lampu Sokle (optional)
c. Kunci Inggris
d. Radio Komunikasi

6
3. Peralatan K3 :
a. Sepatu Beralas Karet
b. Sarung tangan 20 KV
c. Helm atau Topi Pengaman
d. Pakaian Kerja
e. Perlengkapan P3K

2.4 Pengoperasian ABSW


Pengoperasian ABSW dapat di lihat dengan menggunakan mata telanjang, karena kerja
daripada ABSW sendiri bekerja secara mekanik dan manual serta kondisi ABSW tidak di tutupi
apapun.
Dalam pengoperasian ABSW terdapat 3 kontak gerak yang terkopel dengan stang ABSW,
sehingga apabila stang ABSW di gerakkan maka akan menggerakkan pisau ABSW, sehingga akan
memberikan keadaan NO (Normally Open) atau NC (Normally Close).
2.4.1 Langkah kerja pengoperasian ABSW :
2.4.1.1 Membuka Air Break Switch (ABSW) :
1. Datang Kelokasi ABSW atas perintah Dispatcher UPJ setelah mendapat ijin dari
Dispatcher UPJ.
2. Menggunakan alat pelindung diri.
3. Mengamati secara visual kondisi ABSW (pisau, jumper, kopel stang dan
pentanahannya)
4. Jika ada permasalahan dengan hasil pengamatan di point 2 pelaksaan pembukaan
ABSW tidak boleh dilakukan dan dilaporkan ke Dispatcher UPJ.
5. Jika hasil pengamatan point 2 kondisinya normal maka :
a. Petugas melapor ke Dispatcher UPJ bahwa pembukaan ABSW siap
dilaksanakan.
b. Membuka kunci gembok ABSW setelah mendapat ijin dari Dispatcher UPJ.
c. Posisikan badan pada posisi yang aman.
d. Tarik tuas ABSW secara pelan untuk menghilangkan sepeleng kopel
e. Tarik tuas ABSW dengan keras/dihentakan
f. Pastikan bahwa ketiga pisau ABSW sudah terbuka dengan sempurna
g. Kunci kembali gembok ABSW.
6. Laporkan ke Dispatcher UPJ bahwa ABSW telah dibuka dengan sempurna termasuk
jam pembukaannya.

2.4.1.2 Memasukkan Peralatan Air Break Switch (ABSW) :


1. Datang Kelokasi ABSW atas perintah Dispatcher UPJ setelah mendapat ijin dari
Dispatcher APJ.
2. Menggunakan alat pelindung diri.
3. Mengamati secara visual kondisi ABSW (pisau, jumper, kopel stang dan
pentanahannya)

7
4. Jika ada permasalahan dengan hasil pengamatan di point 2 pelaksaan pembukaan
ABSW tidak boleh dilakukan dan dilaporkan ke Dispatcher UPJ.
5. Jika hasil pengamatan point 2 kondisinya normal maka :
a. Petugas melapor ke Dispatcher UPJ bahwa pembukaan ABSW siap
dilaksanakan.
b. Membuka kunci gembok ABSW setelah mendapat ijin dari Dispatcher UPJ.
c. Posisikan badan pada posisi yang aman.
d. Tarik/dorong tuas ABSW secara pelan untuk menghilangkan sepeleng kopel
e. Tarik/dorong tuas ABSW sampai posisi pisau ± 45 derajat/posisi aman (khusus
untuk jenis ABSW yang kontruksinya tidak dilengkapi dengan per)
f. Tarik/dorong tuas ABSW dengan keras/dihentakan.
g. Pastikan bahwa ketiga pisau ABSW sudah masuk dengan sempurna
h. Kunci kembali gembok ABSW.
6. Laporkan ke Dispatcher UPJ bahwa ABSW telah masuk dengan sempurna termasuk
jam pemasukannya.

3. PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan yaitu suatu kegiatan yang meliputi pekerjaan pemeriksaan, pencegahan,
perbaikan dan penggantian peralatan pada sistem distribusi salah satunya Air Break Switch
(ABSW) yang dilakukan secara terjadwal (schedule) ataupun tanpa jadwal.
3.2.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan
tiba-tiba dan mempertahankan unjuk kerja jaringan agar selalu beroperasi dengan keadaan
dan efisiensi yang tinggi.
Kegiatan pokok pemeliharaan rutin ini ditentukan berdasarkan periode/waktu pemeliharaan:
triwulan, semesteran atau tahunan.
3.2 Permasalahan pada Air Break Switch (ABSW)
Saat pekerjaan manuver jaringan menggunakan ABSW oleh unit terkadang menemukan atau
terjadi kerusakan pada ABSW tersebut sehingga ABSW tidak dapat segera digunakan untuk
manuver. Pengoperasian tidak terlaksana sebab ABSW macet atau terdapat kerusakan lain sehingga
ABSW tidak memungkinkan digunakan manuver jaringan. Hal ini sangat mengganggu keandalan
operasional jaringan demi meminimalisir jumlah listrik padam dan mempercepat pemulihan
jaringan saat lokalisir gangguan.
Pada jaringan 20 KV sering dijumpai kerusakan peralatan jaringan, salah satunya kerusakan
ABSW sehingga ABSW tidak dapat dioperasikan. penyebab yang mengakibatkan ABSW tidak dapat
dioperasikan, yaitu :
1. Kopel stang handle terpasang kurang kuat.
Kopel yang kurang kuat akan mengakibatkan kopel meleset ketika pengoperasian sehingga
stang handle sudah dioperasikan maksimal tetapi kontak utama ABSW belum bekerja
(membuka/menutup) dengan maksimal. Kontak yang belum terhubung dengan baik ini
8
akan membuat kerusakan lain yaitu loss kontak yang juga menjadi penyebab ABSW tidak
dapat dioperasikan.

2. Kopel operating rod terhadap kontak gerak lepas atau patah.


Apabila kopel as ABSW dengan pipa pengendali patah atau lepas maka handle tidak dapat
terhubung dengan kontak utama sehingga ABSW sama sekali tidak dapat dioperasikan.

3. Kontak gerak macet atau aus.


As yang berputar atau bergerak aus mengakibatkan mekanik menjadi macet dan tidak
dapat dioperasikan.

4. Ada juga terjadi rusaknya kontak utama :


a. Loss Kontak.
Loss kontak terjadi karena kontak utama tidak terhubung/menutup dengan baik.
Pelaksana yang mengoperasikan ABSW harus paham dan dapat mengoperasikan
ABSW dengan benar.
b. Peredam busur api rusak.
Kontak peredam macet akan menahan/menghambat kontak utama pada saat ABSW
akan dibuka.

c. As kontak jumper aus dan terpasang terlalu kencang


Apabila as mengalami aus atau terlalu kencang dapat membuat kontak jumper tidak
fleksibel atau tidak dapat diam menyesuaikan pisau kontak yang bergerak ketika ABSW
di buka atau ditutup.

3.3 Pelaksanaan Pemeliharaan


Sebelum melaksanakan pemeliharaan, lokasi pada penyulang krapyak 13 harus sudah padam,
team mulai mempersiapkan alat dan bahan, contohnya kawat jumper baru yaitu kawat AAAC
berukuran 240 mm yang sesuai dengan ukuran pada Air Break Switch dan lain – lain.
Tahap-tahap pemeliharaan :
1. Linesman dan Groundman
Orang yang betindak sebagai linesman adalah orang orang yang berada di atas tiang dengan
menggunakan alat pelindung diri (APD), sehingga proteksi dan penangan bila terjadi apa –
apa dapat segera mengambil keputusan. Sedangankan tugas dari groundingman adalah untuk
mempersiapkan tools yang di perlukan oleh linesman secepat mungkin agar pelaksanaan dapat
selesai tepat waktu.
2. Pengukuran Jarak Penjumperan dan Pelepasan Jumper Lama
Pengukuran jarak menjadi penting karena diperlukan untuk memastikan jarak antar ABSW
dan kawat konduktor. Pengukuran tersebut dilakukan linesman dengan menggunakan meteran
yang dipasang pada isolator stick untuk memastikan panjang jumper yang sesuai dan

9
menyesuaikan dengan jumper yang telah di buat sebelumnya. Pelepasan jumper yang lama
yaitu dengan cara di potong menggunakan cutter stick yang terbuat dari bahan isolasi sehingga
aman. Kawat yang telah dipotong kemudian dicopot dan diturunkan menggunakan katrol.

3. Pelumasan
Dalam tahap pelumasan ini, linesman naik ke bagian paling atas tiang kemudian melakukan
pelumasan menggunakan oli dan grease. Selain itu, linesman sekaligus melakukan pencopotan
terhadap sisa – sisa kawat jumper yang sebelumnya telah dipotong pada ABSW. ABSW yang
dilumasi adalah bagian poros porosnya untuk melicinkan agar mudah pergerakkannya. Jika
tidak dilumasi dikhawatirkan ketika dilakukan pengubahan posisi dari “open” ke “close” atau
sebaliknya, akan terjadi kemcetan sehingga dapat mengganggu kontinuitas kesediaan listrik
bagi masyarakat. Pelumasannya menggunakan oli yang di masukkan ke dalam botol semprot
agar mudah penggunaannya. Kemudian pelumasan pada kontak atau pisau pisau ABSW
terhadap kontak diam dan arching horn agar ketika ketiga pisau di manuver lepas atau masuk
tidak terjadi loss kontak antar pisau dengan kontak diamnya, karena apabila terjadi loss kontak
antara pisau dengan kontak diamnya akan terjadi loncatan api bila ada beban sehingga lama
kelamaan pisau akan panas dan lama kelamaan akan terpotong akibat panas, pelumasan
menggunakan grease juga sebagai penentu sempurna atau tidaknya gerak ketiga pisau
sehingga membuat losses dapat di tekan.

4. Penyambung kawat jumper yang baru


Kawat jumper yang telah dibuat tadi akhirnya dipasang sesuai dengan pola tertentu dan
ujung – ujung yang dilumasi grease juga. Pemasangannya menggunakan isolator stick. Jumper
dipasang pada ketiga fasa R, S dan T.
Bagian jumper yang terpasang sepatu kabel, dipasangkan pada ABSW dengan
menggunakan bantuan kunci pas mapun tang. Semua kawat jumper dipasangkan, maka
kemudian linesman memasang bagian kawat jumper yang terpasang LLC pada kawat
konduktor.

5. Pengujian Stang ABSW dan memastikan semua jumper terpasang dengan baik
Setelah di beri pelumas/grease pada bagian kontak gerak maupun kontak diam, stang pada
ABSW di uji, apakah geraknya ada yang mengganjal atau tidak dan apakah ketiga pisau dapat
bergerak sempurna baik masuk maupun lepas.

6. Pelepasan tools yang di atas


Setelah semua pengujian pada ABSW telah dilakukan dan tidak ada masalah, linesman
mulai melepas tools yang berada di atass, di mulai dari tangga isolator sampai turun ke bawah
katrol bertali.

7. Pekerjaan Selesai
Setelah semua peralatan yang berada di atas dan di sekitar tiang dilepas, baik linesman dan
grounding man, merapikan pekerjaaan, meletakkan kembali perlengkapan yang tadi

10
digunakan kembali pada tempatnya,sehingga di tempat operasi tidak meninggalkan bekas
apapun dan diakhiri dengan berdoa.

4. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari kerja praktik yang saya laksanakan di PT. PLN
(Persero) Rayon Semarang Barat :
1. Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Semarang Barat terdiri dari Manager,
Supervisi Teknik, Supervisi Transaksi Energi dan Supervisi Administrasi.
2. Air Break Switch (ABSW) merupakan salah satu peralatan switching pada Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV.
3. Pemeliharaan Air Break Switch (ABSW) di kerjakan tanpa adanya tegangan atau
pemadaman.
4. Pemeliharaan Air Break Switch (ABSW) dilakukan secara terjadwal dan ada tiga jenis yaitu
berdasarkan : Pemeliharaan rutin, korektif dan darurat.

4.2 SARAN
Selama mengikuti kerja praktik di PT. PLN (Persero) Rayon Semarang Barat, maka saya dapat
memberikan sedikit saran sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Air Break Switch (ABSW) harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan
terjadwal mengingat di lapangan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Pada saat pemeliharaan ABSW jaringan tetap di ground karena untuk antisipasi apabila ada
kesalahan operator dan arus kejut yang menyebabkan ada aliran listrik pada bagian yang di
pelihara, dan pada saat pemeliharaan ABSW hendakknya sesuai dengan SOP pemeliharaan
agar pemeliharaan dapat berjalan dengan efektif.

Akhir kata saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada PT. PLN (Persero) Rayon
Semarang Barat yang telah bersedia membimbing dan memberikan kesempatan untuk dapat
melaksanakan kerja praktik.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. SNI NO. 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. PT. PLN(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.2008. “Buku Pedoman Standart
Konstruksi Jaringan Distribusi”.Semarang: PT.PLN (Persero).
3. Efisiyanto, Donny Fisca.2014.”Pengoperasian dan Pemeliharaan Load BreakSwitch Entec
pada SUTM 20 KV”.Semarang:Universitas Diponegoro.
4. PT.PLN(Persero).2010.”Buku 5:Standar Konstruksi Jaringan TeganganMenengah Tenaga
Listrik”.Jakarta: PT.PLN(Persero).
5. Rifqi,Muhamad.2010.”Operasi Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20
KV”.Semarang: Universitas Diponegoro.
6. https://robyandri67.wordpress.com/2015/07/15/pemeliharaan-jaringan-distribusi/

Pertanyaan :
1. Apa fungsinya pada Normally Close dan Normally open, jelaskan masing-masing fungsi
tersebut?
Pada normally close akan menambahkan beban pada lokasi jaringan tersebut, dikarenakan absw
ini ditempatkan dari penyulang satu ke penyulang yang lainnya, untuk meminimalkan daerah
padam, pada Normmally open ini untuk memisahkan jaringan pada lokasi tersebut.
2. tadi sudah dijelaskan tentang permasalahan pada absw, kenapa itu bisa terjadi, tolong jelaskan
?
Kople stang handle, Kopel operating rod dan Kontak gerak macet atau aus di karenakan sering di
operasikan peralatan ini, ada juga pada stang handle dan kopel yang kurang akurat ini dan patah
bisa dikarenakan pada badai saat hujan mengakibatkan mekanik tersebut rusak.
3. tadi udah dijelasin tentang fungsi perbedannya NO dan NC, coba jelaskan pada saat apa
perubahan Normally open menjadi Nomarlly Close atau kebalikannya?
NC ke No bisa dioperasikan pada saat pemeliharan pada jaringan yang akan ada pemeliharaan
atau bisa juga untuk meminimalisir pemadaman pada jaringan tersebut dan sebaliknya.

12

Anda mungkin juga menyukai