Tujuan utama dari sistem tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik
yang mempunyai mutu dan keandalan yang tinggi dan ketika terjadi gangguan
tegangan turun dan tegangan lebih. Karena gangguan tidak dapat dihindari maka
relai pengaman.
27
28
rendah, relai ini memiliki keuntungan dibanding jenis elektromekanik antara lain
lain kurang akurat, sensitif dan sulit untuk dites dan dirawat.
1. Trafo Arus (CT) dan/atau Trafo Tegangan (PT) yaitu untuk meneruskan
sirkit tenaga atau untuk melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault
relai proteksi.
3. Battere (aki) yaitu sebagai sumber tenaga untuk mentrip PMT dan catu
Keterangan :
PMS = Pemisah
PMT = Pemutus tenaga
R = Relai
PT = Trafo Tegangan
CT = Trafo Arus
TC = Trip Coil
F = Fuse
B = Battre
tenaga listrik melalui trafo arus dan/atau trafo tegangan. Peralatan ini memberikan
perlindungan dari tegangan yang tinggi pada sistem tenaga listrik dan mengurangi
Pada gambar diatas dalam kondisi normal PMT menutup dan daya dapat
tersebut melalui trafo arus dan/atau trafo tegangan dan akan memberikan sinyal
kepada PMT untuk membuka dengan bantuan battre, sehingga penyaluran daya
terhenti.
30
PMT harus dapat segera membuka apabila mendapat sinyal dari relai
untuk membuka, kejadian ini harus berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
bersangkutan.
lain :
1. Kepekaan (Sensitivity)
2. Keandalan (Reliability)
- Keandalan (Dependability)
daerah pengamanannya).
- Keamanan (Security)
- Ketersediaan (Availability)
3. Selektifitas
mungkin, yaitu hanya seksi yang terganggu yang termasuk dalam daerah
pengamanannya.
4. Kecepatan
waktu tunda (time delay), namun waktu tunda itu pun harus secepat
1. Faktor ekonomi.
gangguan pada PMT, kerusakan relai dsb. Oleh karena itu sistem harus dilengkapi
oleh proteksi utama (main protection) dan proteksi cadangan (backup protection),
dimana setiap tipe ini mempunyai fungsi dan cara kerja masing-masing :
1. Proteksi Utama
Keandalan yang dijaga 100 % tidak hanya dari skema proteksi tetapi
juga dari CT, PT dan PMT. Selain itu sistem proteksi tidak dapat dijamin
2. Proteksi Cadangan
Proteksi Cadangan ini akan bekerja, jika proteksi utama gagal bekerja.
di seksi sebelah hulunya. Suatu relai dapat berfungsi ganda yaitu sebagai
cadangan jauh bagi seksi berikutnya. Dalam hal ini pasti terjadi tumpang
pengaman cadangan pada seksi yang sama atau dengan seksi sebelah
hulunya.
Hal ini berarti gangguan yang terjadi pada daerah pengaman utama akan
pada PMT yang seharusnya sudah terbuka. Jika arus masih ada, yang
Cara mendeteksi kegagalan PMT dapat dilakukan oleh relai arus lebih
yang mendeteksi masih adanya arus setelah PMT tersebut ditrip oleh
relai proteksinya. Jadi pengaman kegagalan PMT ini baru bisa bekerja
setelah menerima sinyal trip dari relai proteksinya untuk start. Jika relai
kegagalan PMT ini juga akan lumpuh karena sinyal trip dari relai
dalam hal ini menjadi tugas relai pengaman cadangan jauh untuk
mengamankannya.
Gangguan pada sistem tenaga listrik tidak dapat dihindari oleh karena itu
1. Relai Bucholz
hal ini maka bahan isolasi padat maupun cair akan terurai menghasilkan
gas yang dapat menyala. Gas ini akan naik ke atas transformator dan
keadaan tertentu.
mendadak.
3. Relai Suhu
cara pendinginan antara lain ONAN (Oil Natural Air Natural), ONAF
(Oil Natural Air Force), OFAF (Oil Force Air Force). Agar operasi
4. Relai Differensial
gangguan diluar daerah pengamanannya relai ini tidak bekerja. Relai ini
Relai ini hanya mendeteksi terhadap gangguan fasa ke tanah yang terjadi
Ralai ini merupakan relai arus lebih yang mendeteksi gangguan fasa ke
tanah. Relai ini mendeteksi arus urutan nol yang akan timbul apabila
yang diukur adalah arus penjumlahan dari arus ketiga fasanya. Arus ini
karena beban lebih adalah suatu keadaan abnormal yang apabila dibiarkan terus
dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena konsumen yang dipasoknya
Dari jenis bahan isolasinya, suhu yang melebihi batas suhu kerja dari suatu
berlangsung lebih cepat, sehingga umurnya menjadi lebih pendek. Suatu alat
listrik dapat dibebani tanpa melebihi batas suhu kerja isolasinya jika kondisi
awalnya dibawah batas suhu kerja tersebut, sebab kenaikan suhu berlangsung
demikian trafo akan mengalami perpendekan umur. Panas yang berlebihan pada
beberapa kabel yang terpasang paralel dapat terjadi karena jaraknya satu sama lain
suhu alat yang belebihan, maka dapat digunakan pengaman suhu lebih, yaitu relai
Hubung singkat dapat terjadi antar fasa (dua fasa atau tiga fasa) atau
antara satu fasa ke tanah, dan dapat bersifat sementara atau permanen.
belitan trafo atau generator karena tembusnya isolasi padat. Disini pada titik
tersebut bisa dioperasikan kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki atau
Pada gangguan ini yang tembus (break down) adalah isolasi udaranya,
oleh karena itu tidak ada kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya
Arus gangguan hubung singkat dua fasa lebih kecil daripada arus
hubung singkat tiga fasa. Jika tahanan gangguan diabaikan, maka arus hubung
singkat dua fasa kira-kira ½ √3 kali arus gangguan hubung singkat tiga fasa.
40
sebagai pengaman gangguan hubung singkat, relai ini dialiri oleh arus fasa, oleh
karena itu disebut juga relai fasa. Karena dialiri arus fasa maka nilai settingnya
(ISet) harus lebih besar dari arus beban maksimum supaya relai tidak trip oleh arus
beban maksimum.
beban lebih dengan akurat, yaitu tidak bisa mendeteksi beban lebih yang masih
rendah (kurang dari 1,5 kali nilai settingnya) tetapi biasanya akan trip terlalu cepat
Relai gangguan satu fasa tanah terletak di rangkaian sekunder trafo arus
di ketiga fasanya. Jadi arus yang diukur adalah arus penjumlahan dari arus ketiga
fasanya. Arus ini disebut arus sisa (residual current), atau arus urutan nol yang
memang baru muncul ketika ada gangguan tanah. Karena relai mendeteksi arus
urutan nol maka relai gangguan tanah tidak dilalui arus beban dan tidak dialiri
3.4. Prinsip Dasar Penyetelan Relai OCR dan GFR trafo dan penyulang
CT1
OCR/GFR 300/1
Y
150/20 Kv
60 mVA
Y 12,5 %
CT2 OCR/GFR
2000/5
CTP
OCR/GFR 600/5
PMT)
maka waktu kerja dipilih antara 0,2-0,5 detik untuk gangguan maksimum.
invers, maka setting time dial dapat dipilih sesuai kurva yang dipilih:
Ihs ,
Is
1
TMS t ………………… (3.35)
o, 14
dan rumus untuk menghitung waktu kerja aktual adalah sebagai berikut:
o, 14
TMS t
Ihs ,
1 ………………… (3.36)
Is
/ di dekat busbar TM
Setting arus kerja pada peralatan terkecil (CT, PMT, NGR dan kabel),
adalah:
Tap value setting sesuai range yang ada pada relai adalah:
tapg
.......................................... (3.40)
maka waktu kerja dipilih antara 0,2-0,5 detik untuk gangguan maksimum.
Ihs ,
1
TMSg Is tg .......................................... (3.41)
o, 14
44
dan rumus untuk menghitung waktu kerja aktual adalah sebagai berikut:
o, 14 ………………… (3.42 )
TMSg , tg
Ihs
Is
1
(gangguan di busbar sisi TM) atau dekat sekali dengan trafo tenaga harus
Y
150/20 Kv
60 mVA
Y 12,5 %
CT2 OCR/GFR
2000/5
CTP
OCR/GFR 600/5
PMT)
besaran arus gangguan yang terjadi. Untuk menjamin trafo tahan terhadap
gangguan maksimum, maka waktu kerja dipilih antara 0,7 -1 detik untuk
invers, maka setting time dial dapat dipilih sesuai kurva yang dipilih:
Ihs ,
Is
1
TMS t ................................. (3.46)
o, 14
dan rumus untuk menghitung waktu kerja aktual adalah sebagai berikut:
o, 14
......... ............................ (3.47)
TMS t
Ihs ,
Is
1
46
sangat besar pada busbar TM dan dikhawatirkan trafo tenaga tidak tahan
terlalu lama sesuai setting kurva waktunya, maka pada kindisi seperti itu
gangguan harus segera dieleminir seketika atau lebih cepat yaitu dengan
high set. Setelan arus high set di incoming dapat diaktifkan bila setelan
waktunya dapat diatur, tetapi bila setelan waktu high set tersebut tidak
Setting arus kerja pada peralatan terkecil (CT, PMT, NGR dan kabel),
adalah:
Iset g Isg x
.......................................... (3.52)
Tap value setting sesuai range yang ada pada relai adalah:
tapg
.......................................... (3.53)
besaran arus gangguan yang akan terjadi. Untuk menjamin NGR dengan
tahanan 40Ω, dalam waktu 5 detik, maka waktu kerja dipilih antara 1-4
GI dan GH, maka dipilih karakteristik waktu kerja jenis invers atau
definite time.
Setelan waktu highest : waktu tunda 300ms untuk pola kaskade dan instant
Ihs ,
1
TMSg Is tg …………….…… (3.54)
o, 14
dan rumus untuk menghitung waktu kerja aktual adalah sebagai berikut:
o, 14 …………….…… (3.55)
TMSg , tg
Ihs
Is
1
rendah, setting momen tidak diperlukan karena arus hubung singkat satu
fasa relative lebih kecil dan aman terhadap ketahanan trafo tenaga.
CT1
OCR/GFR 300/1
Y
150/20 Kv
60 mVA
Y 12,5 %
CT2 OCR/GFR
2000/5
CTP
OCR/GFR 600/5
tap ................................. (3.58)
b. Waktu dan karakteristik kerja untuk kurva standar inverse (SI) didapat
rumus:
Ihs ,
Is
1
TMS t
o, 14 ................................. (3.59)
dan rumus untuk menghitung waktu kerja aktual adalah sebagai berikut:
o, 14
......... ............................ (3.60)
TMS t
Ihs ,
Is
1
Setting arus primer ini untuk mengantisipasi bila terjadi gangguan yang
sangat besar pada bagian primer trafo (sisi 150kV), walaupun ada
pengamanan trafo, tetapi high set ini dapat membantu mengamankan trafo
tersebut.
!
Im k1 x
................................ (3.61)
$. !
Fungsi GFR netral adalah sebagai pengaman cadangan kedua trafo tenaga
eksternal. Karena akan mengalir kontribusi arus urutan nol pada saat
pada jarak lokasi gangguan dengan posisi trafo. Oleh karena itu perlu
adanya penentuan waktu kerja GFR pada sisi primer trafo harus
tap ..................... (3.66)
dan rumus untuk menghitung waktu kerja aktual adalah sebagai berikut:
o, 14 …………….…… (3.68)
TMSg , tg
Ihs
Is
1