SISTEM PROTEKSI
Relay
CT
Bater
e
PMT
Rangkaian Trip
Fungsi Dan Peranan Rele Proteksi
• Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya
yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.
• Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau
yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin
sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui
arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum
mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
• Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
• Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik
kepada konsumen.
• Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh
listrik.
SISTEM PROTEKSI
Pengaman utama
Sistem proteksi yang prioritas bekerja untuk mengamankan gangguan
atau menghilangkan kondisi tidak normal pada sistem tenaga listrik.
Proteksi tersebut bekerja saat terjadinya gangguan dalam kawasan yang
harus dilindunginya. (lEC 15-05-025).
PM
G
: PMT
Proteksi PHT
Proteksi PHT
Proteksi BUSBAR
BUS 150KV-4000A
I I
II
UNINDO
TD-2 (60 MVA)
PLTG
Proteksi
FEEDER
SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK
PMT 150 KV
NGR
CATU DAYA
CTN20 DC / AC
CT20
PMT 20 KV
OCR/GF3
RELAI PROTEKSI TRAFO TENAGA
PROTEKSI UTAMA
• RELAI DIFFERENTIAL
OCR/GFR
50/51P/51GP • REF SISI PRIMER
87NP
• REF SISI SEKUNDER
• SBEF NGR 20 KV
OCR/GFR
50/51/51G
PROTEKSI PENYULANG
OCR/GF PENYULANG 20 KV
POLA PROTEKSI TRAFO DAYA
Mengacu SPLN 52.1 Tahun 1983
No Ka p a sita s (MVA)
Je nis Pro te ksi 10 10<<30 30
1 Re la i Su h u Ya Ya Ya
2 Re la i Bu c h o lz Ya Ya Ya
3 Re la i J a n se n Ya Ya Ya
4 Re la i Te ka n a n Le b ih Ya Ya Ya
5 Re la i Diffe re n sia l tid a k tid a k Ya
6 Re la i Ta n g ki Ta n a h tid a k Ya tid a k
7 Re la i Hu b u n g Ta n a h Te rb a ta s (REF) tid a k tid a k Ya
8 Re la i Be b a n Le b ih ( O LR ) tid a k Ya Ya
9 Re la i Aru s Le b ih ( O C R ) Ya Ya Ya
10 Re la i Hu b u n g Ta n a h ( G FR ) Ya Ya Ya
11 Pe le b u r ( Fu se ) Ya tid a k tid a k
FUNGSI PROTEKSI vs GANGGUAN TRAFO
RELAI DIFFERENSIAL
Fungsi :
Mengamankan transformator dari gangguan hubung singkat yang
terjadi di dalam transformator, antara lain hubung singkat antara
kumparan dengan kumparan atau antara kumparan dengan
tangki.
Relai diferensial arus membandingkan arus yang melalui daerah
pengamanan
1 2
B B
R IR=I1-I2= 0
Eksternal Fault
I1 I2
1 2
B B
R IR=I1+ I2 0
Internal Fault
PRINSIP RELAI DIFFERENSIAL
1. Pengaruh kejenuhan dari CT utama dan ACT
Kejenuhan CT utama dan ACT dapat mengakibatkan arus sekunder
yang melalui relai tidak sama.
2. Pengaruh tap ACT
Adanya arus ketidakseimbangan dapat terjadi karena tap dari
ACT tidak mempunyai harga tepat sesuai dengan kenyataan
pembebanannya.
Pada proses pemasukan trafo daya ke jaringan, maka akan terjadi arus
awal eksitasi (inrush current) yang harganya cukup besar dan hanya
mengalir pada salah satu sisi dimana trafo daya dimasukkan.
Solusi :
1. Time delay (tidak direkomendasikan)
2. 2nd harmonic restraint
3. Inrush current detector
PRINSIP RELAI DIFFERENSIAL
I diff
I diff Operate
Operate
Restrain
Restrain
Trough current Trough current
Gambar 1.4 Non bias Relai Gambar 1.5 Bias Relai
kesalahan CT 10%
Mismatch 4%
arus eksitasi 1%
faktor keamanan 5%
2. INRUSH CURRENT
Over exsitasi Trafo
Perubahan arus magnetisasi yang disebabkan kenaikan tegangan atau
penurunan frekwuensi
Restricted Earth Fault (REF)
Mengamankan transformator bila ada gangguan satu satu fasa ke
tanah di dekat titik netral transformator yang tidak dirasakan oleh
rele differensial.
Internal Fault
Eksternal Fault
Jenis Restricted Earth Fault (REF)
Eksternal metrosil
(if required)
PRINSIP KERJA
Membandingkan besaran arus yang mengalir terhadap
settingnya, jika arus yang mengalir lebih besar dari tap
value setting maka relay akan bekerja dan sebaliknya.
NON DIRECTIONAL
Rele arus lebih merupakan rele Pengaman yang bekerja
karena adanya besaran arus dan terpasang pada Jaringan
Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.
Pengaman utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil dan radial
t2 I3F
T1 I3F
SBEF 1
Incoming 20kV
51NS
Penyulang 20 kV
OCR/GFR
50/51S/51GS
REL 20 kV Arus gangguan (A)
0.1
1000 1600 2200 2800 3400 4000 4600 5200 5800 6400 7000
I3F
OCR/GFR
50/51/51G
SISTEM PROTEKSI BUSBAR 150 kV
TD-1 TD-3
LINE-1
Busbar-1 :
- Line 1, Kopel, TD-1 & TD-3
BBP-1
150KV
A
BBP-2 Busbar-2 :
- Line 2, Kopel & TD-2
LINE-2
TD-2
BUSPRO JENIS HIGH IMPEDANCE
IF2 If
CT jenuh
IF1
Diameter-2B Diameter-2A
CCPa
BBP-1 BBP-1
Diameter-1B Diameter-1A
CCPb
LP
IBT 87T
Line
CCP : Proteksi Arus Sirkulasi
BBP : Proteksi Busbar
LP : Proteksi Pht /Line
PROTEKSI KEGAGALAM PMT (CBF)
50 BF TRIP
87T
&
to
CB Open
DAERAH PROTEKSI PENGHANTAR
PROTEKSI PHT
ZONE-3
A B C
ZONE-2
ZONE-1
ZONE-2
PROTEKSI BUSBAR
Fault Clearing Time
Kecepatan pemutusan gangguan (fault clearing time):
- kecepatan kerja (operating time) relai
- kecepatan buka pemutus tenaga (circuit breaker)
- waktu kirim sinyal teleproteksi
Pengaman Utama
Gangguan ph-ph : Current Differential
Gangguan ph-N : Current Differential
Pengaman Cadangan
Gangguan ph-ph : OCR
Gangguan ph-N : GFR
SALURAN CAMPUR SUTT DAN SKTT
Untuk kasus khusus dimana saluran tersebut merupakan
saluran campuran antara udara dengan kabel tanah, maka
digunakan pola pengaman sebagai berikut :
– Pada saluran campuran dimana saluran kabel tanah lebih
dominan dari saluran udara maka dipakai current
differensial tanpa recloser sebagai proteksi utama dan
OCR/GF sebagai pengaman cadangan.
– Pada saluran yang bercampur sehingga sulit ditetapkan
saluran mana (udara atau kabel tanah) yang dominan,
ditetapkan berdasarkan perhitungan-perhitungan sesuai
dengan keadaan sirkit tersebut, sehingga dapat diketahui
saluran yang dominan.
KOORDINASI DISTANCE RELAY
2 2.0
2.0
TA
x Z3= 30.689 Ω
Z3= 30.267 Ω
TB
x 1
Z3= 25.727 Ω
TC
x Z2= 7.239 Ω Z2= 16.00 Ω
Z2= 11.997 Ω
ZL3= 24.912 Ω
LBALG
KOORDINASI DISTANCE RELAY
2 2.0
2.0
TA
x
TB
x 1
TC
x
0
0 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
0 x Zmax
PIP
PLIMO
ZL1 = 14.8 Ω
ZL6= 28.7 Ω
ZL5=2.99 Ω
OMBILIN
PLTA
SKRAK ZL4=10.04 Ω
LBALG
DISTANCE RELAY
DISTANCE RELAY
PRINSIP KERJA
Distance relay pada penghantar prinsip kerjanya
berdasarkan pengukuran impedansi penghantar.
UF
Impedansi penghantar (ZF) yang dirasakan oleh ZF =
relai adalah hasil bagi tegangan dengan arus dari IF
sebuah sirkit , Jika ZF lebih kecil dari impedansi
setting (Zs), maka relai akan bekerja.
U
UF ~ 0
ZF
A Z< IF metallic
B
fault
KARAKTERISTIK MHO
CIRI-CIRI
ZL
CIRI-CIRI
• Merupakan lingkaran dengan titik jX
pusatnya ditengah-tengah, sehingga ZL
CIRI-CIRI jX ZL
• Karateristik quadrilateral merupakan
ombinasi dari 3 macam komponen Z3
KEUNTUNGAN
• tidak terpengaruh oleh power swing (ayunan daya) dan SIR
• sensistif terhadap gangguan dengan tahanan tinggi.
LINE CURRENT DIFFERENTIAL
PRINSIP KERJA
GI- A GI-B
IF
IA IB
Relay A Relay B
Pada kondisi normal (tidak ada gangguan) atau ada gangguan diluar
daerah proteksinya (eksternal ), maka IA +IB = 0 sehingga relai tidak
bekerja
Sebaliknya, pada kondisi gangguan internal, IA +IB 0 (= IF),
sehingga relay akan bekerja dikedua sisi GI. A & GI.B
TELEPROTEKSI
POLA TELEPROTEKSI
t Z3 Z3
3 Z2 A Z2 B Z2
t
1. PUTT 2 Z
A
Z
B
Z1
C
t C
1 1B
1
2. POTT A A B C
3. BLOCKING
Z< Z< Z<
CS CS
Z1 Z1
TRIP TRIP
Z2 T2 OR OR T2 Z2
CR AND AND
CR
POLA PUTT
Z3A
Z2A
A
Z1A B
Z1B
Z2B
CS CS
Z3B
Z1 Z1
Z2 T2 OR OR T2 Z2
TRIP TRIP
CB CB
AND AND
CR CR
POLA POTT
CS CS
Z1 Z1
TRIP TRIP
Z2 TZ2 OR OR TZ2
Z2
AND AND
CR CR
Z1 Z1
TRIP TRIP
TZ2 OR OR TZ2 Z2
Z2
AND AND
CR CR
CS AND
AND CS
I1
i1
ir
Jika i1 = i2 maka
50S
ir = 0
i2
I2
RESPON TERHADAP GANGGUAN
I1
I1 > I2 i1
i1 > i2
50S ir = i1 – i2
Maka ir = i1 – i2
i2
I2
I1
I1 = I2 i1
i1 = i2
ir Jika i1 = i2 maka
50S
Maka ir = i1 – i2 = 0 ir = 0
i2
I2
CIRI SELECTIVE DIRECTIONAL RELAY
• Sebagai main proteksi, selective directional rele bekerja
instant
• Bersifat selective, artinya dapat menentukan lokasi
gangguan dengan tepat.
• Hanya dipergunakan pada penghantar yang double
circuit.
• Pada operasi single circuit, selective relay akan terblok.
• Dapat menentukan arah gangguan.
• Tidak dapat dipergunakan sebagai proteksi back up
untuk gangguan diluar segmen penghantar yang
diamankan.
KELEMAHAN SELECTIVE RELAY
• Gagal bekerja untuk gangguan gangguan dekat
dengan GI remote.
• Tidak dapat dipergunakan untuk double circuit
yang beroperasi single circuit.
• Memiliki banyak ketergantungan pada status
PMT dan anak anak kontak.
• Keberhasilan mentripkan PMT tergatung kepada
rele rele yang lain
PENERAPAN SELECTIVE DIRECTIONAL RELE
• Sistem proteksi 70 kV Palembang
– Gangguan phasa phasa : Selective directional over
current rele.
Terdiri dari 3 buah rele yaitu untuk phasa R, S,
dan T
Bekerja bersama dengan under voltage rele (27)
dan Over current relay (50SA)
Terblok otomatis bila beroperasi satu penghantar
27
50SA & ORDER TRIP TO CB
50S
PENERAPAN SELECTIVE DIRECTIONAL RELE
• Sistem proteksi 70 kV Palembang
– Gangguan phasa tanah : Selective directional
ground fault rele.
– Terdiri dari 2 buah rele, yaitu untuk penghantar 1
dan penghantar 2.
– Bekerja bersama dengan over voltage ground rele
(64)
– Terblok otomatis bila beroperasi satu penghantar
64
& ORDER TRIP CB
50SG
SISTEM PROTEKSI 70 KV PALEMBANG