Anda di halaman 1dari 14

MATERI PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK

I. Latar Belakang

GI atau GITET adalah merupakan kumpulan peralatan listrik


tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi yang mempunyai fungsi dan
kegunaan dari masing-masing peralatan yang satu sama lain saling terkait
sehingga penyaluran energi dapat terlaksana dengan baik.
Salah satu peralatan yang utama yang terdapat di gardu induk
yaitu transformator tegangan. Pemeliharaan dan pengoperasian yang tidak
benar terhadap transformator tegangan akan memperpendek umur transformator
tegangan dan akan menimbulkan gangguan–gangguan (troubles) lebih dini
mengenai pemeliharaan pada transformator tegangan.

II.DASAR TEORI

Transformator tegangan atau Potensial Transformer (PT) adalah


transformator yang berfungsi untuk :

 Mentransformasikan nilai tegangan yang tinggi pada sisi primer ke nilai


tegangan yang rendah di sisi sekunder yang digunakan untuk
pengukuran (metering) dan proteksi.

 Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu


memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi.

Gambar 1 Potensial Transformator Pada GI Krapyak150 kV


2.1 Prinsip Kerja Transformator

Tegangan Transformator bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik.


Jika pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer timbul
gaya gerak magnet sebesar N1I1.
Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti, kemudian
membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan sekunder.
Jika terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder
mengalir arus I2, arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N1I1 pada kumparan
sekunder. Bila trafo tidak mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku
persamaan :

di mana :

N1: Jumlah belitan kumparan primer


N2: Jumlah belitan kumparan sekunder
I1: Arus kumparan primer
I2 : Arus kumparan sekunder

Gambar 2 Gambar Prinsip kerja transformator tegangan


Sedangkan pada CPT (Capasitive Potensial Transformator) dengan
mengabaikan rugi-rugi yang ada pada trafo berlaku:

dimana :

ac = faktor pembagi tegangan kapasitor (jika tidak ada maka ac = 1)


at = faktor transformasi trafo penengah (jika tidak ada maka at= 1)
ap = faktor transformasi sistem pengukuran

2.2 Klasifikasi Transformator Tegangan

a)Berdasarkan konstruksinya transformator tegangan dibedakan menjadi:

 Trafo tegangan induktif (inductive voltage transformer atau electromagnetic


voltage transformer), yang terdiri dari lilitan primer dan lilitan
sekunder, dan tegangan pada lilitan primer akan menginduksikannya ke
lilitan Sekunder

 Trafo tegangan kapasitif (capacitive voltage transformer) adalah peralatan


pada sistem tenaga listrik yang berupa transformator satu fasa step down
yang dirangkai dengan pembagi tegangan kapasitif yang
mentransformasi tegangan pada jaringan tegangan tinggi ke suatu
sistem tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan indikator, alat
ukur, rele, dan alat sinkronisasi. CVT dipilih karena lebih ekonomis
membuat pembagi tegangan kapasitif daripada membuat transformator
dengan belitan tegangan tinggi.
b). Berdasarkan Pemasanganya dibagi menjadi:

 Trafo Pemasangan dalam (indoor) yaitu trafo yang pemasanganya di


dalam ruangan.

 Trafo Pemasangan luar (outdoor) yaitu trafo yang pemasanganya di luar


ruangan.

2.3 Bagian-bagian dari trafo tegangan

1. Kumparan.
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang
dilapisi dengan bahan isolasi (karton, pertinax) untuk mengisolasi baik
terhadap inti besi maupun kumparan lain. Untuk trafo dengan daya
besar, lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media pendingin.
Banyaknya lilitanakan menentukan besar tegangan dan arus yang ada pada sisi
sekunder.

2. Inti Besi
Dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna
untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-
rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy “Eddy Current”.

3. Minyak Trafo.
Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak trafo mempunyai
sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus
tinggi. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasidan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik

4. Bushing
Sebuah konduktor (porselin)yang menghubungkan kumparan
transformator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator
dan berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain
itu juga bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara
kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.

5. Dehydrating breather
Adalah suatu peralatan pernapasan trafo tegangan yang berfungsi untuk
menyerap udaralembab yang timbul dalam ruang trafo tegangan, sehingga akan
mencegah rusaknya minyak (isolasi) trafo tegangan
2.4. Rugi-rugi pada Transformator Tegangan

Pada Transformator ideal


Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Vp : Vs = Is : Ip
Is : Ip = Np : Ns

Dimana:
Pp =daya primer (Watt)
Ps = daya sekunder (Watt)
Ip = arus primer (Ampere)
Is = arus sekunder (Ampere)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder

Namun pada kenyataannya tidak ada transformator yang ideal.


Hal ini karena pada transformator selalu ada rugi-rugi yang antara lain sebagai
berikut:

1) Rugi-rugi tembaga yaitu rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan yang


timbul akibat arus mengalir pada hambatan kawat penghantar yang terdapat
pada kumparan primer dan sekunder dari transformator. Rugi-rugi
tembaga sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir pada kumparan.

2) Rugi-rugi arus eddy current yaitu rugi-rugi yang disebabkan oleh


pemanasan akibat timbulnya arus eddy (pusar) yang terdapat pada inti besi
transformator. Rugi-rugi ini terjadi karena inti besi terlalu tebal sehingga
terjadi perbedaan tegangan antara sisinya maka mengalir arus
yang berputar-putar di sisi tersebut.

3) Rugi-rugi hysteresis yaitu rugi-rugi yang berkaitan dengan


penyusunan kembali medan magnetik di dalam inti besi pada setiap
setengah siklus, sehingga timbul fluks bolak-balik pada inti besi.
4) Fluks Bocor yang disebabkan adanya beberapa fluks yang tidak
menembus inti besi dan hanya melewati salah satu kumparan
transformator saja. Fluks yang bocor ini akan menghasilkan induktansi diri
pada lilitan primer dan sekunder sehingga akan berpengaruh terhadap
nilai tegangan yang disuplai dari sisi primerke sisi sekunder transformator

III. TRANSFORMATOR TEGANGAN150 kV GI Krapyak

3.1 Transformator Tegangan Untuk Pengukuran Dan Proteksi

 Untuk pengukuran (metering) :

o Teliti untuk daerah kerja 80-120% In.


o Meter-meter / pengukuran yang menggunakan arus sekunder transformator
arus antara lain :
 Volt meter
 MW meter
 MVAR meter
 KWH meter
 KVARH meter
 Cos φ meter

Kelas ketelitian trafo teganganuntuk meter dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1 Ketelitian transformator tegangan untuk pengukuran.

Klas % Kesalahan Rasio Pergeseran Sudut +/-


Tegangan +/- (menit)
0,1 0,1 5
0,2 0,2 10
0,5 0,5 20
1 1 40
3 3 -
 Untuk proteksi (relai) :
 Relatif ketelitiannya lebih rendah
 Kejenuhannya tinggi (tidak cepat jenuh).
 Proteksi / pengaman yang menggunakan tegangansekunder transformator
teganganantara lain :
o Relai Jarak (Distance Relay)
o Relai Berarah (Directional Relay)
o Relai Differensial (Differential Relay)
o Relai REF (Restricted Earth Fault)
o Relai SBEF (Standby Earth Fault)
o Relai Beban Lebih (Over Load Relay)

Nilai Batas Kesalahan PT untuk Proteksi :

Tabel 2 Ketelitian transformator tegangan untuk proteksi

Klas %Kesalahan rasio Pergeseran sudut +/-


tegangan +/- (menit)

3p 3 120
6p 6 240

3.2 Data Teknik PT GI Krapyak

Berikut ini adalah salah satu contoh data teknik dari trafo teganganyang
terdapat di GI Krapyak

1. Merk : MITSUBISHI
2.Dibuat di : JEPANG
3.Type : PY-02-14
4.No. Serie : Fasa R : 309310
Fasa S : 309338
Fasa T : K94215-43
5.Tahun pembuatan: 1981
6.Tegangan primer : 150KV/V3 A
7. Tegangan sekunder: 100/V3
9. Pasangan : Luar
10.Frekuensi : 50Hz
11.Tegangan maksimal: 170kV
12.Tegangan sistem: 150kV
13.S t a n d a r d : C57-13
14.Class : 0,5-1
18. Burden : 750VA

IV. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TEGANGAN(PT)

4.1 Pengertian pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang sangat penting, karena


pemeliharaan yang baikakan memperpanjang umur peralatan dan akan
menjamin berfungsinya peralatan dengan baik dan pemeliharaan yang telah
dilaksanakan tidak ada bekasnya namun dapat di rasakanpengaruhnya.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk
menjamin kontinuitas penyaluran tegangan tinggi dan menjamin keandalan
antara lain:

a. Untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi.


b. Untuk memperpanjang umur peralatan sesuai dengan usia teknisnya.
c. Untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.
d. Untuk meningkatkan keamanan peralatan.
e. Untuk mengurangi lama waktu pemadaman akibat sering terjadinya gangguan.
4.2 Jenis-Jenis Pemeliharaan GI

Pedoman Pemeliharaan PT sendiri berdasarkan ( No. Dokumen : 3–22/


HARLUR –PST / 2009 ) terbagi menjadi 4 bahasan yaitu :

a. In Service Inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian
bagian peralatan terhadap adanya anomaly yang berpotensi menurunkan
unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian / keseluruhan peralatan.

b. In Service Measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang
dilakukan pada saat peralatan sedang dalam keadaan bertegangan/
beroperasi.

c. Shutdown Testing/ Measurement


Shutdown testing / measurement adalah pekerjaan pengujian yang
dilakukan pada saat peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini
dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi
ketidaknormalan.

d. Shutdown Treatment
Shutdown treatment adalah pekerjaan untuk memperbaiki anomali
yang ditemukan pada saat in service inspection/measuremnt atau
menindak lanjuti shutdown testing/measurement

.
4.3 Pemeliharaan Trafo Tegangan( PT )

 Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan visual adalah pemeriksaan konstruksi dari pada trafo, yang
mencakup :

o Pencatatan papan nama


o Tangki dan radiator
o Panel Trafo
o Pentanahan
o Termometer
o Pengunci terhadap pondasi
o isolator / bushing
 Evaluasi Hasil Pemeliharaan dan Rekomendasi Pada Transformator
Tegangan (PT)
Salah satu contoh evaluasi dari hasil pemeliharaan yang
dilakukan berdasarkan kondisi di lapangan. Berikut ini adalah evaluasi dan
rekomendasi dari In Service Inspection:

4.3.1 In Service Inspection

Tabel 4.2 Evaluasi dan Rekomendasi inservice inspection PT

No Item inspeksi Hasil inspeksi Rekomendasi

1 Level ketinggian Minimum -Pastikan kondsi indikator


minyak ketinggian minyak normal
/tidak
-periksa apakah ada
kebocoran minyak
-lakukan langkah seperti
pada item 2 tabel ini.
Maksimum -Pastikan kondisi indikator
ketinggian minyak normal/
tidak
-pastikan bahwa tidak ada
kontaminasi air dari luar
-periksa kondisi seal, jika
kondisi seal sudah fatik
maka lakukan penggantian
minyak sesuai manual instic
uction/ hubungi manufactut
2 Kebocoran Rembrs/Bocor -Periksa sumber kebocoran
minyak minyak
-lakukan pengujian kualitas
minyak untuk memastikan
kondisi minyak isolasi
-periksa kondisi seal sudah
fatik maka lakukan
penggantian seal dan
penggantian minyak sesuai
manual instic uction/
hubungi manufactur
3 Kondisi fisik Flek/retak/pecah Lakukan penggantian PT
isolator porce bila pecah tidak bisa di
lain toleransi. (retak melingkar)

Lapisi dengan insulator


vamish untuk kondisi
isolator flek atau dengan
gunakan ceramik sealer/
reboun untuk kondisi pecah
kecil
4 Kondisi core Retak Lakukan penggantian PT
housing
5 Kondisi Korosi/kendor/bengkok Lakukan perbaikan/
structure penggantian structure
penyangga penyangga
6 Kondisi Lepas/ kendor/ rantas -Sambungkan kembali
grounding kawal pentanahan sehingga
pentahan tersambung
dengan mesh grounding GI.
-kencangkan kewat
pentanahan sehingga
pentanahan tersambung
kembali dengan mesh
grounding GI
-sambungkan ganti kawat
pentanhan sehingga
pentanahan tersambung
dengan mesh grounding GI
4.4 Uraian Kegiatan Pemeliharaan Trafo Tegangan (PT)

Pada daftar di bawah ini diuraikan tentang pemeliharaan transformator


tegangan yang terdiri dari :

1.Pemeliharaan Harian.
2.Pemeliharaan Mingguan
3.Pemeliharaan Bulanan.
4.Pemeliharaan Tahunan

Salah satu contoh tabel pemeliharaan In Service Inspection berdasarkan periode


dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4 Uraian Kegiatan In Service Inspection

No Jenis inspeksi/pengujian Periode Batasan Alat uji


operasi
1 Pemekrisaan level Mingguan NORMAL Visual
ketinggian minyak PT
2 Pemeriksaan level Harian MEDIUM Visual
tekanan minyak (khusus
untuk dengan rubber
bellow) dan tekanan gas
3 Pemeriksaan kebocoran Harian NORMAL Visual
minyak
4 Pemeriksaan kondisi fisik Mingguan NORMAL Visual
isolator porce lain
5 Pemeriksaan kondisi core Mingguan NORMAL Visual
housing
6 Pemeriksaan kondisi Tahunan NORMAL Visual
structure penyangga
7 Pemeriksaan kondisi Bulanan NORMAL Visual
grounding
8 Pemeriksaan spark gap Bulanan NORMAL Visual
4.5 Peraturan Keselamatan Kerja

Peralatan keselamatan kerja dimaksudkan untuk melindungi manusia dari


bahaya-bahaya yang mungkin timbul pada waktu melakukan kegiatan kerja.
Penggunaan peralatan kerja adalah merupakan pelayanan bagi semua
karyawan PLN yang diatur berdasarkan surat edaran Direksi SE No.
005/PST/82. Peralatan keselamatan kerja meliputi: helm, sarung tangan,
sepatu pengaman (safety shoes), kacamata, pemadam kebakaran, alarm
kebakaran, dan lain-lain.
Guna menjaga keselamatan kerja maka setiap karyawan diwajibkan
mematuhi dan memahami peraturan keselamatan kerja serta memahami fungsi
masing-masing peralatan.

V.PENUTUP
 Kesimpulan

A. Transformator adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengkonversi


tegangan yang bertujuan untuk:

- Mentransformasi nilai tegangan yang tinggi pada sisi primer ke nilai


tegangan yang rendah di sisi yang digunakan untuk pengukuran
(metering) dan proteksi.
- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap primer

B. Transformator bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Jika


pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan
primer timbul gaya gerak magnet sebesar N1I1. Gaya gerak magnet ini
memproduksi fluks pada inti, kemudian membangkitkan gaya gerak
listrik (GGL) pada kumparan sekunder

C. Untuk menjaga keandalan dan memperpanjang umur peralatan khususnya


transformator dilakukan pemeliharaan dan pengoperasian peralatan harus
dilakukan dengan benar sesuai petunjuk pengoperasian peralatan
DAFTAR PUSTAKA

1) Tobing, Bonggas L.2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta:


PT.Gramedia Pustaka Utama
2) 2009.Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peraltan
Penyaluran Tenaga Listrik Transformator Tegangan (PT) 3-22/HARLUR-
PST/2009. Jakarta: PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengaturan Beban Jawa Bali
3) Team O & M, Buku Petunjuk Operasi dan Memelihara Peralatan untuk
Trafo Tegangan, PTPLN (Persero) P3B Jawa Bali, 198

Anda mungkin juga menyukai