Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

ANALISA KARAKTERISTIK RELAY REF 610 MERK ABB

SEBAGAI PEMBATAS DAYA DAN PENGAMAN HUBUNG

SINGKAT PADA TEGANGAN MENENGAH

4.1 Dasar Perhitungan

Dasar penyetelan dalam pertimbangan penyetelan waktu diusahakan

relay secara keseluruhan bekerja cepat tetapi selektif. Dalam TDL 2003

pembatasan daya listrik pada pelanggan tegangan menengah (TM)

mempunyai bentuk dan karakteristik sebagai berikut : pemutus tenaga CB

(Circuit Breaker) tegangan menengah yanag dilengkapi dengan relay beban

lebih 3 fasa yang mempunyai karakteristik waktu yang mengacu kepada

rumus cold start dari karakteristik thermos relay beban lebih (Over Load

Relay) yang disesuaikan pada arus nominal untuk daya tersambung In( Arus

Nominal).

Tabel 4.1 TDL 2003


43

Karena pembatas arus beban dengan relay beban lebih tidak dapat

mengamankan peralatan instalasi listrik dari kerusakan akibat arus gangguan

hubung singkat yang besar maka instalasi tenaga listrik harus dipasang

pengaman hubung singkat menggunakan relay pengaman hubung singkat

(Relay Arus lebih).

Setelan arus dan setelan waktu dari relay arus lebih tidak boleh

menggagalkan karakteristik yang dibentuk oleh relay pembatas daya, namun

harus tetap dapat mengamankan peralatan instalasi tenaga listrik (Kabel,

Konduktor, Trafo Daya, dan Lain-Lain) dari arus gangguan hubung singkat.

Gambar 4.1 Kurva Operasi Relay Over Load Dan Relay Over Current

Dalam Keadaan beroperasi instalasi system tenaga dapat mengalami

gangguan pentanahan yang diakibatkan kebocoran arus dan tegangan. Oleh

karena itu harus dipasang relay arus gangguan pentanahan (Groun Faulth).

Dalam penyetelannya harus diperhatikan agar saat pengoperarasiannya


44

selektif pada saat arus inrush dan gangguan fasa ke tanah serta ketidak

setimbangan beban.

Dari ketiga pengaman yang ada akan dilakukan percobaan pada

relay REF 610, membuktikan bahwa relay REF 610 ini dapat digunakan

sebagai pembatas daya dan pengaman hubung singkat.

4.2 Data Teknis Dan Cara Perhitungan Nilai Setting

Data teknis nilai pengaman PLN untuk Costumer.

Tabel 4.2 Data Teknis Pelanggan PLN


45

4.3 Cara Pengetesan Relay REF 610

Dalam pengetesan relay REF 610 penulis menggunakan alat tes

SVERKER 750 untuk pembuktian apakah proteksi yang digunakan telah

sesuai dengan nilai setting.

Gambar 4.2 SVERKER 750


46

4.3.1 Spesifikasi Alat SVERKER 750

Adapun spesifikasi alat SVERKER 750 dapat kita lihat pada table

berikut.

Tabel 4.3 Spesifikasi Alat SVERKER 750


47

4.4 Cara Tes Relay

Gambar 4.3 Cara Tes Relay


48

Gambar 4.4 Tampilan Alat Tes SVERKER 750

Gambar 4.5 Kontak Relay REF 610


49

Gambar 4.6 Kontak Arus Relay REF 610

Keterangan cara penggunaan tes relay yaitu :

1. Hidupkan alat SVERKER 750

2. Hiudukan relay REF 610

3. Masukkan kabel inject arus keterminal 1 dan 2 untuk mengetes phasa

L1, masukkan terminal 3 dan 4 untuk mengetes phasa L2, masukkan

ke terminal 5 dan 6 untuk mengetes phas L3, dan masukkan ke

terminal 7 dan 8 untuk mengetes phasa grounding ( lihat gambar 4.6

Kontak Arus Relay REF 610).


50

4. Masukkan kabel inject arus ke 0 dan 3 untuk 10 Ampere, no 0 untuk

40 Ampere, no 0 dan 1 untuk 100 Ampere (lihat gambar 4.4 Tampilan

Alat SVERKER 750).

5. Masukkan kabel signal start pada relay REF 610 ke terminal 9 dan 11

(lihat gambar 4.5 Kontak Relay REF 610).

6. Masukkan kabel signal start pada relay REF 610 ke no 12 (lihat

gambar 4.5 Kontak Relay REF 610).

7. Masukkan kabel signal trip pada relay REF 610 keterminal 14 dan 15

(lihat gambar 4.5 Kontak Relay REF 610).

8. Masukkan kabel signal start ke no 14 (lihat gambar 4.4 Tampilan Alat

SVERKER 750).

9. Posisikan pada inject 10 Ampere atau 100 Ampere dengan menekan

tombol select no 19 (lihat gambar 4.4 Tampilan Alat SVERKER 750).

10. Posisikan pada no 13 tanda tombol start dan trip (lihat

gambar 4.4 Tampilan Alat SVERKER 750).

11. Posisikan no 11 pada ON+TIME (lihat gambar 4.4 Tampilan Alat

SVERKER 750).

12. Inject arus sesuia dengan nilai yang akan dites.

13. Saat nilai pick up relay tercapai maka lampu indicator start di no 13

akan menyala dan akan menghitung waktu (lihat gambar 4.4 Tampilan

Alat SVERKER 750).

14. Saat waktu trip tercapai maka lampu indicator trip no 13 akan menyala

dan lampu trip di no 15 akan menyala (lihat gambar 4.4 Tampilam Alat

SVERKER 750).
51

15. Pada display akan menunjukkan nilai waktu trip, kita catat dan

sesuaikan dengan perhitungan waktu trip yang disetting.

16. Untuk mengembalikan ke posisi awal posisikan no 11 pada OFF (lihat

gambar 4.4 Tampilan Alat SVERKER 750).

17. Reset relay agar kembali normal.

4.5 Pengetesan Relay Berdasarkan Proteksi Thermal Dan Over

Current

Untuk melekukan pengetesan relay akan membandingkan hasil teori

denagn hasil pengetesan dengan alat tes relay.

4.5.1 Pengetesan Thermal

Untuk dapat mencari waktu trip thermal berdasarkan table 4.1 TDL

2003 akan dicari dengan gambar 2.2 Kurva Trip Cold Start Dari Karakteristik

Thermis dimana pemilihan konstanta waktu thermisnya, daerah

penyetelannya t = 2.0..120 detik. Untuk dapat mencari waktu trip thermos

dapat dihitung dengan persamaan 2.2. Nilai dari perhitungan yang ada

berdasarkan table 4.4 Data Teknis Pelanggan PLN.

= 13 (konstanta waktu thermos)

= (57,8 A) 57,8 A/ 75 A)/5 = 0,77 (nilai setting arus beban penuh)


52

Ln = logaritma natural

k = 1.1025 (konstanta 1.05, jadi k X Is merupakan arus aymptotenya)

I = (69,36 A) 69,36 A/57,8 A = 1.20 (nilai arus)

Ip = kita abaikan karena sebagai prior load alarm (lihat gambar 2.3 Kurva

Trip Hot Start Dari Karakteristik Thermis Dengan Alarm 0.7 X In).

t = Waktu kerja thermis (satuan menit)

t = 13 X Ln ({69,36/57,8}^2)

({69,24/57,8}^2)

=13 X Ln 1.44

1.44 -1.1025

= 13 X Ln 1.44

0.3375

= 13 X Ln 4.266

= 13 X 1.450

= 18.86 menit

Hasil yang telah didapat secara teori akan dilakukan perbandingan

dengan pengetesan relay secara actual dimana relay akan dinject dengan

arus. Berikut hasil pengetesan teori dan pengetesan.


53

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kurva Cold Start Hasil Pengetesan

I/I K Ln T (MIN)

1 5 10 13 14 15 25 40 60 90

1.05 1.1025 0,1 5,8 29 58,2 75,7 81,5 87,3 145 232 349 523

1.1 1.1025 2,42 2,4 12 24,2 31 34 36 61 97 145 218

1.15 1.1025 1,79 1,7 8,9 17,9 23 25 27 45 72 107 161

1.2 1.1025 1,45 1,4 7,2 14,5 19 20 22 36 58 87 131

1.5 1.1025 0,67 0,6 3,3 6,7 9 9 10 16,7 26,8 40,2 60,3
4 KOORDINASI DENGAN RELAY OVER CURRENT
54

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Kurva Cold Start Secara Teori

I/I K Ln T (MIN)

1 5 10 13 14 15 25 40 60 90

1.05 1.1025 0,1 2,8 26 55,2 75,6 78,4 84,3 143 229 346 520

1.1 1.1025 2,42 2,4 12 24,2 31 34 36 61 97 145 218

1.15 1.1025 1,79 1,7 8,9 17,9 23 25 27 45 72 107 161

1.2 1.1025 1,45 1,3 6,3 14,5 18,8 20 22 36 52 87 130

1.5 1.1025 0,67 0,6 3,3 6,7 9 9 10 16,8 26,8 40,2 60,3
4 KOORDINASI DENGAN RELAY OVER CURRENT
55

Dari hasil Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 dengan membandingkan Tabel 4.1

maka didapatkan bahwa waktu kurva cold start adalah dengan T (min) 13

bila kita melihat gambar kurva ada di T (MIN) 10 dan T (MIN) 15 (lihat

gambar 3.4)

Perbedaan hasil Table 4.4 dan Table 4.5 dikarenakan panjang kabel

dan besar penampang kabel. Sehingga waktu hasilnya akan sedikit berbeda,

tetapi hal ini masih dalam toleransi yang diperbolehkan.

4.5.2 Perhitungan Arus Lebih (Over Current)

Perhitungan arus lebih (Over Current) akan disetting di low set (I>)

dan high set (I>>).

4.5.2.1 Perhitungan Low Set (I>)

Low set unit akan digunakan untuk memberi pengaman cadangan

untuk gangguan diisi tegangan rendah. Maka criteria penyetelannya adalah

setelah arusnya harus lebih besar dari arus beban maksimum. Dalam hal ini

In (TDL) tapi harus lebih kecil dari arus gangguan tegangan rendah

minimum. Menurut TDL 2003 kurva overload dipotong oleh Over Current

(definite time) pada nilai arus 4X In (TDL). Oleh karena itu settingnya dipilih

I> = 4 X In (TDL), dimana I> = 4 x 57,8 = 231,2 A = 3.08. setelah waktunya

dikoordinir dengan relay proteksi disisi GI (gardu induk). Dimana setelan

waktu di GI (gardu Induk) = 0,8 second. Jadi setelan waktunya 0.5 second.
56

4.5.2.2 Perhitungan High Set (I>>)

High set unit akan digunakan untuk memberi pengaman saat

terjadi gangguan diisi tegangan menengah terhadap trafo daya. Setelah

arusnya lebih besar dari I> kita setting dimana pengaman GI (gardu induk) t

= 1 second. Jadi setelan I>> = (inrush trafo berkisar dari 4 s/d 10 x in trafo =

75A x 10 = 750). Nilai settingnya 1.3 x I> = 1.3 x 231,2 = 300,56 = 4,0

Anda mungkin juga menyukai