Disusun Oleh :
KELAS 3A
FAKULTAS EKONOMI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis biaya, volume, laba merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP)
menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua
informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis cvp dapat menjadi
suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan
ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya.
Analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang
harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik
impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP
memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji
dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
2. Untuk Mengetahui Analisis Hubungan antara Biaya , Volume dan Laba
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu:
Agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai keberhasilan suatu
usaha. kita perlu merencanakan usahanya dengan baik. Salah satu perencanaan yang
perlu dilakukan adalah berapa banyak barang yang harus dijual agar suatu usaha tidak
mengalami kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat menggunakan
model analisis Biaya, Volume, dan Laba.
BAB II
PEMBAHASAN
y = cx – bx – a
Keterangan:
y = laba operasi
c = harga jual per satuan
x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel per satuan
a = biaya tetap
Biaya Tetap
Unit Impas =
Biaya Tetap
Unit Impas =
2.3. Analisis Biaya Volume Laba dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Analisis biaya konvensional mengasumsikan bahwa semua biaya perusahaan
dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Selanjutnya biaya diasumsikan sebagai fungsi linier dari volume penjualan.
Pembedaan biaya tetap dan variabel ini terlalu menyederhanakan masalah dan tidak
sesuai lagi dengan lingkungan manufaktur yang semakin maju (Mowen, Hansen,
2005). Karakteristik biaya produksi dalam lingkungan manufaktur maju ditandai
dengan berkurangnya unsur biaya tenaga kerja langsung dan membesarnya biaya
overhead pabrik. Di samping itu, teknologi manufaktur maju memungkinkan
perusahaan melakukan diversifikasi produk yang diproduksi dan menyebabkan
semakin besarnya proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit yang
diproduksi. Setiap produk yang diproduksi mengkonsumsi biaya overhead per unit
dengan proporsi yang berbeda-beda (Mulyadi, 2001).
Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam
kategori berdasarkan unit dan nonunit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas mengakui bahwa beberapa biaya berubah tergantung
pada jumlah unit yang diproduksi sedangkan beberapa yang
lainnya tidak. Dengan perhitungan berdasarkan aktivitas,
analisis biaya volume laba menjadi lebih bermanfaat karena
memberikan wawasan yang akurat mengenai perilakubiaya.
Persamaan biaya berbasis aktivitas adalah sebagai berikut :
jumlah unit) +
(Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya
Contoh :
Tingkat
Biaya variabel
Penggerak aktivitas Penggerak
Per unit
Aktivitas
Unit yang terjual Rp 10
Pengaturan 1000 Rp 20
Jam rekayasa 30 1000
Data lainnya:
Total bi. Tetap (konvensional) Rp 100.000,-
Total biaya tetap (ABC) Rp 50.000,-
Harga jual per unit 20
Dengan menggunakan analisis biaya volume laba, jumlah unit yang terjualuntuk
menghasilkan laba sebesar Rp 20.000,- adalah:
Jumlah Unit = (Rp 20.000,- + Rp 100.000,-)/ (Rp 20 – Rp 10)
= Rp 120.000,-/ Rp 10
= 12.000 unit
Dengan menggunakan persamaan berbasis aktivitas, jumlah unit yang harusterjual
untuk menghasilkan laba sebesar Rp 20.000,- adalah sebagai berikut:
Jumlah Unit = (Rp 20.000,+ Rp 50.000 + (Rp 1000 x 20) + (Rp 30 x 1000)/
(Rp 20 – Rp 10)
= 12.000 unit
Jumlah unit yang harus dijual sama menurut kedua pendekatan. Hal ini
dikarenakan kelompok total biaya tetap menurut perhitungan biaya konvensional terdiri
dari biaya variabel berdasarkan non unit ditambah biaya yang tetap tanpa memperhatikan
penggerak aktivitas. Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas memilah-milah
berbagai biaya variabel berdasarkan non unit. Biaya-biaya ini berhubungan dengan
tingkat tertentu dari setiap penggerak aktivitas. Selama tingkat aktivitas penggerak biaya
berdasarkan non unit tetap sama, maka hasil perhitungan konvensional dan berbasis
aktivitas akan sama.
Keunggulan analisis biaya volume laba berbasis aktivitas dibandingkan
konvensional yaitu dalam metode konvensional sebenarnya tidak semua biaya yang
semula digolongkan ke dalam biaya tetap berperilaku tetap. Biaya aktivitas produk dan
biaya pengaturan yang tidak berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas
unit digolongkan dalam pendekatan konvensional sebagai biaya tetap. Namun, dalam
pendekatan berbasis aktivitas, biaya aktivitas produk dan biaya pengaturan merupakan
biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan aktivitas yang bersangkutan
dengan biaya tersebut. Oleh karena itu, jika suatu kebijakan menyebabkan perubahan
dalam dalam biaya aktivitas produk dan biaya pengaturan, pendekatan berbasis aktivitas
mampu mencerminkan akibat perubahan biaya tersebut terhadap impas.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :
1. Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa
tersebut.
2. Harga jual produk,atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk
atau jasa yang bersangkutan.
3. Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan
suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
3.1. Kesimpulan
Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahanharga jual,
biaya dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunananggaran,
berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya
selaludihadapi oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen
memerlukan berbagai parameter. Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan
yang penting bagi manajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan
dalam poroses penyusunan anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah disusun
oleh kelompok kami bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran kepada
kami sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. LATAR BELAKANG
Coffe Shop merupakan industri yang paling prospektif di indonesia maupun di dunia. Jumlah
penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat menyebabkan kebutuhan masyarakat
indonesia terhadap kopi semakin meningkat pula. Semakin meningkatnya kebutuhan kopi tersebut,
mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat ditangkap oleh masyarakat indonesia,salah
satunya adalah bisnis Coffe Shop.
Karena tingginya kebutuhan, usaha ini menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. Bisnis ini juga
banyak diminati oleh masyarakat karena dianggap memiliki tingkat pengembalian modal yang relatif
cepat, hal ini terlihat dari semakin banyaknya jumlah usaha Coffe Shop yang berhasil dan berkembang.
Coffe Shop ini merupakan usaha yang paling populer di bidang perkopian. Di setiap kesempatan sering
sekali dijumpai aneka ragam coffe enak yang disajikan dengan tampilan yang menarik. Coffe Shop
“NEROMA” memiliki beragam menu kopi. Salah satu contoh yang kami ambil
adalah menu paling Favorite yaitu Kopi Susu Gula Aren.
2. PROFIL USAHA
Neroma Coffee tercipta pada suatu ketika dimana ada 3 orang personal yang berasal dari kampus
yang sama bertemu dalam satu` lingkup pertemanan. dan sampai suatu ketika kami bertiga karna terasa
semakin erat pertemanan, kami bertig apun berniat untuk membuat plan usaha, sesuai hobi dan keinginan
untuk belajar mengulik rasa kopi dan lalu, terciptalah nama NEROMA.
Nama neroma tersendiri berasal dari salah satu kepribadian kami bertiga "NERO" di ambil dari
Bahasa itali yang berarti "HITAM" mengapa hitam? hitam melambangkan suatu unsur warna yang cocok
dengan warna apapun, secara tidak langsung itu pun menjadi bahan persamaan dengan pergaulan kami
yang mudah berinteraksi dengan siapapun baik dari segi pergaulan maupun kasta yang bisa beradaptasi di
lower midle and upper. "MA" nama tambahan itu di ambil dari suatu kesamaan dari kami bertiga yang
mempunya sifat Marjinal dan Mandiri, dan pada akhirnya kami pun sepakat untuk mengaplikasikan nama
bisnis kami dengan nama "NEROMA.COFFEE".
Neroma Coffe merupakan usaha yang bergerak dalam bidang minuman kopi yang dibentuk pada
tahun 2020, yang berada di Jl. rancamalaka, desa hegarmanah, kec. cikarang timur, kab. bekasi, jawa barat
3. STRUKTUR USAHA
Dari keterangan di atas saya akan mendeskripsikan pekerjaan dan kemampuan mereka
masing-masing M. Raihan, selaku pemilik usaha dan kepala usaha. Bertugas untuk mengawasi dan
bertanggung jawab dalam berjalannya sebuah proses usaha. Thaufan Hirawa, bertugas Finance
(Keuangan). Angkasa Kibar, bertugas Head Barista.
4. PENGUMPULAN DATA
Data pemakaian Bahan Baku – Bulan September 2021
Jumlah
Nama Barang Pembelian / Harga/Satuan Total
Minggu
Alat Kopi 1 Rp 500.000 Rp 500.000
Mesin Press Cup 1 Rp 650.000 Rp 650.000
Dripper dan Papper filter 100 pcs Rp 500 Rp 50.000
TOTAL BIAYA BAHAN BAKU PENOLONG Rp 1.150.500
Total Biaya
No Karyawan Bagian Jumlah Total
Sebulan
1. Pembuatan Kopi 1 Rp 60.000 per hari Rp 1.800.000
2. Cashier 1 Rp 50.000 per hari Rp 1.500.000
TOTAL BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Rp 3.300.000
5. PROSES PENGHITUNGAN