Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan seluruh alam, tuhan yang sudah ada
sebelum kata itu ada, dan akan selalu ada walaupun kata itu telah tiada.
Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta semua mahluk hidup yang
ada didunia dan semoga kita semua selalu dilindungan-Nya. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada kanjeng baginda nabi besar sang
revolusioner Islam Nabi Muhammad SAW, yang membawa kalimat tauhid
Lailahaillallah dan mempertegas seluruh alam semesta bahwasanya tidak
ada Tuhan selain Allah SWT, dan Semoga syafaat beliau selalu tercurahkan
kapada kita semua dan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini.
Pertama-tama kami ucapkan terima kasih dosen pengajar mata kuliah
"Kewirausahaan" yang sekaligus membimbing kami dalam mata kuliah
tersebut, serta ucapan terima kasih teman-teman yang telah membantu
dalam hal penulisan dan penyusunan makalah ini. Kami sadar dalam
penulisan makalah "Modal Awal Dan Proyeksi K euangan" ini masih
banyak kekurangan, dan oleh karena itu kami mohon saran dan kritik
membangun untuk menyempurnakan tulisan ini gun menjadi sumbangsih
ilmu pengetahuan. Billahitaufik Walhidaya Wassalamaualaikum Wr.Wb.

Kotamobagu, 5 April 2023

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari serangkaian siklus
akuntansi. Definisi akuntansi menurut Jusup (1994) akuntansi pada
dasarnya merupakan serangkaian kegiatan mencatat, menggolongkan,
meringkas, melaporkan dan menganalisis data keuangan suatu organisasi.
Transaksi merupakan kejadian yang mempunyai nilai ekonomis bagi
perusahaan. Kejadian ini dicatat dalam jurnal dan secara periodik dicatat
dalam buku besar. Pada akhir periode, saldo-saldo dari semua rekening-
rekening di buku besar dihitung dan dicantumkan dalam neraca laju.
Neraca lajur merupakan alat bantu untuk menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan idealnya meliputi
laporan neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas, laporan investasi
oleh dan distribusi kepada pemilik, dan catatan atas laporan keuangan
(Hendriksen dan Breda, 2000). Hal ini dimaksudkan agar laporan
keuangan tersebut dapat memberikan gambaran yang sesungguhnya
tentang kinerja dan kekayaan suatu perusahaan. Namun biasanya
perusahaan membuat laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca.
dan laporan laba rugi.
Laporan keuangan dibuat dengan dasar kejujuran, dan netral (artinya.
laporan keuangan dibuat tidak berdasarkan atas "pesanan" dari pemilik
atau manajemen). Ada banyak pihak yang berkepentingan dengan laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut Standar Akuntansi
Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002), pihak-pihak tersebut antaran
lain Investor, karyawan. pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah. dan masyarakat.
Setiap laporan yang dibuat oleh perusahaan mengandung arti sehingga
bagi mereka yang memperoleh laporan tersebut dapat memahami apa yang
terjadi dalam tubuh perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut
dapat dilihat kondisi perusahaan sesungguhnya pada saat ini atau pada
suatu periode tertentu.
Kondisi yang dimaksud adalah kondisi keuangan perusahaan secara
keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghitung biaya dan menetapkan harga jual produk ?
2. Bagaimana kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual diperlukan
untuk mengelola biaya, efisiensi dan produktivitas ?
3. Bagaimana menghitung biaya dan menetapkan harga?
C. Tujuan
1. Untuk menghitung biaya dan menetapkan harga jual produk
2. Untuk mengetahui kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual
diperlukan untuk mengelola biaya, efisiensi dan produktivitas
3. Untuk menghitung biaya dan menetapkan harga
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menghitung biaya dan menetapkan harga jual produk


Masalah penentuan harga jual produk biasanya merupakan masalah
yang sangat krusial bagi setiap perusahaan. Penetapan harga jual produk
yang terlalu rendah dapat menyebabkan perusahaan menderita kerugian.
Sebaliknya jika harga jual yang ditetapkan terlalu tinggi akan
menyebabkan produk yang dijual oleh perusahaan tidak laku di pasaran
karena harga yang ditetapkan tidak kompetitif dan terlalu tinggi bila
dibandingkan dengan harga jual yang ditetapkan oleh kompetitor
perusahaan, Penentuan harga jual suatu produk merupakan suatu
keputusan yang dibuat oleh manajemen tentang hal-hal yang perlu
dibebankan kepada produk atau jasa (Horngren et al., 2008: 494).
Harga jual umumnya ditentukan berdasarkan biaya produksi ditambah
dengan laba yang diinginkan. Penentuan harga jual dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Menghitung total biaya produksi dengan menjumlahkan semua biaya
produksi yang dikeluarkan, terdiri dari biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Setelah diperoleh total biaya produksi selanjutnya akan dihitung biaya
produksiper unit dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah
unit yang diproduksi.
3. Harga jual per unit akan ditentukan dengan menambah biaya produksi
per unit dengan laba per unit yang diinginkan.
Harga jual merupakan beberapa uang yang digunakan untuk
memperoleh sejumlah barang beserta layanan dari penjual (Socprihanto
dalam Desliane, 2016). Penentuan harga jual barang atau jasa merupakan
tujuan dari pihak manajemen untuk membuat keputusan (Halim dkk dalam
Intan, 2014). Harga jual yang ditetapkan pada produk hendaknya dapat
menutuptotal biayayang dikeluarkan penjual dan harus menghasilkan laba
sesuai dengan target. Ada empat metode dalam menentukan harga jual
yaitu :
1. Penentuan harga jual secara normal,
2. Cost Plus Pricing.
3. Penentuan harga jual setiap unit.
4. Penentuan harga jual terhadap bahan dan waktu (Sunarto dalam
Nadylah, 2014).
Cost plus pricing merupakan cara untuk menentukan harga jual yang
dilakukan dengan menambahkan laba atau mark up pada jumlah biaya
yang dikeluarkan untuk proses produksi dan pemasaran. Harga jual yang
didasarkan pada perhitungan cost plus pricing dapat dilakukan perhitungan
dengan rumus : Harga jual - Taksiran biaya penuh + Laba yang diinginkan
Perhitungan taksiran biaya dapat dilakukan melalui dua pendekatan
yaitu full costing dan variable costing. Pada pendekatan full costing, untuk
dasar menentukan harga jual melalui biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, overhead pabrik (variabel dan tetap), administrasi dan umum,
serta pemasaran yang merupakan kegunaan dari taksiran total biaya
(Sunarto dalam Nadylah, 2014)
Sedangkan pada pendekatan variabel costing, taksiran total biaya yang
digunakan sebagai dasar menentukan harga jual meliputi biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik variabel, administrasi dan
umum, dan pemasaran (Sunarto dalam Nadylah, 2014)
Contoh perhitungan penentuan harga jual per unit yang diproduksi
adalah sebagai berikut: misalkan PT ABC untuk memproduksi 1.000 unit
produk mengeluarkan biaya bahan baku langsung sebesar Rp.
25.000.000,-, biaya tenaga kerja langsung Rp. 15.000.000,-, dan biaya
overhead pabrik sebesar Rp. 10.000.000,- PT ABC menginginkan laba
sebesar 15% dari biaya produksi. Harga jual produk per unit yang
diproduksi dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Total biaya produksi Rp. 25.000.000,- + Rp. 15.000.000,- + Rp.
10.000.000,- Rp. 50.000.000,-.
2. Biaya produksi per unit Rp. 50.000.000,-/1.000-Rp. 50.000,-
3. Harga jual per unit = Rp. 50.000,- (15% x Rp. 50.000,-)-Rp. 57.5000,-
Kotler dan Keller (2009:439) menyatakan harga jual adalah sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukar konsumen atas manfaa-manfaat, karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut. Laksana (2008:114) menyatakan
beberapa tujuan penetapan harga jual yaitu :
1. Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan).
2. Market share pricing (pendapatan laba untuk merebut pangsa pasar).
3. Penetapan harga skimming pasar.
4. Current revenue pricing (penetapan laba untuk pendapatan maksimal).
5. Penetapan harga laba target
6. Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi).
Ngadiman (2008:291) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi
harga jual yaitu :
1. Pemintaan konsumen
2. Selera konsumen
3. Jumlah pesaing
4. Harga jual yang ditentukan pesaing
5. Biaya
 Metode Penetapan Harga
Swastha (2010:154) menyatakan bahwa metode penentuan harga
jual yang berdasarkan biaya dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu:
a. Cost plus pricing methode
Penentuan harga jual cost plus pricing, biaya yang digunakan
sebagai dasar penentuan, dapat didefinisikan sesuai dengan metode
penentuan harga pokok produk yang digunakan. Dalam menghitung
cost plus pricing, digunakan rumus: Harga jual - Biaya total +
Margin.
b. Mark up pricing method
Mark up pricing banyak digunakan oleh para pedagang. Para
pedagang akan menentukan harga jualnya dengan cara
menambahkan mark up yang diinginkan pada harga beli per satuan
Persentase yang ditetapkan berbeda untuk setiap jenis barang. Dalam
menghitung harga jual, menggunakan rumus : Harga jual = Harga
beli + Mark up.
c. Penentuan harga oleh produsen
Dalam metode ini, harga yang ditetapkan oleh perusahaan
adalah awal dari rangkaian harga yang ditetapkan oleh perusahaan-
perusahaan lain dalam saluran ditribusi. Karena itu, penetapan harga
oleh produsen memegang peranan penting dalam menentukan harga
akhir barang. Dalam menetapkan harga jualnya, barang yang
dihasilkan, kemudian menambahkan sejumlah mark up tertentu.
Produsen menggunakan rumus yang mereka anggap cocok bagi
mereka, tentunya berdasarkan pengamatan atas produk yang
dihasilkannya. Setiap produk mempunyai pola biaya yang berbeda
satu sama lainnya.
Budiarto (2011:90) menyatakan Cost Plus Pricing adalah
penetapan harga dengan menambahkan sejumlah (presentase)
tertentu dari harga jual atau biaya sebagai keuntungannya.
B. Kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual yang diperlukan untuk
mengelola biaya efisiensi, produktivitas
Kalkulasi biaya produksi variabel (variable costing) ialah
pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa dimana
hanya diperhitungkan biaya variabel saja. yang terdiri dari biaya bahan
langsung, upah langsung, dan biaya overhead pabrik. Ketiga unsur biaya
itu langsung berhubungan dengan volume kegiatan produksi, maka disebut
kalkulasi biaya produk langsung (direct costing).
Kegunaan variabel costing adalah untuk :
1. Membebankan seluruh biaya tetap kepada perhitungan laba-rugi.
2. Perencanaan laba,
3. Pengambilan keputusan reduksi biaya.
4. Memisahkan beban (expenses) menurut perilaku biaya.
5. Memudahkan menyusun rugi-laba segmen tingkat unit, tingkat batch,
tingkat produk.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan untuk
mengurangi angka kemiskinan dan membantu menyerap ketenagakerjaan
di Indonesia. Besarnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia sejumlah 56.534,592 unit (BPS, 2012). Dengan bertambahnya
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sekian banyaknya, jelas
persaingan antar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan
semakin ketat. Oleh karena itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) harus dibiasakan untuk menghadapi persaingan dengan cara
melakukan usaha peningkatan efisiensi dan produktivitas serta membuat
lebih unggul dalam persaingan Banyaknya warung makan di Jetis Kulon
menyebabkan terjadinya suatu persaingan yang ketat di antara usaha
tersebut yang umumnya menawarkan berbagai macam menu namun serupa
antara satu warung dengan warung lainnya.
Untuk mendapatkan beberapa perpaduan dari barang dan layanannya
dapat dilakukan melalui sejumlah uang merupakan difinisi harga (Basu
Swasta dalam Febriawan, 2014). Dengan menerapkan rendahnya harga
jual, maka tingkat penjualan produk akan mengalami suatu peningkatan.
Tingkatan penjualan yang didapat dari unit usaha atau dari perusahaan
untuk periode tertentu dan dalam satuan rupiah dapat disebut dengan
volume penjualan (Basu Swasta dalam Febriawan, 2014). Penentuan harga
jual produk dapat dipengaruhi oleh peranan dari harga pokok. Tepatnya
penetapan biaya dapat menghasilkan lebih akuratnya harga pokok
produksi. Oleh karena itu, Warung Sederhana 2 (WS2) ini harus mengelola
biaya sebaik mungkin, mengevaluasi kinerja serta mengidentifikasi strategi
dalam upaya untuk menghadapi persaingan ketat. Semakin baik
kemampuan mengelola biaya, maka semakin baik pula kualitas dan harga
produk yang ditawarkan kepada pelanggan atau konsumen.
C. Menghitung biaya dan menetapkan harga
Dalam ekonomi Islam siapapun boleh berbisnis, namun demikian, dia
tidak boleh melakukan ikhtiar, yaitu mengambil keuntungan nommal
dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.
Bersumber dari hadist dari Muslim, Ahmad, Abu Daud Dari Said bin al
Musyyab dari ma"mar bin Abdullah Al-Adawi bahwa Rasulullah saw
bersabda "tidaklah orang melakukan ikhtikar itu kecuali ia berdosa" Islam
menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan harga sekaligus
melindungi hak keduanya. Islammembolehkan bahkan mewajibkan,
pemerintah melakukan intervensi harga, bila kenaikan harga disebabkan
adanya distorsi terhadap permintaan dan penawaran kebolehan intervensi
harga antara lain karena :
a. Intervensi harga menyangkut kepentingan masyarakat yaitu melindungi
penjual dalam hal tambahan keuntungan (Profit Margin) sekaligus
melindungi pembeli dari penurunan daya beli.
b. Bila kondisi menyebabkan perlunya intervensi harga, karena jika tidak
dilakukan intervensi harga, penjual menaikan harga dengan cara
ikhtikar atau Ghaban Fan Hisy. Oleh karenanya pemerintahdituntut
proaktif dalam mengawasi harga guna menghindari adanya kedzaliman
produsen terhadap konsumen.
c. Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan
penjual mewakili kelompok masyarakat yang lebih kecil. Artinya
intervensi harga harus dilakukan secara proporsional dengan melihat
kenyataan tersebut.
Menetapkan satu harga untuk semua pembeli merupakan ide yang
dapat dikatakan modern yang muncul saat bermula nya perdagangan
eceran skala besar yang terjadi pada akhir abad ke sembilan belas karena
pada saat itu perdagangan terjadi dikarenakan penjualan dengan begitu
banyak barang dan memperhatikan banyak nya karyawan. Banyak ekonom
mengasumsikan bahwa para konsumen adalah penerima harga dan
menerima harga pada saat pertama konsumen menerimanya lalu mereka
menyadari apakah hal itu relavan atau tidak.
Lalu keputusan pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen
menganggap harga dan beberapa harga aktual saat ini yang jadi
pertimbangan bukan harga yang ditetapkan pasar. Para konsumen tentu
memliki batas bawah harga dimana harga yang lebih rendah menandakan
produk dengan kualitas yang buruk dan juga batas atas harga yang dimana
harga yang lebih tinggi dari batas itu dianggap berlebihan dan tidak sesuai
dengan uang yang dikeluarkan.
Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan
karena penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang
mutlak dari seorang pengusaha ataupun pihak perusahaan. Penetapan
harga dapat menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang
dihasilkan dan dipasarkan.
Meskipun penetapan harga merupakan hal yang penting, namun masih
banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalah
penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan,
maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta
share pasar yang dapat dicapai perusahaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulsn
Cost plus pricing merupakan metode yang digunakan untuk
menetapkan harga jual pada suatu barang maupun jasa melalui perhitungan
biaya-biaya yang dikeluarkan dan penambahan dengan mark up yang
diinginkan 2. perbedaan dalam dua pendekatan metode cost plus pricing
yaitu pada proses perhitungan melalui metode full costing dan variable
costing yaitu ada pada hasil akhir perhitungan, dimana pada metode full
costing harga jual yang lebih rendah daripada harga jual hasil dari
perhitungan metode variable costing. Namun jika ditinjau dari bagian
harga pokok produksi, perhitungan kedua metode ini besarnya sama
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Aini Nurul, Meria. 2011. Analisis Penentuan Harga Jual Perkemasan Produk
Terhadap Laba Yang Dihasilkan Pada PT. IndofoodCbp Sukses Makmur
Tbk Palembang.

Ayu S, Dyah. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Batik Mustika
Blora Berdasarkan Sistem Activity Based Costing (Studi Kasus pada
Usaha Batik Mustika Blora) Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2012.
Usaha Mikro kecil Menengah Tahun 2012. Jakarta Pusat Badan Pusat
Statistik.

Budi L. Arum. 2014. Evaluasi Penetapan Harga Pokok Produk Roti Pada Ukm

Roti Saudara Di Banyumanik. Lailia R. Mahjiatul. 2013. Analisis Penentuan


Harga Pokok Produksi Berdasarkan

Sistem Activity Based Costing Pada CV Ijen Finisha Ajibarang. Banyumas.

Nur A.Y, Ahmad. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Percetakan

Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada CV. Global Sejahtera. Sulpa,
Nadylah. 2014. Proses Penentuan Harga Jual Pada Rumah Makan Citra
Minang Di Makassar.

Wauran, Desliane, 2016. Analisis Penentuan Harga Pokok Produk Dan Penerapan
Cost Plus Pricing Method Dalam Rangka Penetapan Harga Jual Pada
Rumah Makan Soto Rusuk Ko Petrus Cabang Megamas, 4(2), 652-661.

Gayatri Winny. 2013. Penentuan Harga Jual Produk Dengan Metode Cost
PlusPricing Pada PT. Pertani (Persero) Cabang Sulawesi Utara.

http://cjournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/3 Bahri dan Rahmawaty,


2019. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan
Harga Jual Produk (Studi Empiris pada UMKM Dendeng Sapi di Banda
Aceh), Jurnal ILMIAH Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, Vol. 4, No. 2, pp.
344-358

Anda mungkin juga menyukai