INDUK
www.pln.co.id |
Peralatan Gardu Induk
1. Pemisah (PMS)
PMS atau pemisah adalah suatu alat yang
digunakan untuk memisahkan tegangan
pada peralatan instalasi tegangan tinggi
2. Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus tenaga adalah peralatan saklar
(switching) mekanis, yang mampu menutup,
mengalirkan dan memutus arus beban dalam
kondisi normal sesuai dengan ratingnya serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam
periode waktu tertentu) dan memutus arus
beban dlam spesifik kondisi abnormal sesuai
dengan ratingnya. (IEEE C37.100:1992)
Sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Tegangan SKDIR No. 0520-2.K/DIR :2014
Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Arus SKDIR No. 0520-2.K/DIR :2014 www.pln.co.id |
Peralatan Gardu Induk
3. Trafo Arus (CT)
Trafo Arus (Current Transformer) adalah
peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran besaran arus pada besaran arus
instalasi tenaga listrik disisi primer (TET, TT, dan
TM) yang berskala besar dengan melakukan
transformasi arus dari besaran arus yang besar
menjadi yang lebih kecil secara akurat dan teliti
untuk keperluan pengukuan dan proteksi
4. Trafo Tegangan (PT)
Trafo tegangan ( Potent adalah peralatan yang
mentransformasikan tegangan sistem yang lebih
tinggi ke suati tegangan sistem yang lebih rendah
untuk kebutuhan indicator, alat ukur/meter dari
relay
Sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Tenaga SKDIR No. 0520-2.K/DIR :2014
Buku Pedoman Pemeliharaan Lightning Arrester (LA) SKDIR No. 0520-2.K/DIR :2014 www.pln.co.id |
Peralatan Gardu Induk
5. Trafo Tenaga
Trafo merupakan peralatan statis dimana
rangkaian magnetic dan belitan yang terdiri
dari 2 atau leboh belitan, secara induksi
elektromagnetik, mentransformasikan daya
(arus dan tegangan) sistem AC ke sistem
arus dan tegangan pada frekuensi yang sama
(IEC 60076-1 tahun 2011)
www.pln.co.id |
Persyaratan Sistem Proteksi
www.pln.co.id |
Daerah Kerja Sistem Proteksi
OHL OHL
Proteksi BUSBAR
BUS 150KV-4000A
I
II
UNINDO
PLTG
Proteksi
FEEDER
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Relai Jarak (Distance Relay)
Distance Relay (relay jarak) merupakan pengaman utama SUTT/SUTET dan
sebagai backup prot u/seksi di depannya.
Relay jarak mendapat inputan arus dan tegangan, mendeteksi gangguan yang
hanya di depannya saja.
Prinsip kerja rele jarak adalah membandingkan impedansi gangguan dengan
impedansi setting bila :
• Impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi setting maka rele bekerja
/ trip.
• Impedansi gangguan lebih besar dari pada impedansi setting maka rele tidak
bekerja.
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Daerah Kerja Distance Relay
Zone-3
Zone-2
Zone 1
GI A GI B GI C GI D
CT CT
F2
PT PT
PLC PLC
TELEPROTEKSI
KIRIM-TERIMA SIGNAL TRIP
Zone 1
Zone-2
Zone-3
www.pln.co.id |
Setelan Kerja Daerah Kerja Distance
Relay
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Pola Pengaman Pada Relai Jarak
1. Pola Basic
Pola basic merupakan pola kerja relai jarak yang bekerja secara
instan pada area setting zone 1, bekerja dengan backup time untuk
zone 2 dan zone 3 tanpa dilengkapi dengan fasilitas teleproteksi
(Sending receive sinyal pada saat relai mendeteksi ada gangguan
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Pola Pengaman Pada Relai Jarak
2. Pola PUTT (Permissive Underreach Transfer Trip)
Prinsip Kerja dari pola PUTT :
• Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-1.
• Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai dengan
menerima sinyal. (carrier receipt).
• Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola dasar.
• Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Pola Pengaman Pada Relai Jarak
3. Pola POTT (Permissive Overreach Transfer Trip)
Prinsip Kerja dari pola POTT :
• Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-2.
• Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai dengan menerima sinyal (carrier
receipt).
• Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola dasar.
• Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Pola Pengaman Pada Relai Jarak
4. Pola Blocking
Prinsip Kerja dari pola blocking:
• Pengiriman sinyal block (carrier send) oleh relai
jarak zone-3 reverse.
• Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila
relai jarak zone-2 bekerja disertai dengan tidak
ada penerimaan sinyal block. (carrier receipt).
• Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak
akan mengalami mala kerja.
• Membutuhkan sinyal PLC cukup half duplex.
• Relai jarak yang dibutuhkan merk dan typenya
sejenis.
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Relai Diferensial Penghantar
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Konfigurasi Differensial Penghantar
Konfigurasi Proteksi Diferensial Penghantar 275 kV Konfigurasi Proteksi Diferensial Penghantar 275 kV
dan 500 kV dengan CT Line & 500 kV dengan CT Diameter
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Konfigurasi Differensial Penghantar
Konfigurasi Proteksi Diferensial Penghantar 150 kV Konfigurasi Proteksi Diferensial Penghantar Pada
dan 70 kV SKTT Sistem 150 kV dan 70 kV
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Proteksi Cadangan Bay Penghantar
Peralatan proteksi utama dan cadangan harus dipisah secara hardware. Proteksi
cadangan pada saluran transmisi adala relai arus lebih (OCR) dan (GFR). Relai OCR
digunakan sebagai pengaman dari gangguan fasa – fasa, sedangkan relai GFR
berfungsi sebagai pengaman dari gangguan fasa – tanah.
OCR/GFR adalah relai proteksi yang bekerja berdasarkan besaran arus lebih yang
melebihi nilai setting untuk mengamankan peralatan/instalasi tenaga listrik
terhadap hubung singkat fasa-fasa dan fasa-netral.
www.pln.co.id |
Karakteristik Relai OCR & GFR
KARAKTERISTIK TUNDA WAKTU KARAKTERISTIK TUNDA WAKTU
KARAKTERISTIK INSTANT = MOMENT TERTENTU ( DEFINITE TIME ) INVERSE
www.pln.co.id |
Setting OCR & GFR
Setting Arus OCR & GFR
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
0 Proteksi Bay
Trafo
4
Proteksi Bay Trafo
www.pln.co.id |
Proteksi Utama Bay Trafo
www.pln.co.id |
Daerah Kerja Relai Proteksi
Trafo DAERAH KERJA RELE PROTEKSI TRAFO
F4 20 kV CT 3 F1
150 kV CT 1
CT 2
F3
BEBAN
F2
1
CTN 1
3 6 4 2
CTN 2
No. Nama
DAERAH KERJA RELE
Rele Rele
1 OCR/GFR 20 kV PENY.
2 OCR/GFR INC.
3 OCR/GFR 150 kV
4 REF sisi 20 kV
5 DIFFERENTIAL
6 REF sisi 150 kV
www.pln.co.id |
Relai Differensial
Relai Differensial adalah relai yang bekerja apabila mendeteksi adanya
perbedaan fasor dan atau perbedaan nilai sesaat arus masuk dan arus
keluar. Dalam hal ini perbandingan arus belitan primer, sekunder, dan
atau tersier (jika tersier dibebani).
Prinsip kerja relai ini berdasarkan hukum Kircchoff I ( Kirchhoff
Current Law I) yaitu jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah
arus yang keluar pada titik percabangan sirkuit listrik.
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Relai Differensial
Kondisi Kondisi Gangguan
Normal Eksternal
Kondisi Gangguan
Internal
www.pln.co.id |
Gambar Pengawatan Relai Differensial
www.pln.co.id |
Relai REF
Relai gangguan ke tanah terbatas ( Restricted Earth Fault ) berfungsi
untuk mengamankan transformator dari gangguan fasa ke tanah di
dekat titik netral transformator. Relai ini dipasang di transformator
dengan desain vector group YNyn yang ditanahkan. Daerah pengamanan
REF ini adalah daerah yang tidak terdeteksi oleh relai diferensial.
Sehingga sensitifitas dari relai ini menjadi titik utama dari
penyetingannya. Dan besar arus gangguan fasa ke tanah tergantung dari
besar nilai tahanan yang dipasang pada pentanahan titik netral.
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Prinsip Kerja Relai REF
www.pln.co.id |
Jenis Relai REF
1. REF High Impedance
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengaplikasian relai ini adalah :
• Kemampuan pembebanan CT (Burden CT)
• Impedansi total rangkaian (impedansi CT, impedansi pengawatan & impedansi
relai)
• Level kejenuhan CT
• Arus magnetisasi pada CT
• Nilai tahanan geser
• Tegangan maksimum yang mungkin terjadi pada terminal relai ( metrosil
requirements)
• Lokasi penempatan CT (area protection)
2. REF Low Impedance
Untuk aplikasi REF Low Impedance yang perlu diperhatikan adalah sensitifitas kurva
kemiringan
Sumber (slope)
: Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Pengaman Cadangan Bay Trafo
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Relai Arus Lebih (Over Current Relay)
Relai OCR yang dipasang pada trafo adalah jenis yang tidak berarah ( non
directional). Karena tidak berarah maka relai ini bisa bekerja pada gangguan
pada gangguan dalam dan luar. Relai jenis ini dipasang pada kedua sisi trafo
sehingga perlu diperhatikan penyetingan arus dan waktu kerjanya. Pemilihan
dan penyetingan OCR harus mempertimbangkan factor sebagai berikut :
a. Kondisi sistem (X/R dari sistem termasuk sumber (source) dan transformator serta
fluktuasi tegangan)
b. Ketahanan transformator terhadap gangguan hubung singkat luar (external)
c. Ketahanan transformator terhadap beban lebih
d. Proteksi utama transformator yang sudah tersedia
Dalam elemen OCR terdapat seting OCR highset yang berfungsi untuk mengatasi arus
gangguan yang sangat besar (through fault current) sehingga dibutuhkan waktu kerja yang
sangat cepat untuk mengisolasi / memutuskan gangguan tersebut.
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Relai Gangguan Tanah (Ground Fault
Relay)
Prinsip kerja relai gangguan ke tanah sama dengan relai arus lebih. Berdasarkan fungsi
relai gangguan ke tanah mendeteksi arus urutan nol yang nilainya sangat kecil
(unbalance system detection). Nilai seting relai gangguan tanah minimum adalah total
arus urutan nol maksimum yang bersirkulasi dalam transformator. Oleh sebab itu seting
GFR sangat berkaitan erat dengan kombinasi belitan transformator. Aspek teknis
penyetingan relai gangguan ke tanah memperhatikan faktor berikut:
a. Pola pentanahan netral transformator
b. Ketahanan termis resistansi netral transformator
c. Ketahanan termis pelindung ( shielding ) kabel di sisi sekunder transformator
(khususnya pada sistem dengan netral yang ditanahkan langsung atau dengan NGR
rendah)
d. Sensitifitas relai terhadap gangguan ke tanah
e. Pengaruh konfigurasi belitan transformator (dilengkapi belitan delta atau tidak)
f. Tipe inti transformator
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Relai Standby Earth Fault (SBEF)
Filosofi relai ini adalah untuk mengamankan NGR dari kerusakan akibat panas. Panas bisa
dihasilkan karena arus hubung singkat atau arus urutan nol yang mengalir ke titik netral
transformator secara terus menerus (continue). Prinsip kerja relai ini sama dengan relai
gangguan ke tanah (GFR/RGT) dan dipasang hanya untuk pentanahan yang bukan
pentanahan langsung. Karena terdapat berbagai nilai dari resistansi pentanahan titik netral
maka setingnya pun harus mempertimbangkan nominal dan ketahanan termis dari resistansi
pentanahan itu sendiri, sehingga karakteristik waktu relai ini menjadi sangat penting. Adapun
karakteristik waktu kerja SBEF adalah kurva landai (long time inverse).
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
0 Proteksi
5 Diameter dan
Busbar
Daerah Proteksi Busbar dan Diameter
www.pln.co.id |
Proteksi Busbar
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Kriteria Pemasangan Proteksi Busbar
Kriteria Pemasangan Proteksi Busbar
1. Outlet pembangkit
2. Check Zone
Berfungsi untuk menentukan bahwa relai proteksi busbar akan bekerja dengan
benar pada saat terjadi gangguan internal dan tidak akan bekerja pada saat
gangguan eksternal. Checkzone bekerja dengan cara membandingkan semua arus
pada bay yang tersambung pada gardu induk tanpa membandingkan arus yang
ada pada bay kopel.Dengan adanya checkzone maka akan menambah tingkat
security dalam sistem proteksi busbar
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Pembagian Bus Zone
Double busbar,, 1 PMT Kopel / PMT Section / Double busbar,, 2 PMT Kopel / PMT Section /
PMS Section, 3 Bus Zone PMS Section, 4 Bus Zone
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Daerah Cakupan Check Zone
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Jenis Proteksi Busbar
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Jenis Proteksi Busbar
www.pln.co.id |
Circulating Current Protection (CCP)
F1
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Circuit Breaker Failure (CBF)
www.pln.co.id |
Rangkaian Logika Rangkaian CBF
www.pln.co.id |
Short Zone Protection (SZP)
RelaiShort Zone Protection (SZP) merupakanjenis proteksi yang
digunakan untuk mengamankan daerah antara CT dan PMT
pada diameter saat PMT tersebut dalam kondisi terbuka (open).
Apabila PMT dalam kondisi tertutup ( close ), daerah tersebut
diamankan oleh CCP. Relai SZP bekerja apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Arus gangguan dideteksi oleh relaiSZP (menggunakan relai
OCR)
b. PMT dalam kondisi terbuka (open).
Sumber : Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali Edisi Pertama :
www.pln.co.id |
September 2013
Short Zone Protection (SZP)
F1
R ela i S TUB d i g u n a k a n pa da s i s t e m GI / G I TE T s a t u
setengah breaker yang tidak menggunakan CT line dan
membutuhkan status Pemisah Line kondisi open sebagai
persyaratan untuk bekerja.
System proteksi STUB digunakan untuk mengamankan
daerah antara dua CT pada diameter hingga pemisah line.
Apabila terjadi gangguan di daerah kerja relai stub, maka
relai ini akan mentripkan 2 buah PMT diameter.
www.pln.co.id |
Daerah Kerja Proteksi STUB
www.pln.co.id |
TERIMA
KASIH