Anda di halaman 1dari 71

PROTEKSI GARDU INDUK

SISTEM PROTEKSI

Pengertian Rele Proteksi

Rele adalah suatu alat yang bekerja secara


otomatis untuk mengatur / memasukan
suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau
alarm) akibat adanya perubahan lain.
SISTEM PROTEKSI
Perangkat Sistem Proteksi
 Relay
 Trafo arus dan/atau trafo tegangan
 Pemutus Tenaga (PMT)
 Batere beserta alat pengisi (batere
charger)
 Pengawatan (wiring)
Syarat-Syarat Rele Proteksi
• Sensitif.
• Selektif.
• Cepat.
• Andal.
• Ekonomis.
• Sederhana.
Rangkaian Proteksi

Relay

CT

Bater
e
PMT

Rangkaian Trip
Fungsi Dan Peranan Rele Proteksi
• Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya
yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.
• Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau
yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin
sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui
arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum
mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
• Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
• Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik
kepada konsumen.
• Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh
listrik.
SISTEM PROTEKSI

Pengaman utama
Sistem proteksi yang prioritas bekerja untuk mengamankan gangguan
atau menghilangkan kondisi tidak normal pada sistem tenaga listrik.
Proteksi tersebut bekerja saat terjadinya gangguan dalam kawasan yang
harus dilindunginya. (lEC 15-05-025).

Ciri-ciri pengaman utama :


• waktu kerjanya sangat cepat (basic time) atau tidak ada waktu tunda
(time delay),
• tidak bisa dikoordinasikan dengan relai proteksi lainnya (independen)
• Daerah kerjanya terbatas
SISTEM PROTEKSI

Pengaman cadangan (back up)


suatu sistem proteksi yang dirancang untuk bekerja ketika terjadi gang-
guan pada sistem tetapi tidak dapat diamankan atau tidak terdeteksinya
dalam kurun waktu tertentu karena kerusakan atau ketidakmampuan
proteksi yang lain (proteksi utama) untuk mengerjakan PMT yang tepat.
Sebagai pengganti bagi proteksi utama pada waktu proteksi utama
gagal atau tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. (IEC l6-05-030).

Ciri-ciri pengaman cadangan :


• waktu kerjanya lebih lambat atau ada waktu tunda (time delay), untuk
memberi kesempatan kepada pengaman utama bekerja lebih dahulu.
• Relai pengaman cadangan harus dikoordinasikan dengan relai
proteksi pengamanan cadangan lainnya di sisi lain.
• Secara sistem, proteksi cadangan terpisah dari proteksi utama
PEMBAGIAN DAERAH PROTEKSI
PUSAT LISTRIK TRANSMISI GARDU DISTRIBUSI
INDUK

PM
G

: PMT

Batas-batas jaringan tenaga listrik yang terdiri dari banyak peralatan


yang berbeda jenis dan karakteristiknya secara fisik ditandai dengan
pemutus tenaga (PMT)
SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK
OHL OHL

Proteksi PHT
Proteksi PHT

Proteksi BUSBAR

BUS 150KV-4000A
I I
II

UNINDO
TD-2 (60 MVA)

NGR: 12 Ω NGR : 12 Ω 1000A


1000 A
Proteksi PEMBANGKIT
Proteksi TRAFO Proteksi TRAFO

PLTG

Proteksi
FEEDER
SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK

• Proteksi trafo tenaga dan penyulang


• Proteksi kapasitor
• Proteksi reaktor
• Proteksi busbar / kopel
• Khusus GI 1½ pmt  proteksi diameter
– Short Zone Protection (SZP)
– Circulating Current Protection (CCP)
– CB Fail (CBF)
PERALATAN PROTEKSI TRAFO 150/20 kV

PMT 150 KV

CT150 Indikasi relai


Data Scada
RELAI
RELAI Event Recorder
PROTEKSI
PROTEKSI
CTN150 Disturbance Recorder

NGR
CATU DAYA
CTN20 DC / AC
CT20

PMT 20 KV

OCR/GF3
RELAI PROTEKSI TRAFO TENAGA
PROTEKSI UTAMA
• RELAI DIFFERENTIAL
OCR/GFR
50/51P/51GP • REF SISI PRIMER
87NP
• REF SISI SEKUNDER

87T PROTEKSI CADANGAN


• OCR SISI 150 KV
SBEF
51NS
87NS • GFR NETRAL 150 KV
• OCR SISI 20 KV
OCR/GFR
50/51S/51GS • GFR SISI 20 KV
REL 20 kV

• SBEF NGR 20 KV
OCR/GFR
50/51/51G
PROTEKSI PENYULANG
OCR/GF PENYULANG 20 KV
POLA PROTEKSI TRAFO DAYA
Mengacu SPLN 52.1 Tahun 1983

No Ka p a sita s (MVA)
Je nis Pro te ksi  10 10<<30  30
1 Re la i Su h u Ya Ya Ya
2 Re la i Bu c h o lz Ya Ya Ya
3 Re la i J a n se n Ya Ya Ya
4 Re la i Te ka n a n Le b ih Ya Ya Ya
5 Re la i Diffe re n sia l tid a k tid a k Ya
6 Re la i Ta n g ki Ta n a h tid a k Ya tid a k
7 Re la i Hu b u n g Ta n a h Te rb a ta s (REF) tid a k tid a k Ya
8 Re la i Be b a n Le b ih ( O LR ) tid a k Ya Ya
9 Re la i Aru s Le b ih ( O C R ) Ya Ya Ya
10 Re la i Hu b u n g Ta n a h ( G FR ) Ya Ya Ya
11 Pe le b u r ( Fu se ) Ya tid a k tid a k
FUNGSI PROTEKSI vs GANGGUAN TRAFO
RELAI DIFFERENSIAL
Fungsi :
Mengamankan transformator dari gangguan hubung singkat yang
terjadi di dalam transformator, antara lain hubung singkat antara
kumparan dengan kumparan atau antara kumparan dengan
tangki.
Relai diferensial arus membandingkan arus yang melalui daerah
pengamanan

Relai ini harus bekerja kalau terjadi gangguan di daerah


pengamanan, dan tidak boleh bekerja dalam keadaan normal atau
gangguan di luar daerah pengamanan.
Relai ini merupakan unit pengamanan dan mempunyai
selektifitas mutlak
RELAI DIFFERENSIAL
SIFAT PENGAMANAN RELAI DIFERENSIAL :
Sangat selektif dan cepat bekerja (instantaneous), tidak perlu
dikoordinasikan dengan relai lain.
Digunakan sebagai relai pengaman utama, tidak dapat
digunakan sebagai pengaman cadangan untuk seksi/daerah
berikutnya.
Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus,
dimana relai differensial dipasang.

PERSYARATAN PADA RELAI DIFERENSIAL :


Kedua trafo arus yang digunakan harus mempunyai rasio yang
sama atau mempunyai rasio sedemikian rupa, sehingga kedua
arus sekundernya sama.
Karakteristik kedua trafo arusnya sama.
Polaritas kedua trafo arusnya betul.
PRINSIP RELAI DIFFERENSIAL
I1 I2

1 2

B B

R IR=I1-I2= 0

Eksternal Fault

I1 I2

1 2

B B

R IR=I1+ I2 0

Internal Fault
PRINSIP RELAI DIFFERENSIAL
1. Pengaruh kejenuhan dari CT utama dan ACT
Kejenuhan CT utama dan ACT dapat mengakibatkan arus sekunder
yang melalui relai tidak sama.
2. Pengaruh tap ACT
Adanya arus ketidakseimbangan dapat terjadi karena tap dari
ACT tidak mempunyai harga tepat sesuai dengan kenyataan
pembebanannya.

3. Pengaruh dari tap changer


Dengan adanya OLTC (On Load Tap Changer) pada trafo daya,
maka pada waktu beroperasi perbandingan transformasinya
selalu berubah-ubah sesuai dengan tegangan yang masuk.
Sedangkan tap dari ACT tetap pada harga tertentu, sehingga
pada waktu beroperasi jika OLTC berubah pada kedudukan lain,
maka akan terjadi arus sirkulasi pada relai diferensial.
PRINSIP RELAI DIFFERENSIAL
4. Proses pemasukan trafo daya ke jaringan

Pada proses pemasukan trafo daya ke jaringan, maka akan terjadi arus
awal eksitasi (inrush current) yang harganya cukup besar dan hanya
mengalir pada salah satu sisi dimana trafo daya dimasukkan.

Magnetising Inrush Current


Arus inrush terdiri dari komponen dc dan beberapa harmonik tetapi
yang terbesar adalah harmonik ke dua dan ke tiga.
Yang perlu diingat bahwa gangguan di sistem umumnya tidak
mengandung harmonik ke dua atau harmonik genap lainnya.

Solusi :
1. Time delay (tidak direkomendasikan)
2. 2nd harmonic restraint
3. Inrush current detector
PRINSIP RELAI DIFFERENSIAL
I diff
I diff Operate
Operate
Restrain
Restrain
Trough current Trough current
Gambar 1.4 Non bias Relai Gambar 1.5 Bias Relai

Prosen kecuraman disebabkan oleh :


 kesalahan sadapan 10%

 kesalahan CT 10%

 Mismatch 4%

 arus eksitasi 1%

 faktor keamanan 5%

Dengan demikian penyetelan kecuraman : 30%


FAKTOR YG MEMPENGARUHI KERJA
DIFFERENTIAL RELAY
1. HARMONIC
 Pengaruh switching Trafo tanpa beban
 Pengaruh energize shunt reaktor pd busbar bertegangan
 Pengaruh adanya inrush current

2. INRUSH CURRENT
 Over exsitasi Trafo
 Perubahan arus magnetisasi yang disebabkan kenaikan tegangan atau
penurunan frekwuensi
Restricted Earth Fault (REF)
Mengamankan transformator bila ada gangguan satu satu fasa ke
tanah di dekat titik netral transformator yang tidak dirasakan oleh
rele differensial.

Dipasang pada trafo tenaga yang titik netralnya ditanahkan


langsung (solid) atau melalui tahanan (NGR).

Berfungsi untuk membantu relay diferensial dalam


mengamankan dari gangguan hubung tanah di dalam belitan
trafo.

Relai ini diperlukan karena sensitifitas relay diferensial


sangat terbatas, terutama dalam mendeteksi terjadinya
hubung singkat di dekat titik netral.
PRINSIP KERJA REF
Membandingkan besarnya arus sekunder kedua trafo arus yang
digunakan.
Pada waktu tidak terjadi gangguan/keadaan normal atau gangguan di
luar daerah pengaman, maka ke dua arus sekunder tersebut di atas
besarnya sama, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada relai,
akibatnya relai tidak bekerja.
Pada waktu terjadi gangguan di daerah pengamanannya, maka kedua
arus sekunder trafo arus besarnya tidak sama oleh karena itu, akan
ada arus yang mengalir pada relai, selanjutnya relai bekerja.
Restricted Earth Fault (REF)

Internal Fault

Eksternal Fault
Jenis Restricted Earth Fault (REF)

REF LOW IMPEDANCE

Eksternal stabilising resistor

Eksternal metrosil
(if required)

REF HIGH IMPEDANCE


OCR/GFR

OVER CURRENT RELAY : 50 Jenis Definite time


51 Jenis Inverse time
• GROUND FAULT RELAY : 50N
51N

PRINSIP KERJA
Membandingkan besaran arus yang mengalir terhadap
settingnya, jika arus yang mengalir lebih besar dari tap
value setting maka relay akan bekerja dan sebaliknya.
NON DIRECTIONAL
Rele arus lebih merupakan rele Pengaman yang bekerja
karena adanya besaran arus dan terpasang pada Jaringan
Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.

Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik


akibat adanya gangguan phasa-phasa.

Rele Hubung tanah merupakan rele Pengaman yang bekerja


karena adanya besaran arus dan terpasang pada jaringan
Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.
FUNGSI DAN PENGGUNAAN
Relai arus lebih tak berarah dan Relai Hubung Tanah Tak berarah atau
cukup disebut relai arus lebih dan relai hubung tanah. Relai ini berfungsi
sebagai pengaman terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa
maupun fasa tanah dan dapat digunakan sebagai :

Pengaman utama penyulang (jaringan tegangan menengah)

Pengaman cadangan pada trafo, generator dan transmisi.

Pengaman utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil dan radial

Pengaman utama motor listrik yang kecil.


KOORDINASI OCR PENYULANG,
INCOMING, DAN SISI 150 kV
100
OCR/GFR
50/51P/51GP detik

t1 I3F 10 Batas ketahanan trafo

t2 I3F

t6 I3F sisi 150 kV trafo

T1 I3F
SBEF 1
Incoming 20kV
51NS
Penyulang 20 kV

OCR/GFR
50/51S/51GS
REL 20 kV Arus gangguan (A)
0.1
1000 1600 2200 2800 3400 4000 4600 5200 5800 6400 7000

I3F
OCR/GFR
50/51/51G
SISTEM PROTEKSI BUSBAR 150 kV
TD-1 TD-3
LINE-1
Busbar-1 :
- Line 1, Kopel, TD-1 & TD-3
BBP-1

150KV
A

BBP-2 Busbar-2 :
- Line 2, Kopel & TD-2

LINE-2
TD-2
BUSPRO JENIS HIGH IMPEDANCE
IF2 If

Rct1 RL1 RL2 Rct2


Rstab
CT1 CT2
If 1
Id R V

CT jenuh
IF1

• Pada saat terjadi gangguan diluar daerah pengamanannya


(F1), arus diferensial yang masuk ke relai Id = 0, relai tdk kerja

• Pada saat terjadi gangguan internal (F2), Id  0, relai kerja


BUSPRO JENIS LOW IMPEDANCE

BUSBAR PROTECTION-1 BUSBAR PROTECTION-2

• Prinsip kerjanya, sama dg jenis high impedance

• Rasio CT bisa bervariasi (1000/5 A, 2000/5 A, 300/5A)

• Klas CT tidak perlu klas X, cukup klas P

• Dilengkapi supervisi rangkaian CT


SISTEM PROTEKSI DIAMETER
1½ BREAKER

Diameter-2B Diameter-2A

CCPa
BBP-1 BBP-1

Diameter-1B Diameter-1A

CCPb

LP

IBT 87T

Line
CCP : Proteksi Arus Sirkulasi
BBP : Proteksi Busbar
LP : Proteksi Pht /Line
PROTEKSI KEGAGALAM PMT (CBF)

LOGIC KERJA CBF

• CBF kerja jika ada signal trip dari proteksi


internal (Buspro) atau dari proteksi ekternal
”BF-EXT” (proteksi penghantar) melalui
switch ’ON” dan dikontrol oleh elemen arus
lebih (OCBF).

• Jika relai OCBF bekerja terus menerus


sampai batas setting waktu TBF-2, maka
keluaran trip dari relai akan memerintah
PMT-PMT pengapitnya (BF-TRIP).

• Juga elemen arus yang terus menerus


dapat mengerjakan TBF1 dan mengirim
signal RE-TRIP ke PMT yang bersangkutan.
Pengiriman signal RE-TRIP ada 2 jalur
melalui kontrol waktu kerja OCR ”TOC”
atau melalui switch ”T”, kedua-duanya
dapat dipilih melalui switch ”BF1”.
PROTEKSI ZONA PENDEK (SZP)

• DALAM KONDISI PMT B1 & AB1


CCP SZP
BBP TERBUKA, TERDAPAT DAERAH YG TIDAK
a TERPROTEKSI YAITU ANTARA CT DGN
PMT AB1
B1 AB1 A1
• SHORT ZONE PROTECTION, MERUPAKAN
CCP PENGEMBANGAN DARI LOGIC CBF, DGN
b MENGGUNAKAN STATUS PMT OPEN
LP

50 BF TRIP
87T
&
to
CB Open
DAERAH PROTEKSI PENGHANTAR

PROTEKSI PHT
ZONE-3
A B C
ZONE-2
ZONE-1

ZONE-2

ZONE-3 Z< TELEPROTEKSI


Z< Z< TELEPROTEKSI
Z<

PROTEKSI BUSBAR
Fault Clearing Time
Kecepatan pemutusan gangguan (fault clearing time):
- kecepatan kerja (operating time) relai
- kecepatan buka pemutus tenaga (circuit breaker)
- waktu kirim sinyal teleproteksi

Fault clearing time pengaman utama pada SPLN 52-1


1984 ( Grid Code Jawa Bali & Sumatera 2008 )
 Sistem 500 kV  90 ms
 Sistem 275 kV  100 ms
 Sistem 150 kV  120 ms
 Sistem 70 kV  150 ms

Fault clearing time pengaman cadangan 500 ms.


Proteksi Utama dan Proteksi Cadangan Transmisi

Proteksi Utama Proteksi Cadangan

Distance relay • Sistem proteksi cadangan lokal


* putt * OCR & GFR
* pott • Sistem proteksi cadangan jauh
* blocking * Zone 2 GI remote
Differential relay
* pilot
* current
* phase
Directional comparison relay
* impedance
* current
* superimposed
Proteksi utama dan cadangan secara
hardware harus terpisah
Pola Pengaman SUTT 150 kV

Sistem Proteksi Transmisi


 Pengaman Utama :
Zone-1 Distance relay + teleproteksi,
Current Differential
 Pengaman Cadangan
- Lokal : OCR/GFR
- Cadangan jauh (remote backup)
Z2 dan Z3 Distance Relay
Pola Pengaman SUTT 70 kV

 Sistem Tahanan Solid : Bengkulu


Pengaman Utama
Gangguan ph-ph : Distance relay (+ Teleproteksi)
Gangguan ph-N : Distance relay (+ Teleproteksi)
Pengaman Cadangan
Gangguan ph-ph : OCR
Gangguan ph-N : GFR (+DEF)
 Sistem Tahanan Rendah (130 ) : Palembang
Pengaman Utama
Gangguan ph-ph : Selective phase relai /Distance relay +TP
Gangguan ph-N : Selective Ground + DEF
Pengaman Cadangan
Gangguan ph-ph : Direct OCR
Gangguan ph-N : Direct GFR
Pola Pengaman SKTT 150 kV

 Saluran SKTT : Titikkuning –GIS Jl Listrik

Pengaman Utama
Gangguan ph-ph : Current Differential
Gangguan ph-N : Current Differential

Pengaman Cadangan
Gangguan ph-ph : OCR
Gangguan ph-N : GFR
SALURAN CAMPUR SUTT DAN SKTT
Untuk kasus khusus dimana saluran tersebut merupakan
saluran campuran antara udara dengan kabel tanah, maka
digunakan pola pengaman sebagai berikut :
– Pada saluran campuran dimana saluran kabel tanah lebih
dominan dari saluran udara maka dipakai current
differensial tanpa recloser sebagai proteksi utama dan
OCR/GF sebagai pengaman cadangan.
– Pada saluran yang bercampur sehingga sulit ditetapkan
saluran mana (udara atau kabel tanah) yang dominan,
ditetapkan berdasarkan perhitungan-perhitungan sesuai
dengan keadaan sirkit tersebut, sehingga dapat diketahui
saluran yang dominan.
KOORDINASI DISTANCE RELAY
2 2.0
2.0

TA
x Z3= 30.689 Ω
Z3= 30.267 Ω

TB
x 1
Z3= 25.727 Ω

TC
x Z2= 7.239 Ω Z2= 16.00 Ω
Z2= 11.997 Ω

0 Z1= 4.128 Ω Z1= 12.585 Ω Z1= 2.507 Ω


0 0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
ZL5= 2.99 Ω
0ZL10= 5.161 Ω x Zmax
ZL7= 14.97 Ω
OMBLN
ZL1 = 14.8 Ω

SNKRK PLIMO INDRG SOLOK

ZL3= 24.912 Ω
LBALG
KOORDINASI DISTANCE RELAY

2 2.0
2.0

TA
x

TB
x 1
TC
x

0
0 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

0 x Zmax

PIP
PLIMO

ZL1 = 14.8 Ω
ZL6= 28.7 Ω
ZL5=2.99 Ω
OMBILIN

PLTA
SKRAK ZL4=10.04 Ω
LBALG
DISTANCE RELAY
DISTANCE RELAY

PRINSIP KERJA
Distance relay pada penghantar prinsip kerjanya
berdasarkan pengukuran impedansi penghantar.
UF
Impedansi penghantar (ZF) yang dirasakan oleh ZF =
relai adalah hasil bagi tegangan dengan arus dari IF
sebuah sirkit , Jika ZF lebih kecil dari impedansi
setting (Zs), maka relai akan bekerja.

U
UF ~ 0
ZF

A Z< IF metallic
B
fault
KARAKTERISTIK MHO

CIRI-CIRI
ZL

• Titik pusatnya bergeser sehingga jX

mempunyai sifat directional. Z1

• Mempunyai keterbatasan untuk


mengantisipasi gangguan tanah high
resistance.
• Untuk SUTT yang panjang dipilih Zone-3
R
dengan karakteristik Mho lensa geser.
KARAKTERISTIK LENTICULAR

CIRI-CIRI
• Merupakan lingkaran dengan titik jX
pusatnya ditengah-tengah, sehingga ZL

mempunyai sifat non directional. Untuk


diaplikasikan sebagai pengaman SUTT
perlu ditambahkan relai directional.
• Mempunyai keterbatasan
mengantisipasi gangguan tanah high
resistance.
• Karakteristik impedansi sensitive oleh
perubahan beban, terutama untuk SUTT
R
yang panjang sehingga jangkauan
lingkaran impedansi dekat dengan
daerah beban.
KARAKTERISTIK QUADRILATERAL

CIRI-CIRI jX ZL
• Karateristik quadrilateral merupakan
ombinasi dari 3 macam komponen Z3

yaitu : reactance, berarah dan resistif.


• Dengan seting jangkauan resistif cukup Z2
besar maka karakteristik relai
quadrilateral dapat mengantisipasi Z1
gangguan tanah dengan tahanan tinggi.
• Umumnya kecepatan relai lebih lambat
dari jenis mho.al. R
LINE CURRENT DIFFERENTIAL

Prinsip kerja Relai diferensial arus penghantar adalah


membandingkan besaran arus di kedua ujung penghantar
melalui saluran telekomunikasi seperti kabel pilot atau fiber
optic. Relai ini sangat tergantung dengan saluran komunikasi.

KEUNTUNGAN
• tidak terpengaruh oleh power swing (ayunan daya) dan SIR
• sensistif terhadap gangguan dengan tahanan tinggi.
LINE CURRENT DIFFERENTIAL

PRINSIP KERJA
GI- A GI-B

IF
IA IB

Relay A Relay B

Pada kondisi normal (tidak ada gangguan) atau ada gangguan diluar
daerah proteksinya (eksternal ), maka IA +IB = 0 sehingga relai tidak
bekerja
Sebaliknya, pada kondisi gangguan internal, IA +IB  0 (= IF),
sehingga relay akan bekerja dikedua sisi GI. A & GI.B
TELEPROTEKSI

POLA TELEPROTEKSI
t Z3 Z3
3 Z2 A Z2 B Z2
t
1. PUTT 2 Z
A
Z
B
Z1
C
t C
1 1B
1
2. POTT A A B C

3. BLOCKING
Z< Z< Z<

PT. PLN (Persero) P3B Sumatera


24
POLA PUTT
FUNGSI
• Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-1.
• Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai
dengan menerima sinyal. (carrier receipt).
• Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola dasar (Basic
Scheme).
• Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak

CS CS

Z1 Z1
TRIP TRIP

Z2 T2 OR OR T2 Z2

CR AND AND
CR
POLA PUTT
Z3A

Z2A
A
Z1A B

Z1B
Z2B

CS CS
Z3B
Z1 Z1

Z2 T2 OR OR T2 Z2
TRIP TRIP
CB CB
AND AND

CR CR
POLA POTT

CS CS

Z1 Z1
TRIP TRIP

Z2 TZ2 OR OR TZ2
Z2

AND AND
CR CR

Prinsip Kerja dari pola POTT :


Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-2.
Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai
dengan menerima sinyal (carrier receipt).
Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola dasar.
Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.
POLA BLOCKING

Z1 Z1
TRIP TRIP

TZ2 OR OR TZ2 Z2
Z2

AND AND
CR CR

TZ3 TZ2 Z3Re


Z3
Rev v

CS AND
AND CS

Prinsip Kerja dari pola BLOCKING


Pengiriman sinyal block (carrier send) oleh relai jarak zone-3 reverse.
Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai
dengan tidak ada penerimaan sinyal block. (carrier receipt).
Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak akan mengalami mala kerja.
Membutuhkan sinyal PLC cukup half duplex.
Relai jarak yang dibutuhkan merk dan typenya sejenis.
PRINSIP KERJA
• Mempergunakan prinsip differensial relay.
• Membandingkan besaran dan arah arus yang mengalir
pada 2 penghantar untuk bay yang sama pada Gardu
Induk yang sama.
• Bila terdapat perbedaan arus pada kedua penghantar
tersebut maka relay akan bekerja.

I1

i1
ir
Jika i1 = i2 maka
50S
ir = 0
i2

I2
RESPON TERHADAP GANGGUAN
I1

I1 > I2 i1
i1 > i2
50S ir = i1 – i2
Maka ir = i1 – i2
i2

I2

I1

I1 = I2 i1
i1 = i2
ir Jika i1 = i2 maka
50S
Maka ir = i1 – i2 = 0 ir = 0
i2

I2
CIRI SELECTIVE DIRECTIONAL RELAY
• Sebagai main proteksi, selective directional rele bekerja
instant
• Bersifat selective, artinya dapat menentukan lokasi
gangguan dengan tepat.
• Hanya dipergunakan pada penghantar yang double
circuit.
• Pada operasi single circuit, selective relay akan terblok.
• Dapat menentukan arah gangguan.
• Tidak dapat dipergunakan sebagai proteksi back up
untuk gangguan diluar segmen penghantar yang
diamankan.
KELEMAHAN SELECTIVE RELAY
• Gagal bekerja untuk gangguan gangguan dekat
dengan GI remote.
• Tidak dapat dipergunakan untuk double circuit
yang beroperasi single circuit.
• Memiliki banyak ketergantungan pada status
PMT dan anak anak kontak.
• Keberhasilan mentripkan PMT tergatung kepada
rele rele yang lain
PENERAPAN SELECTIVE DIRECTIONAL RELE
• Sistem proteksi 70 kV Palembang
– Gangguan phasa phasa : Selective directional over
current rele.
Terdiri dari 3 buah rele yaitu untuk phasa R, S,
dan T
Bekerja bersama dengan under voltage rele (27)
dan Over current relay (50SA)
Terblok otomatis bila beroperasi satu penghantar

27
50SA & ORDER TRIP TO CB
50S
PENERAPAN SELECTIVE DIRECTIONAL RELE
• Sistem proteksi 70 kV Palembang
– Gangguan phasa tanah : Selective directional
ground fault rele.
– Terdiri dari 2 buah rele, yaitu untuk penghantar 1
dan penghantar 2.
– Bekerja bersama dengan over voltage ground rele
(64)
– Terblok otomatis bila beroperasi satu penghantar

64
& ORDER TRIP CB
50SG
SISTEM PROTEKSI 70 KV PALEMBANG

– Gangguan phasa phasa


• Under Voltage Relay (27)
• Selective Directional Over Current Relay
(50S)
• Selective Over Current Relay (50SA)
• Voltage Restraint Over Current Relay (51V)
• Invers Over Current Relay (51L)

– Gangguan phasa tanah


• Over Voltage Ground Fault Relay (64)
• Selective Directional Ground Fault Relay
(50SG)
• GFR NGR (51N)
SYNCHRO CEK RELAI
Relai Synchrocheck adalah suata peralatan kontrol yang berfungsi untuk
mengetahui kondisi sinkron antara dua sisi atau subsistem yang diukur.
Besaran yang diukur oleh alat ini adalah perbedaan sudut fasa, tegangan
dan frekuensi.

Beda sudut fasa (Δf) : setting sudut fasa dipilih disesuaikan


: dengan kekuatan sistem dengan batas
: maksimum adalah sekitar 20°.
Beda tegangan (ΔV) : Untuk mencegah terjadinya asinkron saat
: penutupan PMT perlu
diperhatikan : perbedaan kedua sisi
tegangan tidak : boleh lebih besar dari
setting beda : tegangan. Setting
perbedaan tegangan : maksimal
10%Vn
SYNCHRO CEK RELAI

• Beda frekuensi (ΔF) : Untuk mengetahui slip frekuensi antara


: kedua subsistem yang akan dihubungkan.
: Faktor utama yang menjadi pertimbangan
: dalam setelan synchro check adalah
: perbedaan frekuensi (slip), sehingga perlu
: dihitung secara akurat.
• Waktu tunda : Beda frekuensi adalah untuk mengetahui
: slip frekuensi antara kedua subsistem
: yang akan dihubungkan fungsinya untuk
: mencegah penutupan PMT jika perbedaan
: kedua sisi frekuensi
Auto Reclose
Saluran udara tegangan tinggi (SUTT) merupakan salah satu
bagian sistem yang paling sering mengalami gangguan,
sebagian besar dari penyebab gangguan tersebut bersifat
temporer yang akan segera hilang setelah Pemutus Tenaga
(PMT) trip. Agar kesinambungan pasokan tenaga listrik tetap
terjaga serta batas stabilitas tetap terpelihara maka PMT
dicoba masuk kembali sesaat setelah kejadian trip diatas
(reclose).
Pola Auto Reclose
Pola autoreclose yang dapat diterapkan adalah:
– Autoreclose cepat untuk 1 (satu) fasa, 3 (tiga) fasa
dan 1+3 (satu atau tiga) fasa.
– Autoreclose lambat untuk 3 (tiga) fasa.

Autorelose hanya diijinkan bekerja pada


proteksi utama penghantar.
Autoreclose Tidak Boleh Bekerja Pada Kondisi

• PMT dibuka secara manual atau beberapa saat setelah PMT


ditutup secara manual.
• PMT trip oleh Circuit Breaker Failure (CBF) atau Direct
Transfer Trip (DTT).
• PMT trip oleh proteksi cadangan (Z2, Z3, OCR/GFR).
• PMT trip oleh Switch On To Fault (SOTF).
• Bila relai proteksi SUTT tidak dilengkapi dengan fungsi
SOTF, maka perlu ditambahkan sirkit A/R blok untuk
menunda fungsi A/R setelah PMT dimasukan secara manual.
Lama waktu tunda sirkit A/R blok akan ditentukan kemudian.
• PMT trip oleh out of step protection (bila ada pola out of step
trip).
AR Tidak Boleh Diterapkan

• SKTT (Saluran Kabel Tegangan Tinggi)


• Pola autoreclose satu fasa dan tiga fasa tidak boleh
diterapkan pada SKTT, karena gangguan yang sering
terjadi pada SKTT adalah gangguan permanen.
• SUTT yang tersambung ke GI Modular, GI Tapping
• Pola autoreclose tiga fasa tidak boleh diterapkan
kecuali jika beban trafo pada GI Modular tersebut
dilepas terlebih dahulu untuk menghindari energize
trafo pada saat berbeban.
Definisi
• AR Berhasil :
Bila terjadi gangguan temporer sesuai dengan pola
AR + Relai Auto Reclose bekerja + Kondisi PMT
setelah gangguan posisi masuk.
• AR Gagal :
Bila terjadi gangguan temporer sesuai dengan pola
AR + rele AR bekerja + kondisi PMT
• AR dikatakan tidak bekerja :
Bila terjadi gangguan temporer tidak sesuai dengan
pola AR.
Bila terjadi gangguan permanen

Anda mungkin juga menyukai