PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kerja praktek yang dilaksanakan di PT Cirebon Power
Services, PLTU Kanci, Cirebon ini adalah:
1. Mengetahui bagian-bagian Vacuum Circuit Breaker beserta fungsinya.
2. Memahami pengertian dan prinsip kerja dari Vacuum Circuit Breaker
sebagai salah satu proteksi.
3. Mempelajari pemeliharaan Vacuum Circuit Breaker di PT Cirebon Power
Services, PLTU Kanci, Cirebon.
1
1.4 Rumusan Masalah
Mengingat terbatasnya waktu, wawasan dan banyak permasalahan
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagian-bagian Vacuum Circuit Breaker beserta fungsinya.
2. Memahami pengertian dan prinsip kerja dari Vacuum Circuit Breaker
sebagai salah satu proteksi.
3. Mempelajari pemeliharaan Vacuum Circuit Breaker di PT Cirebon Power
Services, PLTU Kanci, Cirebon.
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
3
PRESIDEN
DIREKTUR
DEPUTY
MANAGER
MAINTENANCE
CHIEF MANAGER OPR
CHIEF
Dari bagan di atas dapat kita lihat bahwa di PT Cirebon Power Services
Presiden Direktur dibantu deputy membawahi 3 departemen, antara lain :
1. General Affair
Departemen ini adalah departemen yang tugasnya mengurusi semua
urusan selain kegiatan operasi dan perawatan, contonya adalah mengurusi
accounting, human resourse, environment,dan precourment. Adapun
struktur organisasi dari departemen General Affair adalah :
2. Operation
Merupakan bagian yang mengoperasikan unit PLTU agar dapat
menghasilkan listrik 660 MW setiap hari.
3. Maintenance
Adalah bagian yang melakukan perawatan pada unit PLTU, yang mana
kerjanya selalu berdampingan dengan departemen Operation.
4
2.3 Gambaran Umum Sistem PLTU
Pada dasarnya prinsip pembangkit tenaga uap adalah dengan
memanfaatkan energi potensial panas dari uap air untuk memutar turbin uap
yang mengubah energi potensial panas uap menjadi energi mekanik, dan
turbin akan memutar generator yang kemudian menghasilkan energi listrik.
Untuk konversi energi yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga uap dapat
dilihat pada gambar 2.2.
STEAM
5
Dari gambaran diatas dapat dijelaskan siklus fluida dan energi yang
terjadi yaitu sebagai berikut:
1) Air akan dipompa dengan memberikan tekanan tertentu menuju
kedalam boiler.
2) Air akan dipanaskan dan dirubah fasanya menjadi superheated
steam dalam boiler dengan proses penyerapan energi panas dari
bahan bakar
3) Superheated steam yang terbentuk akan dialirkan menuju turbin,
energi potensial panas dan tekanan steam ini akan berpotongan
dengan sudu-sudu turbin dan akan terekspansi sehingga
menimbulkan energi kinetik untuk memutar poros turbin.
4) Steam yang terekspansi akan berubah fasa kembali dalam
kondenser, dan panas yang tersisa akan dibuang melalui cooling
tower.
5) Steam yang telah berubah fasa kembali menjadi air akan dialirkan
kembali oleh pompa menuju boiler.
Energy
Added
Energy
Removed
Boiler
Turbine
Exhaust
Steam
Condensed
Energy
Pump Removed
Condenser
6
2.3.1 Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Komponen utama dari pembangkit listrik tenaga uap yaitu:
1. Boiler
Boiler superkritis merupakan teknologi baru pada sistem
pembangkit tenaga uap dimana boiler tersebut bekerja pada
temperature 550 0C dan tekanan 30 Mpa. Boiler superkritis
mampu menghasilkan 1240 ton/jam uap atau sekitar 660 MW.
2. Turbin Uap
7
Pasokan ini diperoleh dari generator DC yang digerakkan
dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang di catu dengan
uap dari boiler pembakaran manual.Permintaan tenaga listrik
tumbuh berkembang dan pembangkit kecil muncul di seluruh
negeri.Hal ini memberikan keinginan untuk bergabung agar
menjadi ekonomis.
Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme,
tetapi tidak menghasilkan listrik sampai tahun 1888 ketika
Nikola Tesla memperkenalkan sistem banyak fasa (poly phase)
medan berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles Parson
mengembangkan Turbin generator AC pertama dan pada 1901
dibuat generator 3 fasa 1500 kW untuk pusat pembangkit
Neptune di Tyne Inggris. Inilah mesin awal dengan kumparan
yang berputar didalam medan magnet, tetapi ternyata bahwa
semakin besar output yang diinginkan akan lebih mudah
mengalirkan arus listrik pada medan magnet berputar didalam
kumparan yang diam atau stator. Rancangan mesin secara
bertahap berkembang sehingga pada 1922, generator 20 MW
yang berputar pada 3000 rpm beroperasi.Gambar generator
dapat dilihat pada gambar 2.6.
8
Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan
rancangan unit pembangkit juga berkembang dan
kapasitasnyapun meningkat sehingga dibentuk organisasi
untuk mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi yang
disebut pusat penyaluran dan pengatur beban.
Generator memproduksi listrik pada frekuensi AC
nominal 50 Hz dan tegangan 18 kV. Tegangan keluar
generator dikontrol dengan mengubah-ubah kuat medan
magnet putar. Medan magnet dikontrol dengan mengubah-
ubah medan pemagnetan dari rotor dari sistem eksitasi
generator.
4. Kondenser
9
5. Coal Handling System
Coal handling system merupakan bagian utama dalam
pemasokan batubara sebagai bahan bakar dalam pembakaran
di boiler. Batubara tersebut diambil dari kapal atau tongkang,
kemudian batu bara tersebut dibawa dengan belt conveyor
menuju ke tempat penampungan batubara (stockpile) atau ke
bunker sebelum masuk ke boiler untuk proses pembakaran.
10
BAB III
VACUUM CIRCUIT BREAKER
11
Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama
dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang
digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki
kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus
diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan
sebuah kumpa- ran yang dapat menarik sebuah angker dari besi
lunak.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman
satu fasa, sedangkan un- tuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki
tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi
gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga
akan ikut terputus.
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat
digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :
12
3.1.2 MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam
proses operasinya mem- punyai dua fungsi yaitu sebagai
pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat
berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan
arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.
13
3.1.4 OCB (Oil Circuit Breaker)
Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan
minyak sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi
gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak
yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur
api akan dikelilingi oleh gelembung-gelem- bung uap minyak dan
gas.
Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal
conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga
baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan
bunga api.
14
Pada saat melakukan pengesetan besaran waktu
sebelumnya atau pada saat recloser dalam keadaan terputus yang
kesekian kalinya, maka recloser akan terkunci (lock out), sehingga
recloser harus dikembalikan pada posisi semula secara manual.
15
3.2 Proses Terjadinya Busur Api
Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem
tenaga listrik maka pada PMT (circuit breaker) akan terjadi busur api, hal
tersebut terjadi karena pada saat kontak PMT dipisahkan , beda potensial
diantara kontak akan menimbulkan medan elektrik diantara kontak tersebut,
seperti ditunjukkan pada gambar 3.7 dibawah.
16
Gambar 3.8 Elektron hasil emisi
Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang
berbeda. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya tinggi, misalnya
tungsten atau karbon, maka ion positif akan akan menimbulkan pemanasan di
katoda. Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari
bahan yang titik leburnya rendah, misal tembaga, ion positif akan
menimbulkan emisi medan tinggi. Hasil emisi thermis ini dan emisi medan
tinggi akan melanggengkan proses ionisasi, sehingga perpindahan muatan
antar kontak terus berlangsung dan inilah yang disebut busur api.
17
Untuk memadamkan busur api tersebut perlu dilakukan usaha-usaha
yang dapat menimbulkan proses deionisasi, antara lain dengan cara sebagai
berikut:
1. Meniupkan udara ke sela kontak, sehingga partikel-partikel
hasil ionisai dijauhkan dari sela kontak.
2. Menyemburkan minyak isolasi kebusur api untuk memberi
peluang yang lebih besar bagi proses rekombinasi.
3. Memotong busur api dengan tabir isolasi atau tabir logam,
sehingga memberi peluang yang lebih besar bagi proses
rekombinasi.
4. Membuat medium pemisah kontak dari gas elektronegatif,
sehingga elektron-elektron bebas tertangkap oleh molekul
netral gas tersebut.
18
a. Bagian Interrupter
Bagian pemutus “Interrupter” adalah bagian yang memutuskan dan
menghubungkan arus beban listrik sesuai dengan arus kerjanya (Rating
Current) dan memutuskan arus hubung singkat yang besar atau arus
gangguan lain. Bagian ini terdiri dari:
1. Kontak-Kontak
Kontak dalam circuit breaker harus dapat mengalirkan atau
menghubungkan arus beban dengan sempurna, sehingga
hubungan antara kontak – kontaknya harus sempurna.
19
5. Secondary Disconnecting Contact
Digunakan untuk menghubungkan kontak control operasi
breaker dengan rangkaian di dalam cubicle.
3. Puffer
Alat untuk udara hembus pada Air Circuit Breaker. Puffer
berguna untuk menghilangkan busur api listrik.
20
5. Solenoid Trip
Solenoid yang digunakan untuk membuka breaker.
6. Motor DC
Motor DC berguna sebagai motor penekan dan peregang
spring dan digunakan untuk menggerakkan circuit breaker
untuk rack-in atau rack-out.
c. Peralatan Bantu
Peralatan bantu merupakan alat pelengkap yang menunjang operasi circuit
breaker dalam suatu rangkaian sistem tenaga listrik, seperti:
1. Auxiliary Contact
Auxiliary contact dalam circuit breaker dipakai untuk
menunjang operasi breaker dan untuk fasilitas interlock sistem
yang bekerja bersamaan dengan kontak breaker dan posisi
auxiliary contact disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Relay
Relay digunakan untuk relay proteksi dan relay contactor.
Untuk relay proteksi digunakan relay over current, relay
differential current, dan relay ground fault.
3. Remote Control
Perlengkapan yang digunakan untuk control dari control room.
21
5. CT dan PT
Trafo-trafo ini digunakan untuk meter swicthgear tersebut dan
untuk relay proteksi terhadap sistem.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
Tabel 4.1 Spesifikasi VCB
MV Vacuum Circuit Breaker (PLTU Kanci)
Type LVB-12M-40D
Rated voltage 12 kV
Rated main bus current 1250/2000 A
Rated short time withstand current 40 kA/ 3 Second
Rated opening/closing time 40 ms / 60 ms
Standard duty Rapid re-closing type
Control voltage 220 Vdc
24
c. Earthing Switch Padlock
Pengunci ini bisa digunakan pada saat circuit breaker
dalam keadaan off, tujuannya dalah untu mencegah
kecelakaan seandainya terjadi kecerobohan pada
pengoperasian earthing.
25
b. Anti Pumping Relay
Merupakan perlatan dari circuit breaker yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya penekanan tombol breaker secara
berulang-ulang. Contohnya, jika operator menekan tombol
close untuk mengoffkan breaker. Pada saat breaker off, anti
pumping relay akan bekerja dan memastikan kalau tombol
close tersebut hanya bisa ditekan satu kali yang bertujuan
untuk menghindari terjadinya kerusakan pada bagian-bagian
penggeraknya.
26
3. Menempatkan brekaer pada posisi “Disconnect” dengan cara
memutar engkol berlawanan arah jarum jam.
4. Keluarkan breaker.
27
Tabel 4.3 Hasil pengukuran Tahanan Isolasi (Terbuka)
Status Breaker: Terbuka
Pole A Pole B Pole C
DC DC DC
1000 1000 1000
(Volt) (Volt) (Volt)
R R R
152 192 201
(Gohm) (Gohm) (Gohm)
28
4.3.5 Pengukuran Tahanan Kontak
Pengukuran tahanan kontak merupakan pengukuran nilai tahanan
antara fixed dan moving kontak breaker di dalam interrupting
chamber (ruang pemutusan) dalam keadaan tertutup. Standar nilai
tahanan kontak ditentukan oleh pabrikan pembuat breaker. Nilai
tahanan kontak diharapkan sekecil mungkin, karena semakin besar
nilai tahanan maka akan terjadi loses yang semakin besar pula.
Berikut hasil pengukuran tahanan kontak yang telah dilakukan.
29
Gambar 4.5b Pengukuran Tahanan Kontak
30
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Keserempakkan
Phase A (ms) Phase B (ms) Phase C (ms)
Contact close 40.5 40.5 39.5
Contact open 26.5 26.5 29.7
31
BAB V
KESIMPULAN
32