Anda di halaman 1dari 8

Makalah Seminar Kerja Praktik

SISTEM BCU (BAY CONTROL UNIT) PADA SISTEM OTOMASI GARDU INDUK
PURBALINGGA 150KV PT. PLN (PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH
AREA PEMELIHARAAN PURWOKERTO
Pangestu Fajar Wibowo1, Agung Mubyarto, S.T., M.T.2
pangestufajar@outlook.com1, maz_moeby@yahoo.co.id2
1
Mahasiswa Pemakalah, 2Dosen Pembimbing
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Mayor Jendral Sungkono KM. 5 Kalimanah, Purbalingga, 53371

Abstrak
Tenaga listrik merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan sehari-hari baik untuk kepentingan pribadi maupun
dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tenaga listrik harus selalu tersedia dalam
jumlah yang cukup pada waktu yang tepat, dengan keandalan yang tinggi, dan mempunyai mutu yang baik.
Disisi lain, ada banyak kendala yang terjadi pada sistem tenaga listrik diantarnya minimnya sumber daya
manusia, pencatatan kejadian (event) yang masih manual, dan sebagainya. Untuk mengatasi hal itu saat ini
banyak Gardu induk yang mengadopsi Sistem Otomasi Gardu Induk (SOGI). Dengan adanya Otomasi ini,
pengelolaan gardu Induk dapat memberdayakan petugas Gardu Induk seoptimal mungkin serta pencatatan
kejadian yang otomatis. BCU merupakan salah satu peralatan yang digunakan dalam Sistem Otomasi gardu
Induk yang merupakan IED (Intelligent Electronic Device), yaitu suatu perangkat cerdas yang dapat diprogram
dan berjalan secara otomatis. BCU merupakan perangkat utama yang digunakan untuk pengontrolan perangkat
utama di serandang. Dengan demikian beralihnya Gardu Induk ke sistem otomasi diharapkan mampu mengatasi
masalah di atas serta dapat memberikan keandalan dan mutu tenaga listrik yang baik.
Kata kunci: Bay Control Unit, Otomasi, Switchyard, IED, SOGI

I. PENDAHULUAN yang menggunakan mesin, sistem kontrol, dan


teknologi informasi untuk optimalisasi dalam
1.1 Latar Belakang penyaluran tenaga listrik. Gardu induk yang
sudah mengadopsi sistem otomasi disebut gardu
Tenaga listrik merupakan kebutuhan vital
induk modern. Banyak hal yang mempengaruhi
dalam kehidupan sehari-hari baik untuk
gardu induk mengadopsi sistem otomasi modern,
kepentingan pribadi maupun dalam kehidupan
di antaranya adalah berkembangnya IED
bermasyarakat. Selain itu tenaga listrik juga
(Intelligent Electronic Device), yaitu suatu
sangat dibutuhkan untuk industri-industri besar
perangkat cerdas yang dapat diprogram secara
maupun industri kecil, perkantoran, pertokoan
otomatis. Di samping juga itu karena jumlah
dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan
operator yang terbatas, untuk itu harus
tersebut, tenaga listrik harus selalu tersedia dalam
menerapkan pola Less Attended Substation
jumlah yang cukup pada waktu yang tepat,
Operation (LASO) yang artinya adalah pola
dengan keandalan yang tinggi, dan mempunyai
pengelolaan gardu Induk 150 KV yang
mutu yang baik.
memberdayakan petugas Gardu Induk seoptimal
Untuk itulah diperlukan pengaturan yang mungkin dan mengubah fungsi operator menjadi
baik dalam persediaan dan dalam penyaluran fungsi pemeliharaan tanpa mengurangi keandalan
sistem tenaga listrik secara merata dan keandalan operasi.
sistem dan mutu yang baik, oleh karena itu
Terlahirnya Sistem Otomasi Gardu Induk
dibutuhkan suatu sistem tenaga listrik yang
(Substation Automation System) memberi
memiliki keandalan tinggi.
dampak yang baik dalam hal keandalan
Saat ini kebanyakan gardu induk sudah penyaluran tenaga listrik. Dengan sistem otomasi,
mengadopsi Sistem Otomasi, yaitu gardu induk banyak hal yang sebelumnya dilakukan secara
manual oleh petugas sekarang dapat dilakukan 1.4 Waktu Pelaksanaan
secara otomatis dengan bantuan IED dan 1. Tempat
perangkat modern penunjang lainnya. BCU Gardu Induk Purbalingga 150 KV PT.
merupakan salah satu peralatan yang digunakan PLN (Persero) APP Purwokerto.
dalam Sistem Otomasi gardu Induk. Gardu Induk 2. Waktu
yang sudah mengadopsi sistem otomasi telah 1 Februari 2016 sampai 1 Maret 2016.
menggunakan peralatan berbasis IED demi
menunjang tercapainya sistem otomasi. Salah
satu perangkat yang digunakan dalam Sistem II. TINJAUAN PUSTAKA
Otomasi Gardu Induk adalah BCU (Bay Control
Unit). BCU merupakan perangkat canggih yang 2.1 Gardu induk
dapat melakukan proses kontrol terhadap bay, Gardu Induk (Substation) adalah suatu
yaitu sub-sistem dari diagram satu garis Gardu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang
Induk. berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik dari
Pada kerja praktik yang telah dilakukan, saya tegangan yang berbeda, pengukuran,
mengambil topik bahasan mengenai Sistem BCU pengawasan, pengamanan sistem tenaga listrik
(Bay Control Unit) pada Sistem Otomasi Gardu serta pengaturan daya listrik.
Induk 150KV yang berlokasi di kabupaten 2.2 Fungsi Gardu Induk
Purbalingga. Hal mendasar pengambilan topik
tersebut adalah karena saat ini perkembangan 1. Mengubah tenaga listrik tegangan tingi
teknologi sangat pesat terutama perubahan dari yang satu ke tegangan tinggi yang lainnya
generasi konvensional ke generasi otomasi. Di atau tegangan menengah.
samping itu, topik yang diambil pada kerja 2. Pengukuran, pengawasan, operasi serta
praktik tersebut sesuai dengan konsentrasi yang pengaturan pengamanan sistem tenaga
saya dalami yaitu Sistem Isyarat dan Kendali listrik.
(SIK) yang salah satunya mempelajari tentang 3. Pengaturan daya ke Gardu Induk lain
Sistem Otomasi dalam pembelajarannya. melalui tegangan tinggi dan Gardu
Distribusi melalui gawai tegangan
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan menengah.
1. Secara umum akan membahas mengenai 2.3 Peralatan pada Gardu Induk
Sistem Otomasi Gardu Induk 150KV 1. Switchyard
Purbalingga.
2. Secara khusus akan membahas tentang Merupakan bagian dari gardu induk yang
peranan IED Bay Control Unit (BCU) dijadikan sebagai tempat peletakan komponen
dalam Sistem Otomasi Gardu Induk 150 utama gardu induk. Komponen terpasang di area
KV Purbalingga. terbuka yang luas. Kawat penghantar pada
3. Tidak membahasa mengenai Sistem switchyard menggunakan isolasi berupa udara.
Proteksi Gardu Induk 150 KV
Purbalingga.
1.3 Tujuan Kerja Praktik
1. Menerapkan dan membandingkan antara
ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah
dengan ilmu yang diterapkan pada praktik
nyata di industri.
2. Mengamati penerapan Sistem Otomasi
dalam Gardu Induk.
3. Mengamati peranan IED Bay Control Gambar 1 Switchyard
Unit dalam Sistem Otomasi Gardu Induk
150 KV Purbalingga.
Switchyard (switchgear) terdiri atas satu
atau lebih rangkaian busbar dan bay. Bay
merupakan penghubung sirkuit masuk (incoming
circuit) seperti power line, trafo, dan lainnya ke
rangkaian busbar. Setiap bay biasanya terdiri
pemutus tenaga, pemisah, trafo pengukuran dan
penangkal petir. Gambar di bawah ini
merepresentasikan arsitektur sebuah gardu induk.

Gambar 3 PMT
5. PMS (Pemisah)
PMS disebut juga Disconnecting Switch
(DS). PMS berfungsi untuk mengamankan
peralatan dari sisa tegangan yang timbul sesudah
daya diputuskan. Tujuannya untuk keamanan
orang yang bekerja pada instalasi jika dilakukan
pemeliharaan.

Gambar 2 Arsitektur Gardu Induk


2. Trafo Daya (Power Transformer/ PT)
Trafo tenaga berfungsi menyalurkan
tenaga/daya dari tegangan tinggi atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan). Gambar 4 PMS(Pemisah)

3. Neutral Grounding Resistance (NGR) 6. Trafo Arus (Current Transformer/CT)


Komponen yang dipasang antara titik Berfungsi untuk menurunkan arus besar
netral trafo dan pentanahan. Berfungsi untuk pada tegangan tinggi menjadi arus kecil pada
memperkecil arus gangguan yang terjadi. tegangan rendah untuk keperluan alat-alat ukur
dan keperluan pengamanan.
4. Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit
Brreaker (CB) 7. Trafo Tegangan
Pemutus Tenaga disebut juga Circuit Berfungsi untuk menurunkan tegangan
Breaker (CB). PMT berfungsi untuk memutuskan tinggi atau tegangan menengah menjadi tegangan
hubungan tenaga listrik dalam keadaan rendah yang di perlukan alat-alat ukur dan alat
tersambung ke beban. Proses pemutusan harus pengaman (proteksi).
dilakukan secara cepat agar tidak terjadi loncatan 8. Busbar (Rel)
bunga api listrik dan ledakan. Apabila kondisi
peralatan PMT menurun karena karangnya Berfungsi sebagai terminal (jumper)
pemeliharaan, sehingga tidak sesuai lagi tenaga listrik dari transmisi ke transformator atau
kemampuan dengan daya yang di putuskannya, ke transmisi lain.
maka PMT tersebut akan rusak (meledak). 9. Lighting Arrester (LA)
Berfungsi untuk mengamankan peralatan 2. Station Level
listrik pada instalasi dari gangguan tegangan Station level terdiri dari beberapa
impuls petir atau surya petir. perangkat yang mempunyai fungsi untuk
2.4 Sistem Otomasi Gardu induk (SOGI) mengakuisisi, memproses, remote control,
menampilkan informasi dan menyimpan data.
Sistem Otomasi Gardu Induk (SOGI) adalah
Perangkat utama yang berada pada lapis ini
kemampuan dalam mengontrol sistem gardu
adalah Local HMI. Local HMI berfungsi untuk
induk secara otomatis. Sistem Otomasi Gardu
perekaman, pemantauan, serta menampilkan
Induk terdiri dari peralatan proteksi kontrol dan
besaran-besaran sensor dari lapis di bawahnya
pengukuran yang dapat berkomunikasi satu sama
yaitu BCU.
lain secara lokal maupun remote.
3. Control Center
2.5 Fungsi SOGI
Control center merupakan pusat kendali
1. Fungsi Pengontrolan. Pengontrolan yang
dari sistem otomasi secara global, yaitu kendali
dimaksud adalah pengontrolan terhadap
dari beberapa Gardu Induk yang tercakup di
peralatan primer seperti PMT/Circuit
wilayahnya. Control Center terletak di luar Gardu
Breaker (CB), PMS/Disconnecting Switch
Induk atau di suatu tempat. Control center Gardu
(DS), PMS Tanah/Earthing Switch (ES),
Induk Purbalingga terletak di Ungaran,
Posisi Tap Trafo Tenaga dan Sistem
Semarang. Dispatcher dapat melakukan kontrol
Pendingin Trafo Tenaga.
terhadap peralatan di setiap GI melalui remote.
2. Fungsi Monitoring. Monitoring di sini
dimaksudkan untuk menampilkan Status
Peralatan dari Gardu Induk, Alarm
Gangguan dan Posisi Tap Trafo Tenaga
3. Fungsi Pengukuran. Pengukuran
dilakukan terhadap Arus (I), Tegangan
(V), Daya Nyata (P), Daya Reaktif (Q),
Daya Kompleks (S) dan Power Factor.
4. Fungsi Pencatatan Otomatis. Pencatatan
yang dilakukan berupa Pencatatan Urutan
Peristiwa (Event List), Pencatatan Kondisi
Gangguan (Alarm List) dan Pencatatan
Trending semua besaran yang diukur. Gambar 5 Arsitektur SOGI
5. Fungsi Pengiriman SCADA ke Control
Center. 3.3 Protokol Komunikasi IEC 61850
IEC 61850 adalah standar internasional
III. BCU DALAM SISTEM OTOMASI untuk desain otomatisasi gardu induk. IEC 61850
GARDU INDUK adalah salah satu bagian dari standarisasi protokol
3.1 Arsitektur SOGI dan smart grid yang diatur oleh International
3.2 Electrotechnical Commission (IEC). Protokol ini
1. Bay Level dapat berjalan melalui jaringan TCP/IP atau
jaringan LAN pada Gardu Induk yang
Bay level merupakan lapisan bawah yang
menggunakan Ethernet Switch berkecepatan
terdiri dari perangkat kendali bay termasuk Bay
tinggi untuk mendapatkan waktu respons yang
Control Unit, Bay proteksi, ethernet switch, dan
dibutuhkan di bawah empat mili detik.
perangkat penunjang lainnya. Level ini
berhubungan langsung dengan perangkat utama 3.4 IED Bay Control Unit (BCU)
yang ada di switchyard seperti PMT, PMS, dan Bay Control Unit (BCU) adalah perangkat
sensor-sensor. yang digunakan untuk melakukan kontrol atau
kendali terhadap bay-bay yang ada dalam gardu
induk. Saat ini perangkat ini sudah mengusung
sistem IED (Intellegent Electronic Device). IED
itu sendiri adalah perangkat elektronik canggih
dengan fungsi dan kemampuan yang dapat
dikonfigurasi oleh Engineer dan merupakan
peralatan terdepan yang berhubungan langsung
dengan peralatan di lapangan. IED berfungsi
untuk melakukan remote control, telemetering,
telesignal, atau proteksi dan dapat berkomunikasi
dengan RTU (Remote Terminal Unit) atau
Gateway menggunakan protokol standar.
1. Operasi BCU
Gardu induk otomasi atau Substation
Automation System merupakan gardu induk yang
sudah menggunakan level otomasi dalam
melaksanakan kerja pada switchyard. Sistem
otomasi diperlukan karena lebih andal dalam
operasinya dibandingkan dengan gardu induk
konvensional. Untuk melakukan sistem otomasi,
tentunya membutuhkan peralatan-peralatan yang Gambar 6 Front Panel BCU
dapat bekerja secara otomatis. Slah satu
Keterangan:
perangkat otomasi gardu induk yaitu Bay Control
Unit (BCU). Semua perangkat dalam serandang 1. Display/Mimic
dikendalikan oleh alat ini dalam hal switching. Digunakan untuk menggambarkan
BCU akan menjalankan perangkaian instruksi status peralatan HV(High Voltage)
yang telah tersimpan dalam pemrograman pada Bay penghantar tersebut, kursor
pengguna. akan berkedip untuk menunjukkan
peralatan HV (High Voltage) yang di
2. BCU GI Purbalingga
kontrol.
BCU merupakan salah satu IED yang 2. Kunci terdiri dari :
diperlukan dalam sistem otomasi. Adapun BCU a) Remote / Lokal
yang digunakan dalam Sistem Otomasi Gardu Pilihan untuk operasi peralatan
Induk Purbalingga adalah: HV, dari HMI SICAM atau lokal
1. 2 buah BCU Bay penghantar Mrica BCU. Kunci posisi LOKAL,
2. 2 buah BCU Bay penghantar Rawalo berarti melalui BCU. Posisi lokal
3. 1 buah BCU Bay Trafo I – 60 MVA hanya dipakai pada saat test dan
4. 1 buah BCU Bay Kopel pemeliharaan atau apabila ada
5. 3 buah BCU spare masalah dengan sistem kontrol
melalui HMI SICAM. Kunci di
posisi REMOTE, berarti melalui
HMI SICAM. Pada operasi
normal, kunci harus selalu pada
posisi REMOTE.
b) Normal / Test
Kunci pada posisi NORMAL,
berarti interlock secara software
untuk rangkaian kontrol di
aktifkan. Dalam operasi normal
harus selalu dalam posisi
NORMAL dan anak kuncinya 2. Keypad Close / Open (untuk
dicabut. mengeksekusi peralatan
Kunci pada posisi TEST, berarti tengangan tinggi)
interlock secara software untuk 3. F1 (untuk melihat EVENT LOG
rangkaian kontrol di nonaktifkan. (urutan kejadian pada BCU)
Posisi TEST hanya diperbolehkan 4. F2 (untuk melihat pengukuran
pada saat pemeliharaan atau (Amp, MW, MVAR, kV)
pengujian. Di posisi TEST anak 5. Enter (untuk menjawab
kunci tidak dapat dicabut. konfirmasi pada suatu proses)
3. Indikator Lampu 6. Esc (untuk keluar dari menu yang
Indikator lampu memberikan sedang tampil)
informasi pada display mimic 7. CTRL (untuk langsung masuk ke
mengenai status atau keadaan. menu kontrol)
1. Q0 not in remote 8. LED (untuk reset lampu indikasi)
2. Q1 not in remote 9. MENU (masuk ke pilihan menu)
3. Q2 not in remote 10. F3 (spare)
4. Q9 not in remote 11. F4 (spare)
5. CB Failure
6. Trip coil failure 3. Antarmuka Manusia (Human
7. Lock out operated Interface)
8. AC MCB Trip Dalam sebuah sistem, antarmuka
9. DC MCB Trip pengguna dengan perangkat diperlukan agar
10. MK MCB Trip operator dapat dengan mudah mengoperasikan
11. DS motor supplay failure mesin sistem. Bahasa mesin dan indikator-
12. Bus transfer indikator akan ditampilkan secara user-friendly
13. 21 Trip melalui antarmuka HMI (Human Machine
14. Goose Failure Interface). Tujuan dibuatnya HMI adalah untuk
memudahkan dalam operasi karena manusia
dapat dengan mudah memahami dengan tampilan
dam bahasa yang lebih manusiawi.

Gambar 8 HMI GI Purbalingga

Gambar 7 Contoh BCU Display 4. Fungsi HMI


1. Supervisi
4. Tombol / keypad terdiri dari : 2. Kontrol
1. Keypad tanda panah (untuk 3. Perekaman data
menggerakkan kursor di display)
5. Operasi Manuver pembukaan PMS yang terhubung ke rel atau bus
bar. Pemutusan PMS dilakukan terakhir karena
Manuver adalah proses pengalihan beban
bay dalam kondisi tanpa beban, sehingga tidak
karena suatu alasan tertentu misalnya
akan terjadi loncatan bunga api ketika PMS
pemeliharaan, perbaikan, atau alasan yang lain.
dibuka.
Proses manuver melibatkan banyak pihak yang
berperan mulai dari dispactcher di control center Proses manuver ini sepenuhnya dilakukan
sampai petugas Jargi pada gardu induk. Proses oleh dispatcher di control center Ungaran,
manuver dilakukan secara remote melalui sistem Semarang. Petugas pengawas manuver mencatat
SCADA yang dikendalikan oleh dispatcher. waktu manuver untuk pelaporan ke PLN. Setelah
Pengawas manuver dan dispactcher saling proses manuver selesai, pengerjaan seperti
berkomunikasi agar tidak proses berjalan dengan perbaikan, pemeliharaan baru bisa dilakukan.
lancar.
IV. PENUTUP
Proses pengalihan beban atau manuver 4.1 Kesimpulan
dapat dipantau melalui komputer HMI atau panel 1. Sistem Otomasi Gardu Induk (SOGI)
depan BCU. Proses ini biasanya akan melakukan merupakan Suatu sistem untuk mengatur
pembukaan atau penutupan baik PMT (Circuit penyaluran listrik, Otomasi terdiri dari
breaker) maupun PMS (Disconnecting Switch). peralatan proteksi, kontrol dan
Dalam proses ini BCU berperan dalam
pengukuran yang dapat berkomunikasi
memberikan perintah kepada peralatan yang ada satu sama lain baik secara lokal maupun
di serandang(switchyard) untuk melakukan secara remote.
switching. Di samping itu IED proteksi akan 2. Beberapa hal yang perlu diperhitungkan
memonitor apabila terjadi kegagalan. dalam pengoperasian sistem tenaga listrik
antara lain adalah security system, power
quality dan cost. Untuk memenuhi
tuntutan tersebut diperlukan tindakan
yang cepat dan tepat. Untuk itu
dibutuhkan kemampuan operator yang
tinggi, peralatan yang andal dan
mempunyai respons yang cepat serta
memberikan indikasi dan warning yang
sesuai.
3. IED (Intellegent Electronic Device)
merupakan peralatan yang
menggabungkan satu atau lebih prosesor,
dengan kemampuan untuk menerima atau
mengirim data/kontrol dari atau ke,
sumber eksternal, misalnya electronic
Gambar 9 Laporan Manuver multifunction meter, relay digital,
kontroler. Peralatan mampu
Pada gambar di atas diakukan
mengeksekusi satu atau lebih logical node
pemeliharaan pada trafo 1. Urutan manuver yang
yang ditentukan dalam sebuah konteks
dilakukan pertama kali adalah membuka PMT
tertentu dan dibatasi oleh antarmukanya.
incoming. PMT harus dibuka pertama kali karena
4. BCU (Bay Control Unit) adalah perangkat
PMT merupakan pemutus tenaga bertenggangan
yang digunakan untuk melakukan kontrol
tinggi sehingga PMT merupakan perangkat yang
atau kendali terhadap bay- bay yang ada
paling aman untuk memutus tenaga. Setelah PMT
dalam gardu induk melalui modul input
pada beban diputus, selanjutnya yaitu PMT pada
dan modul output yang ada.
trafo. Hal ini karena trafo sudah tidak berbeban
sehingga akan aman. Yang terakhir yaitu
5. HMI (Human Machine Interface) pada
Sistem Otomasi Gardu Induk merupakan
antarmuka yang menjembatani manusia
dengan mesin kontrol, sehingga operator
dapat dengan mudah memahami dan
mempermudah dalam melakukan suatu
tugas seperti switching, monitoring,
perekaman data kejadian (Event Logger),
dan sebagainya.
4.2 Saran
1. Dalam melaksanakan kerja praktik
sebaiknya dilakukan pada saat ada
perbaikan atau pemeliharaan objek yang
dikaji sehingga pemahaman dan
pengalaman terhadap objek penelitian
cukup dalam.
2. Adanya fasilitas teknis bagi mahasiswa
yang melakukan kerja praktik atau
bimbingan di Gardu Induk 150Kv
Purbalingga, seperti : ruangan khusus bagi
mahasiswa kerja praktik atau magang.
3. Sebaiknya dalam ada pembimbing khusus
atau trainer yang khusus menagani
magang atau kerja praktik sehingga lebih
efisien dan peserta kerja praktik atau
magang tidak terbengkalai.

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud.2013.Gardu Induk.BSE: Jakarta
Selatan
Sulistiono, A. 2013. “Protokol Komunikasi”.(On-
line). Diakses 1 Juni 2016.
http://www.arisulistiono.com/2013/04/ap
akah-protokol-komunikasi-
itu.html#.V19KHI9OLIW
PT. PLN (Persero).2014. Buku Pedoman
Pemeliharaan Sistem Otomasi Gardu
Induk PT. PLN (Persero): Jakarta Selatan
PT. PLN (Persero).2009. Teleinformasi data
Untuk Pemeliharaan Instalasi Sistem
tenaga Listrik. PT. PLN (Persero): Jakarta
Selatan
PT. PLN (Persero).2009. Pengenalan SOGI. PT.
PLN (Persero): Jakarta Selatan
Siemens AG.2015. SIPROTEC Multi-Functional
Relay With local Control. Siemens:
Germany

Anda mungkin juga menyukai