Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN

ACARA VII
“MENGHITUNG ANALISIS USAHA”

Disusun oleh:

Nama : Rino Hermawan


Npm : E1J021096
Prodi : Agroekoteknologi
Dosen : Prof. Dr. Ir Atra Romeida .,MSi
Coass : Edi Jaya Lase S.P

HANGGAR KEWIRAUSAHAAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Pertumbuhan ekonomi suatu negara pada dasarnya tidak lepas darimeningkatnya
jumla penduduk yang dimiliki suatu negara tersebut.Perkembangan ekonomi suatu
bangsa tidak pernah lepas dari perkembangankewirausahaan di negara tersebut, hal ini
bisa dilihat dari beberapa negara majudimana pelaku wirausahanya lebih dari
10%. Tetapi sangat disayangkanpertumbuhan kewirausahaan di Indonesia tergolong
rendah apabila dibandingkandengan negara-negara yang ada di Asia.
Hal-hal yang menyebabkan itu terjadikarena masyarakat Indonesia masih banyak
yang kurang memiliki jiwa wirausaha.Masyarakat Indonesia kurang memiliki jiwa
kewirausahaan,antara lain disebabkan oleh kurangnya pengetahuan seputar
kewirausahaan, etos kerja yangkurang menghargai kerja keras dan cepat puas dengan
hasil kerja yang sudahdicapainya saat ini.
Seorang yang ingin mengembangkan jiwa wirausaha, harusmampu belajar merubah
sikap dan mental yang kurang baik dan perlu dimulaidengan kesadaran dan kemauan
untuk mempelajari ilmu kewirausahaan,kemudian menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.Semangat yang dimilikiseseorang untuk menimbulkan jiwa kewirausahaan
adalah dengan menanamkankesadaran dalam berusaha.
Kewirausahaan dapat dimulai sejak dini baik dalamlingkungan pendidikan maupun
pada lingkungan keluarga. Hakekatnya sistem penjualan amatlah penting dalam
meningkatkan volumepenjualan, karena dengan sistem penjualan inilah suatu
perusahaan dapatmengetahui sejauh mana produk yang mereka hasilkan dapat
diterima ataukahtidak oleh konsumen dan seberapa penting bagi konsumen akan
produk yangdihasilkan perusahaan tersebut.
Sistem penjualan ini kita dituntut bagaimana dapatmempengaruhi atau membujuk
dan meningkatkan sasaran pasar agar konsumendapat menerima, membeli, dan loyal
pada produk atau jasa yang ditawarkan suatuperusahaan tersebut. Perusahaan akan
bekerja keras untuk membuat konsumentertarik dengan produk dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan agar terciptanyakeputusan pembeli pembelian yang positif
dan menguntungkan bagi perusahaan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum pada hari ini:
 Mahasiswa dapat menghitung analisa usaga setiap kegiatan produksi pada praktikum
 Mahasiswa dapat menentukan kelayakan usaha setiap produksi pada praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu permasalahan yang sering timbul bagi para pelaku usaha pada saat akan
merencanakan mendirikan suatu usaha produksi adalah menganalisa kelayakan secara
finansial usaha tersebut. Penentuan dan perhitungan biaya produksi, biaya peralatan,
analisa untung ruginya, berapa besar modal dan keuntungan serta tempo waktu
pengembalian modal. Jenis usaha yang didirikan akan berpengaruh pada analisa
kelayakan finansial. Berbeda jenis usaha maka akan berbeda dalam perhitungan analisis
kelayakan finansial, terutama pada usaha yang masih bersifat baru. Tujuan analisis
kelayakan finansial adalah untuk mengetahui usaha layak dijalankan atau tidak. Analisis
tersebut merupakan bagian dari perencanaan usaha. Dalam perencanaan usaha maka
pengumpulan data yang sesuai dengan kondisi terkini merupakan kebutuhan mutlak
dalam kelayakan finansial. Kesalahan dalam penentuan asumsi teknologi produksi,
ketersediaan bahan baku dan fluktuasi harganya, sensitivitas biaya operasional,
perkiraaan tenaga kerja dapatmenyebabkan ketidaktepatan analisis sehingga apabila
rencana tersebut direalisasikan berpotensi merugi. Aspek-aspek yang harus diperhatikan
dalam kelayakan teknis produksi antara lain kebutuhan tenaga kerja, ruang produksi,
mesin peralatan, dan lain-lain. Untuk menunjang keberhasilan pengembangan teknologi
maka selain aspek kelayakan teknis juga perlu dilakukan analisis kelayakan aspek
finansial untuk mengetahui apakah teknologi mie berbasis jagung menguntungkan atau
tidak (Kusuma dan Nur, 2014).
Tahapan dalam melakukan analisa kelayakan finansial usaha produksi mie berbasis
jagung adalah : 1. Biaya investasi 2. Biaya produksi 3. Struktur finansial 4. Estimasi
Penjualan 5. Estimasi Biaya Produksi 6. Cash Flow 7. Pemenuhan kriteria kelayakan
finansial : Analisa Break Even Point (BEP), Net Present Value NPV), IncrementalRate
of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Rasio B/C) dan Pay Back Period (PBP) 8.
Analisis sensitivitas Data diolah dalam bentuk tabulasi, kemudian dianalisis secara
matematis dengan merujuk pada aspek-aspek perhitungan analisis kelayakan finansial,
yaitu Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Payback Period, Incremental
Rate of Return (IRR), dan Rasio B/C (Kusuma dkk., 2012).
Data biaya variabel dan biaya tetap digunakan untuk mengetahui total biaya
produksi atau total cost, dengan perhitungan : TC = VC + FC (1) Dimana : TC = Total
Cost VC =Variabel Cost FC = FixedCost Penetapan asumsi dilakukan untuk membantu
pengolahan data, penetapan Harga Pokok Produksi (HPP) dan pembuatan cashflow.
Asumsi yang ditetapkan meliputi jumlah hari kerja karyawan, harga jual produk,
peningkatan kapasitas produksi yang diharapkan, peningkatan harga bahan baku, umur
proyek (Idham, 2010).
Perhitungan biaya yang dilakukan meliputi biaya investasi, biaya variabelsemi
variabel, biaya tetap, dan biaya lainnya. Biaya investasi adalah sejumlah modal atau
biaya yang digunakan untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha (Pujawan,
2004).
Biaya variabel merupakan biaya yang rutin dikeluarkan setiap dilakukan usaha
produksi dimana besarnya tergantung pada jumlah produk yang ingin diproduksi Biaya
tetap adalah jenis biaya yang lain yang rutin dikeluarkan oleh perusahaan selama
perusahaan melakukan kegiatan produksi, akan tetapi besarnya biaya tetap tidak
tergantung pada kapasitas produksi (Ardana, 2008). BEP adalah suatu titik jumlah
produksi atau penjualan yang harus dilakukan agar biaya yang dikeluarkan dapat
tertutupi kembali atau nilai dimana profit yang diterima UKM adalah nol. (4) Dimana :
FC = Biaya Tetap P = Harga jual per unit VC = Biaya Variabel per unit Analisis Net
Present Value dilakukan untuk melihat bagaimana nilai investasi dengan
mempertimbangkan perubahan nilai mata uang. NPV merupakan perbedaan antara nilai
sekarang dari keuntungan dan biaya (Sudong, 2002).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


1. Data usaha yang akan di amati

3.2 Cara kerja


1.Susun daftar alat (investasi) beserta ukuran, jumlah dan harga yang akan digunakan
(bentuktable)
2. Susun nama-nama bahan (modal kerja) yang akan digunakan, berdasarkan volume dan
harga(bentuk table)
3. Tentukan siklus waktu dalam satu kali produksi (bervasiasi bergantung pada jenis usaha
dantujuan yang diinginkan).
4. Hitung seluruh biaya investasi dan biaya modal kerja serta biaya lain-lain dalam bentuk
rupiah)
5. Buat analisis usaha berdasarkan tingkat keuntungan: titik pulang pokok (Break event
point),jangka waktu pengembalian modal (pay back periode), (Benefit/Cost)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Pengeluaran

Biaya Modal tetap

Asumsi :
No Uraian Pengeluaran Jumlah Harga satuan umur Nilai Susut
ekonomi
1. Kain flanel 2 Lembar Rp. 10.000 60 hari 166,7
2. Pompa aquarium 1 buah Rp. 60.000 180 hari 333,3
3. Spons 1 papan Rp. 10.000 180 hari 55,5
4. Ember 1 buah Rp. 15.000 180 hari 83,3
5. Pipa hidroponik 4 buah Rp. 15.000 180 hari 83,3
Total 722,1

Biaya Modal Tidak tetap

No Uraian Pengeluaran Banyaknya Harga satuan


1. Benih kangkung 1 pcs Rp. 30.000
2. Nutrisi 2 botol Rp. 15.000
Total Rp. 45.000

2. Pemasukan

No Pemasukan Jumlah Harga satuan Total


1. Penjualan kangkung 65 pcs Rp. 3.000 Rp. 195.000

Menghitung :
a. Total Pendapatan
Total pendapatan = Harga jual x Jumlah barang yang terjual
= 3000 x 200 ikat = 600.000

b. Keuntungan
Keuntungan = Pemasukan – Pengeluaran
= 600.000 – 45.722 = 554.278

c. Menghitung BEP ( Produksi dan harga)


BEP produksi (unit)
Total Biaya tetap 600.000
BEP ( unit) = =¿ =235 unit
Harga jual perunit−Biaya variabel per unit 3000−450
BEP Harga ( Rupiah )
Total Biaya tetap 600.000
BEP Harga = = = 706.000
Biaya variabel l−0 , 15
d. Pay Back Periode
Total Biaya tetap 165.000
Pay Back Periode = x 1 tahun = x 1 tahun= 0,3 tahun =
Keuntungan bersih 554,278
3,6 Bulan
e. B/C
B Jumlah Pendapatan 600.000
= = = 2,85
C Total Biaya Produksi 210.000
Pembahasan:

Berdasarkan data analisis maka dapat digunakan untuk menentukan keuntungan yang
diperoleh dari hasil penjualan. Analisis usaha dapat ditentukan dengan menentukan biaya
tetap dan biaya tidak tetap untuk memproduksi produk yang akan dijualkan. Kemudian
analisis usaha dapat mmebantu dalam menemukan titik pencapaian maksimum kembali
modal. Dengan menganalisisusaha akan memperlihatkan kelayakan usaha.Bahwa
mengetahui layak tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan, harus dianalisis berbagai
aspeknya. Bagaimana cara mengetahui bahwa aspek-aspek tersebut layak atau tidak?Berikut
ini akan dibahas beberapa criteria yang dapat dijadikan aspek penilaian[5].
1. Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, wirausaha terlebih dahulu harus melakukan
penelitian pemasaran dengan menggunakan system informasi pemasaran yang memadai
berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan
memiliki peluang pasar yang memadai ataukah tidak. Dalam analisis pasar biasanya
terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya:
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan
diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli
mereka?
Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan
memungkinkan untuk dipenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila
dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan
geografi,demografi, dan social budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi maka pasar
sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
c. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Berapa target
yang ngin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis? Apakah produk yang
ditawarkan dapat member kepuasan atau tidak? Jika konsumen loyal, maka potensi pasar
tinggi.
d. Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap
rantai
pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir. Nilai tambah barang dan
jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya berapa harga dari pabrik pemasok, harga
setelah di agen, dan harga setelah ke konsumen.
e. Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama
atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak. Jika masa produk lebih lama, berarti
potensi pasar tinggi.Harus dianalisis juga apakah produk industry baru atau industry lama
sudah mapan atau produk industry justru sedang menurun. Jika produk industry sedang
bertumbuh, maka potensi pasar tinggi.
f. Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa akn dipasarkan pada pasar
persaingan tidak sempurna (seperti monopoli, oligopoly dan monopolistic), atau pasar
persaingan sempurna. Jika barang dan jasa masuk dalam pasar persaingan tidak sempurna,
berarti potensi pasar tinggi disbanding bila produk termasuk pasar persaingan sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau
rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha harus
membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari strategi produk, harga, jaringan industry,
promosi, dan tingkat penggunaan teknologi.
h. Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume
penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya, dengan volume penjualan usaha skala
kecil sebesar Rp 5 milyar pertahun atau sebesar Rp 10 juta perhari, berarti ukuran pasar
cukup besar.
i. Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume
penjualan.
Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20%), berarti potensi pasar tinggi.
j. Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit margin
kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.
k. Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang dimint
dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi
meningkat, bahkan setelah lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan
atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
2. Analisis Aspek Produksi atau Operasi
Beberapa unsur dari aspek produksi atau operasi yang harus dianalisis adalah:
a. Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang strategis dan efisien, baik
bagi perusahaan maupun bagi pelanggan, misalnya dekat ke pemasok, ke konsumen, kea lat
transportasi, atau diantara ketiganya. Di samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar
konsumen tetap loyal.
b. Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas. Volume operasi
yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan/penggudangan yang
pada akhirnya akan memengaruhi harga pokok penjualan.
c. Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi
masa kini dan yang akan dating serta harus disesuaikan dengan luas produksi agar tidak
terjadi kelebihan kapasitas.
d. Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya
yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan
sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.
e. Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya.
Jumlah dan kualifikasi karyawan harus sesuai dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi
pekerjaan untuk menyelesaikannya.
3. Analisis Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajamen terdapat beberapa unsur yang harus
dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan merupakan milik pribadi atau milik
bersama. Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih tersebut?
Hendakya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi. Jenis organisai apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf, lini dan
staf, atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
c. Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara
professional. Hal ini bergantung skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha.
d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan, baik dalam jumlah maupun kualifikasinya.
4. AnalisisAspek Keuangan
Aspek analisis keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besarnya
danauntuk aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal.
b. Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal
(misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya penerbita obligasi
dan pinjaman).
c. Proyeksi neraca. Sanat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan serta kondisi
keuangannya, misalnya saldo lancer, aktiva tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban
jangka panjang dan kekayaan bersih.
d. Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponennya
meliputi
proyeksi penjualan, biayadan laba rugi bersih.
e. Proyeksi arus khas. Dari arus khas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis arus khas, yaitu:
1. Arus khas masuk, merupakan penerimaan berupa hasil penjualan atau pendaftaran.
2. Arus khas keluar, merupakan biaya-biaya, termasuk pembayaran bunga dan pajak.
3. Arus khas masuk bersih, merupakan selisih dari arus khas masuk dan asru khas keluar
ditambah penyusutan dan perhitungan bunga setelah pajak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan pada acara kali ini maka dapat disimpulkan
bahwa:
Menganlisis usaha dapat menggunakan rumus seperti:
 total pendapatan = Harga jual x Jumlah barang yang terjual
 Keuntungan = Pemasukan – Pengeluaran
Total Biaya tetap
 BEP ( unit) = =
Harga jual perunit−Biaya variabel per unit
Total Biaya tetap
 Pay Back Periode = x 1 tahun
Keuntungan bersih
B Jumlah Pendapatan
 =
C Total Biaya Produksi
Kelayakan usaha adalah sutau jegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau
tidak usaha tersebut dijalankan. Kelayakan artinya penelitina yang dilakukan secara
mendalam bertujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan
manfaat yang lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan
kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan
keuntungan financial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan.
5.2 Saran

Saran dari saya setelah melakukan kegiatan praktikum ini untuk semua praktikan
diharapkan dapat mandiri dalam acara praktikum tentang menghitung analisis usaha dan
selalu mendengarkan arahan dari coass agar apa yang disampaikan tidak keliru dengan yag
di kerjakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, K.B., Pramudya, M.H. dan Tambunan, A.H. 2008. Pengembangan tanaman jarak
pagar (Jatropha Curcas L) mendukung kawasan mandiri energi di
Nusa Penida, Bali. Jurnal Littri, 14(4) : 155-161.
Idham, A., Lestari, T. dan Adriani, D. 2010. Analisis finansial sistem usaha tani terpadu
(integrated farming system) berbasis ternak sapi di kabupaten
oganilir. Jurnal Pembangunan Manusia, 6 (3).
Kusuma, P.T.W.W. dan Nur Indrianti, N. 2014. Analisis kelayakan finansial pengembangan
usaha kecil menengah (UKM) nata de coco di Sumedang, Jawa
Barat. Jurnal Teknotan, 6: 670-676. Pujawan, I.N.2002.
Pujawan, I.N.2002. Ekonomi Teknik. Penerbit Guna Widya, Surabaya.
Sudong, Y. dan Tiong, R.L.K.2002. NPV-at risk method in infrastructure project
investment evaluation. Journal of Construction Engineering and
Management, 126(3): 227-233.

Anda mungkin juga menyukai