Anda di halaman 1dari 32

PROTEKSI DAN KONTROL

PENGHANTAR

By Hamiruddin.Saguni.
Okt 2015
PROTEKSI DAN KONTROL
PENGHANTAR
 Sistem proteksi bay penghantar adalah
suatu sistem yang yang berfungsi untuk
mengamankan/mengisolir penghantar
(saluran udara/saluran kabel) tegangan
tinggi atau tegangan ekstra tinggi dari
gangguan temporer dan gangguan
permanen yang terjadi pada penghantar.
Typical Komponen Sistem Proteksi
SUTET

Komponen sistem proteksi terdiri dari transformator


arus (CT), transformator tegangan (PT/CVT), relai
proteksi, pemutus tenaga (PMT), catudaya rangkaian
pengawatannya
(wiring)dan teleproteksi.
Typical Komponen Sistem Proteksi
SUTT

Daerah kerja proteksi bay penghantar adalah


daerah di antara 2 (dua) atau lebih CT pada
gardu-gardu induk berhadapan yang disebut
sebagai unit proteksi penghantar.
Pola Proteksi Penghantar
 Line Differential Relay L
 line Differential Relay atau relai diferensial

saluran adalah salah satu jenis proteksi


utama pada penghantar yang bekerja
berdasarkan pengukuran perbedaan
parameterarus. Prinsip kerja relai ini adalah
sebagai berikut: perbandingan arus

Distance Relay
 Distance relay adalah salah satu jenis
proteksi penghantar yang bekerja
berdasarkan perbandingan nilai impedansi.
 Distance relay akan bekerja bila impedansi

yang di ukur dari besaran arus CT dan


tegangan PT/CVT lebih kecil dari impedansi
setelan. Selain sebagai proteksi utama
penghantar, relai ini juga berfungsi sebagai
proteksi cadangan jauh terhadap proteksi
utama penghantar di depannya.
Proteksi Utama (Zona 1)
 Proteksi utama pada distance relayadalah
proteksi yang bekerja tanpa waktu tunda
dengan jangkauan terbatas pada seksi
(section) penghantar itu sendiri.
 Dengan mempertimbangkan faktor kesalahan

(percentage error) CT,PT/CVT, relai proteksi,


faktor keamanan (safety margin) dan
parameter jaringan, maka zona 1
disetelmenjangkau 80% - 85% dari impedansi
saluran.
Proteksi Cadangan Jauh (Zona 2 dan
Zona 3)
 Proteksi cadangan jauh pada distance relayadalah
proteksi yang dicadangkan untuk bekerja apabila
proteksi utama seksi didepannya gagal bekerja.
 Zona 2 umumnya diseteldengan jangkauan
minimummencapai impedansi saluran sampai
dengangardu induk didepannya (tetapi tidak
melebihi impedansi terkecil trafo di GI
depannya) dengan waktu tunda antara 300-800
milidetik. (tergantung jangkauan impedansi dan
koordinasi dengan waktu dengan Zone 2 di
depannya )
 Zona 3 diseteldengan jangkauan mencapai
impedansi saluran sampai dengan 2 (dua)
gardu indukterjauh didepannya (terbesar
secara impedansi, tetapi tidak melebihi
impedansi terkecil trafo di GI depannya)
dengan waktu tunda maksimum 1600
milidetik.
 Proteksi cadangan jauh tidak disetelsampai

memasuki daerah impedansi transformator


didepannya.
Teleproteksi
 Agar dapat bekerja selektif dan seketika pada
daerah unit proteksi, distance relay
dilengkapi dengan teleproteksi.
 Teleproteksi merupakan rangkaian peralatan

yang berfungsi untuk mengirim dan


menerima sinyal dari gardu induk yang satu
ke gardu induk lain didepannya atau yang
berhadapan, untuk dapat memberikan
perintah trip seketika. Pola teleproteksi yang
umumnya digunakan adalah sebagai berikut.
Permissive Underreach Transfer Trip
Scheme(PUTT)
 Pada pola ini peralatan TP akan mengirim
sinyal (carrier send) ke peralatan TP pada
gardu induk didepannya apabila distance
relaymendeteksi gangguan pada zona 1.
 Pada gardu induk yang menerima sinyal (carrier
receive), apabila distance relay mendeteksi
gangguan pada zona 2 dan menerima sinyal
TP, maka relai akan memberikan perintah trip
waktu zona1 Rangkaian logika pola ini
sebagaimana terlihat pada
Rangkain Logika Skema PUTT
Permissive Overreach Transfer
Trip(POTT)
 Pada pola ini peralatan TP akan mengirim
sinyal (carrier send) ke peralatan TP pada
gardu induk didepannya apabila mendeteksi
gangguan zona 2. Pada gardu induk yang
menerima sinyal (carrier receive), apabila
distance relay mendeteksi gangguan pada
zona 2, maka memberikan perintah trip pada
waktu zona 1.Rangkaian logika skema ini
sebagaimana digambarkan pada
Rangkaian Logika Skema POTT
Blocking Scheme
 Pada pola ini peralatan TP akan mengirim sinyal ke
peralatan TP pada gardu induk didepannya
apabila distance relay mendeteksi gangguan pada
daerah belakang (reverse zone). Pada gardu induk
yang menerima sinyal, apabila distance
relaymendeteksi gangguan pada daerah depan
(forward zone) Zona 2 maka relai akan
memberikan perintah blok (blocking).Apabila relai
tidak memerima sinyal namun mendeteksi
gangguan pada daerah depan (zona 2), maka relai
akan memberikan perintah trip seketika,
Rangkaian Logika Skema Blocking
Power Swing Block
 Power Swing Blok atau disingkat PSB adalah
salah satu fiturdistance relay yang berfungsi
untuk mencegah relai bekerja memberikan
perintah trip pada saat terjadi fenomena
ayunan daya (power swing) dan impedansi
sistem masuk ke zona impedansi relai.
Switch On To Fault / Trip On Reclose
(TOR)
 Switch On To Faultatau SOTF adalah fitur dari
distance relay yang berfungsi untuk mentrip-
kan PMT seketika guna mengantisipasi
ketidaksiapan distance relay apabila terjadi
gangguan pada saat pemberian tegangan
(energizing) atau pada saat menutup (close)
PMT secara manual maupun menggunakan
relai penutup balik otomatis (A/R).
Directional Earth Fault (DEF)
 DEF adalah relai arus lebih berarah dengan
deteksi arus 3Io dan referensi tegangan -3Vo
yang bekerja mengamankan penghantar dari
gangguan fasa ke tanah yang
bersifattahanan tinggi(high resistance) yang
tidak terdeteksi oleh distance relay.
 Relai ini digunakan sebagai

pelengkapdistance relay. .7
DEF Utama
 DEF utama adalah DEF yang dilengkapi
dengan teleproteksi. DEF ini akan bekerja
seketika apabila menerima sinyal TP dari
gardu induk didepannya. Untuk membedakan
waktu kerja DEF utama dengan proteksi
utama distance relay (zona 1) maka waktu
kerja DEF utama ditunda antara 20milidetik –
100milidetik
DEF Back Up
 DEF back up adalah DEF yang bekerja dengan
waktu tunda lebih lama dari waktu tunda
zona 3 distance relay (2 detik). DEF backup
tidak memerlukan sinyal kiriman dari gardu
induk didepannya.
OCR/GFR
 OCR/GFR adalah relai arus lebih yang
digunakan sebagai proteksi cadangan lokal
pada proteksi penghantar. OCR digunakan
untuk mengamankan penghantar dari
gangguan fasa-fasa dan GFR digunakan
untuk mengamankan penghantar dari
gangguan fasa - tanah.
Relai Cek Sinkron
 Relai cek sinkron atau synchrocheck relay
adalah relai bantu bay penghantar yang
terpasang pada sistem dengan lebih dari satu
sumber, yang memerlukan fungsi cek sinkron
untuk memastikan kondisi antara kedua sisi
dari penghantar tersebut dalam keadaan
sinkron sebelum PMT tutup. Untuk kebutuhan
operasional, relai cek sinkron dilengkapi
dengan fungsi cek tegangan.
 Pola operasional Relay Check Sinkron terdiri
dari 4 kondisi tegangan antara lain:
Pola Relay Sincron
BUS LINE AUTO MANUAL BY PASS
Live Live √ √ X
Live Dead √ √ √
Dead Live √ √ √
Dead Dead X X √

Bypass sinkron hanya dapat dilakukan untuk


penutupan PMT yang dilakukan oleh operator atau
dispatcher dimana salah satu sisi bus atau line tidak
bertegangan atau kedua sisi bus dan line tidak
bertegangan, sedangkan ketika kedua sisi
bertegangan maka tidak direkomendasi penggunaan
bypass sinkron.
Autorecloser Relay (AR)
 Autorecloser Relay(AR) atau relai penutup balik otomatis
dipasang pada bay penghantarsaluran udara baik pada sistem
tegangan tinggi (SUTT) maupun tegangan ekstra tinggi (TET).
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa saluran udara
merupakan salah satu bagian sistem penyaluran yang paling
sering mengalami gangguan, sebagian besar dari penyebab
gangguan tersebut bersifat temporer yang akan segera hilang
setelah PMT trip. Agar kontinuitas tetap terpelihara maka
pengoperasian autorecloser sangat dibutuhkan.
 Sebagai pertimbangan dalam menentukan waktu tunda
penutupan durasi (dead time) minimal lebih lama dari waktu
pemadaman busur api dan kemampuan duty cycle PMT
sedangkan maksimalnya tergantung dari kemampuan
stabilitas sistem.
 Sebagai referensi waktu pemadaman busur
api minimum dapat diperkirakan dengan
rumus sebagai berikut:
 Tmin = V/34.5 cycles +10.5 (Ref. Power

System Protection, P.M Anderson)


 Tegangan Sistem (kV) Waktu (detik)
66 0.25
150 0.30
275 0.37
500 0.5
Skema Khusus
 Selain fungsi dan fitur tersebut diatas, pada
kondisi tertentu, untuk keperluan
pengoperasian sistem maka relai
baypenghantar juga dapat dilengkapi dengan
Voltage Relay dan Over Load Shedding (OLS).
Under/Over Voltage Relay
 UVR (relai tegangan kurang) adalah relai yang
bekerja mendeteksi tegangan kurang pada
bay penghantar.OVR (relai tegangan lebih)
adalah relai yang bekerja mendeteksi
tegangan lebih pada bay penghantar. Relai
tegangan bekerja dengan waktu tunda.
Over Load Shedding (OLS)
 OLS adalah relai arus lebih yangdifungsikan
sebagai load shedding dengan cara melepas
beban apabila terjadi kenaikan arus beban
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
pengalihan beban akibat trip-nya suatu
penghantar/IBT.
Annunciator danAlarm
 Annunciator adalah peralatan bantu yang
berfungsi memberikan tanda peringatan kepada
operator gardu induk mengenai fungsi proteksi
mana yang bekerja. Annunciator mengambil
input dari masing-masing relai proteksi. Alarm
dapat di-reset setelah operator mencatat dan
menekan tombol “silence”, “acknowledge” dan
“reset”. Alarmdilengkapi dengan Annunciator.
AudibleAlarm berupa peringatan suara (sirene,
bell, horn, buzzer) yang bekerja bersamaan
dengan terjadinya gangguan.
Selector Switch
 Selector switch adalah sakelar pilih untuk
fungsi-fungsi tertentu seperti: sakelar
ON/OFF,
 sakelar Local/Remote/Supervisory, sakelar

A/R (OFF,SPAR,TPAR,SPAR+TPAR), sakelar


sinkron Man/Auto/Bypass.
Trip Circuit Supervision (TCS)
 Peralatan yang berfungsi untuk
memonitor kesiapan rangkaian trip.
TCS akan memberikan informasi jika
telah terjadi gangguan pada
rangkaian Trip dari relai ke tripping
coil PMT. Jika TCS bekerja maka PMT
tidak dapat di masukkan karena
rangkaian close PMT terpotong oleh
TCS.

Anda mungkin juga menyukai