Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ASPEK EKONOMI, EKOLOGI DAN SOSIAL DALAM REKAYASA

A. Lengkapi Form Berikut

1. Judul dan Deskripsi Proyek Rekayasa


Judul:

Penerapan Mesin Pengaduk Bahan Dasar Sabun Otomatis pada Rintisan Usaha Sabun di Pondok
Pesantren Ibnu Al-Mubarak

Deskripsi Proyek Rekayasa:

Penerapan Mesin Pengaduk Bahan Dasar Sabun Otomatis merupakan projek untuk mendukung
terealisasinya unit usaha pembuatan sabun di Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarak. Salah satu
kunci keberhasilan usaha ini adalah keberadaan mesin ini. Tujuan penerapan mesin ini adalah
agar proses pembuatan sabun lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu dan tenaga.
Penerapan mesin ini juga telah diujicobakan di tempat lain dan telah terbukti dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas sabun yang dihasilkan.

Mesin Pengaduk sabun otomatis dirancang agar bekerja otomatis dan menghasilkan adonan
bahan dasar sabun yang berkualitas. Kapasitas mesin sesuai dengan kebutuhan produksi
pesantren, mesin bekerja secara otomatis, mesin telah diimplementasikan pada Kelompok
Usaha Bersama Mandiri Sejahtera Pekanbaru sejak tahun 2021 sampai sekarang. Berikut
merupakan Gambar teknologi mesin pengaduk bahan dasar sabun yang akan
diimplementasikan.

Gambar 1. Mesin Pengaduk Bahan Dasar Sabun Otomatis


Projek ini merupakan bagian dari Program Tanjung Jawab Sosial dan Lingkungan dari PT
Pertamina Hulu Rokan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di pesantren
dan lingkungan pesantren. Ruang lingkup projek adalah pengadaan mesin, pendampingan
pendirian usaha, produksi dan pemasaran. Waktu pengerjaan projek adalah 6 bulan.

2. Profil Unit/Instansi/Tempat/lainnya yang menerapkan Rekayasa

Pesantren Ibnu Al Mubarak merupakan salah satu pesantren modern yang berada di Kota
Pekanbaru yang berlokasi tidak jauh dari Politeknik Caltex Riau. Pesantren ini berdiri sejak tahun
2020. Pesantren ini selain menanamkan nilai-nilai agama, juga menanamkan nilai-nilai
kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup pada anak didiknya. Kepedulian terhadap
lingkungan hidup tersebut ditanamkan melalui praktik keseharian siswa didik. Pesantren juga
membangun aktivitas bernilai ekonomis atau entrepreneurship yang juga menjadi bagian
kurikulum pesantren. Beberapa aktivitas antara lain berupa bank sampah, pembuatan ecobrick
untuk meja kursi, pembuatan pupuk lindi, pemanfaatan lahan pesantren untuk tanaman
produktif dan lain-lain. Selain itu pesantren juga memiliki beberapa unit usaha yang
memberdayakan masyarakat sekitar yaitu usaha menjahit dan kuliner. Aktivitas di Pesantren
Ibnu Al Mubarak di support oleh PT Pertamina Hulu Rokan melalui program Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Gambar 2. Salah satu Lokasi Usaha Pesantren

3. Analisis Ekonomi
Dampak Ekonomi penerapan rekayasa teknologi

Pendirian usaha sabun untuk pesantren bertujuan untuk menghasilkan varian produk dengan
konsep ramah lingkungan yang dapat menjadi tambahan pendapatan bagi pesantren dan
masyarakat binaan pesantren. Produk sabun yang akan dihasilkan berupa sabun cuci tangan,
cuci piring dan detergen cair. Pemilihan produk sabun ini didasarkan pada survey pasar dan
peluang kerjasama dengan beberapa pihak. Peluang kerja sama yang dimaksud antara lain
adalah: kerjasama pesantren dengan institusi pendidikan dibawah binaan Kementrian Agama
Provinsi Riau serta kerja sama dengan usaha laundry dari masyarakat lingkungan pesantren
yang menjadi mitra binaan pesantren. Untuk mendukung pendirian usaha sabun tersebut, maka
diperlukan mesin yang dapat menghasilkan produk yang baik sehingga dapat diterima pasar.

Adanya usaha sabun tersebut tentunya akan memberikan dampak bagi pesantren dan
masyarakat sekitar. Berikut merupakan dampak secara ekonomi yang dihasilkan dari penerapan
rekayasa teknologi tersebut.

1) Pesantren akan mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil penjualan sabun.


2) Masyarakat binaan pesantren akan mendapatkan tambahan penghasilan mengingat usaha
ini dilakukan oleh masyarakat sekitar pesantren.
3) Mitra pengguna sabun akan mendapatkan harga sabun yang lebih ekonomis sehingga akan
dapat mengurangi biaya operasioan institusi atau biaya pengeluaran rumah tangga.
4) Mitra pengguna usaha laundru akan mendapatkan keuntungan yang lebih optimal karena
menggunakan harga sabun yang lebih ekonomis.

Analisis Perhitungan Ekonomi

Keuangan usaha sabun dibuat terpisah dari keuangan pesantren. Modal awal dari pendirian
usaha ini berasal dari dana hibah program TJSL PT PHR. Untuk menganalisis usaha pesantren
maka disusun cash flow seperti yang terdapat pada lampiran excel.

Dari hasil perhitungan cash flow 5 tahun kedepan, diperoleh perkiraan laba dalam 5 tahun
untuk usaha sabun dapat dilihat pada tabel berikut.

No Tahun Laba
1. 2023 6,860,000
2. 2024 10,560,000
3. 2025 12,260,000
4. 2026 37,360,000
5. 2026 88,860,000

Dari laba perusahaan tersebut, jika akan berfokus pada kelayakan investasi mesin pengaduk
bahan dasar sabun dan pendukungnya, maka akan diperoleh perhitungan sebagai berikut.

A. Metode Payback Periode


Nilai investasi mesin 20,000,000.00
Laba Tahun 1 6,860,000
(13,140,000.00)
Laba Tahun 2 10,560,000
(2,580,000.00)
Laba Tahun 3 10,560,000
7,980,000.00

Perhitungan Payback Periode:


1.577651515 tahun
18.93181818 bulan

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi mesin seninal 20.000.000 akan
kembali balik modal pada masa kurang lebih 1.57 tahun atau sekitar 18.9 = 19 bulan.

Selanjutnya dilakukan perhitungan Present Worth untuk menganalisis kelayakan usaha


dengan menggunakan metode PI dan NPV. Suku bunga yang digunakan sebesar 6%.

Perhitungan Present Worth


CoC Interest
Tahun (%) Factor (6%) Benefit Cost PW Benefit PV Cost

20,000,000 20,000,000

2023 7.50% 0.943396226 6,860,000 6,471,698

2024 7.50% 0.88999644 10,560,000 9,398,362

2025 7.50% 0.839619283 12,260,000 10,293,732

2026 7.50% 0.792093663 37,360,000 29,592,619

2027 7.50% 0.747258173 88,860,000 66,401,361

PW Benefit Total 122,157,773

B. Metode Profitability Index (PI)


PI = Total PW Benefit Total/PV Cost
PI>1, investasi
PI= 6.107888671 layak

Dari perhitungan menggunakan metode PI dapat dilihat bahwa nilai PI > 1 artinya nilai kas
yang diharapkan dalam 5 tahun kedepan lebih besar dari nilai investasi awal, sehingga dapat
disimpulkan bahwa investasi tersebut menguntungkan.
C. Metode NPV
NPV = Total PW Benefit - PV Cost
NPF > 0,
NPV= 102,157,773 investasi layak

Dari perhitungan menggunakan metode NPV tersebut dapat dilihat bahwa nilai NPV > 0
artinya nilai kas yang diharapkan dalam 5 tahun lebih besar dari investasi awal, sehingga
investasi tersebut menguntungkan.

D. BEP

Biaya Tetap: 20,700,000.00


Biaya mesin 20,000,000.00
Biaya gaji pegawai 500,000.00
Biaya listrik 200,000.00

Biaya Variable per


Unit : 9,500.00
Biaya bahan baku 7,000.00
Biaya kemasan 2,000.00
Biaya lain 500.00

Harga Jual Rata-rata


Produk: 15,000.00

BEP (Unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual-Biaya Variabel per unit)


BEP (Unit)= 3763.636364 unit

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha akan mengalami inpass pada saat
jumlah unit terjual sebanyak 3763.6 = 3764 unit. Jika diperkirakan rata-rata jumlah produk
terjual per tahun adalah sebanyak 1800 unit (lihat CF) maka usaha tersebut akan BEP pada
tahun ke 2 (3764/1800).

4. Analisis Ekologi
Usaha pembuatan sabun di pesantren Ibnu Al Mubarak memiliki tujuan yang sejalan dengan
pesantren yaitu mengenbangkan usaha yang mendukung kelestarian lingkungan. Sehingga
aspek ekologi dan sustainabillity dipertimbangkan dalam pelaksanaan usaha tersebut. Dalam
menganalisis aspek ekologi usaha sabun di pesantren tersebut dilakukan tahapan sebagai
berikut.

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Anallisis

Pada tahapan tersebut dimulai dengan mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup. Selanjutnya
dilakukan analisis inventor yaitu mengumuplan data-data yang berhubungan dengan
pelaksanaan usaha pembuatan sabun tersebut. Selanjutnya dilakukan proses analisis dampak.
Setalah dilakukan analisis dampak maka akan dilakukan proses interpretasi, dimana pada
tahapan ini akan ditandai isu atau permasalahan penting dari hasil analisis untuk dievalusi dan
diberikan rekomendasi untuk pelaksanaanya. Rekomendasi tersebut bertujuan agar isu atau
permasalahan tersebut tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Berikut merupakan hasil dari implementasi metode tersebut.

1) Tujuan dan Ruang Lingkup


Tujuan analisis ekologi terhadap usaha pembuatan sabun adalah untuk mengevaluasi
potensi dampak dari pelaksanaan dan material proses pembuatan sabun, mulai dari
tahapan produksi dan distribusi, serta menentukan rekomendasi perbaikan yang memiliki
dampak paling minimum.

Ruang Lingkup yang akan dianalisis dari usaha pembuatan sabun di Pesantren ini adalah
Efisiensi Sumber daya dan pengelolaan limbah. Dari segi efisiensi sumber daya, usaha
pembuatan sabun menggunakan bahan ramah lingkungan. Sedangkan dari pengelolan
limbah, pemasaran produk ini menggunakan prinsip isi ulang sehingga mengurangi
penggunaan plastik kemasan.
2) Analisis Inventori
Proses selanjutnya adalah melakukan invertori terhadap potensi dampak terhadap
lingkungan pada tiap tahapan produksi (life cycle). Berikut merupakan siklus usaha
pembuatan sabun yang akan dibuat. Pada diagram tersebut dapat dilihat potensi dampak
lingkungan terdapat pada setiap tahapan.

Pada tahap produksi pembuatan sabun, potensi dampak lingkungan yang mungkin terjadi
berasal dari penggunaan bahan baku dari bahan kimia. Potensi dampak lainnya adalah
penggunaan listrik pada mesin pengaduk sabun yang berdampak positif pada lingkungan
dengan mempertimbangkan efisiensi. Pada tahap pengemasan, potensi dampak yang
terjadi adalah limbah plastik yang berasal dari kemasan sabun. Pada tahapan ini pemilihan
metode kemasan dan strategi kemasannya menjadi kunci dalam pencegahan dampak
negatif. Tahap terakhir dari siklus usaha pembuatan sabun adalah proses distribusi.
Distribusi produk sabun akan memberikan potensi dampak emisi udara yang berasal dari
asap kendaraan bermotor.

Gambar 2. Inventarisasi Potensi Dampak Lingkungan pada Sikulus Usaha Pembuatan Sabun

Dari uraian diatas dapat disajikan dalam bentuk Tabel inventori potensi dampak lingkungan
untuk siklus usaha pembuatan sabun yang dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1. Inventor Potensi Dampak Lingkungan
Masukan Jenis Potensi Kadar Pencemaran
Bahan Baku
texapon Limbah Cair Belum diukur
garam - -
sls - -
parfum - -
foam buste Limbah Cair Belum diukur
ETDA Limbah Cair Belum diukur
NaCL Limbah Cair Belum diukur
bibit pewangi Limbah Cair Belum diukur
Kemasan
Kemasan jurigen Limbah Plastik Minimal 150 jurigen
Kemasan botol Limbah Plastik Minimal 150 botol
Sticker kemasan Limbah Plastik Minimal 150 lembar
Distribusi
Bensin Emisi Udara Belum diukur

3) Penilaian Dampak
Pada tahapan ini dilakukan penilaian terhadap potensi dampak lingkungan yang telah
teridentifikasi. Metode penilaian dilakukan dengan berorientasi pada tingkat masalah yang
dihasilkan.
Potensi Analisis Potensi Penilaian
Bahan Baku Bahan kimia yang digunakan berpotensi Pada industri sabun rumahan,
menghasilkan limbah cair jika penggunaan bahan kimia
penggunaannya berlebihan. Pada biasanya tidak terlalu dominan
proses produksi perlu dilakukan dan dapat diminimalisir
minimalisasi cairan terbuang sehingga sehingga tidak akan terlalu
tidak menyebabkan limbah. Cairan yang berdampak pada lingkungan
dihasilkan juga jangan sampai terbuang jika prosesnya dilakukan
di tanah sehingga akan menyebabkan dengan benar.
pencemaran tanah.
Kemasan Penggunaan kemasan jurigen akan Penggunaan sistem delivery
berpotensi menghasilkan limbah dan berlangganan dengan
jurigen dan sticker kemasan jika tidak sistem refill pada usaha sabun
dikelola dengan baik. akan mengurangi dampak
limbah plastik yang dihasilkan
dari kemasan.
Distribusi Rantai distribusi akan menghasilkan Penggunaan sistem delivery
emisi udara dari asap kendaraan pada usaha sabun berpotensi
bermotor. Rantai distribusi yang tidak menghasilkan emisi udara
efektif, apalagi dalam bentuk metode yang besar jika tidak dilakukan
delivery, akan berkontribusi dengan efektif.
menghasilkan emisi karbon yang lebih
besar.

4) Interpretasi
Dari penilaian terhadap potensi dampak lingkungan dapat dilihat bahwa dampak negatif
yang dihasilkan dari usaha pembuatan sabun dapat dikendalikan. Hal ini dapat dilihat
bahwa dari proses produksi, kemasan sampai distribusi dapat diterapkan strategi untuk
pencegahan terjadinya dampak negatif terhadap lingkungan.

Proses pengendalian dapat dilakukan dengan pemilihan dan takaran bahan yang tidak
berdampak buruk pada lingkungan. Penggunaan bahan alami juga lebih disarankan. Proses
pembuangan limbah juga dijaga agar tidak menyebabkan pencemaran pada lingkungan.
Pengendalian terhadap limbah plastik kemasan dapat diminimalisir dengan menerapkan
sistem refill atau isi ulang pada botol/jurigen. Sistem refill ini dapat didukung
implementasinya dengan sistem delivery. Sistem delivery diatur strateginya sehingga
mekanisme pengantaran dapat dibuat kategorikal berdasarkan letak/lokasi yang
berdekatan sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi kontribusi
terhadap pencemaran udara.

5. Analisis Sosial

1) Tujuan dan Ruang Lingkup


Tujuan analisis aspek sosial pada usaha pembuatan sabun di pesantren Ibnu Al Mubarak
adalah untuk mengetahui dampak sosial yang dihasilkan. Analisis dampak dilakukan
terhadap sumber daya manusia pesantren dan juga masyarakat di sekitar pesantren.

Ruang Lingkup yang dianalisis dari implementasi usaha ini adalah berupa dampak sosial
yang dinilai secara ekonomi, pendidikan dan budaya. Pemangku kepentingan yang
terlibat dalam proses analisis adalah pengurus pesantren, ketua RW dan perwakilan
kecamatan. Proses analisis dampak dilakukan secara sederhana dengan berdasarkan pada
hasil kajian literatur dan hasil wawancara terhadap pemangku kepentingan.

2) Identifikasi dan Evaluasi Dampak Sosial


a. Dampak Sosial Ekonomi
Telah disampaikan sebelumnya bahwa salah satu ruang lingkup yang akan dianalisis
adalah dampak ekonomi. Dari segi ekonomi, adanya usaha pembuatan sabun ini
jelas akan memberikan dampak peningkatan pendapatan bagi pesantren.
Selain dampak ekonomi bagi pesantren, adanya usaha ini juga akan memberikan
dampak bagi masyarakat di sekitar pesantren. Dampak yang dimaksud terkait
dengan pemanfaatan produk sabun yang memiliki harga yang lebih ekonomis.
Adanya produk yang ekonomis ini akan berdampak ekonomis juga jika digunakan
oleh usaha lain misalnya pada usaha rumah makan, usaha laundry dan lain-lain.
Adanya usaha pembuatan sabun ini juga diidentifikasi akan menciptakan lapangan
kerja baru bagi masyarakat. Usaha pembuatan sabun yang makin berkembang akan
menciptakan lapangan kerja baru misalnya reseller dan kurir produk.

b. Dampak Pendidikan di Lingkungan Pesantren


Peningkatan pendapatan bagi pesantren juga akan berdampak pada peningkatan
kualitas pendidikan pesantren. Selain itu pesantren ini memiliki program beasiswa
untuk duafa sehingga juga akan membuka peluang bagi masyarakat kurang mampu
untuk bersekolah di pesantren Ibnu Al Mubarak.

Penerapan usaha pembuatan sabun di pesantren juga menjadi sarana belajar bagi
siswa pesantren di bidang wirausaha. Hal ini karena siswa akan dilibatkan dalam
proses produksi dan penjualan. Adanya bentuk praktik pembelajaran di bidang
kewirusahaan ini tentunya akan menghasilkan lulusan pesantren yang memiliki jiwa
dan ketreampilan berwirausaha. Hal ini tentunya secara jangka panjang juga akan
berdampak pada perekonomian masyarakat di masa yang akan datang.

c. Dampak Sosial Budaya


Adanya usaha pembuatan sabun juga akan berdampak dari segi sosial budaya.
Potensi dampak yang mungkin terjadi adalah munculnya budaya ramah lingkungan
yaitu masyarakat dibiasakan untuk menggunakan produk sabun dengan sistem isi
ulang tanpa kemasan baru. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada
lingkungan.

Potensi sosial budaya lainnya yaitu untuk membentuk mental wirausaha bagi siswa
di lingkungan pesantren. Dengan adanya usaha tersebut, siswa akan dididik dan
dilatih untuk memiliki mental berwirausaha sehingga akan menghasilkan calon
wirausaha muda yang akan membuka lapangan pekerjaan baru.

3) Rekomendasi dan Mitigasi


Berdasarkan analisis dan evaluasi dampak sosial penerapan usaha pembuatan sabun di
pesantren, dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut memberikan dampak positif bagi
masyarakat dan tidak berpotensi menghasilkan dampak negatif. Untuk memaksimalkan dan
memperluas dampak tersebut maka diperlukan upaya untuk mensosialisasikan lebih luas
usaha pesantren sehingga makin banyak masyarakat yang akan menggunakan produk
pesantren tersebut. Upaya tersebut dapat dilakukan bersama dengan stake holder antara
lain melalui forum masyarakat melalui lingkungan RW ataupun kecamatan.
6. Kesimpulan

Dari hasil analisis ekonomi, ekologi dan sosial terhadap usaha pembuatan sabun di lingkungan
pesantren diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1) Analasis kelayakan investasi dilakukan untuk investasi mesin pendukung usaha sabun
dengan metode payback periode, PI, NPV dan perhitungan BEP. Hasil analisis diperoleh
bahwa investasi mesin pengaduk sabun tersebut menunjukkan hasil investasi tersebut layak
dilakukan.
2) Analisis kelayakan ekologi dengan metode LCA mendapatkan kesimpulan bahwa terdapat
potensi dampak pada setiap siklus usaha pembuatan sabun. Namun potensi dampak
tersebut masih dapat dikendalikan dengan pemilihan material dan tata laksana produksi
yang benar. Selain itu strategi pemasaran yang baik juga akan mengurangi dampak negarif
usaha tersebut terhadap lingkungan.
3) Analisis kelayakan sosial dengan metose SIA menunjukkan bahwa usaha pembuatan sabun
di lingkungan pesantren akan berdampak pada sosial ekonomi pesantren dan masyarakat.
Adanya peningkatan ekonomi di lingkungan pesantren akan meningkatkan kualitas
pendidikan di pesantren. Dampak jangka panjang lainnya adalah dapat menumbuhkan
budaya ramah lingkungan dan juga menumbuhkan jiwa wirausaha bagi siswa pesantren.

B. Buat presentasi menggukan power point untuk poin-poin penting dari form
pada bagian A diatas sebagai tools untuk presentasi!

Anda mungkin juga menyukai