Anda di halaman 1dari 17

PT PLN (Persero)

KANTOR PUSAT

NOTA DINAS
Nomor : 00086 /REN.03.o3/KDIVDIS JB/2015

Kepada KSHK
Dari KDIVDIS JB
Tanggal 2* Juni 2015
Lampiran 1 (satu) berkas
Perihal Draft Surat Edaran Direksi tentang Metode Pemeliharaan Kubikel 20 kV pada Gardu
Distribusi dan Gardu Hubung Berbasis pada Kaidah Manajemen Aset

Terlampir kami sampaikan konsep Surat Edaran Direksi tentang, Pemeliharaan Kubikel
20 kV pada Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Berbasis pada Kaidah Manajemen
Aset. Mohon kiranya konsep tersebut dapat dikoreksi dari segi hukumnya, sehingga
dapat diproses lebih lanjut ke Direksi PT PLN (Persero).
Demikian kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

ACHMAD TAUFIK HAJI


?
PT PLN (PERSERO)

EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR : .E/D|R/2015

TENTANG

METODE PEMELIHARAAN KUBIKEL 20 KV


PADA GARDU DISTRIBUSI DAN GARDU HUBUNG
BERBASIS PADA KAIDAH MANAJEMEN ASET

I, PENDAHULUAN

Pertumbuhan pelanggan energi listrik yang terus meningkat dewasa ini telah mendorong PLN
untuk melakukan pembangunan jaringan distribusi tenaga listrik dalam volume dan tingkat
utilisasi yang semakin tinggi. Peningkatan kuantitas dan utilisasi aset distribusi tersebut
membutuhkan pengelolaan yang baik pada setiap tahapan life-cyclenya sehingga
pemanfaatan aset distribusi tersebut dapat dioptimalkan dengan performa yang baik, biaya
yang efisien dan risiko yang terkendali.

Salah satu tahapan life-cycle yang penting dalam pemanfaatan aset distribusi adalah fase
pemeliharaan yang tujuan utamanya adalah untuk menjamin kehandalan penyaluran tenaga
listrik kepada konsumen yang dalam pelaksanaannya senantiasa dihadapkan pada
optimalisasi tiga faktor yang saling bertentangan (conflicting drivers) yang terdiri dari biaya
(cost), kinerja (peiormance) dan risiko (r,.sk).

Secara khusus, pembahasan metoda pemeliharaan kubikel 20 kV yang merupakan salah satu
peralatan utama sistem distribusi, disusun dengan memperhatikan perkembangan metodologi
pemeliharaan kubikel 20 kV terbaik dan kaidah manajemen aset, dimana diharapkan
peningkatan performa kubikel 20 kV dapat dicapai dengan biaya yang efisien dan resiko yang
rendah.
Penyusunan Metode Pemeliharaan Kubikel 20 kV Berbasis pada Kaidah Manajemen Aset
adalah sebagai tindak lanjut Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 074.KDIR/2008
tentang Pedoman Pengelolaan Aset Sistem Distribusi yang dituangkan dalam Edaran Direksi
PT PLN (Persero).

II, MAKSUD DAN TUJUAN

2.1 lvlaksud penyusunan Edaran ini adalah sebagai acuan dalam penerapan lvletode
Pemeliharaan Kubikel 20 kV Berbasis pada Kaidah Manajemen Aset.
2.2 fujuan utama penyusunan Edaran ini adalah untuk menjamin penyaluran tenaga listrik
yang andal, efisien dan berkualitas kepada pelanggan. Sebagai upaya pencapaian tujuan
utama tersebut, secara khusus diarahkan pada pencapaian hal-hal sebagai berikut:

2.2.1 Penerapan metodologi pemeliharaan yang memadukan metoda preventif (time


base) dan prediktif (cordftior-base).
2.2.2 Pemilihan metoda dan peralatan inspeksi Cordltlon Ease Maintenace (CBM) yang
tepat untuk kubikel 20 kV.
2.2.3 Kemampuan unit PLN dalam membuat program pemeliharaan berdasarkan skala
prioritas yang mempertimbangkan faktor kelas aset, profil kelas pelanggan, biaya,
kinerja dan tingkat resiko.

III. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penyusunan lvletode Pemeliharaan Kubikel 20 kV Berbasis pada Kaidah


Manajemen Aset ini meliputi:

3.'1. Prosedur pemeliharaan kubikel 20 kV yang menggunakan metoda preventif dan prediktif
serta dilengkapi dengan kaidah manajemen Aset.
3.2. Penggunaan deskripsi kuantitatif dan kualitatif Health lndicator pada aset kubikel 20 kV
hanya merupakan angka tipikal yang dapat disempurnakan oleh Kepala Divisi Distribusi
dengan mempertimbangkan hasil pengamatan lapangan dan maturity level manajemen
aset.

IV. KETENTUAN UMUM

Dalam Edaran ini yang dimaksud dengan :

2
4.1. PLN adalah PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris
Sutjipto, SH Nomor 169 tanggal 30 Juli 1994 beserta perubahannya.
4.2. Direksi adalah Direksi PLN.
4.3. Kubikel adalah kubikel 20 kV pada Gardu Distribusi dan Gardu Hubung dituar
Gardu lnduk.
4.4. Corrective action adalah langkahJangkah perbaikan yang dilakukan sebagai tindak
lanjut evaluasi pemeriksaan kondisi onrre (orl,ne assessrne,t) atau pemeriksaan
kondisi offline (offline assessment) untuk memperbaiki kondisi kubikel 20 kV tersebut.
4.5. Frequency muftiplier adalah koefisien pengali untuk menentukan interval pemeliharaan.
4.6. Health lndicator kubikel 20 kV adalah indikator kesehatan yang dibuat berdasarkan
pengamatan, pengukuran dan histori suatu peralatan kubikel 20 kV.
4.7. Mana.iemen aset adalah langkah-langkah sistematis dan terkoordinasi yang
dilaksanakan suatu perusahaan secara optimal dan berkesinambungan dalam
mengelola asetnya dengan mempertimbangkan aspek performa, biaya dan resiko
sepanjang siklus hidup (lite-cycle) aset tersebut sebagai upaya pencapaian tujuan
strategis perusahaan.
4.8. Pemeliharaan prediktif adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara khusus
pada peralatan yang memiliki potensi kegagalan operasi setelah melalui tahapan-
tahapan assessmenuinspeksi yang memadai.
4.9. Pemeliharaan preventif (pemeliharaan periodik) adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan secara periodik pada Kubikel untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan
yang tiba{iba dan mempertahankan unjuk kerja Kubikel tersebut agar selalu beroperasi
dengan keandalan dan efisiensi yang tinggi.
4.10. Siklus Hidup Aset (Asset L/e Cycle) adalah siklus waktu yang dialami suatu peralatan
utama distribusi yang mencakup pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan dan
penghapusan nilai aset distribusi tersebut.
4.1'1. Tahapan Screening adalah tahapan pengamatan awal terhadap seluruh kubikel yang
meliputi data lokasi penempatan dan data histori operasi-pemeliharaan sehingga dapat
diketahui tingkat prioritas keberadaan kubikel untuk dilakukan pemeliharaan Tier-1
4.12. Online Assessmenl Tier-1 adalah tahapan awal proses pemeliharaan yang ditujukan
untuk memeriksa secara visual panca lndra terhadap kondisi lingkunganekternal dan
internal dari kubikel dalam keadaan bertegangan yang dilakukan sesuai jadwal tertentu
(Time Based Maintenance).
4.13. Online Assesment fier2 adalah tahapan keduayang merupakan tindak lanjut dari tier-1 ,
atau tindakan terencana untuk mengetahui kondisi peralatan kubikel secara lebih
komprehensif dengan menggunakan alat bantu (Condition Based Maintenance). Tier_2
menghasilkan informasi Health lndicator peralatan kubikel tersebut.
4.14. Offline Assessmenl tier-3 merupakan tindak lanjut atas hasil tahapan Online
,4ssessmenl Tier-2 yang memiliki hasil assessment buruk.

3
4.15. lnspeksi Umum adalah kegiatan online assessment tier-1 lethadap kondisi eksternal dan
internal kubikel yang tidak berpengaruh langsung terhadap kesehatan kubikel. Uraian
kegiaatan inspeksi umum dijelaskan pada lampiran '1.

4.'16. lnspeksi Khusus adalah kegiatan online assessmenl tlor-, untuk mengetahui adanya
fenonema discharge kubikel yang akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan
kubikel. Uraian kegiatan inspeksi khusus dijelaskan pada lampiran 2.

V. MODEL MATURITY IVIETODOLOGI PEMELIHARMN

5.'1. Pola pengembangan metodologi pemeliharaan peralatan distribusi mengikuti model


tahapan malurity seperti ditunjukkan pada gambar 1.

. Pembuata,l Heolth lncli.dtot dan


telas as€t unnrk p€ralatan utama
di.t busi.
. P€niawahnpem€lih.aan
berdasa.kan tlealth lndi.atord.n kebs
as€t untu k p€Elata n ut ma distribusi.
. Pemanfat n hasil insp€lsi dalam
pembuatan prioritirasi tindak lan,ut

. P€njadw.lan p€melihaEan se..ra


peiodik b€dasarlan je.is p€ralatan
. Pemelih.laan dilalukan masih
bedasarkan inspeki rutin

. Perbalkan dila*ukan rercl.h k€rusaran/

. Selun ad. penjad*alan insp.ktyang

Gambar 1. Model tahapan maturity Metodologi pemeliharaan

5.2. Pada edaran ini, model metodologi pemeliharaan yang diterapkan merupakan integrasi
dari kaidah pemeliharaan preventif (time based maintenance) dan condition based
maintenance yang berada pada tingkat matuity ke-3 seperti diperlihatkan pada
gambar 1.
5.3. Model metodologi pemeliharaan dengan lingkat maturity ke-3 tersebut ditandai dengan
dilaksanakannya pembuatan Health lndicator dan Kelas asset untuk peralatan utama
distribusi.
VI, METODA PEMELIHARAAN KUBIKEL

Metoda ini merupakan integrasi metode preventif (rime based maintenance)dan prediktif
(condition based maintenance) yang dilengkapi dengan kaidah manajemen aset.

6.1. Flow Chart


Konsep pemeliharaan kubikel dalam edaran ini dapat dipahami dengan
flowchart sebagai mana pada lampiran 5.

6.2. Kelas Aset Kubikel

6.2.1. Penggolongan kelas aset kubikel didasarkan pada perbedaan daerah tujuan
pelayanan seperti ditunjukan pada tabel 1:

Tabel 1. Tipikal Pembagian Kelas Aset Kubikel 20 kV

No Kelas Aset Deskripsi Beban Reliability Security


1 Kelas 1 CBD(.)/KomersiaUlndustriAr'lP TtvlP 1 TMP'I
2 Kelas 2 Perkotaan TIVIP 2 TtvlP 2
J Kelas 3 Pedesaan TMP 3 TMP 3

(-). CBD = Central Buss,ness Drblrlcr.


TMP = Tingkat Mutu Pelayanan

6.2.2. Aset kubikel yang berada pada kelas aset yang berbeda akan mendapat
frekuensi pemeliharaan yang berbeda. Misalnya, frekuensi pemeliharaan
terhadap kubikel pada kelas 1 lebih sering/cepat dibandingkan kelas 2, dst.

6.3. Health lndicator

6.3.1. Nilai Health lndicator suatu kubikel diperoleh dari hasit inspeksi onllne
assessmerl tier-2 yang menggunakan alat bantu CBM.
6.3.2. Nilai Heafth lndicator pada point 6.2.1 digunakan sebagal salah satu dasar
perencanaan pemeliharaan kubikel untuk mencapai optimasi antara biaya,
kinerja dan risiko.
6 3.3. secara kuarilaif Heafth rndicator memiriki interpretasi seperti ditunjukan pada
tabel 2.

5
Tabel2. Penentuan kesimpulan Health lndicator kubikel
Health
lndikasi Interpretasi
lndicator
- tidak ada hasil
buruk pada hasil
online assessment
Baik Resiko Kegagalan Rendah
tier-1
- Tidak dilakukan tier-
2
Ada hasil buruk
pada online
assessment tier-1
Cukup Resiko Kegagalan Sedang
inspeksi umum
Tidak dilakukan tier-
2
Dilakukan online
assessment tier-2
Kurang karena terdapat hasil Resiko Kegagalan Tinggi
buruk pada assessment
tier-1 inspeksi khusus
Dilakukan tier-3 offline
assessment karena hasil Resiko Kegagalan Sangat
Buruk
buruk pada assessment Tinggi
lier-2

6.4. F req uency M ultiplier

frequency multiplier merupakan kombinasi dari 2 (dua/ parameter diferensiator, yaitu


kelas aset dan Health lndicator yang akan menghasilkan koefisien pengali untuk
menentukan interval waktu pelaksanaan onlrne assessment tier-2 berikutnya, seperti
ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel 4. Matriks frequency multiplier pemeliharaan kubikel


Health !ndicator
Kelas Aset
Baik Cukup Kurang Buruk
Kelas 1 1 0,75 0,5 0,25
Kelas 2 1,5 1,25 1,0 0,5
Kelas 3 2 1,5 1,25 0,75

6
6.5. Peralatan inspeksi khusus (CBM)

6.6.6. Pelaksanaan orllne assessment tier-1 pada kubikel menggunakan 2 peralatan


inspeksi khusus untuk mendeteksi kondisi aktual kubiket 20 kV tersebut, yaitu
lnfrared Thermography dan Airborne Ultrasound.
6.6.7. lnfrared Thermography dipergunakan untuk mendapatkan informasi suhu/
tempentur dari peralatan-peralatan kritikal yang ada pada kubikel yang akan
dibandingkan dengan ambang temperatur standar.
6.6.8. Airborne Ullrasound dipergunakan untuk mendeteksi terjadinya proses ionisasi
dielektrik yang mengeluarkan suara pada range frekuensi ultrasonik. Secara umum
proses ionisasi dielektrik tersebut terjadi dalam bentuk corona, tracking dan arcing
yang ditampilkan melalui besaran dan bentuk sinyal suara / noise.

6.6. Tahapan Pemeliharaan Kubikel

Kegiatan pemeliharaan kubikel dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu screening,


orl,he assessment liet-1, online assess/nerl tier-2, ofnine assessment dan tindakan
perbaikan (corrective action), seperti ditunjukkan pada gambar 2

Gambat 2. Kegiatan Pemeliharan Kubikel

6.6.1. Tahapan Screening

6.6.1.1. Tahapan screening dilakukan satu kali pada tahap awal pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan untuk menghasilkan database sebagai dasar dalam

7
menentukan urutan prioritas pemeliharaan kubikel. Database akan diupdate
seiring dengan perubahan asset.
6.6.1.2. Acuan yang digunakan dalam pembuatan daftar prioritas tersebut adalah data
histori penyulang yang mencakup:
a. Performance, dengan parameter total gangguan kubikel 20 kV dan
komponennya selama 2 tahun terakhir;
b. Tingkat utility, dengan parameter rasio beban feeder terhadap rating CB;
c. Tingkat resiko, dengan parameter daerah tujuan/lokasi pelayanan sesuai
klasifikasi aset.

6.6.2. Tahapan online assessment tier-1

6.6.2.1. Tahapan online assessment tier-1 dilakukan dalam keadaan kubikel


beroperasi dan ditu.,ukan untuk memeriksa secara panca indra kondisi fisik,
nilai pengukuran dari instrumen/komponen utama kubikel, serta memeriksa
kondisi komponen kritikat dari kubiket secara lebih detail menggunakan
peralatan inspeksi khusus CBM.
6.6.2.2. Online Assessment tier-1 meliputi inspeksi umum dan inspeksi khusus yang
dilakukan ke seluruh populasi kubikel yang ada dengan urutan assessment
sesuai hasil screening.
6.6.2.3. Apabila terdapat kondisi buruk yang perlu ditindak lanjuti pada inspeksi
umum, maka harus dilanjutkan dengan perbaikan temuan dengan urutan
prioritas perbaikan berdasarkan kondisi buruk yang terbanyak pada kubikel
yang diinspeksi.
6.6.2.4. Apabila terdapat kondisi buruk pada inspeksi khusus, maka harus
dilanjutkan dengan assessment online tier-2
6.6.2.5. Online assessmerl tier-1 ditakukan secara periodik setiap I tahun sekati
6.6.2.6. Pada saal online assessmerl tier-1 dilakukan pengisian check list pada
lampiran l dan lampiran 2 yang memberikan penilaian terhadap kondisi
kubikel.
6.6.2.7. Pelaksanaan pekerjaan pada tahapan online assessment tier-1 dapat
dilakukan secara in-sourcing (oleh pLN) atau outsourcing (oleh vendor) yang
memiliki sertifikasi dan peralatan yang memadai.
6.6.2.8. Deskripsi kuantitatif dan kualitatif lampiran .l dan lampiran 2 dapat
disempurnakan oleh Kepala Divisi Distribusi dengan mempertimbangkan
hasil-hasil pengamatan lapangan.
6.6.2.9. Penentuan tindak ranjut pekerjaan berdasarkan hasir onrine assesment tier-1
seperti titunjukkan pada tabet 5.

8
Tabel 5. Tindak Lanjut Pekerjaan Berdasarkan Hasil Online Assessment tier-1

Hasil Assessment Next Action Waktu Pelaksanaan

Buruk pada inspeksi


Corrective Action sesuai kebutuhan
umum
Buruk pada inspeksi
Tier 2 segera
khusus

6.6.3. Tahapan onl,ne assessment tier-2

6.6.3.1. Tahapan orllne assessmenl tier-2 merupakan tindak lanjut dari hasil
tahapan online assessment tier-1 inspeksi khusus.
6.6.3.2. Tahapan offline assessment tier-2 merupakan tahapan assessment lanjutan
yang dilakukan pada kondisi operasi untuk memperoleh informasi kondisi
kubikel secara lebih komprehensif dengan menggunakan alat CBM.
6.6.3.3. Teknik diagnosa yang digunakan pada tahapan online assessment tier-2
seperti ditunjukan pada pada lampiran 3.
6.6.3.4. Deskripsi kuantitatif dan kualitatif pada lampiran 3 dapat disempurnakan
oleh Kepala Divisi Distribusi dengan mempertimbangkan hasil-hasil
pengamalan lapangan.
6.6.3.5. Pelaksanaan pekerjaan pada tahapan online assessment tier-2 dapat
dilakukan oleh PLN atau vendor yang memiljki peralatan yang lengkap.
6.6.3.6. Hasil online assessment tier-2 yang buruk harus ditindaklanjuti ke tahap
offl,he assessrnent

Tabel 6. Tindak Lanjut Pekerjaan Berdasarkan Hasil Onl,re Assessment tier-2

Hasil Assessment Next Action Waktu Pelaksanaan

Menunggu online
Mengikuti jadwal pemeliharaan
Baik, Cukup, Kurang assessment Tier-'l
periodik
berikutnya

Buruk Offl ine Assessme nt Tie r-3 Segera

9
6.6.4. Tahapan Offline Assesment tier-s

6.6.4.1. Tahapan offline aasessment tier-3 merupakan tindak lanjut dari hasil
tahapan online assessment tier-2 yang menghasilkan Health lndicator
buruk.
6.6.4.2. Tahapan offine assessment dilakukan guna menghasilkan rekomendasi
conective action yang berupa work order perbaikan atau penggantian
6.6.5. Tahapan Corrective Action sebagai tindak lanjut Offtine Assesment

6.6.5.1. Corrective aclion pada tahap ini merupakan tindak lanjut dari hasil offline
assessment tier-3 yang dapat berupa work order perbaikan ataupun work
order pergantian.
6.6.5.2. Corrective action yang berupa perbaikan dilakukan dengan mengacu pada
standar PLN yang ada.

VII, KETENTUANLAIN-LAIN

7.1. Ketentuan sebagaimana diatur dalam Edaran ini berlaku untuk seluruh Unit pLN.
7 .2.Bagi yang sudah menerapkan EAM maka penyusunan database Health lndicator kubikel
dilakukan terintegrasi dengan aplikasi EAM.
7.3. Sedangkan bagi unit yang belum menggunakan EAM maka penyusunan database
Health lndicator kubikel sesuai edaran ini dilakukan secara manual dengan bantuan
aplikasi excel sesuai tingkat maturity unit pelaksana.

VIII, PENUTUP

Pada saat Edaran ini mulai berlaku, maka ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan
dengan Edaran ini, dinyatakan tidak berlaku.

Edaran ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal xx xxxxxx 2Ol S.

Ditetapkan di Jakarta

Juni, 2015

DIREKTUR UTAMA

SOFYAN BASYIR

10
LAMPIRAN 1

lnspeksi Umum Onlrne AssessmentTiet- 'l

HASIL ASSESSMENT
NO ITEM
BAIK I CUKUP KU RANG BURUK
Ekster nal Visual (lnspeksi Umum)
Bersih, kering, tak kering, tak bocor, tak keaing, tak bocor,
1 fisik bangunan Kotor, bocor, berdebu
bocor. tak berdebu berdebu berdebu

ada genangan air


2 main hole kering, bersih berdebu lembab. kotor yang menyentuh
permukaan mainhole

3 kuncigardu kunci cyber ada ada, bukan cyber ada. rusak tidak ada

suhu < 40 "C , suhu <= 40 "C


4 suhu ruangan ,
suhu > 40 'C suhu > 45 'C
selama 24 jam selama 24jam

ada ventilasitapi
5 ventilasi ruangan jarak cukup jauh dari ada ventilasi dekat ada ventilasi dekat
kedap
kubikel kubikel
kubikel

penerangan ada, berfungsi, cukup


6 ada, berfungsi, terang ada, tidak berfungsi tidak ada
terang

7 kebersihan sangat bersih cukup bersih kotor sangat kotor

80% <= kelembaban 90% <= kelembaban


8 kelembaban kelembaban < 80% kelembaban >
< 900/" < 95% =95o/o

berdebu, berasap,
Bersih, tidak berdebu, Bersih, tidak berdebu, berdebu, berasap, korosif, uap air dan
Kondisi udara
9 berasap, korosif, uap berasap, korosii uap korosif, uap air dan kadar garam sangat
lingkungan
air dan kadar garam air dan kadar garam kadar garam tinggi tinggi (Untuk outdoor
terkena radiasi UV)

10 Usia (N) N < 10 10<=N<15 15<=N<20 N>=20


Kartu Catatan
ada, keterangan ada, keterangan
11 Pemeliharaan (Kaatu ada, tidak lengkap lidak ada
lengkap lengkap
Gantung)

Sistem pembumian
teminasi konduktor
12
dan relpembumian Ada, Terpasang Ada, Terpasang Ada, lidak terpasang
yang terhubung dengan baak dengan baik dengan baik (putus)
Tidak ada
dengan mur+baul ke
pembumian gardu

B lnternal visual (lnspeksi U num)


Ada Arc Flap yang
Arc flap ( berupa plat
ber labelstandar
tipis dan clamp yang
Intemal Arc Ada arc flap dan tidak Ada, tapi ada
mudah lerbuka
Specmcation (lAC), ada penghalang di penghalang di sekita.
13 berfungsisebagai Tidak ada arc flap
dan tidak ada sekitar arc fap (atas/ arc flap (atas/
katup pembuangan
penghalang di sekitar belakang) belakang)
gas akibat tekanan
a.c iap (atas/
busur api)
belakang)

Kabelterpasang Kabel terpasang Cable bracket dan


Cable bracket & clamp tidak
Kabelterpasang
14 dengan bracket dan dengan brackel dan
cable clamp terpasang dengan tanpa bracket dan
clamp clamp clamp
baik

Komparlemen kubikel tertutup, tapi masih


15 Tertutup rapat terlutup rapat
bagian bawah terbuka
ada celah

11
tekanan SF6 unluk levelsesuai stadar levelsesuai standar level dibawah standar
16 level berkurang
yang ada indikator pabrikan pabrikan pabrikan

17
Counter operasi CB
N< 3000 kali
3000<=N<5000 5000<=N<10000
(mekanik). N >= 10000 kali
kali kali

Counler Operasi
media interuptor CB
18
akibat Short circuit
N< 10 kali 10 <= N < 25 kali 25<:N<50kal N>= 50 kali
(vacuum/SF6)

kubikelseragam dan kubikel seragam dan kubikel tidak


kubikeltidak seragam, tinggi
19
terhubung rapat terhubung rapat
Konstruksi seragam, tinggi berbeda,level
(Me*,type, level (Merk,type, level
kedudukan sama) berbeda, ada celah kedudukan tidak
kedudukan sama)
sama. ada celah

20 Lampu lndikalor Ada, menyala terang Ada, menyala terang Ada, menyala redup Tidak ada,/ rusak/
tidak menyala

Sambungan warna tembaga warna tembaga warna lembaga warna lembaga


21
Grounding nalural natural kehiiauan kehitaman

Mur/baut penutup lengkap, kencang lengkap, kencrng tidak lengkap,lidak tidak lengkap, tidak
22
kubikel teDasang terpasang kencang kencang

tl
LAMPIRAN 2

lnspeksi Khusus Online Assessrnenf Tier-l

HASIL ASSESSMENT
No ITEM
BAIK CUKUP KURANG BURUK
A lnternal Visual (lnspeksi Khusus)
tidak ada suara tidak ada suara ada suara jelas
Suara discharge di dalam terdengar discharge
1 discharge di dalam terjadinya discharge
kubikel baby arching
kubikel arching

terlihat jelas cahaya


tidak ada cahaya tidak ada cahaya terlihat kilatan cahaya terang dari dalam
2 Kilatan Cahaya akibat discharge di terang sekali kali kubikel dalam waktu
akibat discharge di
dalam kubikel akibat discharge relative kontinyu
dalam kubikel
arching akibat discharge
arching

LAMPIRAN 3

Online Assessment Tier-2

HASIL ASSESSMENT
No ITEM
BAIK CUKUP KURANG BURUK
A lnfrared Thermography

Suhu permukaan < Suhu permukaan < Suhu permukaan > Suhu permukaan >
90 .c
1 Pada Terminasi
90 "c 90'c 90 "c

Pada sambungan Suhu permukaan < Suhu permukaan < Suhu permukaan > Suhu permukaan >
2
busbar 75 'C 75'C 75 "C 75 .C
B Airborne Ultrasound

terdeteksi discharge terdeteksi discharge


Tidak terdeteksi Level discharge pada level cukup pada level sangat
adanya discharge. corona sangat kecil. besar (arching). besar dan kontinyu
Level discharge Level discharge Terdengar bunyi (tracking). Terdengar
1 intemal kubikel
mengikuti standar mengikuti standar arching. Level jelas adanya kacking
alat ( Level <0dB alat(level :0<dB<= discharge mengikuti . Level discharge
)" ldBr standar alat (Level : mengikuti standar
1< dB <= 4 dB). alat(Level>4dB)-
*) Level referensi
Hapua Working Group 3 prolect no. t

t3
LAMPIRAN 4

Offline Assessment Tier- 3

HASIL ASSESSEMENT
No ITEM
BAIK CUKUP KURANG BURUK
1 Contact Resistance (Busbar) R <= 65 trQ R<=65pO R>65pO R>65pO

2 Contact Resistance (CB) R<=35UO R<=35UO R>=35UO R>=35UO

3 lnsulation Resistance R >= 1000 MO R >= 1000 MO R <= 1000 MO R <= 1000 MO

4 Offline CB Timing T<5ms T<5ms T>5ms T>5ms

5 Earth Resistance R<=5ohm R<=5ohm R>5ohm R>5ohm

Pengukuran Tegangan Power Supply tidak sesuai tidak sesuai


sesuai standar sesuai standar
6 untuk auxiliary (tripping coil, closing coit, standar standar
pabrikan pabrikan
motor, dan relay proteksi pabrikan pabrikan

7 Pengujian CT (Tahanan lsolasi, Rasio), sesuai standar sesuai standar


tidak sesuai tidak sesuai
standar standar

Pengujian PT (Tahanan lsolasi, Rasio,


I Pemeriksaan Fuse) sesuai standar sesuai standar
tidak sesuai tidak sesuai
standar standar

Pengikat Panel Kubikel ke lantai Ada tidak


I (dyna bolt)
Ada terpasang
dengan baik
Ada terpasang
terpasang Tidak ada
dengan baik
dengan baik

Plat penutup yang dilalui kabel jika


terbuat dari besi terdiri dari 2 bagian
11 sesuar sesuai tidak sesuai
terpisah dan bercelah untuk tidak sesuai
menghindari eddy current

tidak ada
ada corona konstruksi korona ring,
Pemasangan kabel 3-core dan single konstruksi
12 ring, konstruksi kabel tidak konstruksi
core yang terhubung ke terminasi kabel rapih
kabel rapih rapih dan kabel tidak
tidak terbelit
tidak terbelit terbelit rapih dan
terbelik

kubikel yang terpasang screen pada dipasang dipasang dipasang tidak


13 dipasang tidak
terminal sesuai pabrikan sesuai pabrikan sesuai pabrikan sesuai pabrikan

Field Distributor/corona ring untuk


mengurangi medan listrik guna
't4 mencegah flashover pada masing- terpasang terpasang tidak terpasang
dengan baik dengan baik dengan baik tidak terpasang
masing fasa yang terpasang di
sambungan busbar di rel utama,

'15 lnsulation Resistance sirkit Bantu dan


Kontrol R >= 500 MO R >= 500 MO R<500Mo R<500Mo

berfungsi berfungsi
dengan baik dengan baik tidak berfungsi tidak berfungsi
(pintu tdk bisa (pintu tdk bisa (pintu dapat (pintu dapat
16 Sistem interlock Pintu kubikel dan CB
dibuka dalam dibuka dalam dibuka dalam dibuka dalam
keadaan CB keadaan CB keadaan CB keadaan CB
masuk (on) masuk (on) masuk (on) masuk (on)

t4
berfungsi berfungsi
dengan baik
tidak berfungsi tidak berfungsi
dengan baik
(CA dapat (CB dapat
(CB tdk bisa (CB tdk bisa
Sistem interlock CB dan Sistem dimasukkan
dimasukkan dimasukkan
16 dimasukkan
dalam keadaan
dalam keadaan dalam keadaan
Pembumian dalam keadaan
Pt\4S PMS
PMS PMS
Pembumian pembumian
Pembumian Pembumian masuk (on)
masuk (on) masuk (on) masuk (on)

Berfungsipada Berfungsi pada


Heater (Pada kubikel Air lnsulated
saat humiditi > saat humidity > tidak berfungsi rusak
Switchgear)
60 0/o
60%

ada, terkoneksi ada. terkoneksi ada, terkoneksi


Vviring & Konektifitas LV kompartemen ada, tidak
18 dengan baik, dengan baik, ku.ang baik,
kubikelCB lerkoneksi
tersegel tersegel tidak tersegel

Leveltegangan Leveltegangan Leveltegangan


sesuai standar,
Leveltegangan tidak sesuai
1S Kesehatan baterai dan charger sesuaistandar,
beroperasi
tidak sesuai standar.
beroperasi
normal Standar charger tidak
normal
berfungsi

l5
LAMPIRAN 5

Flow Chart Pemeliharaan Kubikel

Corrective Action TIDAK {


(apabila ada hasil BURUK hanya BURUK pada inspeksi
pada inspeksi UMUM) umum +
inspeksi khusus ?

YA {----'---------------

Onilne Assessment Tier-2


(apabila ada hasil inspeksi
KHUSUS yang BURUK)

Ada hasil BURUK pada


Online Assessment

Corrective Action :
'1.Work Order Perbaikan atau
2. Work Order Penggantian baru

t6

Anda mungkin juga menyukai