Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNIK TENAGA LISTRIK

(GARDU INDUK)

Oleh :

Nur Annisa
1031611046

Dosen Pengampu :

Muhammad Yonggi Puriza,S.T.,M.T

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Balunijuk, Maret 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada kehidupan kita sehari-hari, kita kerap menggunakan energy listrik tampa
mengetahui bagaimana proses energy listrik itu sehingga kita bisa menggunakannya
untuk membantu kerja maupun aktifitas kita sehari-hari. Pada dasarnya energy listrik
yang kita gunakan pada kehidupan sehari-hari adalah berasal dari satu pembangkit,

Proses penyaluran energy listrik tersebut itu melalui beberapa tahap yakni,

1. Pembangkit (PLTA, PLTU, PLTN, PLTD, PLTG dan sebagainya)


2. Saluran Transmisi
3. Gardu Induk
4. JTM (Jaringan tegangan menengah)
5. Gardu Tiang
6. JTR (Jariangan tegangan rendah)
7. SR (Saluran Rumah)

Pada kesempatan ini kita akan membahas sub sistem dari sistem penyaluran
(transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran
(transmisi) atau yang di sebut sebagai Gardu Induk. Dimana kita tidak tidak menyadari
proses-proses apa saja yang terjadi di dalam garu induk tersebut dan untuk apa proses-
proses itu di lakukan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gardu Induk


Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra
Tinggi), TT (Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri dari
bangunan dan peralatan listrik.
Pada prinsipnya penempatan gardu induk memiliki kriteria tertentu dimana hal
penempatan ini berdasarkan kebutuhan (demand) beban yang semakin meningkat,
mendekati bahkan melebihi kemampuan Gardu Induk yang ada. Jika kondisi Gardu
Induk eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan uprating atau
menaikkan kapasitas Gardu Induk yang ada, misalnya dengan melakukan penggantian
dan penambahan transformator daya. Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya
daerah/ wilayah baru, yang pasti membutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup
besar.
Adanya pembangunan infrastruktur bagi kawasan industri (industrial estate),
proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu disiapkan
gardu induk baru atau perluasan gardu induk. Adanya pengembangan sistem tenaga
listrik secara terpadu, misalnya pembangunan pembangkit listrik - pembangkit listrik
baru, sehingga dilakukan perluasan sistem penyaluran (transmisi), tentunya dibarengi
dengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan.

2.2 Fungsi Gardu Induk


a. Gardu Induk Penaik Tegangan
Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu
tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini
berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan
pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan
pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau
tegangan tinggi.
b. Gardu Induk Penurun Tegangan

Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari


tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan
distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk
inilah pelanggan (beban) dilayani.

c. Gardu Induk Pengatur Tegangan

Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik.
Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop)
transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank
capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.

d.Gardu Induk Pengatur Beban

Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor,
yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi
generator dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan generator
berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.

e. Gardu Induk Distribusi

Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan
distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

2.3 Jenis-Jenis Gardu Induk


Gardu Induk memiliki banyak jenis, baik dari segi fungsi, segi pemasangan dan
lain-lain berikut adalah jenis-jenis dari Gardu Induk:

Berdasarkan Besaran Tegangan:


 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV
 Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT) 150 KV dan 70 KV.
Berdasarkan Pemasangan Peralatan:
1. Gardu Induk Pasangan Luar
Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
Merupakan gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar
gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen
bantu lainnya, ada di dalam gedung. Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah
gardu induk konvensional. Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-
kota besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang
disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
2. Gardu Induk Pasangan Dalam
Merupakan gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar,
isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di
dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung.
Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insulated Substation (GIS). GIS merupakan
bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan
atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
Beberapa keunggulan GIS dibanding GI konvensional :
 Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter persegi atau ± 6 % dari luas
lahan GI konvensional.
 Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA
bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA. Jumlah penyulang
keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder) dengan tegangan kerja
masing-masing 20 KV.
 Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman.
 Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain
sesuai kondisi disekitarnya.
3. Gardu Induk Kombinasi Pasangan Dalam dan Luar
Merupakan gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam
gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya
gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelum masuk ke dalam
switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung.
Berdasarkan Isolasi yang Digunakan
1. Gardu Induk yang menggunakan Isolasi Udara
Merupakan gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang
bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu Induk ini berupa
gardu induk konvensional memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.
2. Gardu Induk yang menggunakan Isolasi Gas SF 6
Gardu induk ini menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang
bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian
yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini juga disebut
Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).

Berdasarkan Sistem Rel (busbar)


Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara
transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima
dan menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi
menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. Gardu Induk Sistem Ring Busbar
Merupakan gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis
ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan
membentuk ring (cincin).
2. Gardu Induk Sistem Single Busbar
Merupakan gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya
gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu
sistem transmisi.
3. Gardu Induk Sistem Double Busbar
Merupakan gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk
sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban,
khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk
ini pada umumnya yang banyak digunakan. Single line diagram gardu induk sistem
double busbar.
4. Gardu Induk Sistem Satu Setengah (on half) Busbar
Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya
gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu
induk yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif,
karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan system
(manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang
terpasang secara deret (seri).

Berdasarkan fungsinya :
1. Gardu Induk Penaik Teganggan
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan
pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan system.
Gardu induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik.
Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan
pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan
menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
2. Gardu Induk Penurun Tegangan
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan
ekstre tinggi menjadi tegangan tinggi, dan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah
(menegah) atau tegangan distribusi. Gardu induk terletak di daerah pusat-pusat beban,
karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
3. Gardu Induk Pengatur Tegangan
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik.
Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop)
transmisi yang cukup besar. Oleh kerena itu dibutuhkan alat penaik tegangan seperti
bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.
4. Gardu Induk Pengatur Beban
Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang
pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator
dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban. Dengan generator berubah
menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.
5. Gardu Distribusi
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan system ke tegangan
distribusi, gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

2.4 Peralatan Gardu Induk


1. Switch Yard (Switchgear)
Switch yard adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peralatan
komponen utama gardu induk. Jika komponen utama gardu induk terpasang di area
terbatas dan di dalam gedung maka disebut switchgear.
2. Transformator Daya
Transformator berfungsi untuk mentranformasikan daya listrik, dengan merubah
besarnya tegangan sedangkan frequensinya tetap. Transformator daya dilengkapi
dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titiknetral dari trafo daya.
Peralatan ini disebut Neutral Current Transformator (NCT), perlengkapan lainnya
adalah pentanahan trafo yang disebut, Neutral Grounding Resistance (NGR).
3. Neutral Grounding Resistance (Ngr)
Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang antara titik
netral trafo dengan pentanahan. Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi untuk
memperkecil arus gangguan yang terjadi.
4. Circuit Breaker (Cb)
Circuit breaker adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian
listrik dalam keadaan berbeban. Circuit breaker (CB) dapat dioperasikan pada saat
jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Kerena pada saat
bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB
dilengkapi dengan pemadam busur api.
Pemadam busur api berupa:
 Minyak (OCB)
 Udara (ACB)
 Gas (GCB)
5. Disconnecting Switch (Ds)
Disconnecting switch (DS) adalah perlatan pemisah, yang berfungsi untuk
memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Kerena DS hanya dapat
dioperasikan pada saat kondisi tdak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih
dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS dioperasikan.
Dalam GI, DS terpasang di :
 Transformator bay (TR Bay)
 Transmission Line Bay (TL Bay)
 Busbar
 Bus Couple
6. Lightning Arrester (La)
Lightning arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di
gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat
transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam keadaan
normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus
listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA akan bersifat konduktif atau
menyalurkan arus listrik ke bumi.
7. Current Transformator (Ct)
Current transformator (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari arus yang
besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik pada system tenaga
listrik, menjadi arus untuk system pengukuran dan proteksi.
8. Potential Transformator (Pt)
Potential transformator (PT) berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada
system tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi.
9. Transformator Pemakaian Sendiri (Tps)
Transformator pemakaian sendiri (TPS) berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 Phasa
220/380 Volt. Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain :
 Penerangan di switch yard, gedung control, halaman GI, dan sekeliling GI.
 Alat pendingin (AC) dan Rectifer.
 Pompa air dan motor-motor listrik.
10. Rel Busbar
Rel busbar berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan antara transformator daya,
SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada pada switch yaed.
Komponen Rel Busbar antara lain :
 Konduktor ( AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC )
 Insulator string dan fitting ( insulator, tension clamp, suspension clamp, socket
eye, anchor sagkle, spacer )
11. Gedung Kontrol (Control Building)
Gedung kontrol (control building) berfungsi sebagai pusat aktifitas pengoperasian
gardu induk. Pada gedung control inilah oprator bekerja mengontrol dan
mengoperasikan komponen-komponen yang ada pada gardu induk.
12. Panel Kontrol
Panel control berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan merupakan pusat
kendali local gardu induk. Didalamnya berisi saklar, indicator-indikator, meter-meter,
tombol-tombol komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta
announciator. Panel control berada satu rungan dengan tempat oprator kerja.
Panel control terdiri dari :
 Transmission line control panel.
 Transformator control panel.
 Fault recorder control panel.
 KWH meter dan Fault recorder panel.
 LRT control panel.
 Bus couple control panel.
 AC/DC control panel.
 Syncronizing control panel.
 Automatic FD switching panel.
 D/L control panel.
13. Panel Proteksi
Panel proteksi (protection panel/relay panel) berfungsi untuk memproteksi (melindungi
system jaringan gardu induk) pada saat terjadi gangguan maupun karena kesalahan
operasi. Didalam panel proteksi berisi peralatan-peralatan elektro dan elektronik, dan
lain-lain yang bersifat presisi. Setiap relay yang terpasang dan panel proteksi, diberi
nama relay sesuai fungsinya.
Relay panel proteksi terdiri dari :
 Transmission line relay panel (relay panel TL)
 Transformator relay panel (relay panel TR)
 Busbar protection relay panel.
14. Sumber Dc Gardu Induk
Sumber DC (Baterry) berfungsi untuk menggerakkan peralatan control, relay
pengaman, motor penggerak CB, DS, dan lain-lain. Sumber DC ini harus selalu
terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa secara rutin kondisi air, kebersihan dan
berat jenisnya.
15. Panel Ac/Dc Gardu Induk
Panel DC/AC gardu induk adalah alat listrik yang berupa lemari pembagi. Didalam
panel DC/AC terpasang sakelar kecil atau fuse-fuse sebagai pembagi beban dan
pengaman dari instalasi yang terpasang pada gardu induk.
16. Cubicle 20 Kv (Hv Cell 20 Kv)
Cubicle adalah switchgear untuk tegangan menengah (20 KV) yang berasal dari
output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang (feeder)
yang tersambung (terhubung) dengan Cubicle tersebut.
Komponen dan rangkaian cubicle antara lain :
 Panel penghubung (couple).
 Incoming cubicle.
 Circuit breaker (CB) dan current transformer (CB).
 Komponen proteksi dan pengukuran.
 Bus sections.
 Feeder atau penyulang.
17. Sistem Proteksi
Sistem proteksi adalah suatu system pengaman terhadap peralatan listrik, yang
diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasional dan
penyebab lainnya.
Beberapa peralatan listrik pada gardu induk yang perlu diamankan (proteksi) antara lain
adalah :
 Transformator daya.
 Rel busbar.
 Panghantar :
 Saluran udara tegangan tinggi (SUTT).
 Saluran kabel tegangan tinggi (SKTT).
 Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET).
 Penyulang 20 KV.
18. Komponen Listrik Penunjang
 Konduktor tembaga atau plat tembaga untuk grounding peralatan.
 Cable schoon BC untuk grounding peralatan.
 Ground rod untuk instalasi pembumian peralatan.
 GSW atau ground wire (kawat pentanahan).
 Klem-klem untuk GSW, terdiri dari : tension clamp, jumper clamp, PG clamp.
 Kabel control , yang terdiri dari jenis kabel : NYY, CVVS, NYM, NYMT,
NYCY, dan lain-lain. Kabel-kabel ini terdiri dari berbagai ukuran.
 Kabel power 20 KV (XLPE atau jenis lainnya).
 Termination kit dan sepatu kabel.
 Komponen pengatur beban.
 Komponen SCADA.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra
Tinggi), TT (Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri dari
bangunan dan peralatan listrik.
2. Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :
3. Adalah gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam
gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar
gedung,misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di
luar gedung.
4. Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran
(transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga
listrik.Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada
umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan)
sesuai konsttruksi yang terpasang di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

www.4shared.com/Gardu-induk

(Diakses pada 24 Maret 2018)

www.top-pdf.com/fungsi-gardu-induk

(Diakses pada 24 Maret 2018)

Gardu Induk “, PT. PLN (Persero) Unit Pendidikan dan Pelatihan Semarang –
Jawa

Tengah.

http://dunia.listrik/fungsi-gardu-induk

(Diakses pada 24 Maret 2018)

http://agusleepurba.blogspot.co.id/2012/02/makalah-gardu-induk-titi-kuning.html

(Diakses pada 25 Maret 2018)

http://antara191.blogspot.co.id/2012/10/gardu-induk.html

(Diakses pada 25 Maret 2018)

http://makalah-elektrical-enginering.blogspot.co.id/2017/08/blog-post_90.html
(Diakses pada 25 Maret 2018)

http://anak-elektro-ustj.blogspot.co.id/2013/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
(Diakses pada 25 Maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai